Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERWATAN GERONTIK

PADA Tn M DENGAN KASUS TBC DI RUMAH PASIEN

A. Identitas Klien

Nama : Tn. M
Umur : 50 tahun
Status : Kawin
Agama : Islam
Tingkat Pendidikan : SMP
Tinggal Dengan : Istri dan anak/menantu
Sumber Pendapatan : Ada, Sebagai Buruh Harian
Keluarga Yang Di Hubungin : Anak dan Menantu
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : Perempung
B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Yang Dirasakan Saat Ini
Pada saat pengkajian pasien mengatakan sebelumnya pasien batuk tidak
berhenti-henti di sertai sesak nafas, setelah 1 bulan adanya batuk berdahak di
sertai darah. Pengkajian fisik didapatkan suara bunyi ronkhi di ½ lapang paru
bawah. Frekueansi nafas 26 kali/menit. Klien tampak susah untuk
mengeluarkan dahak saat batuk. Klien mengatakan merasa malu untuk
berbicara dengan orang lain, Klien juga mengatakan tidak nafsu makan, BB
turun 56 kg, konjungtiva normal, TD 120/80 mmHg, N 120 x/menit, S
36,7°C.
2. Keluhan Yang Di Rasakan Tiga Bulan Terakhir
Klien mengatakan merasakan sesak nafas di sertai batuk.
3. Penyakit saat ini
Klien mengatakan menderita penyakit TBC.
4. Kejadian Penyakit 3 Bulan Terakhir
Klien mengatakan hanya sesak dan batuk
5. Riwayat Kesehatan Masalalu
Klien mengatakan bahwa dirinya peroko aktif, kalian mampu menghabiskan
2 bungkus/pak rokok dalam sehari.
6. Riwayat Kesehatan Keluarga
Tidak ditemukan riwayat kesehatan keluarga

C. Status Fisiologi
a. Postur tulang belakang lansia :
Postur tulang belakang pasien tampak tegap lurus dan tidak bungkuk.
b. Tanda-Tanda vital dan status gizi :
1. Suhu : 36,7 oC
2. TD : 120/80mmHg
3. Nadi ; 120x/mnit
4. RR : 26x/mnit
5. BB : 56 kg
6. TB :
D. Pemeriksaan Fisik Head To Toe
1. Kepala
Bentuk kepala oval, kulit kepala tampak kering, rambut kasar
dengan distribusi tebal, tidak ada kelainan dibagian kepala.
2. Mata
Bola mata simetris kiri dan kanan, konjungtiva terlihat berwarna
pink atau normal.
3. Mulut
Mukosa mulut kering, terlihat bernapas dari mulut, tampak susah
mengeluarkan dahak saat batuk.
4. Hidung
Bentuk simitris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada peradangan pada
hidung
5. Telinga
Bentuk simitris, terdapat secret, pendengaran normal jarak jauh
maupun dekat.
6. Leher
bentuk simitris, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada kaku
kuduk.
7. Thoraks
I : pergerakan dinding dada terlihat cepat pada saat bernapas,
tidak ada lesi dan memar
P : tidak ada pembengkakan di dada, fremitus tidak normal
P : bunyi paru pekak
A : bunyi paru ronkhi di ½ lapang paru bawah, kasar dan nyeri
8. Abdomen :
Hepar :

I : bentuk simetris, tidak adanya benjolan, tidak


adanya jaringan parut
P : tidak adanya nyeri tekan, tidak adanya
pembengkakan, hepar
tidak teraba
P : bunyi hepar pekak/redap, dilakukan perkusi untuk
mengetahui
batas dan batas bawah dari hepar
Limpa :
I : bentuk simetris, tidak adanya benjolan di daerah
limpa
P : tidak ada nyeri tekan, tidak adanya pembengkakan,
dan tidak adanya penumpukan cairan
P : bunyi perkusi normal
Ginjal :
I : bentuk tidak simetris, tidak adanya benjolan, tidak
adanya Penumpukan cairan dibagian abdomen,
tidak terdapat jaringan parut dibagian abdomen
P : tidak terdapat nyeri tekan dibagian ginjal klien
P : bunyi perkusi pekak
9. Genetalia :
Kebersihan bagian genetalia terjaga, tidak adanya hemoroid
10. Ekstremitas :
a. Atas
Sekala 5/5, (melawan gravitasi dengan kekuatan penuh), postur
tubuh klien tegap, dengan rentan gerak maksimal, tidak mengunakan
alat bantu gerak, tidak ada nyeri tekan dan tidak adanya edema.
b. Bawah
Sekala 5/5, (melawan gravitasi dengan kekuatan penuh ) tidak
mengunakan alat bantu gerak, tidak adanya nyeri tekan, dan tidak
adanya edema.
11. Integumen :
Kebersihan kulit baik, warna kulit saung matang, kulit tampak kering,
tidak ada gangguan pada kulit.

E. Pengkajian Keseimbngan Untuk Lansia


a. perubahan posisi atau gerakan keseimbngan
a. bangun dari kursi
klien bangun dari kursi tidak dengan mendorong badannya kearah atas
dengan tanganya atau tanpa bantuan orang lain.
b. Duduk ke kursi
c. Klien duduk di kursi dengan cara menaruh bagian bokong ke bagian
dasar kursi perlahan-lahan serta duduk memegang bagian kedua sisi
kursi.
d. Mata tertutup
Klien di tes pengelihatan dengan jarak 6 meter, dengan cara menyebut
jari yang di ajukan oleh pasien.
e. Gerakan mengapai sesuatu
Pasien mampu mengapai sesuatu dengan bahu fleksi, dan mampu
menggapai sesuatu dgn ketinggian yang lebih dari klien dengan berdiri
mengunakan jari-jari kaki klien.
f. Membungkuk
Klien mampu membungkuk dan kembali tegap lurus, tanpa bantuan
atau memegang apapun untuk berdiri tegak
b. Komponen gaya berjalan atau bergerak
a. Klien berjalan dengan baik tanpa ragu-ragu, dan tanpa memegang
apapun.
b. Ketinggian klien mengangkat kaki saat berjalan normal sperti pada
umumnya sekitar >2inc.
c. Langkah kedua kaki klien sesuai tidak ada menyeret salah satu kaki.
d. Langkah kaki klien simetris.
e. Tidak ada tanda-tanda pasien sempoyongan saat mau berjalan ataupun
saat berbalik arah.

F. Pengkajian Psikososial
a. Hubungan dengan orang lain di lingkungan lansia
Klien mengatakan malu saat berinteraksi dengan orang lain di karenakan
penyakit menular yang di derita oleh pasien.
b. Hubungan dengan orang lain di luar rumah/ dilingkungan lansia
Klien mengatakan merasa canggung dan malu untuk berinteraksi dengan
orang lain.
c. Kebiasaan lansia berinteraksi dalam rumah/ atau sesame lansia
Klien mengatakan jarang untuk berinteraksi dengan orang lain atau orang
sekitar rumahnya, jika tidak ada keperluan.
d. Stabilitas emosi
Klien mnegtakan mampu mengendalikan emosinya.

G. Pengkajian spiritual
Klien mengatakan sering menjalanin ibadahnya tidak pernah terlewakan,
sebelum sakit klien sering ikut kegiatan keagamaan di masjid, maupun
penggajian yang di adakan sekitar rumahnya, namun setela sakit klien merasa
malu dan cangung, klien hanya bias berdoa dan pasrah terhadap penyakitnya
saat ini.
H. Pengkajian Fungsional Lansia
Masalah emosional
Klien mengatakan sulit untuk tidur nyeyak, di karenakan sesak
nafas dan batuk-batuk saat malam hari. Klien merasa khawatir dengan
penyakit yang di derita saat ini, klien tidak memiliki masalah dengan orang
lain, tidak mengkonsumsi obat agar bias tidur.
Tingkat kerusakan intelektual
Klien mampu menyawab pertanyaan yang di ajukan seperti :
tanggal berapa hari ini?, hari apa sekarang?, apa nama tempat ini?, dimana
alamat anda?, berapa umur anda?, kapan anda lahir?, siapa presiden
Indonesia?, siapa nama presiden sebelumnya?, siapa nama ibunya?.
I. Identifikasi Aspek Kognitif
No Aspek Nilai Nilai Kriteria
Kognitif Maksimal klien
1 Orientrasi 5 5 Menyebutkan dengan benar :
Tahun : 2019
Musim : panas
Tanggal : 06
Hari : Rabu
Bulan : November

2 Orientasi 5 4 Dimana sekarang kita berada :


Negara : indonesia
Provinsi : NTB
Kabupaten/kota : Lombok Barat
alamat : perempung
RT/RW :

3 Registrasi 3 3 Sebutkan 3 nama obyek (missal :


kertas, kursi, meja) kemudian
ditanyakan ke klien, menjawab :
1. kuris
2. meja
3. kertas

4 Perhatian 5 2 Meminta pasien berhitung mulai


dan dari 100 kemudian di kurangi 7
kalkulasi sampai 5 tingkat.
Jawaban :
1. 93
2. 86
3. 79
4. 72
5. 65

5 bahasa 9 8 Menanyakan klien tentang bnda


(sambil menunjukan benda
tersebut )
1.
2.
Minta klien untuk mengulangi
kata berikut :”tidak ada da, jika
atau tetapi”
Klien menjawab :
Minta klien untuk mengikuti
perintah berikut yang terdiri dari 3
langkah.
Ambil kertas di tangan anda, lipat
dua dan taruh di lantai.
1.
2.
3.
Perintahkan pada klien u0ntuk hal
berikut (bila aktifitas sesuai
perintah nilai satu point
“tutup mata anda”
Perintahkan klien untuk menulis
kalimat dan menyalin gambar.

6 Mengingat 3 3 Meminta klien untuk mengulangi


ketiga obyek di point ke 2 (tiap
point nilai 1)

Total 28 Tidak ada gangguan kognitif


nilai

J. Pengkajian Perilaku Terhadap Kesehatan


1. Kebiasaan merokok
Klien menatakan sebelumnya pasien perokok aktif mampu menghabiskan
2 bungkus/pac dalam sehari, tapi saat ini pasien berhenti untuk merokok.
2. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
a. pola pemenuhan kebutuhan nutrisi
klien mengatakan, bahwa klien makan 2 kali dalam sehari, dengan
porsi 1 piring penuh, nasi, sayur, ikan, kadang nafsu makan hilang.
b. pola pemenuhan cairan
klien mengatakan bahwa klien minum air 5-6 gelas dalam sehari.
c. pola kebiasaan tidur
klien mengatakan bahwa pasien jarang tidur siang, biasanya jika
tidur siang 1-2 jam dan malam hari 6-7 jam sering terbangun
malam hari di karenakan batuk dan terkadang sesak nafas.
d. pola eliminasi dan BAK
klien mengatakan BAB 1-2 kali sehari dengan konsistensi lembek,
tidak ada klainan saat BAB, klien BAK biasanya 3-4 kali dalam
sehari dengan warna urine kuning, tidak ada kelainan saat BAk.
e. Pola aktifitas : kegiatan produktif lansia yang sering di lakukan
Klien mengatakan biasanya klien pergi berkerja, klien jarang
berada di rumah.
f. Pola pemenuhan kebutuhan diri
Klien mengatakan bahwa klien mandi 2 kali dalam sehari,
mengunakan sabun mandi, serta sikat gigi 2 kali sehari pagi dan
sore mengunakan pasta gigi. Kebiasaan klien dalam menganti
pakaian yaitu terkadang 1 kali sehari hingga 2 kali sehari.
3. Tingkat kemandirian dalam kehidupan sehari-hari (indeks Barthel)
No Item yang Skor nilai
dinilai
1 Makan 0 = tidak mampu 2
(feeding) 1 =butuh bantuan memotong, mengoles mentega
2 = mandiri
2 Mandi 0 = tegantung orang lain 1
(Bathing) 1 = mandiri
3 Perawatan 0 = membutuhkan bantuan orang lain 1
1 = mandiri dalam perawatan muka, rambut, gigi dan
bercukur.
4 Berpakaian 0 = tergantung orang lain 2
1= sebagian di bantu (misal mengancing baju)
2 = mandiri
5 BAK (bowel) 0 = inkontinensia atau pakai kateter dan tidak 2
terkontrol
1 = kadang inkontinensia (maks 1x24 jam)
2= kontinensia (teratur )
6 BAB 0 = Inkontinensia ( tidak teratur atau perlu enema ) 2
(bladder) 1= kadang inkontinensia ( seminggu sekali)
2= kontinensia
7 Penggunaan 0 = tergantung bantuan orang lain 2
toilet 1 = membutuhkan bantuan, tapi dapat melakukan
beberapa hal sendiri
2 = mandiri
8 Transfer 0 = tidak mampu 2
1 = butuh bantuan untuk biasa duduk (2 orang )
2 = bantuan kecil (1 orang )
3 = mandiri
9 Mobilisasi 0 = immobile (tidak mampu) 3
1 =menggunkan korsi roda
2 = berjalan dengan bantuan satu orang
3 = mandiri (meskipun menggunakan alat bantu
seperti tongkat
10 Naik turun 0 = tidak mampu 2
tangga 1 = membutuhkan bantuan ( alat bantu)
2 = mandiri
Interprestasi hasil : 20 mandiri
4. Pengkajian lingkungan
Klien memiliki 1 buah rumah dengan luas rumah 10x10m2 dengan jenis
bangunan permanen atap rumah dari genteng, dinding rumah terbuat dari
tembok, lantai rumah dari plesteran semen, kebersihan lantai baik,
ventilasi rumah <15% luas lantai, pencahayaan kurang, perlengkapan
rumah tangga lengkap.
5. Sanitasi
Klien mengunakan air sumur untuk keperluan mencuci dan mandi, klien
kadang membeli air isi ulang atau kadang memasak air sumur untuk
diminum, klien memiliki jamban yang di gunakan pribadi, jenis jamban
cemplung terbuka, jarak dari sumber air dari rumah klien <10 meter,
tempat pembungan air limbah lancer, klien biasanya membersihkan
halaman rumah dengan menyapu kemudian membakar sampahnya, polusi
udara di sekitar rumah klien adanya polusi asap kenadaran dan rumah
tangga, klien tidak memiliki binatang peliharaan atau pun ternak.
6. Fasilitas
Klien mengatakan tidak memiliki peternakan,perikanan, tempat sarana
olahraga, taman dan sarana hiburan, klien hanya memiliki 1 ruang tamu
kemudian tempat ibadah.
7. Keamanan Dan Tranportasi
Klien mengatakan keadaan sekitar rumah aman, tapi jika ada bencana
tetap harus siaga, klien memiliki 1 buah kendaraan roda dua, klien juga
mempuyai handphone yang biasa di gunakan untuk kominukasi jarak
jauh.
K. Analisa Data
Data Fokus:
- Klien tampak susah untuk mengeluarkan dahak saat batuk
- Bunyi ronkhi di ½ lapang paru bawah
- RR 26 x/menit, TD 90/60 mmHg, N 120 x/menit, S 36.7°C
- Klien mengatakan sesak napas
- Klien mengatakan batuk berdahak
- Klien mengatakan tidak nafsu makan
- BB turun 56
- Klien mengatakan merasa malu dengan penyakitnya

No Data Masalah Etiologi Paraf

1. DO : Ketidakefektif Ketidakefektifan IS
an bersihan bersihan jalan
1. pasien tampak batuk
jalan nafas nafas
2. suara terdengar serak
DS :

1. pasien mengatakan batuk Spasme jalan


berdahak nafas
2. pasien mengatakan dahak
tidak bisa keluar.
3. Pasien mengatakan sesak Perubahan
nafas frekuensi nafas
4. Auskultasi paru : Terdengar
suara ronkhi pada paru kanan

2 DO: Risiko tinggi Risiko tinggi


penyebaran penyebaran infeksi
1. Pasien sering batuk di depan
infeksi
orang lain tanpa menutup
mulut.
Kurangnya
2. BTA positif
pengetahuan
DS: untuk
menghindari
1. Pasien mengatakan sering
pemajanan
kontak dengan orang lain
patogen
2. Pasien mengatakan bahwa
saat batuk di depan orang
lain tidak menutup mulut
3. Membuang dahak pada
plastik yang diikat dan
dibuang ketempat sampah
3. DO: Gangguan Gangguan IS
Pertukaran Pertukaran Gas
1. klien terlihat sesak,
Gas
pernafasan takipnea dan
ortopnoe,menggunakan
Perubahan
otot bantu pernafasan ,
membran
retraksi dinding dada, batuk
alveolar-kapiler.
berdahak dan kental,
menggunakan nafas cuping
hidung
Pola pernafasan
DS:
abnormal.
1. klien mengatakan nafasnya
terasa sesak
2. Klien mengeluh susah tidur.
3. Klien mengatakan anaknya
batuk-batuk , berdahak.
L. Diagnose Keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan
sekresi mukus yang kental, hemoptisis, kelemahan, upaya batuk buruk,
dan edema trakheal/faringeal.
2. Gangguan pertukaran gas yang berhubungan dengan kerusakan
membran alveolar-kapiler.
3. Kurangnya pengetahuan mengenai kondisi, aturan pengobatan yang
berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit dan
penatalaksanaan perawatan di rumah.

M. Daftar Tindakan Keperawatan Yang akan dilakukan


1. Tindakan pertama yang akan dilakukan adalah pemeriksaan fisik
lengkap
2. Anjurkan minum air hangat
3. Ajarkan tehnik relaksasi Tarik nafas dalam-dalam.
4. Jaga privasi klien, agar bakteri tidak menular
5. Anjurkan klien untuk rutin minum obat
6. Berikan penyuluhan kesehatan terkait penyakit pasien
7. Atur posisi pasien
8. Anjurkan klien untuk memeriksan dirinya ke klinik, Puskesmas, Rumah
Sakit.
Rencana Asuhan Keperawatan pada Pasien Dengan Tuberkulosis Paru-Paru

(Tujuan/Kriteria Evaluasi)
No Diagnosa Keperawatan Intervensi NIC
Hasil NOC

1. Ketidakefektifan bersihan penghisapan lendir pada jalan nafas


Kriteria Hasil :
jalan nafas Definisi : membuang sekret dengan
Definisi: ketidakmampuan Setelah dilakukan perawatan selama 3x3 jam memasukkan kateter suksion kedalam mulut,
membersihkan sekresi atau masalah ketidakefektifan bersihahan jalan nafas
nasofaring atau trakhea pasien
obstruksi dari saluran nafas
untuk mempertahankan dapat teratasi. 1. Lakukan tindakan cuci tangan.
jalan nafas.
status pernafasan : kepatenan jalan nafas 2. Lakukan tindakan pencegahan
umum.
Definisi : saluran trakeobronkial yang terbuka 3. Gunakan alat pelindung diri sesuai
dan lancar untuk pertukaran gas. dengan kebutuhan.

1. Frekuensi pernafasan dari skala 1(deviasi 4. Tentukan perlunya suktion mulut

berat dari kisaran normal) atau trakhea.


5. Aukultasi suara nafas sebelum dan
ditingkatkan ke skala 4 (deviasi ringan dari
setelah tindakan suction.
kisaran normal)
6. Aspirasi nasopharingeal dengan
2. kedalaman inspirasi dari skala 1(deviasi kanul suction sesuai dengan
berat dari kisaran normal) kebutuhan
7. Berikan sedatif sebagaimana
mestinya.
8. Masukan nasopharingeal airway
ditingkatkan ke skala 4 (deviasi ringan dari
untuk melakukan suction
kisaran normal)
nasotracheal sesuai kebutuhan
3. Kemampuan untuk mengeluarkan sekret 9. Instruksikan pada pasien untuk
dari skala 1 (deviasi berat dari kisaran menarik nafas dalam sebelum
normal) dilakukan suction nasotracheal dan
ditingkatkan ke skala 4 (deviasi ringan gunakan oksigen sesuiai
dari kisaran normal)
kebutuhan.
2 Kriteria Hasil: Manajemen jalan nafas
Definsi: fasilitas kepatenan jalan nafas.
Setelah dilakukan perawatan selama 3x3 jam
Aktivitas-aktivitas:
gangguan pertukaran gas kembali normal.
1. Posisikan pasien untuk
status pernafasan : pertukaran gas memaksimalkan ventilasi
Fungsi respirasi (00030)
2. Motivasi pasien untuk bernafas
Gangguan pertukaran gas Definisi:
pelan, dalam, berputar, dan batuk
Definisi: kelebihan atau defisit pertukaran karbondioksida dan oksigen di 3. Posisikan untuk meringankan
oksigenasi dan/atau eliminasi
karbon dioksida pada membran alveoli untuk mempertahankan konsentrasi sesak nafas
alveolar-kapiler darah arteri. 4. Monitor status pernafasan dan
oksigenasi sebagaimana mestinya.
1. Tekanan parsial oksigen didarah arteri
dari skala 1 (deviasi berat dari kisaran
normal) ditingkatkan ke skala 4
(deviasi ringan dari kisaran normal).
2. Tekanan parsial karbondioksida
didarah arteri dari skala 1 (deviasi
berat dari kisaran normal)
ditingkatkan ke skala 4 (deviasi ringan
dari kisaran normal).

3. PH arteri dari skala 1 (deviasi berat


dari kisaran normal) ditingkatkan ke
skala 4 (deviasi ringan dari kisaran
normal).
4. Saturasi oksigen dari skala 1 (deviasi
berat dari kisaran normal)
ditingkatkan ke skala 4 (deviasi
ringan dari kisaran normal).
3 NOC (5602) pengajaran: proses penyakit
Persepsi/kognisi Kelas 4. Definisi: membantu pasien untuk memahami
Kognisi (00126) defisiensi Kriteria Hasil: informasi yang berhubungan dengan proses
pengetahuan Setelah dilakukan perawatan selama 2x24 jam penyakit secara spesifik.
Definisi: ketidaan atau klien mampu melaksanakan apa yang telah Aktivitas-aktivitas:
defisiensi informasi kognitif diinformasikan. 1. Kaji tingkat pengetahuan pasien terkait
yang berkaitan dengan topik dengan proses penyakit yang spesifik.
tertentu. pengetahuan : proses penyakit
2. Review pengetahuan pasien mengenai
Definisi: tingkat pemahaman yang disampaikan
tentang proses penyakit tertentu dan kondisinya.
komplikasinya. 3. Jelaskan tanda dan gejala yang umum dari
1. Karakter spesifik penyakit dari skala 1 (tidak penyakit, sesuai kebutuhan.
ada pengetahuan) ditingkatkan menjadi 4. Jelaskan mengenai proses penyakit, sesuai
skala 4 (pengetahuan banyak) kebutuhan
2. Faktor-faktor penyebab dan faktor yang 5. Berikan informasi pada pasien mengenai
berkontribusi dari skala 1 (tidak ada kondisi, sesuai kebutuhan.
pengetahuan) ditingkatkan menjadi skala 4 6. Berikan informasi kepada keluarga yang
(pengetahuan banyak) penting bagi pasien mengenai
3. Faktor resiko dari skala 1 (tidak ada perkembangan pasien sesuai kebutuhan.
pengetahuan) ditingkatkan menjadi skala 4 Edukasi pasien mengenai tindakan untuk
(pengetahuan banyak) mengontrol/meminimalkan gejala sesuai
4. Tanda dan gejala dari skala 1 (tidak ada kebutuhan.
pengetahuan) ditingkatkan menjadi skala 4
(pengetahuan banyak)
5. Proses perjalanan penyakit biasanya dari
skala 1 (tidak ada pengetahuan) ditingkatkan
menjadi skala 4 (pengetahuan banyak)
6. Strategi untuk meminimalkan
Perkembangan penyakit dari skala 1 (tidak ada
pengetahuan) ditingkatkan menjadi skala 4
(pengetahuan banyak)
NO Hari/Tgl/Jam No Dx Implementasi Respon Hasil Paraf

1 Rabu -06-11- 1,2,3 1. Mengobservasi Respirasi klien. 1. respirasi klien 26x/mnit


2019
2. Mengajarkan pasien cara tehnik 2. klien tampak koperatif
1
relaksasi, (mengatur posisi, Tarik
1
nafas dalam-dalam)
2,3 3. Mengajarkan kepada klien cara batuk 3. klien tampak koperatif dan
efektif. cepat memehaminya
4. Menganjurkan pada klien untuk Rutin 4. klien memperhatikan dan akan
Minum Obat minum obat terus
5. Memberikan penyuluhan kesehatan 5. pasien tampak koperatif dan
tentang TBC sangat antusias untuk bertanya
6. Menganjurkan pada klien untuk tetap 6. klien mengatakan akan tetap
mengecekkan kondisinya, klinik, control terkait penyakitnya
puskesmas, RS

Kamis 07-11- 1,2,3 1. mengobservasi respirasi klien 1. Respirasi klien 25x/mnit


2019
2. memberikan penyuluhan kesehatan
1,2,3 2. klien sangat koperatif dan berantusias
tentang PHBS pada klien dan keluarga
untuk bertanya
1 klien.
3. Menganjurkan klien minum air hangat 3. klien mengatakan akan tetap minum air
3
hangat
1,2,3 4. Meningkatkan rasa percaya diri klien 4. klien tanpak murung di depan keluarga
terhadap pnyakit klien dan orang lain
1,2,3
5. klien mengatakan akan tetap minum
5. Menganjurkan klien untuk tetap rutin
obat
minum obat.
6. Menganjurkan pada klien untuk tetap 6. klien mengatakan akan tetap
mengecekkan kondisinya, klinik, mengontrol penyakitnya ke klinik,
puskesmas, RS puskesmas, RS

Jumat 08-11- 1,2,3 1. Mengobservasi TTV klien 1. TD : 120/80 mmHg, N : 98x/m, S :


2019
36,5 oC, RR : 24x/mnit

2. klien mengatakan tetepa mengunakan


1,2.3 2. Menganjurkan pada klien untuk tetap
masker, agar tidak menular ke krluarga
mengunkan masker saat komunikasi
atau orang lain

1,2,3 3. Menganjurkan klien untuk rutin 3. klien mengatakan tetap akan minum
minum obat. obat.
No Tanggal/hari/jam Evaluasi Paraf

1 Sabtu 09-11- S:
2019
klien mengatakan batuk di sertai dahak masih ada
15;20
O : tidak ada tampak tarikan didinding dada cepat

Respirasi klien 24x/mnit

Tampak pasien terus berludah ketika batuk

A : intervensi di lanjutkan

P : anjurkan klien untuk berkunjung ke puskesmas,


klinik, RS

Anjurkan klien tetap minum obat

2 Sabtu 09-11- S:
2019
Klien mengatakan kadang masih terasa sesak
15:40
O:

Respirasi 24x/mnit

Terdapat tarikan dinding dada

A : intervensi di lanjutkan

P:

Aanjurkan klien untuk mengatur posisi

Anjurkan klien untuk mengunakan masker

Anjurkan klien untuk berkunjung ke Puskesmas,


Klinik, RS

2 Sabtu 09-11- S:
2019
Klien mengtakan mulai paham dan mengerti terkait
16:20 penyakit klien

O:

Klien tampak mengikuti saran yang disampaikan


A : Intervensi di lanjutkan

P : anjurka klien untuk tetepa berkunjung ke


puskesmas, klinik, RS

Anda mungkin juga menyukai