Anda di halaman 1dari 19

REVIEW ARTIKEL

DISLIPIDEMIA : PANDUAN TERAPI UNTUK PENYAKIT KRONIS

LUH PUTU FEBRYANA LARASANTY


198402222008012008

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2014
ABSTRAK

Dislipidemia merupakan salah satu penyakit kronis yang menjadi faktor resiko untuk
penyakit kardiovaskular seperti penyakit jantung koroner dan stroke iskemik.
Manisfestasi penyakit dislipidemia yang kadang tidak menunjukkan gejala yang spesifik
kadang kala membuat penanganan penyakit ini menjadi terlambat dan terdiagnosa
apabila telah muncul penyakit komplikasi. Sebagai seorang Apoteker, pemberian
pelayanan kefarmasian untuk penyakit dislipidemia dapat menjadi salah satu upaya
dalam mencegah perkembangan penyakit ini. Pemberian terapi farmakologi pada
penyakit dislipidemia meliputi proses etiologi dari penyakit itu sendiri yaitu dari
sumber ekstrinsik dan proses intrinsik. Golongan obat yang sampai saat ini digunakan
untuk menangani penyakit dislipdemia meliputi niasin, bile acid-binding resin,
Hydroxymethylglutaryl-Coenzyme A (HMG-CoA) Reductase Inhibitors (Statin), fibrat,
ezetimibe dan minyak ikan.

Kata kunci : dislipidemia, farmakologi, nonfarmakologi, terapi


PENDAHULUAN teremulsifikasikan oleh asam empedu
menjadi micelles. Micelles akan terikat
A. Lipid pada enterosit intestinal, kemudian
Lipid plasma yaitu kolesterol, kolesterol dan sterol lainnya akan
trigliserida, fosfolipid dan asam lemak berpindah dari micelles menuju
bebas, berasal dari eksogen (diet) dan enterosit melalui sterol transporter.
dari sintesis endogen. Kolesterol dan Trigliserida yang disintesis dari asam
trigliserida adalah dua jenis lipid yang lemak yang diserap bersama dengan
relatif mempunyai makna klinis yang kolesterol dan apolipoprotein B-48
penting sehubungan dengan proses tergabung menjadi kilomikron.
aterogenesis. Karena lipid tidak larut Kilomikron kemudian akan dilepaskan
dalam plasma, lipid akan terikat pada ke sirkulasi limfatik dan akan dikonversi
protein sebagai mekanisme transpor menjadi kilomikron remnant (melalui
dalam serum. Asam lemak bebas hilangnya trigliserida), dan kemudian
ditransport dalam bentuk berikatan akan di ambil oleh reseptor LDL
dengan albumin. Trigliserida, kolesterol hepatik-terkait protein / hepatic LDL
dan fosfolipid berikatan dengan receptor-related protein (LRP). Partikel
protein, dimana ikatan ini akan remnat ini akan mensuplai kebutuhan
menghasilkan empat kelas utama kolesterol hepatik yang bersumber dari
lipoprotein, yaitu : diet. Fungsi lain dari kilomikron adalah
1. Kilomikron juga sebagai penghantar trigliserida
2. Lipoprotein densitas sangat dari diet menuju otot skelet dan
rendah / very low density jaringan adipose (Talbert, 2008).
lipoprotein (VLDL)
3. Lipoprotein densitas rendah /
low density lipoprotein (LDL)
4. Lipoprotein densitas tinggi /
high density lipoprotein (HDL)
Dari keempat kelas lipoprotein yang
ada, LDL memiliki kadar kolesterol yang
paling tinggi, kilomikron dan VLDL kaya
akan trigliserida. Kadar protein tertinggi
terdapat pada HDL (Carleton & Boldt,
1995).

B. Proses Metabolisme dan Transport Gambar 1. Struktur lipoprotein


Lipoprotein (http://www.medscape.org/viewarticle/550620_2)
Kolesterol dari makanan dan
empedu masuk ke lumen usus dan
Gambar 2. Absorpsi kolesterol intestinal dan transport
(http://www.els.net/WileyCDA/ElsArticle/refId-a0000720.html)

Hati memenuhi kebutuhan yang ditemukan pada mereka (Talbert,


kolesterolnya sebagian besar (60%) 2008).
melalui sintesis de novo dari
Asetilkoenzim A. Kecepatan sintesis
ditentukan pada langkah awal yaitu
sintesis asam mevalonic dari
hidroksimetilglutaril CoA (HMG CoA)
dengan HMG CoA reduktase sebagai
rate-limiting enzyme (gambar 3).
Pada sistem endogen, VLDL
yang kaya akan trigliserida disekresi
oleh hati dan dikonversi menjadi IDL
dan kemudian menjadi LDL yang kaya
akan ester kolesterol. Sejumlah LDL
akan masuk ke ruang subendothelial
arteri akan teroksidasi dan kemudian
akan dimakan oleh makrofag, yang
akan menjadi sel gabus (foam cells).
Kilomikron, kilomikron remnant, VLDL, Gambar 3. Biosintesis kolesterol
IDL dan LDL dapat diidentifikasi melalui (http://adc.bmj.com/content/78/2/185.full)
apoprotein primer (ApoB, ApoC, ApoE)
LPL : lipoprotein lipase LDLR : low density lipoprotein
receptors
Gambar 4. Skema sederhana sistem lipoprotein dalam transpor lipid pada manusia
(Talbert, 2008)

PENGENALAN PENYAKIT hiperlipidemia sendiri didefinisikan


sebagai peningkatan kadar plasma
A. Definisi Dislipidemia kolesterol atau trigliserida atau
Hasil penelitian menunjukan keduanya (Roy, 2011; Talbert, 2008).
bahwa resiko munculnya penyakit Sehingga jika ingin membahas penyakit
kardiovaskular berhubungan dengan yang berhubungan dengan
meningkatnya kadar kolesterol total abnormalitas lipid, lebih tepat jika
dan LDL, dimana resiko penyakit menggunakan istilah dislipidemia.
kardiovaskular akan meningkat seiring
dengan meningkatnya kadar kolesterol B. Etiologi dan Patofisiologi
total dan LDL. Nilai LDL dapat menjadi Faktor resiko terjadinya
salah satu prediktor morbiditas dan dislipidemia termasuk diantaranya
mortalitas untuk beberapa penyakit adalah diet, stress, tidak aktif secara
kardiovaskular. Peningkatan kadar fisik dan merokok. Dislipidemia dapat
kolesterol total, LDL-C atau kadar bersifat primer atau genetik dan
trigliserida, penurunan konsentrasi bersifat sekunder yang merupakan
HDL-C, atau beberapa kombinasi dari pengaruh dari suatu kondisi tertentu
abnormalitas tersebut didefinisikan atau pengaruh dari penggunaan suatu
sebagai dislipidemia. obat yang dapat meningkatkan kadar
Hiperlipoproteinemia merupakan suatu lipid plasma (tabel 1) (Talbert, 2008).
kelainan metabolik yang ditandai Gangguan abnormalitas lipid
dengan peningkatan konsentrasi apabila tidak terkontrol dapat
abnormal dari partikel lipoprotein menyebabkan mortalitas pada pasien,
spesifik pada plasma, sedangkan dimana mortalitas tertinggi muncul dari
penyakit kardiovaskular dan dapat menyebabkan perubahan
serebrovaskular (Roy, 2011). Hipotesis endotelial dan fungsi intimal,
“response-to-injury” menyatakan menyebabkan disfungsi endotelial dan
bahwa faktor resiko seperti LDL serangkaian interaksi seluler yang
teroksidasi, cedera mekanik pada berujung pada atherosklerosis (Talbert,
endotelium, homosistein yang berlebih, 2008).
serangan imunologik dan induksi infeksi
Tabel 1. Penyebab sekunder dari abnormalitas lipoprotein
Jenis Abnormalitas Penyebab Sekunder
Lipid
Hiperkolesterolemia Kondisi : Hipotiroid, Penyakit Hati Obstruktif, Sindrom
Nefrotik, Anoreksia Nervosa, Forfiria Akut
Intermitten
Obat : Progestin, Diuretik Thiazid, Glukokortikoid, Beta
Bloker, Isotretinoin, Inhibitor Protease, Siklosforin,
Mirtazapine, Sirolimus
Hipertrigliseridemia Kondisi : Obesitas, DM, Lipodistrofi, Glycogen storage disease,
Operasi bypass Ileal, Sepsis, Kehamilan, Hepatitis
akut, SLE, Monoclonal gammopathy (multiple
myeloma, lymphoma)
Obat : Alkohol, Estrogen, Isotretinoin, Beta bloker,
Glukokortikoid, Resin asam empedu, Thiazides,
Asparaginase, Interferon, Antijamur Azole,
Mirtazapine, Steroid Anabolik, Sirolimus,
Bexarotene.
Hipokolesterolemia Kondisi : Malnutrisi, Malabsorpsi, Penyakit Mieloproliferative,
Penyakit Infeksi Kronis (AIDS, TBC) Monoklonal
gammopathy, Penyakit Hati Kronis
HDL rendah Kondisi : Malnutrisi, Obesitas
Obat : non-intrinsic sympathomimic activity beta bloker,
steroid anabolik, probucol, isotretinoin, progestins

Lesi atherosklerosis diperkirakan akumulasi ApoB dan merubah uptake


muncul dari transport dan retensi dari LDL yang dimediasi reseptor pada
LDL-C plasma melalui lapisan sel dinding arteri dari yang mula-mula
endotelial menuju matriks ekstraselular reseptor LDL biasa menjadi “reseptor
pada ruang subendothelial. Sekali scavenger” yang tidak bergantung pada
berada pada dinding arteri, LDL akan kadar kolesterol dalam sel. LDL
termodifikasi secara kimia melalui teroksidasi akan meningkatkan level
oksidasi dan glikasi nonenzimatik. LDL inhibitor plasminogen (promosi
teroksidasi akan menyebabkan koagulasi), menginduksi ekspresi
penarikan monosit ke dinding arteri, endotelin (substansi vasokontriksi),
dimana monosit akan berubah menjadi menghambat ekspresi nitrit okside
makrofag. Makrofag memiliki potensi (vasodilator dan inhibitor platelet) dan
untuk mempercepat oksidasi LDL dan bersifat toksik bagi makrofag bila
sangat teroksidasi. LDL teroksidasi akan merupakan komponen yang
memprovokasi respon inflamasi yang menyebabkan endapan lemak pada
dimediasi oleh berbagai kemoatraktan dinding arteri (Talbert, 2008).
dan sitokin, yang mana kemudian dapat Abnormalitas yang muncul pada sistem
menyebabkan akumulasi masif dari vaskular akibat adanya atherosklerosis
kolesterol. Sel yang sarat kolesterol antara lain adalah penyakit jantung
disebut sel busa (foam cells) yang iskemik.

Gambar 5. Proses atherosklerosis


(http://users-phys.au.dk/jvn/Research-CABRA.htm)

C. Manifestasi Klinik dan Klasifikasi b. Tanda : tanpa sampai dengan nyeri


1. Manifestasi klinik abdomen yang parah, pankreatitis,
Manifestasi klinik dari xanthomas eruptif, polineuropati
hiperlipoproteinemia muncul karena perifer, tekanan darah tinggi,
adanya endapan lipid pada sistem indeks massa tubuh > 30 kg/m2
vaskular dan mata. Secara umum atau ukuran pinggang > 40 inci
kebanyakan pasien tidak akan (101,6 cm) pada pria atau 35 inci
menunjukan gejala tertentu untuk (88,9 cm) pada wanita.
jangka waktu yang panjang sebelum c. Tes laboratorium : Peningkatan
muncul bukti klinis. Pasien dengan kolesterol total, LDL, trigliserida,
sindrom metabolik dapat memiliki tiga apolipoprotein B, C-reactive
atau lebih presentasi klinik berikut : protein serta penurunan level HDL.
obesitas abdominal, dislipidemia Klasifikasi kadar lipid dan kolesterol
aterogenik, peningkatan tekanan dapat dilihat pada tabel 2 dan tabel
darah, resistensi insulin dengan atau 3.
tanpa intoleransi glukosa, keadaan d. Tes diagnostik lainnya :
protrombotik, atau keadaan Lipoprotein(a), homosistein, serum
proinflamatori. amiloid A, small dense LDL (pola B),
a. Gejala : tanpa sampai dengan subklasifikasi HDL, isoform
nyeri dada yang parah, palpitasi, apolipoprotein E, apolipoprotein A-
berkeringat, anxietas, nafas 1, fibrinogen, folate, titer
pendek, kehilangan kesadaran atau Chlamydia pneumoniae,
kesulitan dalam berbicara atau lipoprotein terkait fosfolipase A2,
bergerak, nyeri abdomen, omega-3 indeks. Tes diagnostik lain
kematian yang tiba-tiba. termasuk tes skrining manifestasi
penyakit vaskular (ankle-brachial (glukosa puasa, tes toleransi
index, exercise testing, magnetic glukosa oral) (Talbert, 2008).
resonance imaging) dan diabetes
Tabel 2. Klasifikasi total kolesterol, LDL, HDL kolesterol dan trigliserida
Jenis Klasifikasi
Kolesterol total
<200 Desirable
200 – 239 Borderline high
≥240 High
LDL Kolesterol
<100 Optimal
100 – 129 Near or above optimal
130 – 159 Borderline high
160 – 189 High
≥190 Very high
HDL Kolesterol
<40 Low
≥60 High
Trigliserida
<150 Normal
150 – 199 Borderline high
200 – 499 High
≥500 Very high
semua nilai dalam besaran mg/dL
HDL – high density lipoprotein; LDL – low density lipoprotein

Tabel 3. Klasifikasi level lipid pada anak dan remaja (usia < 20 tahun)
Jenis Nilai yang Nilai batas Nilai yang tidak
diharapankan (mg/dL) diinginkan
(mg/dL) (mg/dL)
Kolesterol total < 170 170 – 199 ≥ 200
LDL kolesterol < 110 110 – 129 ≥ 130
HDL kolesterol > 45 25 – 45 < 35
Trigliserida < 125 not appicable ≥ 125

2. Klasifikasi Hiperlipidemia juga dapat bersifat


Hiperlipidemia dapat idiopatik, dimana penyebabkan tidak
diklasifikasikan menjadi hiperlipidemia diketahui secara pasti. Klasifikasi
primer (familial) yang disebabkan hiperlipoproteinemia berdasarkan
abnormalitas genetik spesifik dan klasifikasi dari Fredrickson-Levy-Lees
hiperlipidemia sekunder (dapatan) yang dapat dilihat pada tabel 4. Klasifikasi ini
disebabkan oleh kondisi lain yang dapat didasarkan pada deskripsi fenotipe dari
menyebabkan perubahan lipid plasma dislipidemia (Fredrickson & Lees, 1965;
dan metabolisme protein (Tabel 1). Talbert, 2008).
Tabel 4. Klasifikasi Fredrickson-Levy-Lees dari hiperlipoproteinemia
Tipe Peningkatan Lipoprotein Perubahan Profil Lipid
I Kilomikron Peningkatan trigliserida
IIa LDL Peningkatan kolesterol
IIb LDL + VLDL Peningkatan trigliserida,
Peningkatan kolesterol
III IDL (LDL1) Peningkatan trigliserida,
Peningkatan kolesterol
IV VLDL Peningkatan trigliserida
V VLDL + kilomikron Peningkatan trigliserida,
Peningkatan kolesterol

TATALAKSANA TERAPI dalam terapi pasien hiperlipidemia,


HIPERLIPIDEMIA namun tujuan utama melakukan
perubahan gaya hidup terapetik dan
Tatalaksana terapi pada pasien terapi obat adalah untuk menurunkan
hiperlipidemia harus disesuaikan resiko terjadinya atau serangan ulang
dengan kondisi spesifik pasien. Faktor dari infark miokard. Angina, gagal
resiko tertentu (tabel 5 dan tabel 6) jantung, stroke iskemik,dan bentuk lain
pada pasien akan mempengaruhi terapi dari penyakit arteri perifer, misalnya
dan target terapi pada pasien tersebut. stenosis karotid dan aneurisma aortik
Penurunan LDL merupakan target abdominal (Talbert, 2008).
Tabel 5. Faktor resiko utama (khusus LDL kolesterol) yang mempengaruhi target LDLa
Usia
Pria ≥ 45 tahun
Wanita ≥ 55 tahun atau menopause prematur tanpa terapi penggantian estrogen
Riwayat keluarga penyakit jantung koroner prematur (didefinisikan sebagai infark
miokard atau kematian tiba-tiba sebelum umur 55 tahun pada ayah atau
hubungan kekeluargaan pria pada tingkat pertama, atau sebelum usia 65 tahun
pada ibu atau hubungan kekeluargaan wanita pada tingkat pertama)
Riwayat merokok
Hipertensi (≥140/90 mmHg atau sedang menkonsumsi obat antihipertensi)
HDL kolesterol rendah (<40 mg/dL)b
a. Diabetes dianggap memiliki resiko yang setara dengan penyakit jantung koroner
b. HDL kolesterol ≥60 mg/dL dihitung sebagai faktor resiko “negatif”; munculnya
faktor resiko ini akan menghilangkan satu faktor resiko dari total hitungan.

A. Tatalaksana Terapi Non drug therapy. Komponen perubahan


Farmakologi gaya hidup termasuk di dalamnya
Tatalaksana terapi non adalah :
farmakologi pada pasien hiperlipidemia 1. Penurunan intake lemak jenuh
perubahan gaya hidup terapetik. dan kolesterol
Perubahan gaya hidup harus dilakukan 2. Pilihan diet untuk menurunkan
oleh seluruh pasien prior to considering LDL, misalnya peningkatan
konsumsi stanol / sterol intensitas sedang selama 30
tumbuhan dan asupan serat menit perhari setiap hari dalam
3. Penurunan berat badan seminggu harus digiatkan
4. Meningkatkan aktivitas fisik :
secara umum, aktivitas fisik

Tabel 6. Target LDL kolesterol dan titik potong untuk terapi dengan perubahan gaya
hidup dan terapi obat pada kategori faktor resiko yang berbeda
Kategori resiko Target LDL Level LDL dimana Level LDL yang
(mg/dL) memulai dipertimbangkan untuk
perubahan gaya mendapatkan terapi obat
hidup (mg/dL) (mg/dL)
Resiko tinggi : PJK atau resiko < 100 ≥ 100 ≥ 100
yg setara dengan PJK (optional (<100mg/dL : boleh
(resiko 10 tahun >20%) goal <70) dipertimbangkan pemberian
a
obat)
Resiko moderat – tinggi : 2+ < 130 ≥ 130 ≥ 130
faktor resiko (100 – 129 : boleh
(resiko 10 tahun > 10% - dipertimbangkan terapi obat)
20%)
Resiko moderat : 2+ faktor < 130 ≥ 130 ≥ 160
resiko
(resiko 10 tahun < 10%)
Resiko rendah : 0 – 1b faktor < 160 ≥ 160 ≥ 190
resiko (160 – 189 : boleh
dipertimbangkan pemberian
obat penurun LDL)
a. Beberapa pihak berwenang merekomendasikan penggunaan obat penurun LDL pada kategori ini
bila LDL kolesterol < 100 mg/dL tidak bisa dicapai dengan terapi perubahan gaya hidup. Pilihan
yang lain adalah menggunakan obat yang utamanya dapat memodifikasi trigliserida dan HDL,
contohnya : golongan asam nikotinat atau fibrat. Penilaian klinik diperlukan untuk menunda
pemberian obat pada subkategori ini.
b. Kebanyakan orang dengan faktor resiko 0 – 1 memiliki resiko 10 tahun < 10%, dengan demikian
penilaian resiko 10 tahun untuk orang dengan faktor resiko 0 – 1 tidak diperlukan.

Pasien dengan penyakit jantung hipertensi harus diterapi sesuai dengan


koroner atau mereka yang memiliki panduan dari Joint National Committee
resiko tinggi harus dievaluasi sebelum VII. Banyak pasien harus diberikan
melakukan latihan yang berat. Berat percobaan selama 3 bulan (2 kali
badan dan indeks massa tubuh harus pertemuan dengan jarak tiap 6 bulan)
diukur pada tiap pertemuan dengan untuk terapi diet dan perubahan gaya
dokter, dan pola gaya hidup untuk hidup terapetik sebelum mulai
menginduksi penurunan berat badan mendapatkan terapi obat kecuali
sebesar 10% harus didiskusikan dengan pasien termasuk pasien dengan resiko
pasien obesitas. Seluruh pasien harus sangat tinggi (hiperkolesterolemia
dikonseling untuk berhenti merokok berat, penyakit jantung koroner yang
dan untuk pasien yang mengalami diketahui, resiko yang ekuivalen
dengan penyakit jantung koroner, yang kuat) (Talbert, 2008).
faktor resiko ganda, sejarah keluarga
Tabel 7. Komponen esensial dari perubahan gaya hidup terapetik (Therapeutic Lifestyle
Changes / TLC)
Komponen Rekomendasi
Nutrisi yang meningkatkan LDL Range total lemak harus berkisar antara
25 – 35% untuk kebanyakan kasus
Lemak jenuh Kurang dari 7% dari kalori total dan
menurunkan intake dari asam lemak trans
Kolesterol diet Kurang dari 200 mg/hari
Pilihan terapetik untuk penurunan LDL
Stanol/sterol tumbuhan 2 gram per hari
Meningkatkan serat viscous (soluble) 10 – 25 gram per hari
Kalori total Perhitungkan intake kalori untuk
mempertahankan berat badan yang
diharapkan dan mencegah peningkatan
berat badan
Aktivitas fisik Termasuk latihan sedang yang cukup
untuk menghilangkan paling tidak 200 kcal
perhari

B. Tatalaksana Terapi Farmakologi menurunkan produksi partikel


Terapi obat diindikasikan VLDL, menurunkan level LDL dan
setelah dilakukan perubahan gaya meningkatkan level HDL kolesterol.
hidup terapetik yang adekuat. Efek rata – rata dari dosis penuh 3
Walaupun telah banyak obat penurun – 4,5 g/hari terapi niasin adalah
lipid yang efikasius, tidak satupun yang penurunan LDL kolesterol sebesar
yang efektif untuk semua gangguan 15 – 25% dan peningkatan HDL
lipoprotein dan setiap obat memiliki kolesterol sebesar 25 – 35%. Dosis
efek samping. Berdasarkan mekanisme penuh dibutuhkan untuk
kerjanya, obat penurun lipid secara mendapatkan efek LDL, namun
umum dapat dibedakan menjadi obat efek HDL telah ditunjukan pada
yang dapat menurunkan sintesis VLDL dosis yang lebih rendah yaitu pada
dan LDL, obat yang dapat dosis 1g/hari. Niacin juga dapat
meningkatkan klirens VLDL, obat yang menurunkan trigliserida dan
meningkatkan katabolisme LDL, obat lipoprotein A dan akan
yang dapat menurunkan absorpsi meningkatkan level homosistein.
kolesterol, obat yang dapat Intoleransi terhadap niacin sering
meningkatkan HDL dan kombinasinya terjadi, hanya sekitar 50 – 60%
(Talbert, 2008). pasien yang dapat menerima dosis
1. Niacin (Nicotinic acid) penuh. Niacin dapat menyebabkan
Niacin merupakan obat flushing yang dimediasi
penurun lipid pertama yang prostaglandin yang dideskripsikan
dihubungkan dengan penurunan pasien sebagai ”hot flashes” atau
mortalitas total. Niacin pruritus dan dapat diturunkan
dengan pemberian pretreatment terjadinya penurunan level LDL
dengan aspirin (81 – 325 mg/hari) plasma. Level trigliserida dapat
atau obat NSAID lainnya. Flushing meningkat sedikit pada beberapa
juga dapat diturunkan dengan pasien yang diterapi dengan resin
memulai terapi niacin dengan dosis pengikat asam empedu, sehingga
yang sangat kecil misalnya 100 mg penggunaan obat ini harus dengan
pada waktu makan malam. Dosis peringatan pada pasien yang
kemudian dapat digandakan setiap mengalami peningkatan trigliserida
minggunya sampai dosis 1,5 g/hari dan tidak diberikan pada semua
ditoleransi. Setelah cek ulang lipid pasien dengan kadar trigliserida
darah, dosis kemudian dapat dibagi diatas 500 mg/dL. Klinisi dapat
dan ditingkatkan sampai target 3 – mengharapkan penurunan
4,5 g/hari tercapai. Niacin extended sebanyak 15-25% pada level LDL
release juga tersedia dan lebih kolesterol, dengan efek yang
ditoleransi dengan baik pada signifikan pada level HDL.
kebanyakan pasien. Niacin juga Dosis lazim dari
dapat menyebabkan eksaserbasi kolestiramin adalah 12 – 36 g resin
gout dan penyakit peptik ulcer. per hari dalam dosis terbagi
Walaupun niacin mungkin dapat dengan makanan, dicampur dalam
meningkatkan gula darah pada air atau dalam jus. Dosis kolestipol
beberapa pasien, percobaan klinik 20% lebih tinggi (tiap bungkus
menunjukan bahwa niacin aman mengandung 5 g resin). Dosis dari
digunakan pada pasien diabetik kolesevelam adalah 625 mg per
(Baron , 2006). tablet, 6 – 7 tablet per hari. Obat –
2. Bile acid-binding resin obat golongan ini dapat
Golongan resin pengikat menyebabkan gejala
asam empedu termasuk di gastrointestinal, misalnya
dalamnya adalah kolestiramin, konstipasi dan gas. Dapat
kolesevelam dan kolestipol. Terapi mengganggu absorpsi vitamin larut
dengan obat ini dapat menurunkan lemak (sehingga sangat
insidensi dari kejadian koroner complicating pada managemen
pada pria usia pertengahan pasien yang mendapatkan
sebanyak 20%, tanpa perbedaan warfarin) dan dapat juga berikatan
signifikan pada efek mortalitas dengan obat lain pada saluran
total. Resin bekerja dengan cara cerna (Baron, 2006).
mengikat asam empedu pada 3. Hydroxymethylglutaryl-Coenzyme
intestin. Mekanisme yang A (HMG-CoA) Reductase Inhibitors
bersamaan adalah penurunan (Statin)
sirkulasi enterohepatik yang HMG-CoA reductase
kemudian menyebabkan hati inhibitors termasuk di dalamnya
meningkatkan produksi asam adalah atorvastatin, fluvastatin,
empedunya, menggunakan lovstatin, pravastatin, rosuvastatin
kolesterol hepatik. Aktivitas dan simvastatin. Mekanisme obat
reseptor hepatik LDL akan golongan ini adalah dengan
meningkat, menyebabkan menghambat rate limiting enzyme
pada pembentukan kolesterol. antijamur azole) menurunkan
Obat golongan ini dapat metabolisme obat ini (Baron,
menurunkan infark mikard dan 2006).
mortalitas total pada pencegahan 4. Fibric acid derivatives
sekunder, sama halnya pada Derivat asam fibrat
pencegahan untuk pasien pria usia termasuk gemfibrozil, fenofibrat
pertengahan yang bebas penyakit dan klofibrat. Fibrat dapat
jantung koroner. Penelitian meta menurunkan sintesis dan
analisis menunjukan bahwa meningkatkan pemecahan partikel
penggunaan obat ini dapat VLDL, dengan efek sekunder pada
menurunkan resiko terjadinya level LDL dan HDL. Obat golongan
stroke. Sintesis kolesterol dapat ini menurunkan level LDL sampai
diturunkan, dengan kompensasi dengan 10 – 15% dan level
berupa peningkatan aktivitas trigliserida sampai dengan 40% dan
reseptor LDL hepatik (dengan meningkatkan level HDL sampai 15
asumsi bahwa kemudian hati dapat – 20%. Dosis lazim gemfibrozil
lebih mengambil kolesterol yang adalah 600 mg satu atau dua kali
dibutuhkan dari darah) dan terjadi sehari. Efek sampingnya termasuk
penurunan level LDL kolesterol kholelithiasis, hepatitis dan
dalam sirkulasi sampai dengan miositis. Insidensi hepatitis dan
35%. Juga terjadi peningkatan miositis dapat meningkat pada
sedang level HDL dan penurunan pasien yang juga mendapatkan
level trigliserida. obat penurun lipid lainnya. Hasil
Dosis lazim atorvastatin, penelitian klinik yang besar
10–80 mg/hari; fluvastatin, 20–40 menunjukan bahwa penggunaan
mg/hari; lovastatin, 10–80 mg/hari; klofibrat menunjukan kematian
pravastatin, 10–40 mg/hari; yang lebih tinggi secara signifikan,
rosuvastatin, 5–40 mg/hari; dan terutama karena kanker, pada
simvastatin, 5–40 mg/hari. Obat – kelompok perlakukan, sehingga
obat golongan ini biasanya sebaiknya tidak digunakan (Baron,
diberikan satu kali sehari pada saat 2006).
malam hari (dimana sebagian besar 5. Ezetimibe
sintesis kolesterol terjadi pada Ezetimibe merupakan obat
malam hari). Pada rentang dosis penurun lipid baru yang
akhir yang tinggi, dosis bagi dua mekanisme kerjanya dengan
kali sehari dapat digunakan. Efek menghambat absorpsi kolesterol
sampingnya antara lain miositis, dari diet dan bilier dengan
yang kejadiannya dapat lebih tinggi memblok penyebrangan (passage)
pada pasien yang juga melewati dinding saluran cerna.
mendapatkan fibrat atau niasin Ezetimibe dapat menurunkan LDL
bersamaan dengan statin. kolesterol antara 15 – 20% saat
Produsen merekomendasikan digunakan sebagai monoterapi dan
untuk melakukan monitoring enzim dapat membantu menurunkan
hati dan otot. Beberapa obat level LDL pada pasien yang
(eritromisin, siklosporin dan mendapatkan statin yang belum
mencapai target terapetik. Efek abnormalitas lipid yang terjadi pada
dari ezetimide pada penyakit pasien, faktor resiko, penyakit
jantung koroner dan keamanan penyerta dan kondisi klinis pasien.
jangka panjangnya belum diketahui 1. Hiperkolesterolemia primer
secara pasti. Dosis lazim ezetimide (hiperkolesterolemia familial,
adalah 10 mg/hari (Baron, 2006). hiperlipidemia familial kombinasi,
6. Suplemen minyak ikan (N-3 hiperlipoproteinemia tipe IIa),
Polyunsaturated Fatty Acids atau dapat diterapi dengan resin asam
N-3 PUFA atau Omega-3 Fatty empedu, HMG-CoA reduktase
Acids) inhibitor, niacin atau ezetimibe.
Penggunaan suplementasi Mempertimbangkan kepatuhan,
minyak ikan (ikan, minyak ikan, adverse effect, dan efektifitas
atau minyak asam linolenik tinggi) untuk pasien dengan
pada dosis rendah (1 – 2 g/hari) hiperkolesterolemia, statin
disebutkan untuk pencegahan merupakan obat pilihan karena
penyakit jantung koroner. merupakan obat penurun LDL yang
Berdasarkan bukti klinis, paling poten sebagai monoterapi
penggunaan suplemen minyak ikan dan cost effective pada pasien
pada dosis 3 – 4 gram perhari dengan penyakit arteri koroner
adalah aman dan effikasius dalam atau faktor resiko ganda dan pada
menurunkan trigliserida dan pasien pencegahan primer resiko
merupakan alternatif terhadap tinggi. Pada pasien yang tidak
fibrat atau asam nikotinat dalam respon dengan monoterapi statin,
terapi hipertrigliseridemia dapat diterapi dengan terapi
(Blackmore, dkk, 2004) kombinasi namun perlu
Tabel 8 menunjukan rangkuman efek pemantauan yang ketat karena
terapi obat penurun lipid dan dapat meningkatkan resiko efek
lipoprotein, sedangkan pada tabel 9 samping dan interaksi obat. Contoh
dapat dilihat pilihan obat yang kombinasi terapi yang rasional
direkomendasikan dalam penanganan salah satunya adalah resin pengikat
berbagai tipe hiperlipidemia. asam empedu dan lovastatin,
dimana terjadi peningkatan jumlah
C. Pilihan Terapi Farmakologi pada reseptor LDL menyebabkan
Berbagai Kondisi degradasi LDL-C yang lebih besar;
Obat penurun lipid, seperti yang sintesis intraselular kolesterol
dijelaskan sebelumnya, tidak efektif dihambat; dan siklus enterohepatik
untuk menangani semua tipe dari asam empedu diinterupsi.
abnormalitas lipid, sehingga dalam
pemilihannya perlu memperhatikan
Tabel 8. Efek terapi obat pada lipid dan lipoprotein
Obat Mekanisme Aksi Efek pada Efek pada Komentar
Lipid lipoprotein
Kolestiramin, ↑Katabolisme LDL ↓Kolesterol ↓LDL Bermasalah pada kepatuhan;
kolestipol, ↓Absorpsi ↑VLDL berikatan dengan banyak obat asam
kolesevelam kolesterol yang administrasinya bersamaan
Niacin ↓sintesis LDL dan ↓Trigliserida ↓VLDL Bermasalah dengan penerimaan
VLDL ↓Kolesterol ↓LDL pasien, bagus bila dikombinasi
↑HDL dengan resin asam empedu; niacin
extended release dapat
menyebabkan flushing yang lebih
kecil dan hepatotoksik yang lebih
kecil dibandingkan sustained release
Gemfibrozil, ↑klirens VLDL ↓Trigliserida ↓VLDL Klofibrat dapat menyebabkan
fenofibrat, klofibrat ↓sintesis VLDL ↓Kolesterol ↓LDL kolesterol gallstones; penurunan
↑HDL LDL sedang, peningkatan HDL;
gemfibrozil menghambat
glucuronidasi simvastatin,
lovastatin, atorvastatin
Lovastatin, ↑katabolisme LDL; ↓Kolesterol ↓LDL Sangat efektif pada
pravastatin, menghambat hiperkolesterolemia familial
simvastatin, sintesis LDL heterozygous dan dalam kombinasi
fluvastatin, dengan obat lainnya
atorvastatin,
rosuvastatin
Ezetimibe Memblok absorpsi ↓Kolesterol ↓LDL Adverse effects lebih sedikit; ada
kolesterol melewati efek additive dengan obat lainnya
dinding intestinal

2. Hiperlipoproteinemia kombinasi 3. Hiperlipoproteinemia tipe III dapat


(tipe IIb) dapat diterapi dengan diterapi dengan asam fibrat dan
statin, niacin atau gemfibrozil niacin. Walaupun asam fibrat telah
untuk menurunkan LDL-C tanpa dianjurkan sebagai obat pilihan
meningkatkan VLDL dan untuk tipe ini, namun kurangnya
trigliserida. Niacin merupakan obat data utama mengenai effikasinya
yang paling efektif dan dapat dalam mempengaruhi mortalitas
dikombinasikan dengan resin kardiovaskular dan sejumlah efek
pengikat asam empedu. samping serius yang telah
Penggunaan resin pengikat asam terdokumentasi dalam
empedu sebagai monoterapi untuk pemakaiannya, membuat
gangguan ini dapat meningkatkan penggunaan niacin juga dapat
VLDL dan trigliserida sehingga dipertimbangkan.
penggunaanya sebagai obat
tunggal harus dihindari.
Tabel 9. Fenotip lipoprotein dan terapi obat yang direkomendasikan
Tipe lipoprotein Obat pilihan Terapi kombinasi
I Tidak diindikasikan -
IIa Statins Niacin atau BAR
Kolestiramin atau Statin atau niacin
kolestipol Statin atau BAR
Niacin Ezetimibe
IIb Statin BAR, fibratesb, atau niacin
Fibrat Statin, niacin, BARa
Niacin Statin atau fibrates
Ezetimibe
III Fibrat Statin atau niacin
Niacin Statin atau fibrat
Ezetimibe
IV Fibrat Niacin
Niacin Fibrat
V Fibrat Niacin
Niacin Fish oils
a. Bile acid resins (BARs) tidak digunakan sebagai terapi lini pertama apabila terjadi peningkatan trigliserida
melewati baseline karena hipertrigliseridemia dapat menjadi lebih buruk pada penggunaan BAR sebagai
monoterapi
b. Fibrat termasuk gemfibrosil atau fenofibrat

4. Hipertrigliseridemia, penting untuk bentuk sediaan baru extended


diingat bahwa pola gangguan release digunakan. Fenofibrat
lipoprotein tipe I, III, IV dan V dapat dipilih dalam kombinasi
diasosiasikan dengan dengan statin karena tidak
hipertrigliseridemia. Trigliserida mengganggu glukuronidasi dan
serum yang tinggi harus diterapi meminimalkan interaksi obat
dengan mencapai berat badan potensial. Terapi yang sukses
yang diharapkan, konsumsi diet didefinisikan apabila terjadi
rendah lemak jenuh dan kolesterol, penurunan trigliserida < 500
latihan fisik yang reguler, berhenti mg/dL.
merokok dan retriksi alkohol. Obat 5. HDL-C rendah merupakan resiko
yang berguna untuk terapi prediktor bebas yang kuat
hiperkolesterolemia termasuk di terhadap penyakit jantung
dalamnya adalah gemfibrozil, koroner. Managemen yang dapat
niacin dan statin potensi tinggi dilakukan antaranya adalah reduksi
(atorvastatin, rosuvastatin, dan berat badan, meningkatkan
simvastatin). Gemfibrozil aktivitas fisik, berhenti merokok
merupakan obat pilihan pada dan apabila dibutuhkan terapi
pasien diabetes karena efek niacin obat, dapat digunakan fibrat dan
terhadap kontrol glikemik kecuali niacin. Niacin merupakan obat
yang potensial untuk peningkatan perubuhan fisiologik lainnya karena
yang paling besar dari HDL, efeknya usia menyebabkan pasien usia
lebih tampak pada bentuk sediaan lanjut lebih sensitif terhadap
reguler atau immediate release terjadinya efek samping obat
dibandingkan bentuk sediaan penurun lipid. Pasien usia lanjut
sustained release. lebih sering mengalami konstipasi
6. Diabetik dislipidemia (resin pengikat asam empedu),
dikarakterisasi dengan gangguan kulit dan mata (niacin),
hipertrigliseridemia, HDL rendah gout (niacin), gallstones (fibrat),
dan LDL meningkat sedikit. dan gangguan tulang/sendi (fibrat,
Diabetes memiliki resiko yang statin). Untuk meminimalkan
setara dengan penyakit jantung resiko efek samping, terapi harus
koroner. Target utama pada dimulai dengan dosis rendah dan
diabetik dislipidemia adalah peningkatan dosis dititrasi secara
menurunkan LDL-C < 100 mg/dL. perlahan. Karena kebanyakan
Bilamana LDL > 130 mg/dL, wanita dengan penyakit jantung
sebagian besar pasien koroner adalah usia lanjut dan
membutuhkan perubahan gaya memiliki resiko osteoporosis,
hidup terapetik dan terapi obat. mereka merupakan kandidat untuk
Apabila LDL-C berkisar antara 100 – terapi diet dengan pertimbangan
129 mg/dL, intensifkan kontrol intake kalsium yang konsisten
glikemik, pilihannya termasuk dengan pencegahan osteoporosis,
menambahkan obat untuk latihan, dan kemungkinan terapi
dislipidemia atherogenik (fibrat, penggantian estrogen. Bukti
niacin) dan mengintensifkan terapi menunjukan bahwa penggunaan
penurun LDL-C. Karena target obat penurun lipid statin dapat
utama pada pasien diabetik menurunkan resiko osteoporosis,
dislipidemia adalah LDL-C, terapi namun data dari berbagai
statin dipertimbangkan sebagai penelitian masih bertentangan.
obat pilihan pertama. 8. Wanita hamil, kolesterol dan
7. Pasien usia lanjut, trigliserida dapat meningkat pada
hiperkolesterolemia merupakan masa kehamilan, dengan rata –
faktor resiko independen terhadap rata peningkatan kolesterol 30 – 40
terjadinya penyakit jantung mg/dL yang muncul pada minggu
koroner pada pasien usia lanjut (> 36 sampai dengan 39. Trigliserida
65 tahun) sama halnya dengan dapat meningkat sampai dengan
pasien yang lebih muda. Terapi 150 mg/dL. Terapi obat tidak
obat pada pasien usia lanjut dianjurkan, ataupun dilanjutkan
prinsipnya hanya berbeda sedikit selama kehamilan. Bilamana pasien
dengan pasien yang lebih muda. memiliki resiko yang sangat tinggi,
Pasien lansia memberikan respon resin pengikat asam empedu dapat
sebaik pasien yang lebih muda dipertimbangkan karena tidak
terhadap obat penurun lipid. munculnya eksposure obat
Karena ada perubahan dalam sistemik. Terapi diet merupakan
komposisi tubuh, fungsi renal, dan terapi utama.
9. Anak – anak, terapi obat pada anak pasien sindrom nefrotik, walaupun
– anak tidak dianjurkan sampai tidak bisa mengembalikannya ke
mereka berusia 10 tahun dan lebih level normal. Statin muncul sebagai
dewasa. Statin menunjukan tingkat obat yang aman dan efektif pada
keamanan dan keefektifan pada insufisiensi renal. Koreksi
anak dan memberikan penurunan abnormalitas lipid dapat
lipid yang lebih baik dibandingkan memperbaiki hemodinamik renal,
obat penurun lipid sebelumnya dimana pravastatin dan fluvastatin
yang direkomendasikan (resin dapat lebih aman dari statin yang
pengikat asam empedu). lainnya, namun harus divalidasi
10. Penyakit seperti sindrom nefrotik, dengan penelitian yang lebih besar.
gagal ginjal tahap akhir dan Rekomendasi untuk pasien dengan
hipertensi merupakan salah satu hipertensi dan hiperkolesterolemia
resiko terjadinya dislipidemia dan termasuk didalamnya adalah
dapat menimbulkan kesulitan menghindari penggunaan obat
untuk menterapi abnormalitas yang dapat meningkatkan
lipid. Statin menunjukan kolesterol seperti diuretik dan beta
keefektifan dalam menurunkan bloker (Baron, 2006; Talbert,
kolesterol total dan LDL-C pada 2008).

PENUTUP pada pasien dislipidemia haruslah


melihat klasifikasi gangguan yang
Penyakit dislipidemia terjadi pada pasien dengan demikian
merupakan faktor resiko terhadap pemilihan obat dapat dilakukan secara
terjadinya penyakit kardiovaskular optimal. Penyesuaian dosis dan
lainnya yang mana apabila tidak monitoring diperlukan pada pasien
diterapi dengan baik akan untuk mencapai target terapi dan
meningkatkan morbiditas dan meminimalkan resiko terjadinya reaksi
mortalitas kardiovaskular. Tatalaksana obat yang tidak dikehendaki.
terapi pada penyakit dislipidemia harus
didasarkan atas etiologi dan faktor
resiko yang mendasarinya. Perubahan
gaya hidup terapetik merupakan suatu
langkah awal yang harus dilakukan
pada semua pasien hiperlipidemia baik
mereka yang merupakan kandidat
untuk mendapatkan terapi obat
maupun yang bukan kandidat untuk
mendapatkan terapi obat.
Terdapat 6 kelompok terapi
farmakologi yang dapat digunakan
untuk menterapi pasien hiperlipidemia.
Namun tidak ada 1 obatpun yang
efektif untuk menterapi semua jenis
abnormalitas. Tatalaksana terapi obat
DAFTAR PUSTAKA

Baron, R.B., 2006, Lipid Abnormalities


in Tierney,L.M., McPhee,S.J.,
Papadakis, M.A. (eds), Current
Medical Diagnosis and
Treatment, 45 Edition, McGraw-
Hill, New York.
Blackmore,J.R., Bretzke, D.R., Downs,
J.R., Fishman, R., Wendy, B.,
Fonseca, V.P., et all., 2006,
VA/DoD Clinical Practice
Guideline for the Management of
Dyslipidemia, Department of
Veterans Affairs – Department of
Defense, USA.
Carleton, P.F., Boldt, M.A., 1995,
Penyakit Aterosklerotik Koroner,
dalam Price,S.A., Wilson,L.M.
(eds) Patofisiologi : Konsep Klinis
Proses – Proses Penyakit, Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Fredrickson,D.S., Lees,R.S., 1965,
Editorial : A System for
Phenotyping
Hyperlipoproteinemia, Circulation
: Journal of American Heart
Association 1965, 31:321-327.
Roy, H., 2011, Hyperlipoproteinemia,
[Online] Sumber:
http://emedicine.medscape.com/
article/1214018-overview (09
Agustus 2011).
Talbert, R.L., 2008, Dyslipidemia in
Dipiro, J.T., Talbert,R.L., Yee,G.C.,
Matzke,
G.R.,Wells,B.G.,Posey,L.M. (eds),
Pharmacotherapy : a
Pathophysiologic Approach,
McGraw Hills, New York.

Anda mungkin juga menyukai