Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Defenisi
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang
cukup bulan atau hamper cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput
janin dari tubuh ibu.
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala
yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.
Persalinan adalah suatu proses yang dimulai dengan adanya kontraksi uterus yang
menyebabkan terjadinya dilatasi progresif dari serviks, kelahiran bayi, dan kelahiran
plasenta, dan proses tersebut merupakan proses alamiah.
B. Kala dalam persalinan
1. Kala I
Dimulai dari saat persalinan sampai pembukaan lengkap (10 cm). Proses ini
berlangsung antara 18-24 jam ,terbagi dalam 2 fase yaitu:
a. Fase laten : berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lambat sampai
mencapai ukuran diameter 3cm.
b. Fase aktif dibagi dalam 3 fase yaitu :
1) Fase akselerasi: dalam waktu 3 jam pembukaan 3cm tersebut menjadi 4cm
2) Fase dilatasi maksimal : dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat
cepat dari 4cm menjadi 9cm
3) Fase deselerasi : pembukaan menjadi lambat kembali, dalam waktu 2 jam
pembukaan dari 9cm menjadi lengkap
Fase-fase tersebut dijumpai pada primigravida. Pada multi gravid pun terjadi
demikian, akan tetapi fase laten, fase aktif, dan fase deselerasi terjadi lebih pendek
Mekanisme membukanya seviks berbeda antara pada primigravida dan
multigravida, pada yang pertama ostium uteri internum akan membuka terlebih
dahulu, sehingga serviks akan mendatar dan menipis. Baru kemudian osteum uteri
eksternum membuka. Pada multigrvida osteum uteri internum sudah sedikit terbuka.
Osteum uteri internum dan eksternum serta penipisan dan pendataran serviks terjadi
dalam saat yang sama.
Ketuban akan pecah dengan sendiri ketika pembukaan hampir atau
sudah lengkap. Tidak jarang ketuban harus dipecahkan ketika pembukaan
hampir lengkap atau telah lengkap. Bila ketuban telah pecah sebelum pembukaan
mencapai 5 cm, disebut ketuban pecah dini.
Kala I selesai apabila pembukaan seviks uteri telah lengkap. Pada primigravida
kala I berlangsung kira-kira 13 jam, sedangkan pada multigravida kira-kira 7 jam.
2. Kala II
Pada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2 sampai 3 menit
sekali. Karena biasanya dalam hal ini janin sudah masuk ruang panggul, maka pada
his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul, yang secara reflektoris
menimbulkan rasa mengedan. Wanita merasa pula tekanan pada rectum dan hendak
buang air besar. Kemudian perineum mulai menonjol dan menjadi lebar dengan anus
membuka, labia mulai membuka dan tidak lama kemudian kepala janin tampak dalam
vulva pada waktu his. Bila dasar panggul sudah lebih berelaksasi, kepala tidak masuk
lagi di luar his, dengan his dan kekuatan mengedan maksimal kepala janin dilahirkan
dengan suboksiput di bawah simfisis dan dahi, muka, dan dagu melewati perineum.
Setelah istirahat sebentar, his mulai lagi untuk mengeluarkan badan dan anggota bayi.
Pada primi gravida kala II berlangsung rata-rata 1,5 jam dan pada multipara rata-rata
0,5 jam.
3. Kala III
Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus uteri agak diatas pusat.
Beberapa menit kemudian uterus kontraksi lagi untuk melepas plasenta dari
dindingnya. Biasanya plasenta lepas dalam 6 sampai 15 menit setelah bayi lahir dan
keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri. Pengeluaran plasenta disertai
dengan pengeluaran darah.
4. Kala IV
Dimulai saat plasenta lahir sampai 2 jam pertama post partum. Keduanya baru
saja mengalami perubahan fisik yang luar biasa. Rata-rata perdarahan normal adalah
250 cc. Perdarahan persalinan yang lebih dari 500cc adalah perdarahan abnormal.
C. Etiologi
Dalam persalinan ada dua hormon yang mempengaruhi dan dominan yaitu:
1. Hormon estrogen : Meningkatkan sensitifitas otot rahim dan memudahkan penerimaan
rangsangan dari luar seperti oxcytoksin, prostaglandin, dan rangsangan mekanisme.
2. Hormon progesteron : Menurunkan sensitifitas otot rahim, menghambat rangsangan
dari luar menyebabkan relaksasi otot dan otot polos.
D. Manifestasi klinis
Tanda-tanda Persalinan akan terjadi, maka menunjukkan tanda khusus bahwa persalinan
sudah dekat yaitu :
1. Terjadi lightening
Menjelang kehamilan 36 minggu pada primigravida terjadi penurunan fundus uteri
karena kepala bayi mulai masuk PAP.
2. Terjadi his pendahuluan
Makin tuanya kehamilan pengeluaran estrogen dan progesteron makin berkurang
sehingga menimbulkan kontraksi lebih sering.
Gejala-gejala Persalinan
a. Adanya his (kontraksi rahim)
Sering dan teratur dengan frekuensi yang makin pendek dan sifatnya hilang timbul,
his dirasakan dari perut bagian bawah menjalar ke pinggang dan berpengaruh
terhadap pembukaan servik.
b. Pengeluaran lendir dan darah
Adanya his terjadi perubahan servik berupa pendataran, penipisan dan pembukaan
sehingga timbul perdarahan akibat kapiler yang pecah, tanda ini disebut Bloody
Show.
c. Adanya ketuban pecah
Pecahnya ketuban diharapkan persalinan terjadi dalam 24 jam.
d. Adanya perubahan servik
Servik makin lunak, penipisan dan pembukaan.
E. Patofisiologi
Proses terjadinya persalinan karena adanya kontraksi uterus yang dapat
menyebabkan nyeri. Ini dipengaruhi oleh adanya keregangan otot rahim, penurunan
progesteron, peningkatan oxytoksin, peningkatan prostaglandin, dan tekanan kepala bayi.
Dengan adanya kontraksi maka terjadi pemendekan SAR dan penipisan SBR. Penipisan
SBR menyebabkan pembukaan servik. Penurunan kepala bayi yang terdiri dari beberapa
tahap antara lain enggament, descent, fleksi, fleksi maksimal, rotasi internal, ekstensi,
ekspulsi kepala janin, rotasi eksterna. Semakin menurunnya kepala bayi menimbulkan rasa
mengejan sehingga terjadi ekspulsi. Ekspulsi dapat menyebabkan terjadinya robekan jalan
lahir akibatnya akan terasa nyeri. Setelah bayi lahir kontraksi rahim akan berhenti 5-10
menit, kemudian akan berkontraksi lagi. Kontraksi akan mengurangi area plasenta, rahim
bertambah kecil, dinding menebal yang menyebabkan plasenta terlepas secara bertahap.
Dari berbagai implantasi plasenta antara lain mengeluarkan lochea, lochea dan robekan
jalan lahir sebagai tempat invasi bakteri secara asending yang dapat menyebabkan terjadi
risiko tinggi infeksi. Dengan pelepasan plasenta maka produksi estrogen dan progesteron
akan mengalami penurunan, sehingga hormon prolaktin aktif dan produksi laktasi dimulai.
F. Penatalaksanaan
Memimpin persalinan dengan mengajarkan ibu untuk mengejan setiap ada his
dengan cara tarik nafas sedalam mungkin dipertahankan dengan demikian diafragma
membantu otot dinding rahim mendorong ke arah jalan rahim.
1. Bila kontraksi hilang ibu dianjurkan nafas dalam secara teratur
2. Demikian seterusnya sampai kepala anak akan lahir lalu ibu diminta untuk bernafas hal
ini agar perineum meregang pelan dan mengontrol lahirnya kepala tidak terlalu cepat
3. Menolong melahirkan kepala
4. Letakkan satu tangan pada kepala bayi agar defleksi tidak terlalu cepat, Menahan
perinium dengan satu tangan lainnya yang dialasi duk steril agar tidak terjadi robekan.
Setelah muka bayi lahir diusap dengan kasa steril untuk membersihkan dari kotoran
5. Melahirkan bayi
6. Periksa tali pusat bila ada lilitan tali pusat dilonggarkan dulu dan bila lilitan terlalu erat
maka diklem pada dua tempat dan dipotong sambil melindungi leher anak.
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan urine protein (Albumin)
2. Untuk mengetahui adanya risiko pada keadaan preeklamsi maupun adanya gangguan
pada ginjal dilakukan pada trimester II dan III.
3. Pemeriksaan urin gula
4. Menggunakan reagen benedict dan menggunakan diastic.
5. Pemeriksaan darah
6. Ultrasonografi (USG)
7. Alat yang menggunakan gelombang ultrasound untuk mendapatkan gambaran dari
janin, plasenta dan uterus.
8. Stetoskop Monokuler
9. Mendengar denyut jantung janin, daerah yang paling jelas terdengar DJJ, daerah
tersebut disebut fungtum maksimum.
10. Memakai alat Kardiotokografi (KTG)
Kardiotokografi adalah gelombang ultrasound untuk mendeteksi frekuensi jantung
janin dan tokodynomometer untuk mendeteksi kontraksi uterus kemudian keduanya
direkam pada kertas yang sama sehingga terlihat gambaran keadaan jantung janin dan
kontraksi uterus pada saat yang sama.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Pengumpulan data
a. Biodata klien meliputi :
Nama, umur : dalam kategori usia subur (15 – 49 tahun). Bila didapatkan
terlalu muda (kurang dari 20 tahun) atau terlalu tua (lebih dari 35 tahun)
merupakan kelompok resiko tinggi.Pendidikan, pekerjaan dan alamat klien.
b. Keluhan Utama
Pada umumnya klien mengeluh nyeri pada daerah pinggang menjalar ke perut,
adanya his yang makin sering, teratur, keluarnya lendir dan darah, perasaan selalu
ingin buang air kemih, bila buang air kemih hanya sedikit-sedikit.
c. Riwayat penyakit sekarang
Dalam pengkajian ditemukan ibu hamil dengan usia kehamilan anatara 38 –42
minggu disertai tanda-tanda menjelang persalinan yaitu nyeri pada daerah pinggang
menjalar ke perut, his makin sering, tertaur, kuat, adanya show (pengeluaran darah
campur lendir), kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
d. Riwayat penyakit dahulu
Adanya penyakit jantung, hipertensi, diabetes mellitus, TBC, hepatitis,
penyakit kelamin, pembedahan yang pernah dialami, dapat memperberat
persalinan.
e. Riwayat penyakit keluarga
Adanya penyakit jantung, hipertensi, diabetes mellitus, keturunan hamil
kembar pada klien, TBC, hepatitis, penyakit kelamin, memungkinkan penyakit
tersebut ditularkan pada klien, sehingga memperberat persalinannya.
f. Riwayat Obstetri
Riwayat haid. Ditemukan amenorhhea (aterm 38-42 minggu), prematur kurang
dari 37 minggu. Riwayat kebidanan. Adanya gerakan janin, rasa pusing,mual
muntah, daan lain-lain. Pada primigravida persalinan berlangsung 13-14 jam
dengan pembukaan 1cm /jam, sehingga pada multigravida berlangsung 8 jam
dengan 2 cm / jam.
g. Riwayat psikososialspiritual dan budaya
Perubahan psikososial pada trimester I yaitu ambivalensi, ketakutaan dan
fantasi.Pada trimester II adanya ketidaknyamanan kehamilan (mual, muntah),
Narchisitik, pasif dan introvert. Pada trimester III klien merasa tidak feminin lagi
karena perubahan tubuhnya,ketakutan akan kelahiran bayinya,distress keluarga
karena adaanya perasaan sekarat selama persalinan berlangsung.
h. Pola Kebutuhan sehari-hari
1) Nutrisi
Adanya his berpengaruh terhadapkeinginan atau selera makan yang
menurun.
2) Istirahat tidur
Klien dapat tidur terlentang,miring ke kanan / kiri tergantung pada letak
punggung anak,klien sulit tidur terutama kala I – IV.
3) Aktivitas
Klien dapat melakukan aktivitas seperti biasanya, terbatas pada aktivitas
ringan, tidak membutuhkan tenaga banyak, tidak mebuat klien cepat lelah, capai,
lesu.Pada kala I apabila kepala janin telah masuk sbagian ke dalam PAP serta
ketuban pecah, klien dianjurkan duduk / berjalan-jalan disekitar ruangan / kamar
bersalin. Pada kala II kepala janin sudah masuk rongga PAP klien dalam posisi
miring ke kanan / kiri .
4) Eliminasi
Adanya perasaan sering / susah kencing selama kehamilan dan proses
persalinan. Pada akhir trimester III dapat terjadi konstipasi.
5) Personal Hygiene
Kebersihan tubuih senantiasa dijaga kebersihannya. Baju hendaknya yang
longgar dan mudah dipakai, sepatu / alas kaki dengan tumit tinggi agar tidak
dipakai lagi
6) Seksual
Terjadi disfungsi seksual yaitu perubahan dalam hubungan seksual / fungsi
dari sek yang tidak adekuat karena adanya proses persalinan dan nifas.
7) Pemeriksaan
Pemeriksaan umum meliputi:
a) Tinggi badan dan berat badan.
Ibu hamil yang tinggi badanya kurang dari 145 cm terlebih pada
kehamilan pertama, tergolong resiko tinggi karena kemungkinan besar
memiliki panggul yang sempit.Berat badan ibu perlu dikontrol secara teratur
dengan peningkatan berat badan selama hamil antara 10–12 kg.
b) Tekanan Darah
Tekanan darah diukur pada akhir kala II yaitu setelah anak dilahirkan
biasanya tekanan darah akan naik kira-kira 10 mmHg.
c) Suhu badan, nadi dan pernafasan
Pada penderita dalam keadaan biasa suhu badan anatara 360-370 C, bila
suhu lebih dari 370C dianggap ada kelainan.Kecuali bagi klien setelah
melahirkan suhu badan 375C- 378C masih dianggap normal karena kelelahan.
Keadaan nadi biasanya mengikuti keadaan suhu, Bila suhu naik keadaan nadi
akan bertambah pula dapat disebabkan karena adanya perdarahan. Pada klien
yang akan bersalin / bersalin pernafasanannya agak pendek karena kelelahan,
kesakitan dan karena membesarnya perut pernafasan normal antara 80 – 100
X / menit, kadang meningkat menjadi normal kembali setelah persalinan, dan
diperiksa tiap 4 jam.
d) Kepala dan leher
Terdapat adanya cloasma gravidarum, terkadang adanya pembengkakan
pada kelopak mata, konjungtiva kadang pucat, sklera kuning, hiperemis
ataupun normal, hidung ada polip atau tidak, caries pada gigi, stomatitis,
pembesaran kelenjar.
e) Dada
Terdapat adanya pembesaran pada payudara, adanya hiperpigmentasi
areola dan papila mamae serta ditemukan adanya kolustrum.
f) Perut
Adanya pembesaran pada perut membujur, hyperpigmentasi linea alba/
nigra, terdapat striae gravidarum. Palpasi : usia kehamilan aterm 3 jari bawah
prosesus xypoideus, usia kehamilan prematur pertengahan pusat dan prosesus
xypoideus, punggung kiri/ punggung kanan, letak kepala, sudah masuk PAP
atau belum. Adanya his yang makin lama makin sering dan kuat.Auskultasi :
ada/ tidaknya DJJ,frekwensi antara 140 – 160 x / menit.
g) Genetalia
Pengeluaran darah campur lendir, pengeluaran air ketuban. Bila terdapat
pengeluaran mekonium yaitu feses yang dibentuk anak dalam kandungan,
menandakan adannya kelainan letak anak.Pemeriksaan dalam
untuk mengetahui jauhnya dan kemajuan persalinan, keadaan serviks,
panggul serta keadaan jalan lahir.
h) Ekstremitas
Pemeriksaan udema untuk melihat kelainan-kelainan karena
membesarnya uterus, karena pre eklamsia atau karena karena penyakit
jantung/ ginjal.Ada varices pada ekstremitas bagian bawah karena adanya
penekanan dan pembesaran uterus yang menekan vena abdomen.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera fisiologis : kehamilan
2. Nyeri melahirkan berhubungan dengan pengeluaran janin
3. Ketidaknyamanan pasca partum berhubungan dengan kondisi pasca persalinan
C. INTERVENSI KEPERAWATAN

No Dx keperawatan Tujuan Intervensi

1 Nyeri akut Setelah dilakukan intervensi Observasi


berhubungan dengan keperawatan selama .... - Identifikasi lokasi,
agens pencedera maka tingkat nyeri menurun karakteristik, durasi, frekuensi,
fisiologis : dengan kriteria hasil : kualitas, intensitas nyeri
kehamilan a. Kemampuan menuntaskan - Identifikasi skala nyeri
aktivitas meningkat - Identifikasi respons nyeri non
b. Keluhan nyeri menurun verbal
c. Meringis menurun - Identifikasi faktor yang
d. Sikap protektif menurun memperberat dan
e. Gelisah menurun memperingan nyeri
f. Kesulitan tidur menurun - Identifikasi pengetahuan dan
g. Frekuensi nadi membaik keyaninan tentang nyeri
- Identifikasi pengaruh budaya
terhadap respon nyeri
- Identifikasi pengaruh nyeri
pada kualitas hidup
- Monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah
diberikan
- Monitor efek samping
penggunaan analgetik
Terapeutik
- Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (mis.
TENS, hipnosis. akupresur,
terapi musik, biofeedback,
terapi pijat, aromaterapi,
teknik imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin,
bermain)
- Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (mis.
suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri
Edukasi
- Jelaskan penyebab periode,
dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan
nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
- Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
- Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
2 Nyeri melahirkan Setelah dilakukan intervensi Observasi
berhubungan dengan keperawatan selama - Identifikasi penurunan tingkat
pengeluaran janin melahirkan maka kontrol energi, ketidakmampuan
nyeri meningkat dengan berkonsentrasi atau gejala lain
kriteria hasil : kemampuan mengganggu kemampuan
menggunakan teknik kognitif
nonfarmakologis meningkat - Identifikasi teknik relaksasi
yang pernah efektif digunakan
- Identifikasi kesediaan,
kemampuan, dan penggunaan
teknik sebelumnya
- Periksa ketegangan otot,
frekuensi nadi, tekanan darah,
dan suhu sebelum dan sasudah
latihan
- Monitor respons terhadap
terapi relaksasi
Terapeutik
- Ciptakan lingkungan tenang
dan tanpa gangguan dengan
pencahayaan dan suhu ruang
nyaman, jika memungkinkan
- Berikan informasi tertulis
tentang persiapan dan prosedur
teknik relaksasi
- Gunakan pakaian longgar
- Gunakan nada suara lembut
dengan irama lambat dan
berirama
- Gunakan relaksasi sebagai
strategi penunjang dengan
analgetik atau tindakan medis
lain, jika sesuai
Edukasi
- Jelaskan tujuan, manfaat,
batasan, dan jenis relaksasi
yang tersedia (mis, musik,
meditasi, napas dalam,
relaksasi otot progresif)
- Jelaskan secara rinci intervensi
relaksasi yang dipilih
- Anjurkan mengambil posisi
nyaman
- Anjurkan rileks dan merasakan
sensasi relaksasi
- Anjurkan sering mengulangi
atau melatih teknik yang
dipilih
- Demonstrasikan dan latih
teknik relaksasi (mis, napas
dalam, peregangan, atau
imajinasi terbimbing)
3 Ketidaknyamanan Setelah dilakukan intervensi Observasi
pasca partum keperawatan selama - Identifikasi lokasi,
berhubungan dengan melahirkan maka status karakteristik, durasi, frekuensi,
kondisi pasca kenyamanan pasca partum kualitas, intensitas nyeri
persalinan meningkat dengan kriteria - Identifikasi skala nyeri
hasil : - Identifikasi respons nyeri non
a. Keluhan tidak nyaman verbal
menurun - Identifikasi faktor yang
b. Meringis menurun memperberat dan
c. Kontraksi uterus memperingan nyeri
d. Peyudara bengkak - Identifikasi pengetahuan dan
menurun keyaninan tentang nyeri
- Identifikasi pengaruh budaya
terhadap respon nyeri
- Identifikasi pengaruh nyeri
pada kualitas hidup
- Monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah
diberikan
- Monitor efek samping
penggunaan analgetik
Terapeutik
- Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (mis.
TENS, hipnosis. akupresur,
terapi musik, biofeedback,
terapi pijat, aromaterapi,
teknik imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin,
bermain)
- Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (mis.
suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri
Edukasi
- Jelaskan penyebab periode,
dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan
nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
- Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
- Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
DAFTAR PUSTAKA

Fadhillah, Dkk. (2016). Standar diagnosis keperawatan Indonesia .: Jakarta.


Fadhillah, Dkk. (2018). Standar intervensi keperawatan Indonesia .: Jakarta.
Retno, dkk.2011. Buku Panduan Praktek Laboraturium: Keperawatan Maternitas. Program
Studi Keperawatan Sekolah Tinggi Jenderal Achmad Yani. Yogyakarta.
Tanto, C., Liwang, F., Hanifati, S. & Pradipta, E. A. 2016. Kapita Selekta Kedokteran,
Jakarta Pusat, Media Aesculapius
PPNI. 2018 Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
PPNI. 2018 Standar Luaran Keperawatan Indonesia
PPNI. 2018 Standar Intervensi Keperawatan Indonesia

Anda mungkin juga menyukai