Anda di halaman 1dari 8

ejoural Keperawatan (e-Kp) Volume 3.

Nomor 2 Mei 2015

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN CARING


PERAWAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT MEDIK
PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO

Robot Angelina
Lucky Kumaat
Mulyadi

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran


Universitas Sam Ratulangi
Email : Angelinarobot28@gmail.com

Abstract : Workload is a nurse in the body’s ability to accept responsibility for doing a job.
Carng is the attitude/actions given the nurse to patient in the form of physical care in
attention to emotions, as well as improve safety and patient safety.The Method of this
research is survey analytical with cross sectional. Sampling technique uses total sampling.
The samples are 30 respondents. Technique of data analysis is done with univariat and
bivariat analysis using chi square test on a computer program. From The results of this
research, it is gained the value of ρ= 0.025 which shows that ρ value is smaller than the value
of α =0,05. The conclution of this research that there is a relation workload nurse with
caring nurse. The recommendation to increase the number of executive nurse can work in
emergency installation.
Keywords : Workload nurse ,Caring nurse, Emergency Room

Abstrak : Beban kerja perawat adalah kemampuan tubuh seorang perawat dalam menerima
tanggung jawab untuk mengerjakan suatu pekerjaan. Caring perawat adalah sikap/tindakan
yang diberikan perawat kepada pasien berbentuk asuhan fisik dalam memperhatikan emosi,
serta meningkatkan rasa aman dan keselamatan pasien. Tujuan Penelitian untuk mengetahui
apakah terdapat hubungan antara beban kerja perawat dengan caring perawat di Instalasi
Gawat Darurat Medik Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Desain Penelitian ini menggunakan
survei analitik cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling.
Sampel 30 responden. Teknik analisa data dilakukan dengan analisis univariat dan bivariat
menggunakan uji chi square pada program computer. Hasil penelitian diperoleh nilai ρ=
0.025 yang menunjukan bahwa nilai ρ lebih kecil dari nilai α =0,05. Kesimpulan penelitian
ini yaitu terdapat hubungan beban kerja perawat dengan caring perawat. Rekomendasi untuk
menambah jumlah perawat pelaksana yang bekerja di instalasi gawat darurat medik.

Kata Kunci: Beban Kerja, Caring Perawat, Instalasi Gawat Darurat

PENDAHULUAN dan kesehatan pasien, serta mempunyai


Rumah sakit merupakan institusi fungsi sosial (UU RI Nomor 44, 2009).
pelayanan kesehatan yang bertugas Rumah Sakit sebagai institusi
menyelenggarakan pelayanan kesehatan pelayanan kesehatan mengalami fenomena
perorangan secara paripurna yang meningkatnya tuntutan dugaan malpraktek.
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat Tahun 1999 The Institute of Medicine
jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit (IOM) dalam laporannya tentang kejadian
didasarkan pada pancasila, nilai medical error menyimpulkan pada setiap
kemanusiaan, etika dan profesionalitas, tahunnya di America Serikat terdapat
manfaat, keadilan, persamaan hak dan anti 44.000 sampai 98.000 kematian di rumah
diskriminasi, pemerataan, perlindungan sakit akibat medical error. Memperkuat

1
ejoural Keperawatan (e-Kp) Volume 3. Nomor 2 Mei 2015

informasi tersebut, Herkutanto Berdasarkan rumus Depkes RI (2005)


mengungkapkan bahwa selama tahun 1999 mengenai perencanaan ketenagaan perawat
sampai 2004 di Indonesia tercatat 126 maka jumlah perawat yang di butuhkan di
gugatan tuduhan menimpa beberapa rumah Instalasi gawat darurat: jumlah tenaga yang
sakit di Jakarta dan sekitarnya. di perlukan/ Jam kerja efektif x Loos day x
Hal ini disebabkan asuhan di bawah Kolerasi 25% maka jumlah tenaga perawat
standart, cidera pasien terkait tindakan yang di butuhkan lebih dari 31 perawat
medis, dan kegagalan sistem atau peralatan. pelaksana atau sama dengan 37 perawat.
Rumah sakit merupakan institusi pelayanan Berdasarkan hasil wawancara dari 2
yang penuh resiko pada hampir seluruh perawat yang bertugas di Instalasi Rawat
pelayanan. IGD merupakan salah satu unit Darurat Medik, keduanya mengatakan
pelayanan rumah sakit yang sangat strategis perawat membutuhkan bukan hanya
dan menentukan hasil asuhan klinis pada Pengetahuan dan skill, tetapi kekuatan
pasien yang masuk ke rumah sakit serta unit ekstra. Perawat mengalami pusing dan sakit
pelayanan dengan tingkat resiko klinis yang kepala saat shift kerja malam dikarenakan
tinggi. jumlah pasien yang memuncak dengan
Perencanaan ketenagaan harus benar- jumlah perawat yang kurang, sehingga
benar diperhitungkan agar tidak beban kerja beserta tanggung jawab kerja
menimbulkan dampak yang tidak di makin berat saat shift malam.
inginkan. Sistem kerja yang tidak di Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk
rencanakan dengan baik dapat meneliti tentang Hubungan Beban Kerja
menyebabkan keluhan subyektif, seperti Perawat dengan Caring Perawat yang ada
beban kerja berat, yang dapat menimbulkan di Instalasi Rawat Darurat Medik Prof. Dr.
pelayanan tidak maksimal, sehingga R. D. Kandou Manado.
kualitas kerja/ kinerja menurun (Bina
Diknakes, 2001). METODE PENELITIAN
Berdasarkan refleksi praktik klinik Jenis penelitian yang digunakan
terpadu di rumah sakit Prof. Dr. R. D. bersifat analitik dengan pendekatan cross
Kandou, beban kerja perawat Instalasi sectional atau potong silang, yaitu variabel
Rawat Darurat Medik bukan hanya bertugas sebab atau resiko dan akibat atau kasus
memberikan asuhan keperawatan tapi harus yang terjadi pada objek penelitian diukur
mengantarkan pasien ketika pindah atau dikumpulkan secara bersamaan
ruangan, sehingga perawatpun kurang (Notoatmodjo, 2010). Bertujuan untuk
menyapa dan memberikan perhatian kepada mengetahui hubungan beban kerja perawat
pasien. dengan caring perawat. Penelitian ini
Pada pengambilan data awal jumlah dilaksanakan pada bulan januari tahun
perawat yang menangani pelayanan 2015. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di
kesehatan yang didapatkan pada tahun 2014 Instalasi Rawat Darurat Medik Prof. Dr. R.
di Instalasi Gawat Darurat Medik sebanyak D. Kandou Manado. Populasi dalam
31 orang yang terdiri dari 1 kepala ruangan penelitian ini yaitu seluruh perawat
dan 30 perawat pelaksana. Jumlah perawat pelaksana Instalasi Gawat Darurat Medik
yang harus bertugas di Instalasi Rawat Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Jumlah
Darurat Medik pada shift kerja pagi perawat pelaksana adalah 30 orang. Sampel
sebanyak 10 perawat, shift kerja siang dalam penelitian ini yaitu seluruh perawat
sebanyak 5 perawat dan shift kerja malam 5 yang bekerja di Instalasi Gawat Darurat
perawat , dengan jumlah 60 pasien yang Medik Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.
diobservasi setiap hari dengan kondisi Teknik pengambilan sampel dalam penetian
pasien yang memerlukan perhatian dan ini menggunakan non probability yaitu total
bantuan yang lebih spesifik dan observasi sampling.
ketat.

2
ejoural Keperawatan (e-Kp) Volume 3. Nomor 2 Mei 2015

Instrument pengumpulan data yang Prosedur pengolahan data yang


digunakan dalam penelitian ini adalah dilakukan melalui tahap cleaning, koding,
kuisioner dalam buku Nursalam (2003) dan skoring dan tabulating dan data dianalisis
lembar observasi yang sudah dilakukan melalui prosedur analisis univariat dan
oleh Susihar (2011). Kuisioner berisi analisis bivariate dengan menggunakan uji
tentang pertanyaan beban kerja perawat chi square dengan tingkat kemaknaan 95%
terdiri dari 13 pertanyaan dengan bobot jika ( α ≤ 0,05) yang berarti bahwa jika p
tidak pernah ada keluhan dalam melakukan ˂0,05.
tugas di beri skor 1, jika jarang timbul Etika dalam penelitian ini sebagai
keluhan dalam melaksanakan tugas di beri berikut: peneliti melakukan beberapa hal
skor 2, jika kadang-kadang timbul keluhan yang berhubungan dengan informed
dalam melaksanakan tugas di beri skor 3, consent, menghormati privasi responden
jika biasanya timbul keluhan dalam dan kerahasiaan responden.
melaksanakan tugas di beri skor 4, dan jika
selalu timbul keluhan dalam melaksanakan
tugas di beri skor 5. Sedangkan observasi HASIL dan PEMBAHASAN
terdiri dari 42 observasi untuk menentukan A. Hasil Penelitian
tindakan yang diberikan perawat kepada Analisis Univariat
pasien berbentuk asuhan fisik dalam
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden
memperhatikan emosi,serta meningkatkan
Berdasarkan Umur
rasa aman dan keselamatan pasien. Hasil
observasi apabila “Ya” diberi nilai 2 dan Umur n %
bila “Tidak” diberi nilai 1.
Prosuder dari pada penelitian 24 – 27 14 46,7
dilakukan oleh peneliti setelah mendapat 28 – 31 7 23.3
rekomendasi dari Koordinator Program
Studi Ilmu Keperawatan Fakultas 32 – 35 7 23.3
Kedokteran Universitas Sam Ratulangi 36 – 39 2 6,7
Manado. Langkah selanjutnya peneliti
menyampaikan surat permohonan Total 30 100,0
penelitian (Diklit) Prof. dr. R. D. Kandou
Manado. Kemudian setelah surat keluar, Sumber : Data Primer 2015
mengajukan ke pada Kepala Instalasi
kemudian Kepala ruangan di tempat yang
akan di teliti, untuk melapor. Setelah itu Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden
Mengumpulkan perawat(calon responden) 3 Berdasarkan Jenis Kelamin
kali shift yang ada di Instalasi Gawat
Darurat Medik Prof. Dr. R. D. Kandou Jenis Kelamin n %
Manado, Menjelaskan maksud dan tujuan
Laki-Laki 10 33.3
penelitian ini dengan menunjukan lembar
informed consent. Memberikan waktu Perempuan 20 66,7
kepada perawat membacanya. Bila, setuju
Total 30 100,0
diberikan lembar persetujuan menjadi
responden untuk ditanda tangani, mengisi Sumber : Data Primer 2015
lembar kuesioner,kemudian mengecek
kembali dan melakukan Observasi kepada
perawat yang telah mengisi kuesioner,
setelah data terkumpul kemudian dikelolah,
dan memasukan dalam master tabel.

3
ejoural Keperawatan (e-Kp) Volume 3. Nomor 2 Mei 2015

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Tabel 7. Distribusi Responden Berdasarkan


Berdasarkan Status Perkawinan Caring Perawat

Status Perkawinan n % Caring Perawat n %


Belum Menikah 5 16,7 Kurang 7 23,3
Menikah 25 83,3 Baik 23 76,7
Total 30 100,0 Total 30 100,0
Sumber : Data Primer 2015 Sumber : Data Primer 2015

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden Analisis Bivariat


Berdasarkan Status Pendidikan Tabel 8. Distribusi Responden Hubungan
Beban Kerja Perawat Dengan Caring
Status pendidikan N % Perawat
Ns 6 20
Caring Perawat
S1 3 10 Beban Baik Kurang Total P
Kerja
D3 21 70 n % n % n %
Ringan 16 94,1 1 5,9 17 100
Total 30 100,0 0.025
sedang
Sumber : Data Primer 2015 Berat 7 53,8 6 46,2 13 100
Total 23 76,7 7 23,3 30 100
Tabel 5 Distribusi Frekuensi Responden Sumber: Data Primer 2015
Berdasarkan Masa Kerja
PEMBAHASAN
Dari hasil analisis penelitian usia
Lama Kerja n % menunjukan, bahwa responden yang
<5 tahun 13 43,3 berumur 24-27 tahun dengan jumlah 14
(36,7%) lebih tinggi dari pada responden
>5 tahun 17 56,7 berumur 36-39 tahun dengan jumlah 2
Total 30 100,0 (6,7%). Secara fisiologis pertumbuhan
seseorang dapat digambarkan dengan
Sumber : Data Primer 2015
pertambahan umur, peningkatan umur
diharapkan terjadi pertambahan
Tabel 6. Distribusi Responden Berdasarkan kemampuan motorik sesuai dengan tumbuh
Tingkat Beban Kerja Perawat kembang, tetapi pertumbuhan dan
perkembangan seseorang pada titik tertentu
Beban Kerja n % akan terjadi kemunduran akibat faktor
degeneratif. Penelitian ini sejalan dengan
Ringan 8 26,7 penelitian yang dilakukan oleh Wa Satria,
Sedang 9 30,0 Sidin & Noor (2013) di Ruang Instalasi
Rawat Inap RSUP Haji Makassar yang
Berat 13 43,3 menyatakan responden yang dominan yaitu
Total 30 100,0 yang berumur <30 tahun.
Hasil penelitian menunjukan
Sumber : Data Primer 2015
responden dengan jenis kelamin perempuan
lebih banyak dari pada responden dengan
jenis kelamin laki-laki pada perawat di

4
ejoural Keperawatan (e-Kp) Volume 3. Nomor 2 Mei 2015

Instalasi Gawat Darurat. Dimana responden sebanyak 60,2% responden adalah tingkat
yang berjenis kelamin perempuan lebih D3 dan 37,5% berpendidikan SPK.
banyak dengan jumlah 20 (66,7%). Hal ini Hasil penelitian menunjukan, bahwa
sejalan dengan penelitian Sujono dan Hari responden dengan yang bekerja >5 tahun
(2007) bahwa perawat yang bekerja di RSD lebih tinggi 17 (56,7%) dari pada responden
Dr. H Moh Anwar Sumenep Madura paling yang masa kerjanya <5 tahun. Penelitian ini
banyak perempuan (71%) dan yang berjenis sejalan dengan yang dilakukan Muh. Ramli
kelamin laki-laki sebanyak (29%). Dilihat (2010) di RSUP Haji Makassar yang
dari sejarah perkembangan keperawatan menyatakan 53,3% responden yang masa
dengan adanya perjuangan seorang kerjanya >5 tahun berpengaruh terhadap
Florence Nightingale sehingga dunia kinerja keperawatannya. Masa Kerja
keperawatan identik dengan pekerjaan biasanya dikaitkan dengan waktu mulai
seorang perempuan. Namun demikian bekerja, dimana pengalaman kerja juga ikut
kondisi tersebut sekarang sudah berubah, penentukan caring seseorang. Semakin
banyak laki-laki yang menjadi perawat, lama masa kerja akan menentukan tingkat
tetapi kenyataannya proporsi perempuan kecakapan, dan pengalaman seseorang
masih lebih banyak daripada laki-laki dalam menanggani pasien akan lebih baik
(Utami & Supratman, 2009). karena sudah menyesuaikan diri dengan
Hasil penelitian menunjukan, bahwa pekerjaan.
responden yang belum yang sudah menikah Beban kerja perawat adalah
lebih banyak dengan jumlah 25 (83,3%). kemampuan tubuh seorang perawat dalam
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan menerima tanggung jawab untuk
oleh Hestya, Trimawan & Santi (2012) mengerjakan suatu pekerjaan. Beban kerja
pada perawat di IRNA RSUD dr. merupakan sejumlah kegiatan yang harus
Sayidiman Magetan, yang mengalami diselesaikan dalam jangka waktu tertentu
kelelahan paling banyak sudah berstatus (Manuaba, 2000).
menikah. Status pernikahan merupakan Berdasarkan hasil penelitian
faktor yang berpengaruh terhadap menunjukan bahwa responden yang bekerja
pekerjaan, dikarenakan seorang perawat di Instalasi Gawat Darurat Medik memiliki
yang sudah menikah di tuntut untuk presentase terbesar pada kategori beban
memenuhi tanggung jawab tidak hanya kerja berat adalah dengan jumlah 13
dalam hal pekerjaan melainkan juga dalam perawat dengan presentase 43,3%.
urusan rumah tangga untuk itu dengan Hasil penelitian yang di lakukan oleh
bertambahnya tanggung jawab maka Minarsi (2011) mengenai adanya hubungan
bertambah juga resiko mengalami beban antara beban kerja perawat dengan
kerja. produktivitas kerja perawat di IRNA Non
Hasil penelitian status pendidikan Bedah RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG
menunjukan bahwa D3 lebih banyak 21 menunjukan bahwa 62,7% perawat
(70%) dari pada perawat S1. Seseorang memiliki beban kerja tinggi mempengaruhi
yang berpendidikan tinggi akan lebih tingkat produktivitas kerja seorang perawat.
mudah dalam menerima serta Jumlah pasien, kondisi pasien dan
mengembangkan pengetahuan dan banyaknya tugas-tugas yang harus
teknologi. Semakin tinggi pendidikan akan dilakukan dalam shift tertentu,
semakin tinggi keinginan untuk mengakibatkan perawat memiliki beban
memanfaatkan pengetahuan dan kerja berat. Tetapi, sesuai dengan tugas dan
ketrampilan. Penelitian ini sejalan dengan tanggung jawab seorang perawat, para
penelitian yang dilakukan Nawawi (2005) perawat yang bekerja di Instalasi Gawat
distribusi frekuensi karakteristik perawat Darurat Medik, tetap mengupayakan
berdasarkan tingkat pendidikan diperoleh pelayanan yang terbaik untuk pasiennya.

5
ejoural Keperawatan (e-Kp) Volume 3. Nomor 2 Mei 2015

Caring adalah tindakan yang keperawatan kepada pasien. Perawat bukan


bertujuan memberikan asuhan fisik dan saja di tuntut memiliki knowledge, tetapi
memperhatikan emosi sambil meningkatkan memiliki tingkat kepedulian dalam
rasa aman dan keselamatan pasien (Rudi, menjalankan tugas dan tanggung jawab
2012). sebagai mitra dokter, sehingga perawat
Berdasarkan hasil penelitian harus terus mengupayakan untuk
menunjukan bahwa perawat Instalasi Gawat memberikan pelayanan yang terbaik untuk
Darurat memiliki presentase terbesar pada pasiennya.
kategori caring Perawat baik dengan Berdasarkan hasil penelitian yang
presentase 76,7%. dilakukan pada perawat di Instalasi Gawat
Penelitian caring sebelumnya pernah Darurat Medik didapatkan bahwa perawat
dilakukan oleh Prabowo (2014) di Ruang yang memiliki beban beban kerja berat
Rawat Inap RSU dr. H. Koesnandi dengan caring baik sebanyak 7 (53,8%) dan
Bondowoso, mengenai hubungan antara perawat yang memiliki beban kerja kerja
tingkat kognitif perawat dengan caring ringan dengan caring kurang ada 1 (5,9%).
perawat, dengan hasil perawat yang tingkat Menurut (Manuaba, 2000) ada 2 hal yang
kognitifnya baik, menunjukkan sikap mempengaruhi kondisi tersebut yaitu
caring (37,7%), sedangkan perawat yang faktor ekternal dan Internal.
tingkat kognitifnya kurang baik a. Faktor ekternal pada saat penelitian di
menunjukan sikap caring (30,4%). Instalasi Gawat Darurat Medik
Penelitian caring juga telat dilakukan oleh dikarenakan jumlah ketenagaan
Zees (2011) di Ruang Rawat Inap RSUD perawat di ruangan kurang memadai,
Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo lingkungan fisik yang kurang nyaman,
menunjukan bahwa perawat pelaksana yang shift kerja malam yang panjang dengan
memberikan perilaku caring yang baik jumlah perawat jaga hanya 5 orang
sebanyak (58,3%) perawat. Penelitian ini sedangkan jumlah pasien meningkat di
juga sejalan dengan penelitian yang pernah malam hari. Hal ini mengakibatkan
dilakukan sebelumnya oleh Mulyaningsi meningkatnya beban kerja dari perawat
(2013) mengenai hubungan peningkatan namun karena adanya tuntutan dari
perilaku caring dengan kemampuan pihak rumah sakit yang mengharuskan
berpikir kritis perawat. Hasil menunjukan perawat rumah sakit untuk selalu
bahwa perawat yang memiliki perilaku memberikan pelayanan asuhan
caring baik 74,75% memiliki kemampuan keperawatan yang berkualitas, dan
berpikir kritis yang baik. Itu sebabnya supervise dari kepala ruangan membuat
caring secara tidak langsung perawat terus meningkatkan mutu
mempengaruhi kualitas pelayanan seorang pelayanan keperawatan khususnya
perawat kepada pasiennya. caring perawat kepada pasien di
Hal ini memperkuat penelitian dari Instalasi Gawat Darurat Medik.
beberapa peneliti sebelumnya bahwa b. Faktor Internal atau kondisi perawat itu
perilaku caring merupakan bagian dari sendiri maksudnya kemampuan yang
esensi keperawatan. Pelaksanaan caring tinggi dan kerja keras dari perawat
dapat meningkatkan mutu pelayanan dalam menjalankan tanggung
asuhan keperawatan, memperbaiki jawabnya.
gambaran perawat di masyarakat dan Perawat yang memiliki beban kerja
membuat profesi keperawatan memiliki ringan dengan caring kurang disebabkan
tempat khusus dimata para pengguna jasa karena faktor internal perawat sedang hamil
pelayanan kesehatan. Selain berdampak besar, sehingga perawat ketika diobservasi
pada pasien sebagai penerima asuhan tugas dan tanggung jawabnya kurang, ia
keperawatan juga berdampak pada diri hanya mengerjakan hal-hal sederhana
perawat sebagai pemberi asuhan seperti mempersiapkan kasa,

6
ejoural Keperawatan (e-Kp) Volume 3. Nomor 2 Mei 2015

mempersiapkan alkohol, dan segala SIMPULAN


kebutuhan di Instalasi Gawat Darurat Terdapat hubungan tingkat beban kerja
Medik, tanpa berpaparan langsung dengan perawat dengan caring perawat di Instalasi
pasien di Instalasi Gawat Darurat Medik. Gawat Darurat Medik Prof. Dr. R. D.
Berdasarkan hasil uji statistik chi Kandou Manado.
square menunjukan bahwa terdapat
hubungan beban kerja perawat dengan
caring perawat di Instalasi Gawat Darurat DAFTAR PUSTAKA
Medik Prof. Dr. R. D. Kandou Manado, Alamsyah, D. (2011). Manajemen
nilai yang diperoleh ialah ρ<0,05 (ρ=0.025) Pelayanan Kesehatan. Yogyakarta:
ini berarti dapat dikatakan Ha diterima dan Nuha Medika
H0 ditolak.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
dilakukan oleh Pitoya, Susilaningsi dan (2006). Sistem Penanggulangan
Supriyanto di Rumah Sakit Syaiful Anwar Gawat darurat (SPGD), Jakarta.
Malang (2003) RS Jawa Timur Hasil
penelitian diketahui 70% perawat memiliki
beban kerja berat. Selain itu, Penelitian Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
yang dilakukan oleh Sefriadinata (2013) di (2005). Perencanaan penyediaan
RSUD Saras Husada Purworejo bahwa ketengaan perawat.
adanya hubungan antara beban kerja
perawat dengan kinerja perawat. Haryono,R (2012). Etika Keperawatan
Penelitian ini di perkuat bahwa sikap dengan pendekatan praktis. Jakarta:
caring sangat diperlukan dalam pemberian Gosyen Publishing.
asuhan keperawatan kepada pasien. Caring
harus dipertahankan dan semakin
dikembangkan supaya dapat menjadi Herkutanto. (2005). Resiko medis, Adverse
contoh bagi perawat-perawat dalam Event, Error dan Kelalaian Medis,
meningkatkan mutu pelayanan. Menurut Pelatihan Manajemen Resiko Klinis,
(Rudi, 2012) pelayanan keperawatan PDFI, Jakarta.
merupakan salah satu bentuk pelayanan
professional yang menjadi bagian integral Hestya, I., Trimawan & Santi, S. ( 2012).
yang tidak dapat dipisahkan dari upaya Hubungan Kerja Shift Terhadap
pelayanan kesehatan secara keseluruhan Kelelahan Perawat Di Instalasi
dan juga sebagai salah satu faktor penentu Rawat Inap RSUD dr. Sayidiman
baik buruknya mutu dan citra rumah sakit. Magetan. (online),
Sikap caring perawat kepada pasien secara (http://web.unair.ac.id.,diakses
tidak langsung meninggkatkan kualitas tanggal 17 Maret 2015, pukul 20.04
kerja dari seorang perawat. Hal ini dapat WITA).
menjadi motifasi bagi semua perawat untuk
terus meningkatkan citra rumah sakit Prof.
Dr. R. D. Kandou Manado sehingga John, A. (2000). Perawatan Gawat
semakin baik di mata masyarakat dan Darurat. Jakarta: Buku ilmu
menjadikan rumah sakit yang unggul dan kedokteran.
dapat di percaya oleh masyarakat.
Manuaba, A. (2000), Ergonomi, Kesehatan
Keselamatan Kerja. Eds. Proceeing
Seminar Nasional Ergonomi PT.
Guna Widya. Surabaya.

7
ejoural Keperawatan (e-Kp) Volume 3. Nomor 2 Mei 2015

Mulyaningsi. (2013). Hubungan


Peningkatan Perilaku Caring dengan
Kemampuan Berpikir Kritis Perawat.
(http://jurnal.stikesnh.ac.id.,diakses
17 Maret 2015 pukul 18.40 WITA)

Munandar. (2001). Psikologi Industri dan


Organisasi. Universitas Indonesia
Prees, Jakarta.

Nasir, A. (2011) Buku Ajar Metodologi


Penelitian Dan Kesehatan: Konsep
Pembuatan Karya Tulis dan Thesis
untuk Mahasiswa Kesehatan.
Yogyakarta : Penerbit Nuha Medika.

Nursalam (2008). Konsep dan Penerapan


Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika.

Notoatmodjo,S. (2010) Metodologi


Penelitian dan Kesehatan, Jakarta:
Rineka Cipta

Potter, P.A & Perry, A.G (2005)


Fundamental Keperawatan. Ed.IV
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.

PSIK Universitas Sam Ratulangi (2014).


Panduan Pdenulisan Tugas Akhir
Proposal dan Skripsi. Manado.

Setiadi (2013). Konsep dan Praktik


Penulisan Riset Keperawatan.
Yogyakarta: Graha Ilmu.

Susihar. (2011). Pengaruh Pelatihan


Perilaku Caring Terhadap Motivasi
Perawat dan Kepuasan Pasien di
Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit
Royal Proggres Jakarta.( diakses
Oktober 10, 2014 Pukul 21.00 WITA)

Anda mungkin juga menyukai