Anda di halaman 1dari 7

Materi Penyuluhan Hipertensi

A. Definisi
Tekanan darah tinggi adalah kekuatan yang diberikan oleh darah ke
dinding pembuluh darah. Tekanannya tergantung pa- da pekerjaan yang
dilakukan oleh jantung dan daya tahan pembuluh darah. Hipertensi adalah
nama lain untuk tekanan darah tinggi. Hipertensi dapat menyebabkan
komplikasi parah yang meningkatkan resiko penyakit jantung, stroke dan
kematian. Pedoman me- dis mendefinisikan hipertensi sebagai teka- nan
darah lebih tinggi dari 140 diatas 90 milimeter merkuri (mmHg).
Hipertensi dan penyakit jantung adalah masalah kesehatan Global.
Organisasi kese- hatan dunia (WHO) menunjukkan bahwa per- tumbuhan
industri makanan olahan telah mempengaruhi jumlah garam dalam makanan
di seluruh dunia dan ini berperan dalam hipertensI. Di Indonesia masih
merupakan tantangan besar. Berdasarkan Riset Keseha- tan Dasar (2013).
Hipertensi merupakan kondisi yang sering ditemukan pada pelaya- nan
kesehatan primer kesehatan. Hal itu merupakan masalah kesehatan dengan
pre- valensi yang tinggi, yaitu sebesar 25,8 Per- sen.

B. Klasifikasi
Tekanan darah tinggi yang tidak disebabkan oleh kondisi lain atau
penyakit disebut hipertensi primer atau esensial. Jika terjadi akibat kondisi
lain, hal itu disebut hipertensi sekunder. Hipertensi primer dapat terjadi akibat
berbagai faktor, termasuk volume plasma darah dan aktivitas hormon yang
mengatur volume dan tekanan darah. Hal ini juga mempengaruhi oleh faktor
lingkungan, seperti stress dan Kurang olahraga.
Sementara itu, hipertensi sekunder memiliki penyebab spesifik dan
merupakan komplikasi dari permasalahan lain. Ini bisa jadi berhasil dari :
a. Diabetes, karena kedua masalah ginjal dan kerusakan saraf
b. Penyakit ginjal titik
c. Pheochoromocytoma, anker langka kelenjar adrenal.
d. Sindrom Cushing, yang bisa disebab kan oleh obat kortikosteroid.
e. hyperplasia adrenal kongenital, kelai- nan pada kelenjar adrenal yang
mensekresi kortisol.
f. hipertiroidisme, atau kelenjar tiroid yang terlalu aktif.
g. hiperparatiroidisme, yang mempenga- ruhi kadar kalsium dan fosfor.
h. Kehamilan.
i. Apnea tidur, dan
j. Kegemukan.

Selain berdasarkan penyebab, hipertensi juga dibedakan berdasarkan


bentuknya, yakni hipertensi diastolik (diastolic hypertension) hipertensi
campuran (sistol dan diastol yang meninggi), hipertensi sistolik (isolated
systolic hypertension) Selain itu, ada pula hipertensi pulmonal. Hipertensi
pulmonal adalah suatu penyakit yang ditandai dengan peningkatan tekanan
darah pada pembuluh darah arteri paru-paru yang menyebabkan sesak nafas
pusing dan pingsan pada saat melakukan aktivitas.
Jenis hipertensi yang terakhir adalah hipertensi pada kehamilan titik
Kementerian Kesehatan RI (2014) menyebutkan bahwa pada dasarnya
terdapat 4 jenis hipertensi yang umumnya terdapat pada pada saat kehamilan
yaitu:
a. Preeklamsia eklampsia atau disebut juga sebagai hipertensi yang
diakibat kan kehamilan/keracunan kehamilan (selain tekanan darah
yang tinggi, juga didapatkan kelainan pada air kencing- nya).
Preeklamsi adalah penyakit yang timbul dengan tanda-tanda
hipertensi, edema,, dan proteinuria yang timbul karena kehamilan.
b. Hipertensi kronik yaitu hipertensi yang sudah ada sejak sebelum ibu
mengandung janin.
c. Preeklamsia pada hipertensi kronik yang merupakan gabungan
preeklam- sia dengan hipertensi kronik.
d. Hipertensi gestasional adalah hiper- tensi yang sesaat.

C. Etiologi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan.
1. Hipertensi primer (esensial)
Disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak diketahui penyebabnya.
Faktor yang mempengaruhinya yaitu: genetic, lingkungan, hiperaktifitas
saraf simpatis sistem renin. Angiotensin dan peningkatan Na + Ca
intraseluler. Faktor-faktor yang meningkatkan resiko: obesitas, merokok,
alkohol dan polisitemia.
2. Hipertensi sekunder
Penyebab yaitu : Penggunaan estrogen, penyakit ginjal, sindrom cushing
dan hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan.
Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas :
1) Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140
mmHg dan atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90
mmHg.
2) Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari
160 mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.

Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya


perubahan-perubahan pada:
Elastisitas dinding aorta menurun
1) Katup jantung menebal dan menjadi kaku
2) Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun
sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah
menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
3) Kehilangan elastisitas pembuluh darah hal ini terjadi karena
kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi.
4) Meningkatnya resistensi pembuluh darahperifer

Secara klinis derajat hipertensi dapat dikelompokkan yaitu :


No Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
1 Optimal <120 <80
2 Normal 120 – 129 80 – 84
3 High normal 130 – 139 85 – 89
Hipertensi
4 Grade 1 ( ringan ) 140 – 159 90 – 99
5 Grade 2 ( sedang ) 160 – 179 100 – 109
6 Grade 3 ( berat ) 180 – 209 100 – 119
7 Grade 4 ( sangat berat) >210 >120
D. Patofisiologi
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah kronis yang dalam
jangka panjang menyebabkan kerusakan organ dan mengakibatkan
peningkatan morbiditas dan mortalitas. Tekanan darah adalah produk curah
jantung dan resistensi vaskuler sistemik.
Dengan demikian, pasien dengan hipertensi arteri mungkin
mengalami peningkatan curah jantung, peningkatan resistensi vascular
sistemik, atau keduanya. Pada kelompok usia yang lebih muda, curah jantung
sering meningkat, sementara pada pasien yang lebih tua hipertensi meningkat
resistensi vascular sistemik dan peningkatan kekakuan pembuluh darah.
Tekanan vascular dapat meningkat karena stimulasi α adrenoseptor
meningkat atau pelepasan peptide yang meningkat seperti angiotensin atau
endothelins. Jalur terakhir adalah peningkatan kalsium sitosolik pada otot
polos vascular yang menyebabkan vasokonstriksi. Beberapa faktor
pertumbuhan, termasuk angiotensin dan endothelins, menyebabkan
peningkatan massa otot polos vascular yang disebut romedeling vascular.
Baik peningkatan resestensi vascular sistemik maupun peningkatan kekakuan
vascular meningkatkan beban yang dikenakan pada ventrikel kiri. Hal ini
mengiduksi hipertrofi ventrikel kiri dan disfungsi ventrikel kiri.

E. Manifestasi Klinis

Tanda dan gejala hipertensi dibedakan menjadi :


a. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan
peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter
yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah
terdiagnosa jika tekanan arteri tidak teratur.
b. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi
meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan
gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan
medis.
Beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu :
1. Mengeluh sakit kepala, pusing
2. Lemas, kelelahan
3. Sesak nafas
4. Gelisah
5. Mual
6. Muntah
7. Epistaksis
8. Kesadaran menurun

F. Kedaruratan Hipertensi

Kedaruratan hipertensi terjadi apabila peningkatan tekanan darah harus


diturunkan dalam waktu satu jam. Peningkatan tekanan darah akut yang
mengancam jiwa ini memerlukan penanganan segera dalam perawatan intensif
karena dapat menimbulkan kerusakan serius pada organ lain di tubuh.
Kedaruratan hipertensi terjadi pada penderita dengan hipertensi yang tidak
terkontrol atau mereka yang tiba-tiba menghentikan pengobatan. Adanya gagal
ventrikel kiri atau disfungsi otak menunjukan kebutuhan akan perlunya menurunkan
tekanan darah segera.
Obat pilihan pada kedaruratan hipertensi adalah yang memiliki efek segera.
Nitroprusid dan labetalol hidroklorida intravena memiliki efek vasodilatasi segera
dengan waktu kerja yang pendek, sehingga banyak digunakan pada penanganan awal
klinis. Efek kebanyakan obat antihipertensi diperkuat oleh dierutika. Pemantauan
tekanan darah yang sengat ketat dan status kardiovaskuler pasien penting dilakukan
selama penanganan dengan obat ini. Penurunan tekanan darah yang mendadak dapat
terjadi dan memerlukan tindakan segera untuk mengembalikan tekanan darah ke batas
normal.

G. Komplikasi Hipertensi

Hipertensi jangka panjang dapat menyebabkan komplikasi melalui


aterosklerosis, di mana pembentukan plak menyebabkan penyempitan pembuluh
darah. Hal ini membuat hipertensi memburuk, karena jantung harus memompa lebih
keras untuk memompakan darah ke tubuh. Tes tekanann darah secara teratur dapat
membantu orang menghindari komplikasi yang lebih parah. Aterosklrosis terkait
hipertensi dapat menyebabkan :
a. Gagal jantung dan serangan jantung
b. Aneurisma atau tonjolan abnormal di dinding arteri yang bisa meledak,
menyebabkan perdarahan hebat dan, dalam beberapa kasus,kematian.
c. Gagal ginjal
d. Amputasi retinopati hipertensi di mata, yang bisa menyebaban kebutaan.

H. Penatalaksanaan Pencegahan

Mengubah gaya hidup merupakan salah satu cara mengendalikan tekanan


darah tinggi. Misalnya, makan makanan yang sehat dengan sedikit garam,
berolahraga secara teratur, berhenti merokok dan mempertahankan berat badan yang
sehat.
Modifikasi gaya hidup dapat dilakukan dengan membatasi asupan garam tidak
lebih dari 1/4 – 1/2 sendok the (6 gram/hari), menurunkan berat badan, menghindari
minuman berkafein, rokok dan minuman beralkohol. Olahraga juga dianjurkan bagi
penderita hipertensi, dapat berupa jalan, lari, jogging, bersepeda selama 20-25 menit
dengan frekuensi 2-5 kali/minggu. Penting juga untuk cukup istirahat (6-8 jam) dan
mengendalikan stress.
DAFTAR PUSTAKA

Amin, Hardhi. Asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa medis dan nanda. Edisi 1 jilid 2,
EGC, Jogjakarta 2015

Jitowiyono, S. 2018. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem


Hematologi. Yogyakarta: PT. Pustaka Baru

Majid, Abdul. 2016. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskuler . Pustaka Baru . Yogyakarta

Smaltzer, Suzanne C .2013. keperawatan medikal bedah. Vol 2. penerbit buku kedokteran
EGC.

Anda mungkin juga menyukai