Anda di halaman 1dari 9

PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP

JENIS BAHAN PENCEMAR AIR DAN SUMBERNYA

Dosen pengampu :

Dr. Sudarti, M.Kes.

Dr. Agus Abdul Gani, M.Si.

Disusun oleh :

Maghfira Amalia Kaulyn 170210102064

PENDIDIKAN FISIKA – PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER

2019
A. Jenis Bahan Pencemar Air

Pada kehidupan makhuk hidup, air memiliki peranan yang sangat penting.
Manusia menggunakan air untuk berbagai kegiatan rumah tangga seperti
memasak, mandi, dan mencuci. Selain itu, air juga digunakan dalam aktivitas
ekonomi penduduk seperti irigasi, industri, dan lain-lain. Namun, dewasa ini kita
tahu bahwa air yang ada di bumi telah banyak tercemar. Pencemaran air
merupakan suatu peristiwa masuknya polutan seperti zat, energi, unsur lain
kedalam air sehingga dapat menyebabkan kualitas air buruk.

Kualitas air yang buruk ditandai dengan adanya perubahan rasa, warna,
dan bau. Bahan polutan tersebut secara umum memiliki sifat toksik yang sangat
berbahaya bagi makhluk hidup. Menurut Palar (1994), toksisitas (daya racun) dari
polutan yang selanjutnya menjadi pemicu terjadinya pencemaran. Salah satu
bahan pencemar yang memiliki daya racun sangat tinggi adalah merkuri (Hg).

Menurut Sahabuddin (2012), pencemaran air disebabkan oleh berbagai


sumber kontaminan baik secara langsung maupun tidak langsung. Sumber
kontaminan langsung meliputi air buangan yang berasal dari limbah industri, TPA
(Tempat Pembuangan Akhir) dan lain sebagainya. Sedangkan, sumber tidak
langsung misalnya seperti kontaminan yang memasuki badan air dari tanah, air
tanah, atau atmosfer berupa hujan. Kontaminan dari atmosfer berasal dari aktivitas
manusia yaitu pencemaran udara oleh kendaraan bermotor dan asap industri yang
mampu menghasilkan hujan asam. Sedangkan kontaminan tanah dan air tanah
meliputi kandungan sisa-sisa dari aktivitas pertanian seperti pupuk dan pestisida.
Kontaminan penyebab pencemaran air sebagai berikut.

1. Mikroorganisme patogen
Bakteri coliform merupakan bakteri yang sering digunakan sebagai
bakteri indikator penyebab pencemaran air, meskipun bakteri coliform
bukan merupakan penyebab sebenarnya dari penyakit. Mikroorganisme
lain yang sering ditemukan di permukaan air dan menjadi penyebab
penyakit bagi kesehatan manusia meliputi: Burkholderia
pseudomallei, Cryptosporidium parvum, Giardia lamblia, Salmonella,
Novovirus serta jenis cacing parasit dan beberapa virus lainnya.

Sumber : amazine.co

2. Kontaminan kimia
Kontaminan kimia dapat terbagi menjadi zat organik dan
anorganik. Polutan air yang bersifat organik meliputi: deterjen, By Product
desinfektan, limbah pengolahan makanan meliputi zat-zat seperti lemak
dan minyak, insektisida dan herbisida, organohalides dan senyawa kimia
lainnya, minyak hidrokarbon, termasuk bahan bakar (bensin, solar, bahan
bakar jet, dan minyak bakar) dan pelumas (oli motor), produk sampingan
pembakaran bahan bakar, serpihan dari kegiatan penebangan pohon dan
semak, senyawa volatil organik (VOC) seperti pelarut industri dari
penyimpanan yang tidak tepat, bifenil Polychlorinated (PCB),
Trichloroethylene, Perklorat, serta berbagai senyawa kimia yang
ditemukan dalam produk kebersihan dan produk kosmetik.
Polutan air anorganik meliputi: limbah industri (terutama sulfur
dioksida), sedimen dari buangan lokasi konstruksi, amonia dari limbah
makanan, pupuk yang mengandung nitrat dan fosfat, limbah kimia sebagai
produk sampingan industri, logam berat dari kendaraan bermotor,
penebangan, dan situs pembukaan lahan.
Item makroskopik kasat mata yang disebut sampah laut saat
ditemui di laut lepas meliputi: sampah (misalnya kertas, plastik, atau
makanan sampah) yang dibuang oleh orang-orang di pinggir pantai,
bersama dengan pembuangan sampah, yang kemudian terkena hujan dan
mengalir ke saluran badai dan akhirnya dibuang ke laut.

Pengaruh bahan pencemar yang berupa gas, bahan terlarut, dan partikulat
terhadap lingkungan perairan dan kesehatan manusia dapat ditunjukkan secara
skematik sebagai berikut :

Sumber : Effendi (2003)

Di dalam air terdapat berbagai macam zat dan kondisi (misalnya panas)
yang dapat memperburuk kualitas air sebagai akibat pencemaran, sehingga tidak
dapat digunakan untuk aktivitas tertentu. Suatu sumber air dikatakan tercemar
bukan hanya karena terdapat bahan pencemar pada air tersebut, namun apabila air
tersebut tidak dapat memenuhi kriteria suatu kebutuhan tertentu, air tersebut juga
dapat dikatakan tercemar. Misalnya, suatu sumber air yang mengandung bakteri
penyakit atau mengandung logam berat masih dapat digunakan untuk kebutuhan
industri atau sebagai pembangkit tenaga listrik, namun air tersebut tidak dapat
digunakan untuk kebutuhan rumah tangga seperti keperluan air minum, mencuci,
mandi dan memasak.
Widiyanto (2015) telah melakukan penelitian di Kalikabong yang
mendapat kesimpulan bahwa polusi air yang tejadi di Kalikabong 33,33% berasal
dari limbah industri, 47,62% limbah rumah tangga dan 19,04% berasal dari
limbah perkotaan. Menurut lembaga kajian ekologi dan konservasi lahan basah,
limbah domestik dibagi menjadi dua macam yaitu pertama, air limbah domestik
yang berasal dari air cucianyang mengandungi sabun, deterjen, minyak, dan
pestisida. Kedua adalah air limbah yang berasal dari kakus yang membawa hasil
berupa sabun, sampo, tinja, dan air seni. Air limbah domestik menghasilkan
senyawa organik berupa protein, karbohidrat, lemak, dan asam nukleat. Saat
musim kemarau debit air menurun hingga 300%, maka masukan bahan organik ke
dalam air akan mengakibatkan penurunan kualitas air. Tanda bahwa air
lingkungan telah tercemar adalah terdapat perubahan dapat diamati yang dapat
digolongkan sebagai berikut.

1. Pengamatan secara fisis, merupakan pengamatan pencemaran air


berdasarkan tingkat kekeruhan air, perubahan suhu, warna dan terdapat
perubahan warna, bau dan rasa.
2. Pengamatan secara kimiawi, yaitu pengamatan pencemaran air
berdasarkan zat kimia yang terlarut dan perubahan pH
3. Pengamatan secara biologis, yaitu pengamatan pencemaran air
berdasarkan mikroorganisme yang mencemari air terutama ada tidaknya
bakteri pathogen.

B. Sumber Pencemaran Air

Sumber pencemar dapat dibedakan menjadi sumber domestik (rumah tangga)


yaitu berasal dari perkampungan, kota, pasar, jalan, terminal, rumah sakit, dan
lan-lain. Sedangkan sumber non domestik, yaitu dari pabrik, industri, pertanian,
peternakan, perikanan, transportasi, dan lainnya. Sedangkan bentuk pencemar
dapat dibagi menjadi bentuk cair, bentuk padat, bentuk gas dan kebisingan
(Tresna, 1991). Bila dilihat dari sumber pencemarannya, pencemaran air dapat
dibedakan menjadi:
1. Limbah Pertanian

Sumber : labsmk.com

Limbah pertanian mengandung polutan insektisida atau pupuk


organik. Insektisida yang mencemari air sungai dapat membunuh biota
sungai, jika biota sungai tidak mati kemudian dikonsumsi oleh hewan lain
ataupun manusia, orang yang mrngkonsumsinya akan ikut keracunan.
Untuk mencegahnya, upaya yang harus dilakukan adalah memilih
insektisida yang khusus membunuh hewan sasaran serta dapat terurai oleh
mikroba dan melakukan penyemprotan sesuai dengan aturan yang telah
ditentukan. Sedangkan pupuk organik yang dapat larut dalam air
digunakan untuk menyuburkan lingkungan air (eutrofikasi). Karena air
yang penuh dengan nutrisi dapat membuat ganggang dan tumbuhan air
tumbuh subur.
2. Limbah Rumah Tangga
Limbah rumah tangga yang cair dapat menjadi sumber pencemaran
air. Pada limbah rumah tangga cair dapat dijumpai berbagai bahan organik
seperti sisa sayur, ikan, nasi, minyak, dan air buangan manusia yang
terbawa oleh air got/parit, kemudian mengikuti aliran sungai. Selain itu,
ada bahan-bahan anorganik seperti plastik, alumunium, dan botol yang
juga terbawa oleh arus air. Sampah yang tertimbun dapat menyumbat
saluran air, dan mengakibatkan banjir.
Sumber : bandungkab.go.id

Bahan pencemar lain yang berasal dari limbah rumah tangga


adalah pencemar biologis seperti bibit penyakit, bakteri, dan jamur. Bahan
organik yang dilarutkan dalam air akan mengalami penguraian dan
dekomposisi. Efek yang ditimbulkan adalah kadar oksigen dalam air
menurun dratis sehingga biota air akan mati. Jika pencemaran bahan
organik meningkat, akan ada cacing Tubifex berwarna kemerahan
bergerombol yang merupakan petunjuk biologis (bioindikator) parahnya
pencemaran oleh bahan organik dari limbah pemukiman. Di kota-kota, air
got berwarna kehitaman dan mengeluarkan bau yang menyengat. Di dalam
air got yang demikian tidak ada organisme lain yang hidup kecuali bakteri
dan jamur. Limbah rumah tangga di daerah perkotaan di Indonesia telah
mencapai 60% dari seluruh limbah yang ada.
3. Limbah Industri
Banyak dari sekelompok industri membuang limbahnya ke air.
Jenis polutan yang dihasilkan oleh limbah ini bergantung pada jenis
industri. Polutan dapat berupa polutan organik (berbau busuk), polutan
anorganik (berbuih dan berwarna), serta polutan yang mengandung asam
belerang (berbau busuk), atau berupa temperatur (air menjadi panas).
Sumber : safetysign.co.id

Pemerintah telah menetapkan tata aturan untuk mengendalikan


pencemaran air oleh limbah industri. Sebagi contoh limbah industri
sebelum dibuang ke sungai harus diolah terlebih dahulu supaya tidak
terjadi pencemaran. Sedangkan pencemaran di laut dapat disebabkan oleh
kebocoran tangker minyak disebabkan oleh kecelakaan dengan kapal lain.
Minyak yang terdapat di dalam kapal kemudian tumpah menggenangi
lautan sejauh ratusan kilometer. Biota laut seperti kan, terumbu karang,
burung laut, dan hewan-hewan laut dapat mengalami kematian karenanya.
Oleh karena itu, untuk mengatasinya, polutan harus dibatasi dengan pipa
mengapung supaya tidak tersebar, kemudian permukaan polutan diberi zat
yang dapat menguraikan minyak.
4. Penangkapan ikan menggunakan racun
Beberapa penduduk dan nelayan ada yang menggunakan tuba yaitu
racun dari tumbuhan atau potas untuk menangkap ikan tangkapan,
melainkan juga semua biota air. Namun, dalam penggunaannya, racun
tersebut tidak hanya membunuh hewan-hewan dewasa, tetapi juga hewan-
hewan yang masih kecil. Dengan demikian racun yang disebarkan akan
memusnahkan berbagai jenis makluk hidup yang ada di sungai maupun
laut. Kegiatan penangkapan ikan dengan cara tersebut dapat
mengakibatkan pencemaran di lingkungan perairan dan menurunkan
kualitas sumber daya perairan.
DAFTAR PUSTAKA

Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan. Yogyakarta : Kanisius

Palar, H. 1994. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Jakarta : Rineka Cipta

Sahabuddin, Erma Suryani. Cemaran air dan tercapainya llingkungan sumber


daya alam yang berkelanjutan. Jurnal Publikasi Vol. 2 No. 2 (2012) : 102-
111

Tresna, S.A. 1991. Pencemaran Lingkungan. Jakarta : Rineka Cipta

Widiyanto, Agnes Fitria. Polusi air tanah akibat limbah industri dan limbah rumah
tangga. Jurnal KEMAS Vol. 10 No. 2 (2015) : 246-254

Anda mungkin juga menyukai