Anda di halaman 1dari 8

PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP

MANFAAT LINGKUNGAN HIDUP BAGI MANUSIA

Dosen pengampu :

Dr. Sudarti, M.Kes.

Dr. Agus Abdul Gani, M.Si.

Disusun oleh :

Maghfira Amalia Kaulyn 170210102064

PENDIDIKAN FISIKA – PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER

2019
Manusia hidup, tumbuh, dan berkembang dalam lingkungan alam dan
budaya masing-masing. Dalam lingkungan alam manusia hidup dalam sebuah
ekosisten yaitu suatu unit atau satuan fungsional dari makhluk hidup dengan
lingkungannya. Dalam ekosisten terdapat komponen abiotik yang merupakan
faktor lingkungan. Komponen ini mempengaruhi makhluk hidup lain seperti
tanah, udara atau gas-gas yang ada di atmosfer, air, cahaya, dan temperatur.
Sedangkan komponen biotik yaitu produsen, konsumen, dan pengurai.

Hubungan manusia dan lingkungannya sebenarnya telah berlangsung sejak


lama. Saat seseorang lahir ke dunia, secara langsung maupun tidak dia sudah
melakukan interelasi dengan lingkungan hidupnya, seperti menggunakan oksigen
yang ada di udara untuk bernafas. Setelah lebih dewasa, tingkat kebergantungan
terhadap lingkungan tentunya semakin tinggi, sejalan dengan kebutuhannya.
Semua kebutuhan tersebut didapat melalui interaksi dengan lingkungan baik
lingkungan alam, lingungan sosial, maupun lingkungan budaya.

Manusia tidak akan mampu bertahan hidup tanpa ada hewan dan
tumbuhan. Jika di bumi tidak ada tumbuhan, hewan, dan jasad renik, manusia
tidak akan memperoleh makanan yang bisa digunakan sebagai sumber energi.
Selain itu, keberadaan tumbuhan yang mengeluarkan oksigen untuk bernafas
tentunya sangat penting bagi keberlangsungan hidup manusia. Oleh karena itu,
seharusnya manusia benar-benar sadar akan pentingnya lingkungan hidup dengan
segala komponen yang ada di dalamnya.

Menurut Sastrawijaya (2009), beberapa jenis sumber daya alam memiliki


peranan penting dalam menentukan keberlangsungan hidup manusia. Sumber
daya alam itu diantaranya sebagai berikut.

a. Sumber daya alam hayati (hewan, tumbuhan, dan jasad renik)


Sumber daya alam hayati sangat berperan dalam menjaga
keseimbangan ekosistem lingkungan seperti halnya dalam proses daur
ulang. Jasad renik dapat membusukkan bahan organik sehingga membuat
mineral yang ada didalamnya dibebaskan dan kemudian digunakan lagi
oleh tumbuhan.
Tumbuhan semak dan hutan juga berperan penting dalam
melindungi tanah saat terjadi erosi dan juga sebagai pengatur aliran air.
Peranan lain sumber daya alam hayati adalah terdapatnya sifat keturunan
yang suatu saat dapat digunakan oleh manusia. Tumbuhan gelagah yang
nampaknya tidak memiliki manfaat ternyata pernah berjasa
menyumbangkan sifat ketahanan terhadap penyakit bagi tubuh manusia.

Gambar 1. Kebakaran hutan

Sumber: www.jurnalasia.com

Menurut Ungirwalu (2016), bila ditinjau dari segi struktur


dasarnya, ekosistem hutan terdiri atas dua komponen utama, yaitu
komponen abiotik dan biotik. Pola interaksi komponen biotik dengan
lingkungannya dilakukan melalui tahap-tahap adaptasi biologis yang dapat
menyebabkan organisme lain hidup dengan memiliki kondisi dan keadaan
biologis yang sesuai habitatnya. Proses ini dilakukan agar setiap
komponen biotik dalam ekosistem dapat beradaptasi dengan
lingkungannya. Begitu pula dengan keberadaan manusia yang harus tetap
menjaga hubungan adaptif dengan lingkungan agar mampu
mempertahankan kehidupannya.
Menurut Soemarwoto (2001), hutan mempunyai fungsi ekologi
yang sangat penting di alam, seperti fungsi hidro-ologi, penyimpanan
sumber daya genetik, pengatur kesuburan tanah hutan dan iklim, serta
penyimpan karbon. Namun, pengetahuan masyarakat mengenai fungsi
hidro-ologi tidak serta-merta menumbuhkan kesadaran masyarakatuntuk
mencagar peranan fungsi tersebut.
b. Sumber daya tanah dan air
Tanah dan air merupakan sumber kehidupan bagi keberlangsungan
hidup manusia. Segala jenis tumbuhan yang ada di bumi dalam
perkembangannya sangat ditentukan oleh kondisi tanah. Sedangkan,
manusiia membutuhkan tumbuhan sebagai sumber energi, sehingga pada
hakikatnya makhluk hidup yang ada di bumi bergantung pada tanah. Air
diperlukan dalam proses hidup makhluk hidup karena sebagian besar
tubuh makhluk hidup terdiri atas air. Selain itu, air juga diperlakukan
dalam berbagai aktivitas manusia seperti aktivitas rumah tangga, indutri,
transportasi, dan lain-lain. Oleh karena itu, manusia harus menjaga
kualitas air. Apabila kualitas air buruk, maka hal tersebut akan
menyebabkan berbagai masalah bagi keberlangsungan hidup manusia.
Bagi masyarakat Indonesia, nampak bahwa negara kita memiliki
persediaan air yang cukup. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa terdapat
beberapa hambatan yang dialami oleh masyarakat yang erat kaitannya
dengan air. Masalah yang pertama adalah saat musim kemarau datang.
Masyarakat akan mengalami kekurangan air saat musim kemarau datang.
Hal yang dapat dilakukan saat ini terjadi adalah kita dapat melakukan
penyimpanan cadangan air yang didapatkan saat musim hujan. Secara
alamiah penyimpanan air dilakukan oleh hutan. Oleh karena itu,
seharusnya manusia tidak menebang hutan dengan sembarangan.
Kerusakan hutan juga dapat mengakibatkan erosi.
Kondisi kedua adalah saat terjadi pencemaran. Pencemaran dapat
diakibatkan oleh limbah pabrik dan rumah tangga. Pencemaran oleh sisa
pestisida juga telah menyebar di daerah yang luas meskipun masih dalam
kadar yang kecil. Selain itu, airjuga dapat tercemar oleh erosi hutan. Oleh
karena itu, kembai lagi kita harus menjaga kelestarian hutan.
c. Udara
Udara merupakan campuran dari berbagai jenis gas, debu, dan juga
uap air. Gas oksigen sangat kita butuhkan dalam proses respirasi manusia.
Tanpa udara kita tidak akan dapat melangsungkan kehidupan. Namun,
karena udara terdapat dalam jumlah yang banyak, seringkali manusia
meremehkan kualitas vital udara. Udara yang berjumlah banyak tersebut
bisa saja berkurang suatu hari nanti. Kebanyakan manusia barulah
menyadari pentingnya udara setelah terjadi pencemaran.
Menurut Budiyono (2001), hadirnya pencemar udara dari berbagai
aktivitas manusia seperti gas NO, SO, CO, O, TSP, dan Pb maupun
aktivitas alamiah pada tingkat tertentu mempunyai pengaruh dan dampak
yang sangat buruk terhadap lingkungan, baik untuk kesehatan manusia
maupun bagi lingkungan alam itu sendiri. Kebanyakan masyarakat belum
menyadari bahwa kualitas udara yang mnurun juga dapat berpengaruh
bagi keberlangsungan hidup manusia. Dampak yang dapat dirasakan oleh
manusia dapat berupa penyakit yang mengakibatkan penurunan
kemampuan kerja. Selain itu, pencemaran di udara juga berakibat bagi
kotornya lingkungan.
d. Energi
Bagi manusia, energi dibutuhkan untuk melakukan berbagai
kegiatan. Semua sistem mempunyai kecenderungan untuk berubah dari
yang awalnya terartur menjadi kurang teratur, sebagaimana ekosistem
lingkungan. Oleh karena itu, untuk menjaga kelestarian ekosistem kita
harus melakukan kerja dan kita membutuhkan energi untuk
melakukannya. Oleh karena itu energi juga berperan penting dalam
menjaga keseimbangan ekosistem.
Gambar 2. Proses Fotosintesis
Sumber : https: materi4belajar.blogspot.com

Sumber energi yang terbesar di bumi adalah matahari. Tumbuhan


melakukan fotosintesis dengan bantuan cahaya matahari yang dapat
berubah menjadi energi kimia dan tersimpan dalam bahan organik
tumbuhan. Bahan organik tersebut kemudia menjadi sumber energi bagi
manusia dan hewan yang tersimpan sebagai makanan. Selain itu, bahan
organik juga dapat dijadikan sebagai bahan bakar.
Selain matahari, sumber energi yang tak kalah penting adalah
minyak bumi, gas alam, dan batu bara. Bahan-bahan tersebut berasal dari
fosil tumbuhan dan hewan. Oleh karena itu, bahan bakar tersebut
dinamakan bahan bakar fosil. Bahan bakar seperti minyak bumi banyak
digunakan oleh manusia sebagai bahan bakar transportasi.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Ungirwalu (2016) di Wandamen,


Papua, pemanfaatan sumber daya alam sangat bergantung pada sistem
kepercayaan masyarakat. Sistem kepercayaan tradisional dari cerita mitos yang
diturunkan dari generasi ke generasi turut berpengaruh terhadap proses
pemanfaatan smber daya alam. Pola kepemilikan dan penguasaan sumber daya
alam meliputi tanah, perairan, dan hutan, yang termasuk pula di dalamnya
tumbuhan buah hitam dalam wilayah adat etnis Wandamen bersifat komunal
dengan struktur kekerabatan tipe Iroquois yang kemudian diwariskan melalui
sistem patrilineal.

Konstruksi etnoekologi pemanfaatan sumber daya alam buah hitam bagi


etnis Wandamen memiliki 6 (enam) pemanfaatan, yaitu sebagai sumberdaya
lokal, pengetahuan lokal, nilai lokal, teknologi lokal, mekanisme pengembilan
keputusan lokal, serta solidaritas kelompok lokal. Dari penilitian ini, penulis
memberikan saran agar pengelolaan adaptif etnis Wandamen dalam pemanfaatan
buah hitam perlu dipertahankan, dikembangkan dan diadopsi dalam pembuatan
kebijakan pengelolaan hutan berkelanjutan di Papua.

Selain itu, untuk melestarikan sumber daya alam diperlukan pendidikan


lingkungan oleh masyarakat. Menurut Obaid (2013), realitas sosial menunjukkan
bahwa “pendidikan" tidak bisa dipisahkan dari keadaan lingkungan, oleh karena
sejak dilahirkan manusia telah berinteraksi dengan lingkungan serta proses
tumbuh dan berkembang menjadi dewasa banyak dipengaruhi oleh keadaan
lingkungan sekitarnya. Sehingga, pondasi bangunan pemikiran, sikap, tindakan
manusia telah dikonstruksi dengan sedemikian rupa oleh hal-hal yang terjadi di
lingkungan sekitar. Oleh karena itu, keberadaan lingkungan sudah merupakan
kewajiban kita bersama untuk melestarikan potensi yang ada di lingkungan itu
sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Budiyono, Afif. Pencemaran udara : pencemaran udara pada lingkungan. Jurnal


Berita Dirgantara Vol. 2. No. 1 (2001) : 21-27

Obaid, Moh. Yahya. Religiusitas lembaga pendidikan yang berwawasan


lingkungan. Jurnal Al-Ta’dib Vol. 6. No. 1 (2013) : 137-149

Sastrawijaya, A. Tresna. 2009. Pencemaran Lingkungan. Jakarta : PT Rineka


Cipta

Soemarwoto, Otto. 2001. Atur Diri Sendiri : Paradigma Baru Pengelolaan


Lingkungan Hidup. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press

Ungirwalu, Antoni dkk. Pengelolaan adaptif pemanfaatan buah hitam


(Haplolobus monticola Blumea). Jurnal Manusia dan Lingkungan Vol. 23.
No. 2 (2016) : 266-275

Anda mungkin juga menyukai