Anda di halaman 1dari 3

Pendahuluan

Samuria et al. (2018), melalui penelitiannya mengenai udang vaname (Litopenaeus


vannamei) yang diuji ketahanan tubuhnya ketika diberikan ekstrak daun mangrove dari
spesies Avicennia marina. Dalam jurnalnya ini dijelaskan bahwa Udang vaname
(Litopenaeus vannamei) merupakan salah satu spesies paling penting di Indonesia dengan
hampir semua produksi berasal dari budidaya, udang ini merupakan salah satu komoditas
ekspor yang memberikan devisa yang tinggi. sehingga budidaya udang vaname (L. vannamei)
merupakan salah satu budidaya yang paling berkembang di Indonesia.
Permasalahan yang sering terjadi di petani udang di Indonesia meliputi konflik sosial,
perubahan iklim, dan infrastruktur bukan dipandang sepele lagi, namun permasalahan yang
paling serius terkait permasalahan penyakit yang sering menyebabkan presentase budidaya
udang menurun. Penyakit pada udang dapat disebabkan dari turunnya kualitas air tambak,
serta serangan penyakit yang diakibatkan oleh bakteri/ virus yang berasal dari sisa pakan,
peralatan yang digunakan, dan egen/carrier yang berasal dari udang tersebut. Pencegahan
penyakit menggunakan antibiotik marak dilakukan pembudidaya udang, namun hal ini kerap
kali membawa dampak serius bagi manusia. Hal ini dikarenakan bahan antibiotik pada udang
dapat menimbulkan resistensi bakteri yang dapat membahayakan kesehatan manusia ketika
mengkonsumsi udang tersebut. Sehingga peningkatan sistem kekebalan tubuh dapat menjadi
metode yang paling efektif untuk mencegah penyakit pada udang.
Salah satu alternatif yaitu menggunakan Imunostimulan yang merupakan suatu bahan
alami yang dapat meningkatkan berbagai sel imun, seperti fagositik, lisozim, respiration
burst dan total sel darah putih dan sel darah merah (WBC/RBC) serta hemosit pada udang.
sejumlah besar tumbuhan tradisional terbukti dapat mencegah dan mengobati beberapa
penyakit pada ikan/udang. Salah satu tumbuhan yang dapat dimanfaatkan yaitu tumbuhan
dari spesies mangrove (A. Marina), tumbuhan ini merupakan produk alam yang memiliki
kandungan senyawa bioaktif yang telah diketahui sebagai antimikroba dan obat-obatan yang
dimanfaatkan dalam bidang kesehatan. Penggunaan daun mangrove sebagai upaya
pencegahan penyakit pada udang akibat serangan patogen merupakan salah satu alternatif
pengganti penggunaan antibiotiok.
Penelitian ini menggunakan ektrak daun A. marina dilakukan dengan menggunakan
metode maserasi. Udang vaname berukuran juvenile yang berumur 40-50 hari dengan berat
berkisar 1-3 g/ekor dengan media berupa air laut yang telah melakukan penyaringan yang
dicampur dengan air tawar hingga salinitas 20-25 ppt. Penambahan imunostimulan pada
pakan menggunakan metode repeletting. Bakteri yang digunakan dalam Challenge test adalah
bakteri Vibrio alginolyticus yang dikultur terlebih dahulu sebelum diinjeksikan ke udang uji.
Pembahasan

Kelangsungan hidup merupakan salah satu parameter utama dan kunci kesuksesan dari usaha
akuakultur. Penambahan ekstrak A. marina melalui pakan pada pemeliharaan udang vaname
diharapkan juga dapat berperan terhadap peningkatan kelangsungan hidup udang vaname.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa infeksi, total kematian dan kelangsungan hidup udang
vaname dipengaruhi oleh tingkat patogenitas bakteri yang berbeda. Tingkat kelangsungan
hidup udang pada perlakuan Kontrol dan 10 g adalah 83.3 % dan perlakuan 15; 20 g adalah
100%. Hasil SR menunjukan pengaruh yang tidak signifikan disebabkan oleh injeksi bakteri
yang diberikan dengan kepadatan 108 (CFU)/ml sebanyak 0.1 mL. Tingkat kelangsungan
hidup Perlakuan 15 g dan 20 g adalah 100%, hal tersebut diduga karena adanya peningkatan
total hemosit setelah pemberian ekstrak A. marina dapat memberikan perlindungan (bersifat
protektif) pada udang vaname yang dipelihara di wadah percobaan. Ekstrak A. marina yang
masuk ketubuh udang akan merangsang aktifitas sel-sel haemosit pada udang, sebagai upaya
untuk melawan pathogen yang masuk dalam tubuh udang selama pemeliharaan.
immunostimulan tersebut dapat meningkatkan pertahanan tubuh udang dan dapat
meningkatkan kelangsungan hidup udang hingga 86%. Harijanto (2011) menambahkan
bahwa penggunaan imunostimulan dapat meningkatkan kelulushidupan udang vaname dari
26% hingga 83%.

Penyakit vibriosis merupakan masalah yang sering menyebabkan penurunan produksi udang
vaname. Hasil pengamatan uji tantang bakteri V. alginolyticus pada udang vaname
menunjukkan adanya gejala klinis dan tingkah laku udang. Hari pertama terjadi penurunan
nafsu makan udang tetapi belum disertai gejala klinis. Pada hari kedua sudah terlihat gejala
infeksi yang terjadi seperti dilihat pada gambar, ekor udang berwarna merah, tubuh udang
terlihat pucat, usus kosong disebabkan nafsu makan menurun, karapas lunak dan terdapat
melanosis pada beberapa ekor udang. Tanda-tanda tersebut merupakan gejala klinis bahwa
udang terinfeksi bakteri vibrio.

Setelah dilakukan perlakuan udang vaname mulai menunjukkan pemulihan yang terlihat dari
gerakan berenang yang mulai stabil dan udang sudah mulai makan, pada perlakuan kontrol
gerakan berenang udang masih belum stabil dan nafsu makan masih rendah. Selanjutnya
pengamatan pada hari keempat sampai hari ketujuh, semua perlakuan menunjukkan
kesembuhan yang dapat terlihat dari gerakan berenang yang stabil dan nafsu makan yang
meningkat.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas dapat diambil bahwa penggunaan
ekstrak A. marina dapat meningkatkan kelangsungan hidup pada udang vaname dari
serangan/ infeksi bakteri V. alginolitycus.
Daftar Referensi

Samuria, S. A., Nur, I. & Hamzah, M., 2018. Pengaruh Ekstrak Daun Mangrove
(Avicennia Marina) Terhadap Ketahanan Tubuh Udang Vaname (Litopenaeus
Vannamei ). Jurnal Sains Dan Inovasi Perikanan, 2(2), pp. 49-54.

Anda mungkin juga menyukai