Anda di halaman 1dari 2

Praktikum kali ini dilakukan percobaan Heat Exchanger Water to Water bertujuan untuk

menghitung kecepatan perpindahan panas, menghitung LMTD, menghitung UD, mengetahui


perbandingan arus aliran searah dengan berlawanan arah serta menentukan bilangan Nusselt,
Reynold dan Prandtl.

Adapun aliran yang divariasikan yaitu searah dan berlawanan arah dengan memvariasikan
laju alir massa fluida panas dan fluida dingin. Variasi tersebut dapat dilihat pada data pengamatan
yang tersedia. Temperatur yang diamati ialah T3, T6, T7 dan T0 dimana T3 sebagai temperatur
masuk fluida panas dengan T6 sebagai temperatur keluar fluida panas. Sedangkan T7 sebagai
temperatur masuk fluida dingin dengan T0 sebagai temperatur keluar fluida dingin pada aliran
searah dan T0 sebagai temperatur masuk fluida dingin dengan T7 sebagai temperatur keluar fluida
dingin pada aliran berlawanan arah.

Dari hasil praktikum variasi laju alir massa fluida panas pada aliran searah diperoleh hasil
tidak sesuai teori bahwa semakin besar laju alir massa maka nilai Qh akan semakin besar namun
yang diperoleh Qh yang nilainya turun naik (tidak stabil), hal ini terjadi pada aliran searah yang
dapat dikarenakan oleh adanya pengotor didalam pipa yang membuat proses perpindahan kalor
nya menjadi terganggu. Pengotoran ini dapat terjadi endapan dari fluida yang mengalir, juga
disebabkan oleh korosi pada komponen dari heat exchanger akibat pengaruh dari jenis fluida yang
dialirinya. Selama heat exchanger ini dioperasikan pengaruh pengotoran pasti akan terjadi.
Beberapa faktor yang dipengaruhi akibat pengotoran antara lain : Temperatur fluida, Temperatur
dinding tube, Kecepatan aliran fluida. Dilihat dari nilai LMTD semakin besar laju alir fluida panas
maka LMTD akan semakin kecil, hal ini dikarenakan semakin besar laju alir fluida panas saat laju
alir fluida dingin konstan maka akan menyebabkan semakin kecil beda temperature yang terjadi.
Dilihat dari nilai UD, seharusnya makin besar laju alir massa fluida panas maka UD akan semakin
besar karena semakin besar panas yang tersedia sehingga panas yang berpindah akan semakin
banyak. Semakin banyak panas yang berpindah menunjukkan kemampuan perpindahan panas
yang semakin besar, namun pada data yang diperoleh nilai UD tidak naik konstan tetapi naik turun
hal ini dapat disebabkan oleh faktor pengotor yang menyebabkan perpindahan panasnya
mengalami penurunan. Dilihat dari nilai Bilangan Reynold semakin besar laju alir fluida panas
akan berpengaruh pada besarnya bilangan Reynold, karena meningkatnya laju alir fluida panas
akan meningkatkan pola aliran menjadi lebih turbulen sesuai dengan Bilangan Reynold yang
diperoleh yaitu diatas 10000.

Dari hasil praktikum variasi laju alir massa fluida panas pada aliran berlawanan arah
diperoleh hasil Qh yang tidak stabil, hal dapat dikarenakan oleh adanya pengotor didalam pipa
yang membuat proses perpindahan kalor nya menjadi terganggu. Pengotoran ini dapat terjadi
endapan dari fluida yang mengalir, juga disebabkan oleh korosi pada komponen dari heat
exchanger. Dilihat dari nilai LMTD, diperoleh hasil bahwa semakin besar laju alir massa fluida
panas saat laju alir fluida dingin konstan maka akan menyebabkan semakin kecil beda temperature
yang terjadi maka nilai LMTD akan semakin kecil. Dilihat dari nilai UD, semakin besar laju alir
massa fluida panas maka besar perpindahan panasnya harus lebih besar pula, karena semakin besar
laju alir massa fluida panas maka akan semakin besar panas yang tersedia sehingga panas yang
berpindah pun akan semakin banyak. Dilihat dari nilai Bilangan Reynold, semakin besar laju alir
fluida panas maka nilai Bilangan Reynold semakin besar pula, karena meningkatnya laju alir fluida
panas akan meningkatkan pola aliran bergolak namun nilai Bilangan Reynold berkisar antara 400-
1210 maka aliran masih termasuk dalam aliran laminar.

Data untuk variasi laju alir fluida dingin dengan aliran berlawanan arah, jika dibandingkan
dengan variasi laju alir fluida panas maka berdasarkan nilai Qc juga tidak stabil, hal ini dapat
disebabkan karena saat laju alir fluida dingin diatur pada alat Heat Exchanger terlihat tidak konstan
namun naik turun maka berpengaruh pada nilai Qc. Dilihat dari nilai LMTD pada aliran
berlawanan arah lebih kecil dari aliran searah dan semakin besar laju alir massa fluida dingin maka
nilai LMTD semakin kecil. Dilihat dari nilai UD diperoleh data bahwa semakin besar laju alir
massa fluida dingin maka nilai UD akan semakin besar pula, namun pada data ke 3 nilai UD turun
dapat disebabkan oleh adanya pengotor maka perpinadahan panas keseluruhan tidak diperoleh
secara maksimal. Dilihat dari nilai Bilangan Reynold, semakin besar laju alir massa fluida dingin
maka Bilangan Reynold semakin besar dan termasuk dalam aliran transisi karena berkisar antara
2200-2800.

Anda mungkin juga menyukai