Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

ASIDI ALKALIMETRI
Diajukan Untuk Memenuhi Laporan Praktikum
Kimia Dasar

Dosen Pengampu :

NIA KURNIASIH, M.Sc.,Apt

SITI RAHMAH, M.Si.,Apt

Disusun Oleh :

DEWI MIRAWATI
Kelas 1B

PROGRAM STUDI D - III FARMASI


STIKes MUHAMMADIYAH CIAMIS
2019
TITRASI ASIDIMETRI DAN ALKALIMETRI

A. Titrasi Asidimetri

1. Tujuan

Untuk mengetahui kadar sampel melalui titrasi asa (asidimetri).

2. Prinsip Dasar

Asidimetri merupakan kelompok dari titrasi netralisasi. Titrasi merupakan salah


satu metode untuk menentukan konsentrasi suatu larutan dengan cara mereaksikan
sejumlah volume larutan tersebut terhadap volume larutan lain yang sudah diketahui
konsentrasinya. Larutan yang sudah diketahui disebut larutan baku.

Kadar larutan asam dilarutkan ditentukan dengan menggunakan larutan basa


yang telah diketahui kadarnya, dan begitupun sebaliknya, kadar larutan basa ditentukan
dengan menggunakan larutan asam yang diketahui kadarnya.

Asidimetri adalah titrasi untuk menentukan kadar suatu asam atau garam
menggunakan larutan standar basa. Titrasi digunakan dan dilakukan dengan cara
mengukur volume zat penitrasi (titran) yang digunakan untuk bereaksi dengan zat ditiitrasi
(titrat). Indikatornya menurut Ostwald adalah asam organik lemah atau basa organik lemah
yang warna molekulnya berbeda beda dengan warna ionnya. Titrasi asidimetri ini
dilakukan sampe dicapai titik ekivalen atau titik akhir titrasi yaitu titik dimana asam dan
basa tepat habbis bereaksi. Titi ekivalen dapat ditentukan dengan menggunakan suatu
indikator. Indikator adalah suatu senyawa organik kompleks dalam bentuk asam atau basa
yang mampu berada dalam keadaan dua macam bentuk warna yang berbeda dan dapat
saling berubah warna dari bentuk satu kebentuk yang lain pada pH tertentu.

Pada reaksi penetralan, jumlah asam harus ekivalen dengan jumlah basa. Untuk
itu perlu ditetapkan titik ekivalensi reaksi. Titik ekivalensi adalah keadaan dimana jumlah
mol asam tepat habis bereaksi dengan mol basa. Salah satu kegunaan dari netralisasi
adalah untuk menentukan konsentrasi asam basa yang tidak diketahui.
Jadi dalam proses tritasi, yaitu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
diantaranya :

1. Indikator tritasi, yaitu zat kimia lain, analit atau yang sengaja ditambahkan pada
proses titrasi untuk mengetahui ekivalen.
2. Titik ekivalen / titik akhir teroritis, yaitu saat dimana reaksi tepat berlangsung
sempurna.
3. Titik akhir titrasi, yaitu suatu peristiwa dimana indikator telah menunjukan warna
dan pada proses titrasi harus dihentikan.

3. Alat dan Bahan

A. Alat :
Buret
Erlenmayer
Pipet tetes
Timbangan
Kertas perkamen
Beker gelas
Corong
Gelas ukur

B. Bahan :
Na2CO3
Na2B4O7
Metil merah
Aquadest

4. Prosedur

A. Pembakuan Larutan Titran HCl 0,1 N

Timbang 150 mg Na2CO3 anhidrat larutkan dengan 10ml aquadest.


Tambahkan indikator metil merah sebanyak 3 tetes. Titrasi dengan HCl 0,1N
lakukan pembakuan sebanyak tiga kali. Hitung normalitas larutan.
B. Penetapan Kadar

Timbang 150mg borak (Na2B4O7) larutkan dengan 10ml aquadest.


Tambahkan indikator metil merah sebanyak tiga tetes titrasi dengan HCl 0,1N
lakukan penetapan kadar triplo (tiga kali). Hitung kadar borak.

5. Hasil dan Pembahasan

Asidimetri

HASIL

A. Data Pembakuan

Na2CO3 ( BM : ) Volume titran

Zat + kertas Kertas perkamen + HCl (ml )


Berat zat (mg)
perkamen (mg) sisa zat (mg)
A-B
A B

150 mg 0 mg 150 mg 30,9 ml


150 mg 0 mg 150 mg 32,1 ml
150 mg 0 mg 150 mg 35,2 ml

= 32,7 ml
B. Data Penetapan Kadar

Na2B4O7 ( BM : )

Zat + kertas Kertas perkamen + Volume titran


Berat zat (mg)
perkamen (mg) sisa zat (mg) HCl (ml)
A-B
A B

150 mg 0 mg 150 mg 0 ml
150 mg 0 mg 150 mg 3,2 ml
150 mg 0 mg 150 mg 0 ml

= 1,1 ml

C. Perhitungan Pembakuan

V1 . N1 = V2 . N2
32,7 . 0,1 = 10 . N2
N2 = 32,7 . 0,1
10
= 0,32

2HCl + Na2CO3 2NaCl + H2O + CO2

Mr Na2CO3 = (2x23) + (1x12) + (3x16)


= 46 + 12 + 48
= 106

BE = 53

Normalitas titran =
N1 = = 0,09

N2 = = 0.08

N3 = = 0.08

Nrata-rata = = 0,08

D. Perhitungan Kadar

Na2B4O7 . 10 H2O + 2 HCl 4B(OH) 3 + 2 NaCl + 5 H2O

Mr = Na2B4O7 . 10 H2O

= (2x23) + (4x11) + (7x16) + (10x2)

= 46 + 44 + 112 + 20

= 222

BE = 111

% Kadar =

Kadar I = x 100% = 0 %

Kadar II = x 100% = 0,18 %

Kadar III = x 100% = 0 %

Kadar rata-rata == = 0,06


PEMBAHASAN

A. Pembakuan

Reaksi yang terjadi Na2CO3 dengan HCl

HCl + Na2CO3 2 NaCl + CO2

Pada saat larutan natrium anhidrat (Na2CO3) dititrasi dengan HCl titik akhirnya
harus mengalami perubahan warna, yang tadinya kuning pekat setelah diberi indikator
metil merah ia akan berubah warna menjadi kuning pekat. Kemudian dititrasi dengan
larutan Hcl ia harus berubah warna menjadi kuning muda. Setelah dititrasi menggunakan
HCl dan memberikan perubahan warna menjadi ungu muda itu menunjukan titik akhir
titrasi.

6. Kesimpulan

1. Dari praktikum yang telah kami lakukan, kami dapat mengetahui bahwa asidi
alkalimetri merupakan reaksi netralisasi dari larutan asam basa, yang nantinya
akan mencapai titik ekivalen dimana konsentrasi asam setara atau sama dengan
konsentrasi basa
2. Setelah praktikum terlaksana kami lebih memahami dan mengerti cara pembuatan
suatu larutan serta bagaimana cara menggunakan alat-alat yang ada didalam
laboratorium juga kegunaan dari alat-alat yang kami gunakan
3. Dari praktikum yang telah kami lakukan, ditemukan hasil dari nilai atau kadar
molaritas yang termasuk juga di dalamnya kadar rata-rata dari larutan yang telah
kami buat.
B. Titrasi Alkalimetri
1. Tujuan
Untuk mengetahui kadar sampel melalu titrasi basa (alkalimetri).
2. Teori
Alkalimetri adalah pembuatan konsentrasi suatu larutan asam dengan
menggunakan larutan basa sebagai standarnya. Titrasi adalah sebbuah proses dimana
mengukur volume larutan yang terdapat dalam buret yang ditambahkan kedalam larutan
lain yang diketahu volumenya sampai terjadinya reaksi sempurna atau untuk mengukur
volume titaran yang diperlukan untuk mencapai titik ekuivalen
Titik ekuivalen adalah saat yang menunjukan bahwa ekivalen pereaksi-pereaksi
sama. Didalam prakteknya titik ekivalen sukar diamati kerna merupakan titik akhir teoritis
atau titik akhir stokiometri.
Berdasarkan reaksinya dengan pelarut asam dan basa dilelasifikasi menjadi asam
basa kuat dan lemah sehingga titrasi asam basa meliputi ;
1. Asam kuat dengan asam kuat
2. Asam kuat dengan asam lemah
3. Asam lemah dengan basa kuat
Asidimetri alkalimetri pada intinya merupakan titrasi yang berhubungan dengan
asam dan basa. Prinsipnya pun merupakan prinsip penetralan.
3. Alat dan Bahan
A. Alat :

Buret
Pipit tetes
Erlenayer
Corong
Gelas ukur
Statif dan klem
Kertas perkamen

B. Bahan :
Asam salisilat
Asam oksalat
NaOH 0,1N
Indikator Penofthalain
4. Prosedur
A. Pembakuan Larutan Titran NaOH 0,1N
Timbang seksama 150mg asam oksalat larutkan dengan 10ml aquades.
Tambahkan indikator penofthalein sebanyak 3 tetes. Titrasi menggunakan NaOH
0,1N hingga warna menjadi merah jambu. Lakuan pembakuan triplo (3 kali) hitung
normalitas larutan.
B. Penetapan Kadar
Timbang seksama 150mg asam salisilat larutkan dengan 10ml etanol 96%
dan aquades sampai larut. Tambahkan indikator penpthalein 3 tetes. Titrasi
menggunakan NaOH 0,1N hingga warna merah jambu. Lakukan penetapan kadar
triplo (3 kali).
5. Hasil dan Pembahasan

HASIL

A. Data Pembakuan

Asam Oksalat ( BM : )

Zat + kertas Kertas perkamen + Volume titran


Berat zat (mg)
perkamen (mg) sisa zat (mg) NaOH (ml )
A-B
A B

150 mg 0 mg 150 mg 7,5 ml


150 mg 0 mg 150 mg 6,5 ml
150 mg 0 mg 150 mg 9 ml

= 7,66 ml
B. Data Penetapan Kadar

Asam Salisilat ( BM : )

Zat + kertas Kertas perkamen + Volume titran


Berat zat (mg)
perkamen (mg) sisa zat (mg) NaOH (ml )
A-B
A B

150 mg 0 mg 150 mg 3,5 ml


150 mg 0 mg 150 mg 4,2 ml
150 mg 0 mg 150 mg 5,2 ml

= 4,3 ml

C. Perhitungan Pembakuan

V1 . N1 = V2 . N2
7,66 . 0,1 = 10 . N2
N2 = 7,66 . 0,1
10
= 0,07

H2C2O4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 3 H2O

Mr H2C2O4 = (2x1) + (2x12) + (4x16)


= 2 + 24 + 64
= 90

BE = = 45

Normalitas titran =
N1 = = 0,44

N2 = = 0,51

N3 = = 0,37

Nrata-rata = = 0,44

D. Perhitungan Kadar

C7H6O3 + NaOH C4H5N2O2 + H2O

Mr C7H6O3 = (7x12) + (6x1) + (3x16)

= 84 + 6 + 48

= 138

BE = = 69

% Kadar =

Kadar I = x 100% = 0,70 %

Kadar II = x 100% = 0,85 %

Kadar III = x 100% = 1,05 %

Kadar rata-rata == = 0,86 %


PEMBAHASAN

A. Pembakuan

Reaksi yang terjadi antara asam oksalat dengan NaOH

2 NaOH + H2C2O4 Na2C2O4 + 2H2O

Pada standarisai NaOH terhadap asam oksalat indikator yang digunakan menggunakan
penolftalein 1% atau saat diberi indikator warnanya belum berubah atau masih berwarna
bening, setelah dititrasi dengan NaOH sebanyak
- Percobaan pertama dititrasi dengan NaOH sebanyak 7,5 ml
- Percobaan kedua dititrasi dengan NaOH sebanyak 6,5 ml
- Percobaan ketiga dititrasi dengan NaOH sebanyak 9 ml
Setelah dititrasi dengan NaOH larutan berubah menjadi warna ungu muda. Dari hasil
praktikum didapatkan normalitasnya melalui perhitungannya adalah normalitas rata-rata
yang hasilnya 0,44

B. Penetapan Kadar

Reaksi yang terjadi antara ama salisilat dengan NaOH

C7H6O3 + NaOH C7H5O3 + H2O

Pada penetapah kadar ini asam salisilat dilarutkan dengan etanol 96%, indikator yang
digunakan yaitu penifthalein 1%. Pada saat diberi indikatornyapu larutan asam oksalat
belum mengalami perubahan warna. Namun pada saat diberi NaOH akan berubah
warnanya, menjadi warna ungu muda.
- Percobaan pertama dititrasi dengan NaOH sebanyak 3,5 ml
- Percobaan kedua dititrasi dengan NaOH sebanyak 4,2 ml
- Percobaan ketiga dititrasi dengan NaOH sebanyak 5,2 ml

6. Kesimpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan, maka dapat dilihat bahwa telah terjadi
penetralan asam dengan beratan standar basa yang disebut alkalimetri maupun
penetralan basa dengan larutan standar asam yang disebut asidimetri. Pada praktikum ini
indikatornyapun berbeda asidimetri menggunakan metil merah, dan alkalimetri
menggunakan penfthalein. Asidimetri titrannya menggunakan HCl dan alkalimetri
menggunkan NaOH.
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai