Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Tahap Perkembangan Usia Lanjut

Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas praktikum mata kuliah keperawatan keluarga

Disusun oleh :

Nama : Wina Winingsih

NPM : 220110150094

Fakultas keperawatan

Universitas Padjadjaran

2017
Keluarga Dengan Tahap Perkembangan Usia Lanjut

A. Konsep Keluarga
1. Definisi Keluarga
Keluarga didefinisikan dalam berbagai cara. Definisi keluarga berbeda-beda,
tergantung kepada orientasi teoritis “pendefinisi” yaitu dengan menggunakan
menjelaskan yang penulis cari untuk menghubungkan keluarga. Misal para penulis
mengikuti orientasi teoritis interaksionalis keluarga, memandang keluarga sebagai
suatu arena berlangsungnya suatu interaksi kepribadian, dengan demikian
menekankan karakteristik transaksi dinamika. Para penulis yang mendukung suatu
perspektif sistem-sistem sosial terbuka ukuran kecil yang terdiri dari seperangkat
bagian yang sangat tergantung sama lain dan dipengaruhi oleh struktur internal
dan sistem-sistem yang ekstrem (Friedman, 1998).
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing
yang merupakan bagian dari keluarga (Friedman, 1998).

2. Tipe dan Bentuk Keluarga ?


Pembagian tipe keluarga bergantung pada konteks keilmuwan dan orang yang
mengelompokkan menurut (Murwani, 2007) tipe keluarga ada 6 yaitu :
a. Keluarga inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang hanya terdiri dari ayah,
ibu dan anak yang diperoleh dari keturunan atau adopsi atau keduanya.
b. Keluarga besar (Extented Family) adalah keluarga inti ditambah anggota
keluarga yang lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakek, nenek,
paman, bibi).
c. Keluarga berantai (Serial Family), adalah keluarga yang terdiri dari wanita
dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
d. Keluarga duda/janda (Single famili), adalah keluarga yang terjadi karena
perceraian/kematian.
e. Keluarga berkomposisi (Composite Family), adalah keluarga yang
perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.
f. Keluarga kabitas (Cahabitation Family), adalah dua orang menjadi satu tanpa
pernikahan membentuk satu keluarga.
3. Peran Keluarga ?
a. Peran formal keluarga menurut (Murwani, 2007) antara lain:
1. Peran parental dan perkawinan
Ada delapan peran dasar yang membentuk posisi sosial sebagai suami
ayah dan istri-ibu antara lain yaitu, Peran sebagai provider (penyedia), Peran
sebagai rumah tangga, Peran perawat anak, Peran perawatan anak, Peran
rekreasi, Peran persaudaraan/kinship (memelihara hubungan keluarga paternal
dan maternal), Peran terapeutik (Memenuhi kebutuhan afektif pasangan),
Peran seksual.
2. Peran perkawinan
Kebutuhan bagi pasangan memelihara suatu hubungan perkawinan yang
kokoh itu sangat penting. Anak-anak terutama dapat mempengaruhi
membentuk suatu koalisi dengan anak. Memelihara suatu hubungan
perkawinan yang memuaskan merupakan salah satu tugas perkembangan yang
vital dari keluarga.
b. Peran Informal
1. Pengharmonis : Menengahi perbedaan yang terdapat di anatara para anggota,
menghibur dan menyatukan kembali perbedaan pendapat.
2. Insiator-kontributor : mengemukakan dan mengajukan ide-ide baru atau cara-
cara mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan kelompok.
3. Pendamai : merupakan salah satu dari bagian dari konflik dan ketidak
sepakatan, pendamai menyatakan kesalahannya, atau menawarkan
penyelesaian “setengah jalan”.
4. Perawat keluarga : Orang yang terpanggil untuk merawat dan mengasuh
anggota keluarga lain yang membutuhkannya.
5. Koordinator keluarga : Mengorganisasi dan merencanakan kegiatan-kegiatan
keluarga, berfungsi mengangkat keterikatan/keakraban.

3. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga menurut Friedman (1998) antara lain :
a. Fungsi Afektif (The affective function) adalah fungsi keluarga yang utama
untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga
berhubungan dengan orang lain.
b. Fungsi Sosialisasi dan penempatan social (sosialisation and social placement
fungtion) adalah fungsi pengembangan dan tempat melatih anak untuk
berkehidupan social sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan
orang lain di luar rumah.
c. Fungsi Reproduksi (reproductive function) adalah fungsi untuk
mempertahankan generasi menjadi kelangsungan keluarga.
d. Fungsi Ekonomi (the economic function) adalah untuk memenuhi kebutuhan
keluarga secara ekonomi dan tempat untuk 12 mengembangkan kemampuan
individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
e. Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (the healty care function)
adalah untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap
memiliki produktivitas tinggi.

4. Tugas Kesehatan Keluarga


Tugas kesehatan keluarga menurut (Friedman, 1998) yaitu :
a. Mengenal masalah kesehatan
Megenal masalah kesehatan dalam mengenal masalah kesehatan nyeri sendi
karena kurangnya pengetahuan tentang nyeri sendi dan rasa takut akibat
masalah yang di ketahui.
b. Ketidak mampuan keluarga dalam mengambil keputusan disebabkan oleh
tidak memahami mengeni sifat, berat, dan luasnya masalah, maslah tidak
begitu menonjol dan tidak sanggup memcahkan masalah kurang pengetahuan
tentang nyeri sendi.
c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit. Ketidak mampuan
keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit nyeri sendi di karenakan
oleh ketidak mampuan tentang penyakit, misal penyebab, gejala, penyebaran,
dan perawatan penyakit.
d. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat
Dikarenakan oleh keluarga dapat melihat keuntungan dan manfaat
pemeliharaan lingkungan rumah, dan ketidak tahuan tentang usaha penyakit
nyeri sendi.
e. Mempertahankan hubungan dengan (menggunakan) fasilitas kesehatan
masyarakat. Ketidak mampuan keluarga menggunakan sumber di masyarakat
guna memelihara kesehatan di sebabkan keluarga tidak memahami
keuntungan yang di peroleh dan tidak ada dukungan dari masyarakat.
B. Konsep Lansia
1. Pengertian Lansia
Menurut Undang-Undang No. 13/ tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia
menyatakan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60
tahun ke atas. Sementara itu WHO menyatakan bahwa lanjut usia meliputi usia
pertengahan yaitu kelompok usia 45-59 tahun. Menua (manjadi tua) adalah suatu
proses menghilangnya secara perlahanlahan kemampuan jaringan untuk
memperbaiki diri/mengganti dan Universitas Sumatera Utara mempertahankan
fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki
kerusakan yang diderita (Nugroho, 2008).

a. Batasan-batasan lansia
Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), ada empat tahap :
a. Usia pertengahan (middle age) : 45 – 59 tahun
b. Lanjut usia (elderly) : 60 – 74 tahun
c. Lanjut usia (tua (old) : 75 – 90 tahun
d. Usia sangat tua (very old) : diatas 90 tahun

b. Teori Menua
Teori – teori yang mendukung terjadinya proses penuaan, antara lain:
1. Teori Biologis
a. Teori Genetik Lock
Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk spesies
– spesies tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia
yang diprogram oleh molekul. Molekul DNA dan setiap sel pada saatnya
akan mengalami mutasi, sebagai contoh yang khas adalah mutasi dari sel –
sel kelamin (terjadi penurunan kemampuan fungsi sel) (Maryam dkk,
2008).
b. Immunology Slow Theory
Menurut teori ini, sistem imun menjadi efektif dengan bertambahnya
usia dan masuknya virus kedalam tubuh yang dapat menyebabkan
kerusakan organ tubuh (Maryam dkk, 2008).
c. Teori Stress
Teori stress mengungkapkan menua terjadi akibat hilangnya sel –
selnya yang biasa digunakan tubuh. Regenerasi jaringan tidak dapat
mempertahankan kestabilan lingkungan internal, kelebihan usaha, dan
stress yang menyebabkan sel – sel tubuh lelah terpakai (Maryam dkk,
2008).
d. Teori Radikal Bebas
Radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas, tidak stabilnya radikal
bebas (kelompok atom) mengakibatkan oksidasi oksigen bahan – bahan
organik seperti karbohidrat dan protein. Radikal ini menyebabkan sel – sel
tidak dapat melakukan regenerasi (Maryam dkk, 2008).
e. Teori Rantai Silang
Pada teori ini, diungkapkan bahwa reaksi kimia sel – sel yang tua atau
usang menyebabkan ikatan yang kuat, khususnya jaringan kolagen. Ikatan
ini menyebabkan kurangnya elastisitas, kekacauan dan hilangnya fungsi
sel (Maryam dkk, 2008).

C. Tahap Perkembangan Keluarga Usia Lanjut


1. Tugas Perkembangan Keluarga Dengan Usia Lanjut

Tugas perkembangan keluarga dengan lansia merupakan bagian dari teori


perkembangan keluarga. Menurut Kaakinen, Duff, Cehlo, dan Hanson (2010),
Duvall mendeskripsikan teori perkembangan keluarga dari waktu ke waktu untuk
menggambarkan tahapan keluarga kemudian menekankan pada tugas
perkembangan anggota keluarga secara keseluruhan. Pada perkembangan keluarga
dengan orang lanjut usia memiliki tugas utama ialah menjaga hubungan dekat
diantara kerabat. Tidak hanya itu, tugas lain adalah menjaga kondisi kesehatan,
menjaga keutuhan tempat tinggal, serta menerima kehilangan orang-orang yang
dicintainya (Kaakinen, Duff, Cehlo, dan Hanson, 2010)

Terdapat beberapa tugas perkembangan keluarga dengan lansia menurut


Friedman, Bowden dan Jones (2003) ialah:

a. Mempertahankan sebuah peraturan dalam kehidupan yang memuaskan.


Tujuan dari menerapkan peraturan yang sesuai untuk menjadikan kehidupan
lebih bermanfaatbagi dirinya dan anggota keluarga lainnya. Peraturan yang
diterapkan menjadi sangat penting bagi lansia untuk meningkatkan rasa
integritas bagi kehidupan yang memuaskan.
b. Menyesuaikan diri dengan keadaan bahwa pendapatan untuk kehidupan
menjadi berkurang. Seorang lanjut usia akan mengalami pensiun sehingga
menyebabkan penurunan pendapatan bagi dirinya. Kondisi ini dapat
disesuaikan dengan kebutuhan hidup yang bersifat penting dengan bagi
kehidupan seorang lansia.
c. Menjaga hubungan pernikahan. Tujuannya untuk mempertahankan
kesejahteraan hidup dengan pasangannya.
d. Menyesuaikan diri akan kehilangan pasangannya. Transendensi ego
merupakan penerimaan terhadap kehilangan dari orang yang dicintainya.
e. Mempertahankan silsilah keluarga atau ikatan keluarga dari setiap
generasi.Tujuannya untuk meningkatkan hubungan yang akrab diantara
anggota keluarga. Hal ini akan meningkatkan kesejahteraan hidup bagi
seorang lanjut usia ketika sedang berkumpul bersama keluarga.
f. Mempertahankan eksistensi di usia lanjut. Perubahan masa transisi yang
terjadi padaseorang lansia membuatnya tetap mempertahankan keberadaannya
di dalam keluarga. Tujuannya untuk meningkatkan integritas diri yang baik.

Tugas-tugas perkembangan keluarga dengan lanjut usia memiliki peran


penting bagi seorag lanjut usia dalam membantu meningkatkan kesejahteraan
hidupnya. Dengan kemampuan yang dimiliki seorang lanjut usia, peran anggota
lain untuk mempertahankan integritas diri yang baik bagi setiap individu lanjut
usia.

Anda mungkin juga menyukai