Chapter II PDF
Chapter II PDF
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Leukemia
2.1.1 Definisi
Leukemia merupakan penyakit keganasan sel darah yang berasal dari
sumsum tulang ditandai oleh proliferasi sel-sel darah putih dengan manifestasi
menyebabkan leukemia pada anak. Pada anak, penyebab yang lebih berpengaruh
adalah genetik. Selain itu, leukemia juga sering disebabkan oleh infeksi virus,
radiasi dan semua ini akan menggangu dari proses hematopoesis terutama faktor
dimana sumsum tulang diaspirasi untuk mengambil sampel darah dan kemudian
Etiologi dari leukemia akut masih tidak diketahui. Namun diketahui ada
mempengaruhi:2,8
pada 5 tahun pertama, maka resiko untuk anak kembar kedua meningkat
leukemia.
sebagai berikut:
di hemopoietic stem cell atau sel progenitor awal. Perubahan genetika diduga
ditangani, penyakit ini bersifat fatal namun lebih mudah untuk diobati dari pada
leukemia kronik.12
diteliti, namun pada beberapa kasus, hal ini melibatkan aktivasi gen-gen
kegagalan sumsum tulang dan atau akibat infiltrasi sel-sel leukemik pada
1-2 minggu. Pasien lain mengalami durasi penyakit yang lebih panjang
paru-paru, saluran cerna dan sistem saraf pusat, hal ini sangat
membahayakan jiwa pasien. Limpa, hati, gusi dan kulit adalah tempat-
Pada pemeriksaan hasil aspirasi sumsum tulang, dapat dihitung jumlah sel
blast. Menurut The French American British (FAB), AML adalah ketika
terdapat lebih dari 30% sel blast di sumsum tulang. Menurut klasifikasi
terbaru World Healt Organization (WHO), AML sudah tegak jika terdapat
hemopoietik di sumsum tulang. Hal ini akibat ekspresi gen abnormal, paling
terjadinya infeksi. Namun, setiap demam yang terjadi pada pasien ALL
tetap harus diduga sebagai infeksi hingga ada bukti yang menyangkalnya,
karena kegagalan mengobati infeksi secara cepat dan tepat dapat berakibat
30% sel limfoblast atau ditemukannya 20% sel limfoblast di darah dan atau
mutasi genetik tunggal. Lebih dari 90% kasus, muncul akibat aberasi
berkembang melewati tiga fase: chronic, accelerated, dan blast. Pada fase
imatur. Sekitar 85% pasien terdiagnosa pada fase kronik yang kemudian
orang dewasa, khususnya individu berusia separuh baya. Hanya sedikit yang
terjadi pada pasien-pasien yang lebih muda. CML yang terjadi pada pasien
yang lebih muda biasanya lebih agresif terutama pada fase accelerated atau
dengan gejala tersamar namun dengan efek yang besar. Biasanya penyakit
ini ditemukan pada fase kronis, ketika terlihat peningkatan jumlah sel darah
putih pada pemeriksaan darah rutin atau ketika limpa yang membesar teraba
biasanya timbul cukup lama setelah onset penyakit. Kehilangan tenaga dan
kronik. 13-15
keletihan yang berlebihan. Beberapa pasien CML menderita low grade fever
Pasien yang datang dalam keadaan fase accelerated atau fase akut
dari CML, gejala yang paling khas adalah ditemukannya perdarahan, peteki,
dan ekimosis. Apabila terjadi demam pada fase ini, maka penyebab paling
mungkin adalah infeksi. Sedangkan gejala khas fase blast adalah nyeri
hitung jenis sel darah untuk tujuan lain. Sebanyak 25-50% pasien CLL tidak
yang paling umum terjadi. Namun pasien dengan CLL bisa saja
dengan lebih dari 5000 Sel-B/μl yang persisten selama lebih dari tiga bulan.
cells dan sel prolimfositik juga sering ditemukan dan bisa mencapai 55%
2.1.4 Patofisiologi
Leukemia terjadi dari proses mutasi tunggal dari sel progenitor pada sistem
terkontrol yang dapat menjadi suatu keganasan dan sel prekursor yang tidak mampu
Pada leukemia, terjadi keganasan sel darah pada fase limfoid, mieloid,
ataupun pluripoten. Penyebab dari hal ini belum sepenuhnya diketahui. Namun
acid (DNA). Faktor eksternal juga dinilai mempengaruhi seperti bahan-bahan obat
bergugus alkil, radiasi, dan bahan-bahan kimia. Sedangkan faktor internal, yaitu
atau pengaturan dari sel-sel onkogen. Leukemia pada sel limfosit B terjadi
translokasi dari kromosom pada gen yang normal berproliferasi menjadi gen yang
aktif untuk berproliferasi. Hal ini menyebabkan limfoblas memenuhi tubuh dan
pansitopenia.11
Seiring sel-sel yang abnormal bersirkulasi dalam tubuh dan masuk ke organ-
organ lain, seperti hati, limpa, dan mata. Gangguan pada sistemik ini menyebabkan
Pada anamnesis, dokter mencari dari tanda dan gejala leukemia. Dokter juga
menanyakan apakah ada paparan dari faktor risiko yang dialami pada pasien.
Dokter juga menanyakan apakah di keluarga ada yang memiliki penyakit keganasan
juga.2,3
Tes darah yang dilakukan diambil dari vena pada lengan atau dari jari tangan
Pemeriksaan apusan darah tepi juga dilakukan untuk melihat morfologi dari sel
darah. Pada pasien dengan leukemia, akan ditemukan sel darah putih yang sangat
sumsum tulang dan biopsi ini dilakukan untuk mendiagnosa leukemia dan diulangi
leukemia. Tidak hanya indikasi diagnosa, namun indikasi menentukan jenis sel dan
Pungsi lumbal dilakukan untuk melihat apakah ada sel leukemia pada cairan
terapi metastasis ke susunan saraf pusat untuk kemoterapi. Melalui lumbal pungsi
dengan leukemia hal ini jarang dilakukan. Biopsi kelenjar limfe dilakukan
bersamaan dengan proses pembedahan untuk pengobatan atas indikasi tertentu. 3,4,9
2.1.6 Penatalaksanaan
2.1.6.1 Kemoterapi
diberikan ke cairan serebrospinal, atau melelui aliran darah untuk dapat mencapai
ke seluruh tubuh agar terapi yang diberikan efektif. Pengobatan dengan kemoterapi
pada leukemia mieloblastik akut diberikan dengan dosis yang tinggi dan di
konsumsi dalam waktu yang singkat. Sedangkan terapi untuk leukemia limfoblastik
akut di berikan dengan dosis yang rendah dan waktu konsumsi yang lama biasanya
2-3 tahun.16-18
2.1.6.2 Pembedahan
pasien leukemia. Hal ini dikarenakan sel-sel leukemia telah menyebar keseluruh
tubuh melalui sumsum tulang menuju organ-organ yang ada di tubuh. Terapi
pembedahan hanya dilakukan atas indikasi tertentu dan memiliki risiko tinggi.1
2.1.6.3 Radiasi
pemeliharaan, dan profilaksis sistem saraf pusat. Pasien dengan ALL memerlukan
kateter vena sentral, seperti lumen tripel, kateter Broviac, atau Hickman.16,18
diperoleh pada 65-85% pasien. Padat fase ini juga dilakukan profilaksis pada
dengan hasil pengobatan. Beberapa studi telah menunjukkan bahwa pasien yang
hidup bebas penyakit dan kelangsungan hidup secara keseluruhan yang lebih lama
Dalam sebuah studi besar Perancis, pasien dengan lebih dari 5% sel blas
di sumsum tulang mereka pada hari 15 memiliki tingkat respon yang lebih rendah
(34% vs 91%), kelangsungan hidup bebas penyakit dan kelangsungan hidup secara
keseluruhan yang lebih buruk daripada pasien dengan blas rendah pada hari 15.
11,12,17
laboratories dan mencapai remisi komplit, terapi fase intensifikasi dapat dimulai.
Hal ini dilakukan atas dasar penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa apabila
terapi dihentikan setelah induksi remisi maka segera terjadi relaps. Tujuan dari
tahap ini adalah menurunkan keberadaan dan menghilangkan sel pokok (stem cell)
Tidak seperti keganasan yang lain pada LLA diperlukan waktu yang
sel blas dan memelihara sel sumsum tulang yang normal disamping untuk
2 sampai 3 tahun. Fase ini dimulai satu minggu setelah konsolidasi terakhir dengan
setiap 3-6 bulan dengan pemberian obat-obatan seperti pada induksi selama 10-14
hari. Reinduksi diberikan tiap 3 bulan sejak pemberian vincristine terakhir. Pada
fase ini obat yang diberikan adalah vincristine dan prednisone. Profilaksis terhadap
sel kanker yang mungkin sudah menyebar ke bagian tubuh yang lain.13,14,16
Dua atau lebih obat sering digunakan sebagai suatu kombinasi. Alasan
dilakukannya terapi kombinasi adalah untuk menggunakan obat yang bekerja pada
bagian yang berbeda dari proses metabolisme sel, sehingga akan meningkatkan
kemungkinan dihancurkannya jumlah sel-sel kanker. Selain itu, efek samping yang
berbahaya dari kemoterapi dapat dikurangi jika obat dengan efek beracun yang
berbeda digabungkan, masing-masing dalam dosis yang lebih rendah dari pada
dosis yang diperlukan jika obat itu digunakan tersendiri. Obat-obat dengan sifat
kanker.16,17
fungsinya sehingga DNA tidak dapat membelah. Contoh lain obat golongan ini
adalah busolvon, cisplatin dan clorambusil. Obat ini biasanya digunakan pada
Efek sampingnya adalah mual, muntah, rambut rontok, iritasi kandung kemih
(sistitis) disertai terdapatnya darah dalam air kemih, jumlah sel darah putih, sel
atau RNA dan mencegah perkembangbiakan sel. Obat golongan ini menimbulkan
efek yang sama dengan alkylating agents. Efek samping tambahan terjadinya ruam
kulit, warna kulit menjadi lebih gelap (meningkatkan pigmentasi), atau gagal ginjal.
yang digunakan pada leukimia serta tumor payudara, ovarium dan saluran
pencernaan. 16,17
Obat ini juga memengaruhi DNA dan mencegah tumor berkembang biak
untuk berbagai macam jenis kanker. Efek sampingnya sama dengan alkylating
berupa reaksi alergi yang bisa berakibat fatal, hilangnya nafsu makan, mual,
menyebabkan disolusi stuktur mitotic spindle pada fase mitosis. Contoh obat ini
antara DNA dengan platinum sehingga sel kanker tidak dapat melakukan
2.4.6 Hormonal
hormon dalam badan. Ternyata hal ini dapat mempengaruhi pertumbuhan sel-sel
inhibitor hormon ini adalah hormon akan berikatan dengan reseptor protein
dan tamoksifen.16,18
Berikatan dengan DNA sehingga rantai DNA putus dan sintesis DNA dan
RNA terhambat.
anti kanker menekan pertumbuhan atau proliferasi sel dan menimbulkan toksisitas,
karena menghambat pembelahan sel normal yang proliferasinya cepat seperti kulit,
pada kulit, dengan cara mengakibatkan kerusakan pada sawar kulit. Salah satu obat
Receptor (EGFR).19
komponen badan lamelar akan dikeluarkan untuk membentuk lipid yang diperlukan
sebagai sawar kulit. Dengan adanya penggunaan obat kemoterapi tidak hanya
menginhibisi EGFR berlebihan pada sel tumor, tetapi juga reseptor yang terdapat
pada sel-sel normal di epidermis, yang akan berakibat pada proses pertumbuhan,
kulit.19
pasien kemoterapi adalah kulit kering. Derajat kekeringan kulit sangat bervariasi
mulai dari yang ringan (bersisik halus) hingga berat (kulit terlihat pecah,
mengelupas dan nyeri). Keringnya kulit dapat disebabkan sawar kulit yang tidak
sempurna akibat berbagai hal. Kemampuan kulit untuk menahan air berkurang
Sedangkan pembelahan sel sangat diperlukan untuk mengganti sel-sel yang rusak.
Demikian juga dengan sel yang rusak pada kulit, perlu diganti, agar tetap
kulit dalam jumlah yang cukup. Pada kanker dengan jenis dan stadium tertentu obat
kemoterapi memang harus diberikan untuk pengobatan maka yang dapat dilakukan
pelembab.21
eritema toksik, yang ditunjukkan oleh lesi klinis eritema dengan nyeri, dengan atau
tanpa edema, lokasi utama pada tangan dan kaki, serta daerah-daerah intertriginosa.
Erupsi ini dapat disertai dengan bula, bersifat self-limiting dan pada resolusinya
Kelainan kulit ini berupa bercak kemerahan yang dimulai pada batang tubuh dan
menyebar ke lengan dan tungkai yang muncul dalam 10 hari sampai tiga minggu
paska pemberian obat. Namun, dapat juga bentuk alergi obat yang lain, seperti
purpura, urtika, erupsi akneiformis sampai alergi obat yang berat seperti sindrom
2.5.1.4 Fotosensitivitas
dalam rumah.23
2.5.1.5 Hiperpigmentasi
dihentikan.23,24
Ada beberapa kelainan kuku yang dapat ditemukan pada pasien yang
menerima kemoterapi. Kelainan tersebut dapat berupa pigmented nail band atau
kuku rusak dan terlepas. Obat-obatan yang dapat menyebabkan kelainan ini adalah
Kelainan kuku ini akan menghilang setelah obat dihentikan 6-12 bulan.25
kebotakan. Kerontokan dan kebotakan ini mempunyai efek yang cukup besar bagi
obat kemoterapi mengenai semua sel yang ada di tubuh, bukan hanya sel kanker.
Sel-sel di rongga mulut, pencernaan, dan rambut lebih sensitif karena sel-sel
tersebut cepat membelah seperti sel kanker. Namun sel-sel tersebut akan
2.6 pH Kulit
atau basa yang dimiliki oleh suatu zat, larutan atau benda. pH juga didefinisikan
sebagai logaritma negatif (basis sepuluh) dari konsentrasi ion Hidrogen (H) bebas
dalam larutan air. pH netral memiliki nilai 7 sementara bila nilai pH > 7
menunjukkan zat tersebut memiliki sifat basa sedangkan nilai pH < 7 menunjukkan
pada anak-anak dilaporkan sama seperti pada orang dewasa yaitu 4,0-6,0. pH kulit
dan kemampuan netralisasi permukaan kulit terdiri dari semua komponen stratum
dari Sk. Lipid disekresikan dari badan lamelar keratinosit pada stratum granulosum.
Lipid yang disekresi tidak membentuk sawar permeabilitas yang efektif sampai
dibentuk menjadi lipid bilayer. Sementara ion calcium (Ca) dan ion kalium (K)
ditunjukkan oleh pengamatan bahwa hasil pemulihan sawar biasanya terjadi pada
pH asam dan tertunda pada pH netral (yaitu, pH 7-7,4) sebagai akibat dari gangguan
sekresi lipid tetap normal. pH netral juga dapat mengganggu keasaman lipid SK
normal.30,31
terkait erat. Kulit neonatus yang menggunakan diaper menunjukkan pH yang lebih
netral dari kulit terbuka, diperparah dengan urin dan feses. pH kulit netral ini
meningkatkan kejadian dermatitis kontak. Selain itu, patogen yang tumbuh pada
sawar antimikroba.29-33
2.7.3 Integritas/kohesi
baru ini untuk pH pada Sk. pH netral pada Sk, melalui paparan buffer pH netral,
Sk. Serin protease kimotriptik dan triptik aktif dalam pH netral, dan meningkatkan
1. Aktivitas serin protease meningkat pada neonatus, dan menurun seiring dengan
pengasaman Sk.33
Leukemia
Penatalaksanaan
Sawar epidermal
Asam <7
epeeeeepiderma pH kulit
lepidermal Fungsi Nilai
Antimikroba Normal= 4,0-6,0. Netral =7