LP CHF - Done Ferari
LP CHF - Done Ferari
DISUSUN OLEH :
NAMA : ERICCA FERARI
1607014
Gagal jantung adalah sindrom klinik dengan abnormalitas dari struktur atau fungsi
jantung sehingga mengakibatkan ketidakmampuan jantung untuk memompa darah ke
jaringan dalam memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh (Darmojo,2010)
B. Etiologi
Menurut Wajan Juni Udjianti (2011) etiologi gagal jantung kongestif (CHF)
dikelompokan berdasarkan faktor etiolgi eksterna maupun interna, yaitu:
Faktor eksterna (dari luar jantung); hipertensi renal, hipertiroid, dan anemia
kronis/ berat.
Faktor interna (dari dalam jantung)
a. Disfungsi katup: Ventricular Septum Defect (VSD), Atria Septum Defect (ASD),
stenosis mitral, dan insufisiensi mitral.
b. Disritmia: atrial fibrilasi, ventrikel fibrilasi, dan heart block
c. Kerusakan miokard: kardiomiopati, miokarditis, dan infark miokard.
d. Infeksi: endokarditis bacterial sub-akut.
C. Patofisiologi
1. Preload: yaitu sinonim dengan Hukum Starling pada jantung yang menyatakan
bahwa jumlah darah yang mengisi jantung berbanding langsung dengan tekanan yang
ditimbulkan oleh panjangnya regangan serabut jantung);
2. Kontraktilitas :mengacu pada perubahan kekuatan kontraksi yang terjadi pada
tingkat sel dan berhubungan dengan perubahan panjang serabut jantung dan kadar
kalsium
3. Afterload : mengacu pada besarnya tekanan ventrikel yang harus dihasilkan untuk
memompa darah melawan perbedaan tekanan yang ditimbulkan oleh tekanan arteriole.
Jika terjadi gagal jantung,tubuh mengalami beberapa adaptasi yang terjadi baik pada
jantung dan secara sistemik. Jika volume sekuncup kedua ventrikel berkurang akibat
penekanan kontraktilitas atau afterload yang sangat meningkat,maka volume dan
tekanan pada ahir diastoltik di dalam kedua ruang jantung akan menigkat. Hal ini akan
meningkatkan panjang serabut miokardium pada akhir diastoltik dan menyebabkan
waktu diastoltik menjadi singkat. Jika kondisi ini berlangsung lama, maka akan terjadi
dilatasi ventrikel. ( Mansjoer dan Arif.2010).
D. Patthways
E. Manifestasi Kliniks
Manifestasi kliniks menurut (Niken,2010)
1. Peningkatan volume intravaskular.
2. Kongesti jaringan akibat tekanan arteri dan vena yang meningkat akibat turunnya
curah jantung.
3. Edema pulmonal akibat peningkatan tekanan vena pulmonalis yang menyebabkan
cairan mengalir dari kapiler paru ke alveoli; dimanifestasikan dengan batuk dan nafas
pendek.
4. Edema perifer umum dan penambahan berat badan akibat peningkatan tekanan vena
sistemik.
5. Pusing, kekacauan mental (confusion), keletihan, intoleransi jantung terhadap
latihan dan suhu panas, ekstremitas dingin, dan oliguria akibat perfusi darah dari
jantung ke jaringan dan organ yang rendah.
6. Sekresi aldosteron, retensi natrium dan cairan, serta peningkatan volume
intravaskuler akibat tekanan perfusi ginjal yang menurun (pelepasan renin ginjal).
F. Penatalaksanaan
Tujuan dasar penatalaksanaan pasien dengan gagal jantung menurut (Mansjoer,2010)
adalah:
1. Meningkatkan oksigenasi dengan terapi O2 dan menurunkan konsumsi oksigen
dengan pembatasan aktivitas.
2. Meningkatkan kontraksi (kontraktilitas) otot jantung dengan digitalisasi.
3. Menurunkan beban jantung dengan diet rendah garam, diuretik, dan vasodilator.
Penatalaksanaan Medis
1. Meningkatkan oksigenasi dengan pemberian oksigen dan menurunkan konsumsi
O2 melalui istirahat/ pembatasan aktifitas
2. Memperbaiki kontraktilitas otot jantung
a. Mengatasi keadaan yang reversible, termasuk tirotoksikosis, miksedema, dan
aritmia.
b. Digitalisasi
1). dosis digitalis
a). Digoksin oral untuk digitalisasi cepat 0,5 mg dalam 4 - 6 dosis selama 24 jam
dan dilanjutkan 2x0,5 mg selama 2-4 hari.
b). Digoksin IV 0,75 - 1 mg dalam 4 dosis selama 24 jam.
c). Cedilanid IV 1,2 - 1,6 mg dalam 24 jam.
2). Dosis penunjang untuk gagal jantung: digoksin 0,25 mg sehari. untuk pasien usia
lanjut dan gagal ginjal dosis disesuaikan.
3). Dosis penunjang digoksin untuk fibrilasi atrium 0,25 mg. Digitalisasi cepat
diberikan untuk mengatasi edema pulmonal akut yang berat:
a). Digoksin: 1 - 1,5 mg IV perlahan-lahan.
b). Cedilamid 0,4 - 0,8 IV perlahan-lahan.
G. Pemeriksaan Penunjang
1.Hitung darah dapat menunjukan anemia, merupakan suatu penyebab gagal jantung
outputtinggi dan sebagai faktor eksaserbasi untuk bentuk disfunsi jantung lainnya
2. Pemeriksaan biokimia untuk menunjukan insufiensi ginjal
3. Tes fungsi ginjal untuk menentukan apakah gagal jantung ini berkaitan
dengan azotemia prerena
4. Pemeriksaan elektrolit untuk mengungkap aktivitas neuroendokrin
5. Fungsi tiroid pada pasien usia lanjut harus dinilai untuk mendeteksi
tirotoksikosis ataumieksedema tersembunyi
6. Pemeriksaan EKG
7. Radiografi dada
8. Angiografi radionuklir mengukur fraksi ejeksi ventrikel kiri dan
memungkinkan analisisgerakan dinding regional
9. Kateterisasi jantung untuk menentukan penyakit arteri koroner sekaligus luas yang
terkena. ( Mansjoer. 2010 )
2. KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
a.Identitas
b.Riwayat Kesehatan
Q : Bagaiman keluhan dirasakan oleh klien, apakah hilang, timbul atauterus- menerus
(menetap).
Hipertensi
Hiperliproproteinemia
Diabetes melitus
Rematik fever dan penggunaan obat-obatan tertentu.
1.Aktivitas/istirahata.
b. Tanda : Gelisah, perubahan status mental mis : letargi, tanda vital berubahpad aktivitas.
2. Sirkulasia.
a. Gejala : Riwayat HT, IM baru/akut, episode GJK sebelumnya, penyakit jantung , bedah
jantung , endokarditis, anemia, syok septic, bengkak padakaki, telapak kaki, abdomen.
b.Tanda :
12).kapiler lambat.
4. Makanan/cairan
a.Gejala : Kehilangan nafsu makan, mual/muntah, penambahan berat badansignifikan,
pembengkakan pada ekstremitas bawah, pakaian/sepatu terasasesak, diet tinggi
garam/makanan yang telah diproses dan penggunaandiuretic.
b.Tanda : Penambahan berat badan cepat dan distensi abdomen (asites) sertaedema
(umum, dependen, tekanan dan pitting).
B. Diagnosa Keperawatan
1.Penurunan curah jantung berhubungan dengan ; Perubahan
kontraktilitasmiokardial/perubahan inotropik, Perubahan frekuensi, irama dan
konduksilistrik, Perubahan structural.
2.Aktivitas intoleran berhubungan dengan : Ketidak seimbangan antar suplaiokigen.
Kelemahan umum, Tirah baring lama/immobilisasi.
3.Kelebihan volume cairan berhubungan dengan : menurunnya laju filtrasiglomerulus
(menurunnya curah jantung)/meningkatnya produksi ADH danretensi natrium/air.
4.Resiko tinggi gangguan pertukaran gas berhubungan dengan : perubahanmenbran
kapiler-alveolus.
5.Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tirahbaring
lama, edema dan penurunan perfusi jaringan.
6.Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi dan programpengobatan
berhubungan dengan kurang pemahaman/kesalahan persepsitentang hubungan fungsi
jantung/penyakit/gagal.
C. Rencana Tindakan
Tujuan :Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 3x24 jam curah jantung
adequatdengan kriteria hasil : Klien akan menunjukkan tanda vital dalam batas
yangdapat diterima (disritmia terkontrol atau hilang) dan bebas gejala gagal jantung,
melaporkan penurunan epiode dispnea, angina, Ikut serta dalamaktivitas yang
mengurangi beban kerja jantung.
Intervensi :
dapt terjadi sebagai refrakstori GJK. Area yang sakit sering berwarna biruatu belang
karena peningkatan kongesti vena.
Tujuan :Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 3x24 jam ADL terpenuhidengan
kriteria hasil : Klien akan berpartisipasi pada ktivitas yang diinginkan,memenuhi
perawatan diri sendiri, Mencapai peningkatan toleransi aktivitasyang dapat diukur,
dibuktikan oelh menurunnya kelemahan dan kelelahan.
Intervensi :
a.Periksa tanda vital sebelum dan segera setelah aktivitas, khususnya bilaklien
menggunakan vasodilator,diuretic dan penyekat beta.
Rasional : Hipotensi ortostatik dapat terjadi dengan aktivitas karena efek obat
(vasodilasi), perpindahan cairan (diuretic) atau pengaruh fungsi jantung.
Intervensi :
a.Pantau pengeluaran urine, catat jumlah dan warna saat dimana diuresisterjadi.
e.Kaji bisisng usus. Catat keluhan anoreksia, mual, distensi abdomen dankonstipasi.
Rasional : perlu memberikan diet yang dapat diterima klien yang memenuhikebutuhan
kalori dalam pembatasan natrium.
Intervensi :
e.Kaji bisisng usus. Catat keluhan anoreksia, mual, distensi abdomen dankonstipasi.
Rasional : Kongesti visceral (terjadi pada GJK lanjut) dapat mengganggu fungsi
gaster/intestinal
Rasional : perlu memberikan diet yang dapat diterima klien yang memenuhikebutuhan
kalori dalam pembatasan natrium.
Intervensi :
Intervensi :
Rasional : Kulit beresiko karena gangguan sirkulasi perifer, imobilisasi fisik dan
gangguan status nutrisi.
c. Ubah posisi sering ditempat tidur/kursi, bantu latihan rentang gerak pasif/aktif.
Intervensi :
Rasional : Memberikan waktu adequate untuk efek obat sebelum waktutidur untuk
mencegah/membatasi menghentikan tidur.
Mansjoer, Arif dkk. Kapita Selekta Kodokteran. Edisi Ketiga Jilid 1, Jakarta: