Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PROTEKSI RADIASI

“FILOSOFI PROTEKSI RADISI”

DISUSUN OLEH

Nama : Suryani
NIM : 1407045011
Prodi : Fisika

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2017

i
i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI…………………………………………………… i
KATA PENGANTAR…………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………… 1
1.2 Tujuan Pecobaan……………………………………. 2
1.3 Manfaat Percobaan…………………………………. 2
BAB II PEMBAHASAN……..…………………...…………….. 3
BAB III PENUTUP………………………………………………. 8
5.1 Kesimpulan…………………………………………… 8
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………. 9

i
KATA PENGANTAR

Mengucapkan Puji Syukur kehadirat Allah S.W.T atas segala limpahan


Rahmat-Nya sehingga makalah yang berjudul “Filosofi Proteksi Radiasi” dapat
diselesaikan dengan baik. Selain itu Sholawat serta salam tetap semoga tetap
tercurahkan kepada Rasullullah SAW yang telah membimbing kita semua dari
jalan yang sesat menuju jalan yang terang.
Makalah ini memuat tentang analisis biooptik terhadap mata dan penglihatan.
Penyusun memilih judul ini dikarenakan materi atau isi yang terkandung sangat
bagus dan mengundang perhatian untuk dipelajari bagi pembaca, terutama dalam
hal penganalisisan biooptik terhadap penglihatan.
Semoga makalah ini dapat memberikan ilmu baru serta wawasan yang lebih
luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan.
Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya.
Terima kasih

Samarinda, 29 September 2017

Penyusun

ii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Proteksi Radiasi atau Fisika Kesehatan atau Keselamatan Radiasi adalah
suatu cabang ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan teknik kesehatan
lingkungan yaitu tentang proteksi yang perlu diberikan kepada seseorang atau
sekelompok orang tehadap kemungkinan diperolehnya akibat negatif dari radiasi
pengion, sementara kegiatan yang diperlukan dalam pemakaian sumber radiasi
pengion masih tetap dapat dilaksanakan. Akibat negative ini disebut Somatik
apabila diderita oleh orang yang terkena radiasi dan disebut genetic apabila
dialami oleh keturunannya.
Efek stokastik adalah efek yang kemungkinan terjadinya merupakan
fungsi dari dosis radiasi yang diterima oleh seseorang, tanpa suatu nilai ambang.
Efek non stokastik adalah efek yang tingkat keparahannya tergantung pada dosis
radiasi yang diterima dan memerlukan suatu nilai ambang.
Dalam proteksi radiasi, efek keturunan adalah efek stokastik. Masalah
utama dalam proteksi radiasi pada penerimaan dosis rendah adalah penyakit
kanker yang merupakan resiko somatik stokastik pada dosis rendah. Oleh karena
itu, merupakan masalah utama dalam proteksi radiasi. Beberapa efek somatic non
stokastik bersifat khas untuk jaringan biologi tertentu, misalnya katarak pada
lensa mata, kerusakan sel pada sumsum tulang merah yang mengakibatkan
kelainan darah dan lain sebagainya.
Agar akibat non stokastik tidak terjadi, diperlukan adanya nilai batas dosis
seluruh jaringan tubuh. Untuk semua perubahan ini tingkat keparahannya
tergantung pada dosis yang diterima. Oleh karena itu, mungkin terdapat suatu
nilai dosis ambang, dimana di bawah nilai ini tidak terlihat adanya akibat yang
merugikan.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan proteksi radiasi.
2. Untuk mengetahui filosofi proteksi radiasi.

1.3 Manfaat
1. Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan proteksi radiasi.
2. Dapat mengetahui filosofi proteksi radiasi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Filosofi Keselamatan Radiasi


2.1.1 Kesehatan Masyarakat dan Praktek Keselamatan Radiasi
Kesehatan masyarakat adalah tanggung jawab yang terletak pada
komunitas terorganisir untuk pencegahan penyakit dan meningkatkan
kesehatan. Pencegahan penyakit melalui upaya masyarakat sangat penting
karena - karena semakin banyaknya penduduk dan kehidupan komunal, kita
tidak dapat lagi menyusun lingkungan individu kita sendiri. Lingkungan kita
dapat ditentukan oleh aktivitas orang lain. Tujuan dari Kesehatan masyarakat
berbeda secara signifikan dengan kesehatan "pribadi" (obat klinis). Tujuan
pengobatan klinis adalah untuk menyembuhkan orang sakit, sedangkan tujuan
kesehatan masyarakat adalah untuk menjaga kesehatan orang sehat.
Perbandingan karakteristik kesehatan masyarakat terhadap karakteristik
kesehatan "pribadi" ditunjukkan pada Tabel 2.1.
Standar keselamatan radiasi dan kebijakan publik mengenai radiasi adalah
kesehatan masyarakat keprihatinan karena kita tidak dapat menyusun lingkungan
individu kita sendiri dan efek radiasi tingkat rendah tidak unik dan jika terdeteksi
hanya dengan cara epidemiologis. Tidak ada efek kesehatan radiasi yang dapat
diverifikasi dan merugikan. Sampai saat ini, tidak ada ditemukan efek radiasi
yang merugikan di antara populasi pekerja radiasi yang dosisnya berada dalam
batas yang direkomendasikan dalam ICRP atau International Commission on
Radiological Protection (suatu komisi internasional) publikasi No.2. Namun,
sebuah penelitian di tahun 2005 sebanyak 407.391 para pekerja nuklir di 15
negara terkena risiko kanker sekitar (1-2%).

3
Tabel 2.1 Perbandingan Kesehatan "Pribadi" (obat klinis) terhadap
Kesehatan Masyarakat
Kesehatan Pribadi Kesehatan Masyarakat
Pasien adalah individu Pasien adalah komunitas
Terkena penyakit tertentu Semua penyakit selalu terjadi
Evaluasi status kesehatan: tekanan darah, Data statistik dan epidemiologi
suhu, hitung darah, dll.
Penyebab: mikroba, biokimia, trauma, Penyebab ekologis, penyakit sosial
psikologis
Terapi: fisik, kimiawi, psikologis Teknik, medis, sosial politik
Membayar individu Masyarakat, atau komunitas, membayar

Kanker dan cacat genetik adalah utama efek radiasi dari masalah
kesehatan masyarakat. Kedua efek stokastik ini dikaitkan dengan fenomena
biologis yang sama, yaitu hilangnya informasi pada pasangan dasar dengan
memecah ikatan pasangan dasar di sebuah molekul DNA. Model zero-threshold
(model ambang nol) diyakini konservatif karena perbaikan pasangan dasar dan
karena informasinya di ulang beberapa kali dalam molekul DNA. Menurut model
ini, mematahkan 100 pasangan basa dalam satu tunggal masing-masing atau 1
pasangan dasar masing-masing dalam 100 individu menghasilkan probabilitas
yang sama memulai lesi onkogenik atau mutasi titik. Hal ini mengarah pada
konsep dosis kolektif, yang diperkenalkan oleh ICRP pada tahun 1977. Dosis
kolektif ukuran dari jumlah total kerusakan DNA dalam suatu populasi, hanyalah
jumlah dari semua dosis setara yang diterima oleh anggota individu dari populasi
dan diungkapkan secara person-rem di sistem fisika kesehatan dan di Indonesia
person-sieverts dalam SI:
𝑆 = ∑𝑖 𝑛𝑖 𝐻𝑖 (2.1)
dimana ni adalah jumlah individu yang menerima dosis samadengan Hi.
Dosis kolektif adalah dasar untuk menghitung dampak stokastik dari
paparan radiasi terhadap kelompok besar atau populasi dan untuk pengendalian
kesehatan masyarakat terhadap radiasi. Perlu ditekankan bahwa konsep dosis

4
kolektif hanya diterapkan untuk efek stokastik pada populasi besar. Konsep dosis
kolektif dapat di aplikasikan dengan penerapan bahwa dosis kolektif tertentu akan
menghasilkan jumlah yang sama. ICRP (International Commission on
Radiological Protection) atau Komisi Internasional untuk Perlindungan Radiologi
menyatakan 500 kematian akibat kanker di antara populasi yang dosis kolektif
adalah 104 person-Sv (106 person-rem). Jadi, 10 mSv (1 rem) sekitar 1 juta orang,
1 mSv (100 mrems) sekitar 10 juta orang, atau 0,01 mSv (1 mrem) sekitar 1 miliar
orang dipostulasikan setara dengan potensi karsinogenik mereka.

2.1.2 Sistem Pembatasan Dosis


2.1.2.1 Efek Deterministic (Nonstochastic)
Pengendalian teknik lingkungan oleh industri higienis dan kesehatan
masyarakat dengan efek nonstochastic, pada konsep dosis toleransi yaitu
dosis ambang batas. Efek nonstochastic adalah efek yang kualitas
keparahannya bervariasi menurut dosis dan hanya timbul bila dosis ambang
dilampaui. Efek ini terjadi karena adanya proses kematian sel akibat paparan
radiasi yang mengubah fungsi jaringan yang terkena radiasi.
Efek ini dapat terjadi sebagai akibat dari paparan radiasi pada seluruh
tubuh. Efek nonstochastic timbul bila dosis yang diterima di atas dosis
ambang (threshold dose) dan umumnya timbul beberapa saat setelah terpapar
radiasi. Tingkat keparahan efek nonstochastic akan meningkat bila dosis yang
diterima lebih besar dari dosis ambang yang bervariasi bergantung pada jenis
efek.
Pada dosis lebih rendah dan mendekati dosis ambang, kemungkinan
terjadinya efek nonstochastic dengan demikian adalah nol. Sedangkan di atas
dosis ambang, peluang terjadinya efek nonstochastic menjadi 100%.

2.1.2.2 Efek Stochastic


Efek stochastic adalah efek yang menyebabkan timbulnya fungsi
dosis radiasi dan diperkirakan tidak mengenal dosis ambang. Efek ini terjadi
sebagai akibat paparan radiasi dengan dosis yang menyebabkan terjadinya

5
perubahan pada sel. Radiasi serendah apapun selalu terdapat kemungkinan
untuk menimbulkan perubahan pada sistem biologis, baik pada tingkat molekul
maupun sel.
Dengan demikian radiasi dapat pula tidak membunuh sel tetapi
mengubah sel, sel yang mengalami modifikasi atau sel yang berubah ini
mempunyai peluang untuk lolos dari sistem pertahanan tubuh yang berusaha
untuk menghilangkan sel seperti ini. Semua akibat proses modifikasi atau
transformasi sel ini disebut efek stokastik yang terjadi secara acak. Efek
stokastik terjadi tanpa ada dosis ambang dan baru akan muncul setelah masa
yang lama.
Semakin besar dosis paparan, semkain besar peluang terjadinya efek
stokastik, sedangkan tingkat keparahannya tidak ditentukan oleh jumlah dosis
yang diterima. Bila sel yang mengalami perubahan sel genetik, maka sifat-sifat
sel yang baru tersebut akan diwariskan kepada turunannya sehingga timbul
efek genetik atau pewarisan. Apabila sel ini adalah sel somatic maka sel-sel
tersebut dalam jangka waktu yang relatif lama, ditambah dengan pengaruh dari
bahan-bahan yang bersifat toksik lainnya akan tumbuh dan berkembang
menjadi jaringan ganas atau kanker.
Setiap orang memiliki ambang batas yang berbeda. Jadi, meski nilai
ambang rata-rata untuk perubahan darah karena radiasi gamma, diambil sebagai
0,25 Gy (25 rads), perubahan yang diamati pada setiap orang yang dosisnya
terendah adalah 0,14 Gy (14 rads), sementara yang lain dosis tertinggi mencapai
0,4 Gy (40 rads) juga tidak menunjukkan adanya perubahan pada darah.
Kemungkinan perubahan akan terlihat pada beberapa orang yang dosisnya bahkan
kurang dari 0,14 Gy (14 rad).
Sistem pembatasan dosis yang direkomendasikan oleh ICRP atau
International Commission on Radiological Protection (suatu komisi internasional)
di dirikan pada tiga prinsip dasar yang tercantum dalam publikasi No. 26 dan
diulangi dalam publikasi No. 60:
1. Pembenaran- Suatu kegiatan yang akan dilakukan kecuali mempunyai
keuntungan yang postif di bandingkan kegiatan yang berisiko.

6
2. Optimalisasi – semua penyinaran radiasi harus diusahakan serendah-
rendahnya (As Low Reasonably Achievable – ALARA), dengan
mempertimbangkan faktor ekonomi dan sosial.
3. Batasan dosis - Dosis yang diterima oleh seseorang tidak boleh melampaui
Nilai Batas Dosis (NBD) yang telah di tetapkan.

Filosofi operasi ini dikenal dengan nama konsep ALARA Untuk


menerapkan konsep ALARA, ICRP merekomendasikan agar analisis manfaat dari
batas dosis operasional yang lebih rendah dibuat, dan kemudian itu tingkat
proteksi radiasi dipilih yang mengoptimalkan biaya yang merugikan efek radiasi
dan manfaat yang bisa didapat dari radiasi.
Manfaat dan kerugian masyarakat dari kegiatan radiologi biasanya tidak
terdistribusi secara merata pada semua anggota masyarakat. Selanjutnya,
masyarakat mungkin terkena radiasi dari beberapa sumber yang berbeda.
Kemudian ICRP merekomendasikan batasan pada sumber radiasi untuk mencoba
memastikan bahwa tidak ada anggota masyarakat umum yang akan melebihi batas
dosis maksimal.

7
BAB III
KESIMPULAN

1. Proteksi radiasi adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang berkaitan


dengan teknik kesehatan lingkungan yaitu tentang proteksi yang perlu
diberikan pada seseorang atau sekelompok orang dari kemungkinan
negatif sebagai akibat dari radiasi pengion.
2. Filosofi proteksi radiasi yaitu dalam untung-rugi atau risiko manfaat dari
kegiatan yang menggunakan sumber radiasi perlu ditetapkan suatu sistem
pembatasan dosis berdasarkan pada
a. Setiap pemakaian zat radioaktif atau sumber radiasi lainnya hanya
didasarkan pada azas manfaat dan harus lebih dahulu memperoleh
persetujuan BAPETEN.
b. Semua penyinaran harus diusahakan serendah-rendahnya (ALARA)
dengan mempertimbangkan faktor ekonomi dan social
c. Dosis ekuivalen yang diterima oleh seseorang tidak boleh melampaui
nilai batas dosis yang telah diterapkan.
Dalam menerapkan sistem pembatasan dosis ini maka rekomendasi yang
dikeluarkan Komisi Intenasional untuk Proteksi Radiasi (ICRP) dibuat
sedemikian rupa sehingga efek non stokastik dapat dihindari dan untuk
memperkecil efek stokastik (kanker) sampai pada suatu nilai yang dapat di
terima.

8
DAFTAR PUSTAKA

Arya, Wisnu W. 1996. Radioekologi. Yogyakarta: ANDI.


Cember, Herman. 1969. Introduction to Health Physics. New York: The
McGraw-Hill Companies.
Wiyatmo, Yusman. 2012. Fisika Nuklir dalam Telaah Semi-Klasik dan Kuantum.
Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR.

Anda mungkin juga menyukai