Anda di halaman 1dari 4

E.

Jenis-jenis Reaksi Redoks


Reaksi redoks terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu reaksi
penggabungan, penguraian pertukaran, dan reaksi autoredoks
(disproporsionasi).
1. Reaksi Penggabungan
Reaksi ini dapat dinyatakan dengan persamaan kimia reaksi
hipotetik:

a. Unsur + unsur  senyawa


Contoh:

S teroksidasi dan O2 tereduksi, menghasilkan SO2. Bilangan


oksidasi S bertambah dan bilangan oksidasi O berkurang.
Contoh lain:

b. Senyawa + unsur  senyawa


Contoh:

2. Reaksi Penguraian

Persamaan kimia reaksi hipotetik untuk reaksi penguraian

dapat dinyatakan sebagai:

a. Senyawa  unsur + unsur

Contoh:

b. Senyawa  senyawa + unsur


Contoh:

Bilangan oksidasi Cl turun dari +5 menjadi -1. Sebaliknya,

bilangan oksidasi O naik dari -2 menjadi 0.

3. Reaksi Pertukaran

Reaksi ini dapat dinyatakan dengan persamaan kimia reaksi

hipotetik:

Yang termasuk dalam reaksi ini adalah reaksi pertukaran

hidrogan, logam, dan halogen. Contoh:

a. Pertukaran Hidrogen

H dalam HCl diganti oleh Na menjadi NaCl.

Na teroksidasi menjadi ion Na+. Sebaliknya, ion H+ tereduksi

menjadi H2

b. Pertukaran Logam
Cu dalam Cu(NO3)2 diganti oleh Al menjadi Al(NO3)3.

Al teroksidasi menjadi Al3+ dan sebaliknya, Cu2+ tereduksi

menjadi Cu.

c. Pertukaran Halogen

Br dalam KBr diganti oleh Cl2 menjadi KCl.

Ion Br- teroksidasi menjadi Br2 dan sebaliknya, Cl2 tereduksi

menjadi ion Cl-.

4. Autoredoks (Disproporsionasi)

Reaksi autoredoks adalah reaksi redoks yang melibatkan reaksi

reduksi dan oksidasi sekaligus pada satu spesi pereaksi.


Bilangan oksidasi Cl turun dari 0 menjadi -1 (reduksi) dan sekaligus naik dari 0

menjadi +1 (oksidasi). Oleh karena itu, Cl2 mengalami reaksi autoredoks

(disproporsionasi).

Anda mungkin juga menyukai