Anda di halaman 1dari 7

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT

KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DI RSUD DR. H. SOEWONDO KENDAL

1 2 3
Tamrin , Rista A , Irawan Yudi Saktiawan
1
Dosen Program Studi Ners STIKES Widya HusadaSemarang
2
Dosen Program Studi Ners STIKES Widya HusadaSemarang
3
Mahasiswa Program Studi Ners STIKES Widya Husada Semarang
Email : Ns.Tamrin@gmail.com
ABSTRAK

PENGARUH PEMBERIAN TERAPI OKSIGEN BERBEDA TERHADAP


PERUBAHAN SATURASI OKSIGEN PADA ASMA DI INSTALASI
GAWAT DARURAT RSUD TUGUREJO SEMARANG
xv + 72 hal + 12 tabel + 4 gambar + 9 lampiran

Latar Belakang:Penanganan asma karena penilaian serangan yang tidak tepat


berakibat pada pengobatan yang adekuat. Pengukuran saturasi oksigen indikasikan
saat kemungkinan pasien jatuh ke dalam gagal nafas dan kemudian memerlukan
penatalaksanaan yang lebih intensif. Penelitianinibertujuanmengetahuipengaruh
saturasi pada asma sebelumdansetelahdiberikanterapi oksigen berbeda
menggunakan Kanul dan Masker Non Rebreathing. Dari hasil studi pendahuluan
terdapat 64 pasien asma selama bulan November 2016.
Metode:PenelitianinimenggunakananalisaUjiWilcoxondengan
desainpenelitianyang digunakanadalahQuasy ExperimentDesign,pre-test post-
testwithnonequivalent control group. Subjek penelitianberjumlah49
respondenyang terdiri24 responden pada kelompokintervensi dengan Masker
Non Rebreathing dan25 responden pada kelompokkontrol dengan Kanul.
Hasil: Dalampenelitianinimenunjukkanadaperubahan saturasi oksigen yang
signifikan pada pasien asma setelah diberikan terapi oksigen berbeda
menggunakan Masker Non Rebreathing. Hal tersebut berdasarkan padahasil
analisisdenganujiWilcoxonpadakelompokIntervensiyang menunjukkanbahwa
taraf signifikasiyangdiperoleh datapv<0,05.
Kesimpulan:Dalampenelitianiniadalahadapengaruh pemberian terapi oksigen
berbeda terhadap perubahan saturasi oksigen pada asma di Instalasi Gawat
Darurat RSUD Tugurejo semarang
KataKunci :Terapi Oksigen, Saturasi Oksigen, Asma
DaftarPustaka :28 (2006– 2014)
PENDAHULUAN prevelansi tempat tinggal di desa dan
perkotaan sebesar 4,5% merupakan kasus
Asma merupakan penyakit jalan asma.
napas obstruktif intermiter, ireversibel Pengobatan non farmakologi
dimana trakea dan bronki berespons secara menurut Muslih (2010) dengan cara
hiperaktif terhadap stimulus tertentu pemberian penyuluhan kesehatan untuk
(Sibuea, 2009). Faktor penting dalam menghindari pencetus asma, fisioterapi,
pengelolaan asma adalah penanganan dan pemberian oksigen.
eksaserbasi dengan penilainan berat Pemenuhan kebutuhan oksigen
serangan merupakan kunci pertama dalam salah satu nya dapat diberikan melalui
penanganan serangan akut. Identifikasi terapi oksigen. Terapi oksigen adalah
pasien asma saat eksaserbasi sangat memasukkan oksigen tambahan dari luar
membantu dalam pengolahan serangan ke paru melalui saluran pernafasan dengan
asma, penggunaan sarana terapi, menggunakan alat sesuai kebutuhan
meningkatan prevalensi dan mengurangi (Dep.Kes. Rl, 2005).Pengukuran oksigen
morbiditas asma. Penanganan asma karena dalam darah bisa menggunakan dua cara
penilaian serangan yang tidak tepat yaitu dengan cara non invasif yaitu dengan
berakibat pada pengobatan yang adekuat. menggunakan oksimeter dan dengan
Pengukuran saturasi oksigen indikasikan invasif pengambilan sampel darah agar
saat kemungkinan pasien jatuh ke dalam dapat diketahui SaO2 dalam darah.
gagal nafas dan kemudian memerlukan Saturasi oksigenadalahkemampuan
penatalaksanaan yang lebih intensif hemoglobinmengikatoksigen Ditujukan
(Muslih, 2010). sebagai derajatkejenuhanatausaturasi
Hasil laporan World Health (SpO2) (Rupii).
Organization (WHO) pada tahun 2013,
Memantau jumlah kecukupan
memperkirakan100-150juta
oksigen, maka perlu dilakukan
pendudukdunia saatiniterkena
pemasangan oksimetri. Oksimeter adalah
penyakitasmadan diperkirakan
alat non-invasif yang mengukur saturasi
akanmengalami penambahan 180.000
oksigen (SaO2 ) darah arteri klien dengan
setiap tahunnya (WHO, 2013). Kemenkes
alat sensor yang dipakai pada ujung jari
RIdi Indonesia mengatakan penyakit asma
klien, atau dahi (atau sekitar tanggan atau
masuk
kaki neonatus). Oksimeter madi dapat
dalamsepuluhbesarpenyebabkesakitandank
mendeteksi hipoksemia sebelum tanda
ematian.Angkakejadianasma 80% terjadi
gejala klinis muncul, seperti warna
di negara berkembang. Berdasarkan
kehitaman pada kulit atau dasar kuku
datayang diperolehdariDinasKesehatan
(Audrey, 2009).
Provinsi Jawa
Fenomena terjadinya peningkatan
Tengah,prevalensikasusasmadi Jawa
kasus asma di beberapa daerah, salah
Tengah padatahun2012sebesar0,
satunya Provinsi Jawa Tengah sebesar
42%denganprevalensitertinggidiKota
4,3% Berdasarkan Dari hasil studi
Surakartasebesar2, 46%. Di Indonesia,
pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti
prevalensi asma menunjukkan angka
pada bulan januari 2017 di RSUD
sekitar 4,0% (Riskesdas, 2007), dan
Tugurejo Semarang melalui observasi
meningkat menjadi 4,5% Riskesdas
dengan melihat catatan Rekam Medis
(2013). Persentase tertinggi diperoleh di
pasien pada bulan November 2016
Sulawesi Tengah (7,8%) dan yang
terdapat 64 pasien Asma, pada bulan
terendah di Lampung (1,6%), sedangkan
Desember 2016 terdapat 50 pasien Asma
menurut laporan profil kesehatan Kota
di rumah sakit Tugurejo Semarang.
Semarang tahun 2013 menunjukan bahwa
Mengingat banyak sekali
kejadian penyakit asma sebesar 4,3% dari
pemberian terapi oksigen bagi pasien
jumlah penduduk dijawa tangah dengan
asma,maka peranperawatmenjadi penting. sebagaisampel penelitian.
Perawat dapat melakukan tindakan- Datayang telahdiolahkemudian
tindakanyang dapat menaikan saturasi dianalisa menggunakananalisa
oksigen pada pasien asma, misalnya univariatdananalisa bivariat.Analisa
dengan memberikan terapi oksigen bivariat dilakukan untuk menguji
dengan Masker Non variabelpenelitian menggunakanuji
Rebreathingyakniterapi oksigen dengan statistik tertentu. Uji statistik dilakukan
menghantarkan konsentrasi oksigen untuk mengujiperbedaan rata-rata
tertinggi selain intubasi atau dalamkelompokyang sama menggunakan
ventilasisebesar 95-100 persen . ujiWilcoxon testkarena
datapenelitianberdistribusitidak
METODE PENELITIAN normal(p<0,05). Uji statistikuntuk
Penelitian inimenggunakan mengujiperbedaan rata-rata antar
rancangan eksperimensemu (quasy kelompokmenggunakanujiMann
experiment) dengan desain pre-test Whitneytestkarena
post-testwithnonequivalent control group datapenelitianberdistribusi tidak normal
design. Rancangan iniberupaya untuk (p =0,000<0,05). Untuk memutuskan
mengungkapkan hubungan sebab akibat penerimaan hipotesis penelitian, peneliti
dengancara melibatkan menggunakan tingkat kesalahan 5%
kelompokkontroldisamping kelompok Dengan ketentuan sebagai berikut :
eksperimen. Pemilihan kelompok 1. Bila diperoleh
perlakuandankelompokkontrol tidak nilaip≤0,05,maka Ho ditolak
dilakukansecara acak.Pada kelompok (Ha diterima)
perlakuan dilakukanintervensi dengan 2. Bila diperoleh nilai p>0,05,
Masker Non Rebreathing, maka Ho diterima (Ha ditolak)
sedangkankelompokkontrol dilakukan
interrvensi dengan Kanul. Kedua
kelompokdilakukanpengukuran saturasi HASILDAN PEMBAHASAN
oksigenawal(pretest) dan Saturasi Oksigen Responden sebelum
akhir(posttest)yang dilakukan1(satu) hari diberi Terapi Oksigen
setelahpemberian intervensi oksigen
berbeda pada kedua kelompok .
Adapun kriteriaresponden Pre
Kelompok
dalampenelitianiniadalah sebagai berikut : Min Max Median
1. Pasien Asma yang ada di IGD Kanul 89 95 94
RSUD Tugurejo Semarang
NRM 93 99 93
2. Pasien yang menggunakan kanul
nasal danmasker non rebreathing.
3. Pasien yang bersedia untuk Berdasarkan hasil penelitian
menjadi responden. terhadap perubahan saturasi oksigen di
Populasiadalah semuapasien Instalasi Gawat Darurat RSUD Tugurejo
asmayang berada istalasi gawat darurat Semarang sebelum diberikan intervensi
RSUD Tugurejo Semarang,tekniksampling atau perlakuan pemberian terapi oksigen
dalam penelitianiniadalahConsecutif berbeda (terapi oksigen menggunakan
sampling yaitu pemilihan sampel dengan Masker Non Rebreathingdan Kanul telah
menetapkan subjek yang memenuhi kriteria ditemukan hasil bahwa tingkat saturasi
penelitian dimasukkan dalam penelitian oksigen sebelum diberikan intervensi atau
sampai kurun waktu tertentu, sehingga perlakuan dengan Masker Non
jumlah responden dapat terpenuhi.. Rebreathingsebanyak 24 orang dengan
Sehinggadidapatkan sebanyak49 responden median (93%) dan saturasi oksigen
kelompok intervensi dengan menggunakan Masker Non Rebreathingada
Kanul sebanyak 25 orang dengan median perubahanmediansecarastatistikbermakna(
(94%). p=0,000<0,05). Hasil
Hasil penelitian yang hampir sama implementasimenunjukkan, bahwa
didapatkan oleh marhana (2010), yang terdapat Pengaruh dalam saturasi oksigen
menunjukkna bahwa rata-rata saturasi pada asma
oksigen perkutan pasien dengan serangan sebelumdansetelahdiberikanterapi Oksigen
asma didapatkan sebesar 92%. diperkuat dengan Kanul dan Masker Non Reabriting
juga oleh penelitian yanda (2008), yang di Instalasi Gawat darurat RSUD Tugurejo
mendapatkan saturasi oksigen pada pasien Semarang.
asma dengan eksasaerbasi akut berkisaran Hasilanalisisdeskriptif rerata
92-95%. tersebutmenunjukkan bahwa saturasi
Saturasi Oksigen Responden Setelah oksigen pada pasien asma di Instalasi
diberi Terapi Oksigen Gawat Darurat RSUD Tugurejo Semarang
sebelum mendapatkan terapi oksigen rata-
rata termasuk dalam kategori tidak
Post normal.Dilihatdarihasil observasi selama
Kelompok
Min Max Median penelitian di Instalasi Gawat Darurat
Kanul 95 99 97 RSUD Tugurejo Semarang kebanyakan
NRM 94 99 97 responden pekerja pabrik yang dimana
terdapat penyebab asma. Hal ini sesuai
dengan pendapat Kimberly (2011) bahwa
Dapat diketahui pada pengukurankedua
penyakit asma disebabkan karena berbagai
(posttest) didapatkanbahwa kedua
faktor pencetus yang dapat menyebabkan
kelompokmengalamipeningkatan
asma baik dikarenakan sensitivitas
meansaturasi oksigen setelah diberikan
terhadap allergen external spesifik atau
terapi oksigen. Kelompok control
akibat faktor internal, nonalergenik baik
menggunakan kanul mengalami kenaikan
penyebab ekstrinsik antara lain serbuk,
mean dari sebelum diberikan intervensi
kulit, debu, bantal kapuk, bahan yang
Mediannya 94% sedangkan setelah terapi
sensitive lainnya adapun penyebab
oksigen menggunakan kanul
intrinsiknya antara lain stress emosional
mendapatkan rata-rata saturasi oksigen
dan faktor genetik.
sebesar 97% sedangkan kelompok
Pada gangguan pernafasan akan
intervensi menggunakan Masker Non
berpengaruh terhadap kebutuhan oksigen
Rebreathing sebelum mendapatkan terapi
seseorang. Ini dapat mempengaruhi fungsi
oksigen mengalami mean dari 93% dan
pernafasannya atara lain penurunan
setelah mendapatkan intervensi rata-rata
kapasitas angkut O2. Secara fisiologis, daya
saturasi oksigennya 97%yang
angkut hemoglobin untuk membawa O2 ke
berartiterjadi perubahan saturasi dari
jaringan adalah 97%. Akan tetapi nilai
kurang dari 95% menjadi lebih dari 95%.
tersebut dapat berubah sewaktu-waktu
Haltersebutdapatterjadipada
apabila terdapat gangguan pada tubuh,
kelompokintervensi dengan Kanulberbeda
Penurunan konsentrasi O2 inspirasi dapat
padakelompok intervensi yang
terjadi akibat penggunaan alat terapi
menggunakan Masker Non Rebreathing.
pernafasan dan penurunan kadar O2
Secara statistikada
lingkungan, hipovolemia ini disebabkan
perbedaanmeansebelum(pre test)
oleh penurunan volume sirkulasi darah
danmeansetelah (posttest) pada
akibat kehilangan cairan ekstraseluler yang
kelompokkontrol dengan menggunakan
berlebih, peningkatan laju metabolik dapat
kanul (p=0,002< 0,05).Sedangkanpada
terjadi pada kasus infeksi dan demam yang
kelompokintervensi dengan menggunakan
terus menerus mengakibatkan peningkatan
laju metabolik dan kondisi lainnya Z -4,440
(Mubarak, Wahit Iqbal dkk ,2015). Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
Perlakuanyang
diberikankepadakelompokintervensiberup a. Grouping Variable: kelompok
a terapi oksigen menggunakan Masker
Non Rebreathingdan Berdasarkan hasilpenelitian
Kanul.Terapimenggunakan Masker Non diketahuibahwa padakelompok kontrol
Rebreathingtermasuk teknik pemberian dengan kanulsecara deskriptifada
oksigen, merupakan salah satu bentuk perubahanmeansaturasi oksigen dari
terapi oksigen yang menghantarkan 94,6400menjadi 96,8800. Secara
konsentrasi oksigen tertinggi selain statistikada perbedaanmeansebelum (pre
intubasi atau ventilasi mekanis (yaitu 95- test) danmean setelah (post test)pada
100 persen, dengan aliran 8-12 L/ mnt). kelompok kanul (p=0,002<0,05).
Dengan menggunakan masker ini, klien Sedangkan padakelompok intervensisecara
hanya bernapas dengan gas yang deskreptifterjadi perubahanmean
bersumber dari kantong. Katup satu arah dari92,8333 menjadi 96,9167dan pada
pada masker dan di antara kantong perubahanmeansecara statistik bermakna
reservoir dan masker mencegah udara (p=0,000<0,05).Hasil
ruangan dan udara yang diekshalasikan implementasimenunjukkan,bahwa terdapat
klien masuk ke kantong sedangkan Kanul perbedaan saturasi oksigen sebelum dan
merupakan aliran rendah yang murah dan setelah diberikan terapi Oksigen berbeda
paling sering digunakan untuk diinstalasi gawat darurat RSUD Tugurejo
menghantarkan oksigen. Kanula Semarang.
memiliki selang yang dipasang di sekitar Terjadinya perubahan saturasi
wajah, dengan cabang selang sepanjang oksigenkarenadipengaruhi oleh terapi
0,6-1,3 cm dimasukkan ke dalam lubang padakelompok intervensi Kanul dan
hidung. Satu sisi selang dihubungkan ke Masker Non Reabithing Perlakuanyang
selang oksigen dan suplai oksigen. diberikankepadakelompokintervensiberupa
Kanula biasanya difiksasi dengan terapi oksigen menggunakan Masker Non
menggunakan plester elastis di sekitar Rebreathing dan Kanul.Terapi
kepala klien atau di bawah dagu. Selama menggunakan Masker Non Rebreathing
jalan napas nasal tetap paten, kanula dapat termasuk teknik pemberian oksigen,
menghantarkan oksigen secara adekuat, merupakan salah satu bentuk terapi
bahkan pada klien yang terutama oksigen yang menghantarkan konsentrasi
bernapas dengan menggunakan mulut. oksigen tertinggi selain intubasi atau
Kanula nasal menghantarkan oksigen ventilasi mekanis(yaitu 95-100 persen,
berkonsentrasi relatif rendah (24-44 dengan aliran 8-12 L/ mnt). Dengan
persen) dengan kecepatan aliran 2-6 menggunakan masker ini, klien hanya
L/mnt. Akan tetapi, bila aliran oksigen di bernapas dengan gas yang bersumber dari
atas 6 l/mnt, ada kemungkinan klien kantong. Katup satu arah pada masker dan
menelan udara dan mukosa faring serta di antara kantong reservoir dan masker
nasal menjadi teriritasi. Selain itu, FiO2 mencegah udara ruangan dan udara yang
tidak meningkat. (Andarmoyo, 2011). diekshalasikan klien masuk ke kantong
sedangkan Kanul merupakan aliran rendah
Perbandingan Saturasi Oksigen yang murah dan paling sering digunakan
untuk menghantarkan oksigen. Kanula
memiliki selang yang dipasang di sekitar
hasil wajah, dengan cabang selang sepanjang
Mann-Whitney U 87,000 0,6-1,3 cm dimasukkan ke dalam lubang
Wilcoxon W 412,000 hidung. Satu sisi selang dihubungkan ke
selang oksigen dan suplai oksigen. Kanula terhadap pemberian terapi oksigen
biasanya difiksasi dengan menggunakan dengan menggunakan Masker Non
plester elastis di sekitar kepala klien atau di Rebreathing dengan kanul pada asma
bawah dagu. Selama jalan napas nasal tetap di Instalsi Gawat Darurat RSUD
paten, kanula dapat menghantarkan Tugurejo Semarang dengan hasil p
oksigen secara adekuat, bahkan pada klien value 0,000 (p<0,05).
yang terutama bernapas dengan Adapun saran dari peneliti buat pasien
menggunakan mulut.Kanula nasal asma di RSUD Tugurejo Tepatnya Ruang
menghantarkan oksigen berkonsentrasi Instalasi Gawat darurat lebih baik
relatif rendah(24-44 persen) dengan menggunakan terapi oksigen dengan
kecepatan aliran 2-6 L/mnt. menggunakan Masker Non Rebreathing
Hasilpenelitianinisesuai dengan dibandingkan dengan menggunakan
hasilpenelitain yang dilakukan oleh Werdi Kanul dikarenakan menggunakan Masker
(2013) yang menunjukkan hasil penelitian Non Reabriting pemberian oksigen lebih
didapatkan hasil adanya hubungan berarti lebih cepat dan efisien untuk menaikkan
perkutan saturasi oksigen dengan serangan kadar saturasi oksigen pada tubuh.
asma dengan ( p<0,05 ) Hendrizal
(2013)yang DAFTAR PUSTAKA
menunjukkanhasilpenelitiandidapatkan Andarmoyo, sulistyo. (2012).
perbedaan bermakna tekanan parsial CO2 Kebutuhan Dasar
darah sebelum dan setelah terapi Manusia (Oksigenasi)
oksigenmenggunakanNRM. Konsep, Proses dan
SIMPULAN Praktik Keperawatan.
Berdasarkanhasilpenelitianyangtelahdiura Yogjakarta: Graha Ilmu
ikan,dapatdisimpulkan bahwa: Badan Penelitian Dan
1. Sebelum dan sesudah Pengembangan Kesehatan
mendapatkanterapiOksigen Kemenkes RI (2013).
berbedamedian saturasi oksigen pada HasilRisetkesehatan dasar
.www.labdata.depkes.go.id
asma di kelompokintervensi dengan
diakses pada tanggal 17
Masker Non Rebreathingterjadi Desembar 2016.
perubahansaturasi oksigendari Badan Penelitian Dan
93%menjadi97%, Pengembangan Kesehatan
2. Sebelum dan sesudah Kemenkes RI . (2007).
mendapatkanterapiOksigen Risetkesehatan dasar
berbedamedian saturasi oksigen pada .www.terbitan.litbang.depke
asma di kelompokIntervensi dengan s.go.id diakses pada tanggal
Kanul mengalami perubahan dari 20 Desember 2016.
94%menjadi97%. Berman, audrey, Dkk. (2009).
3. Terdapatpengaruhsaturasi oksigen Buku Ajar Praktik
padakelompok intervensi Keperawatan Klinis Edisi
yangtelahdiberikanterapi Oksigen 5. Jakarta: EGC
menggunakan Masker Non Departemen Kesehatan RI.
Rebreathing dengan p value 0,000 (p (2005). Standar pelayanan
<0,05). Keperawatan di ICU
4. Terdapat pengaruh saturasi oksigen Marhana, I. A, (2010), Korelasi
pada kelompok intervensi yeng telah Saturasi Oksigen Perkutan
diberikan terapi Oksigen Dengan Parameter
menggunakan Kanul dengan p value Derajat
0.002 (p<0,05) Keparahan(Severrity)
5. Terdapat perbedaan saturasi oksigen Pada Asma Eksaserbasi
Berdasarkan Kriteria Sibuea.Herdin, Dkk. (2009).
Global initiative Of Ilmu Penyakit Dalam.
Ashma. Jakarta: Majalah Jakarta: PT Asdi
Kedokteran Respirasi Vol Mahasatya.
1. No 3 Yanda, S., (2008),
Mubarak, Wahit Iqbal dkk Perbandingan Nilai
(2015). Buku Ajar Ilmu Saturasi Oksigen Pulse
Keperawatan Dasar. Oximetry Dengan Analisa
Jakarta: Salemba Medika Gas Darah Arteri Pada
Muslih. (2010). Keperawatan Neonatus Yang Dirawat
Gawat Darurat Pls Di Unit Perawatan
Contoh Askep Dengan Intensif Anak. Available,
Pendekatan Nanda, Nicn (online),
Noc. Yogjakarta : Nuha http://repository.usu.ac.id/
Medika handle, pada 24 juli 2017
Rupii. Kumpulan Makalah
PPGD Bagi Perawat.
RSUP Kariadi Semarang

Anda mungkin juga menyukai