MAKALAH PROTEKSI RADIASI Suryani
MAKALAH PROTEKSI RADIASI Suryani
DISUSUN OLEH
Nama : Suryani
NIM : 1407045011
Prodi : Fisika
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2017
i
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI…………………………………………………… i
KATA PENGANTAR…………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………… 1
1.2 Tujuan Pecobaan……………………………………. 2
1.3 Manfaat Percobaan…………………………………. 2
BAB II PEMBAHASAN……..…………………...…………….. 3
BAB III PENUTUP………………………………………………. 8
5.1 Kesimpulan…………………………………………… 8
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………. 9
i
KATA PENGANTAR
Penyusun
ii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Manfaat
1. Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan proteksi radiasi.
2. Dapat mengetahui filosofi proteksi radiasi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Tabel 2.1 Perbandingan Kesehatan "Pribadi" (obat klinis) terhadap
Kesehatan Masyarakat
Kesehatan Pribadi Kesehatan Masyarakat
Pasien adalah individu Pasien adalah komunitas
Terkena penyakit tertentu Semua penyakit selalu terjadi
Evaluasi status kesehatan: tekanan darah, Data statistik dan epidemiologi
suhu, hitung darah, dll.
Penyebab: mikroba, biokimia, trauma, Penyebab ekologis, penyakit sosial
psikologis
Terapi: fisik, kimiawi, psikologis Teknik, medis, sosial politik
Membayar individu Masyarakat, atau komunitas, membayar
Kanker dan cacat genetik adalah utama efek radiasi dari masalah
kesehatan masyarakat. Kedua efek stokastik ini dikaitkan dengan fenomena
biologis yang sama, yaitu hilangnya informasi pada pasangan dasar dengan
memecah ikatan pasangan dasar di sebuah molekul DNA. Model zero-threshold
(model ambang nol) diyakini konservatif karena perbaikan pasangan dasar dan
karena informasinya di ulang beberapa kali dalam molekul DNA. Menurut model
ini, mematahkan 100 pasangan basa dalam satu tunggal masing-masing atau 1
pasangan dasar masing-masing dalam 100 individu menghasilkan probabilitas
yang sama memulai lesi onkogenik atau mutasi titik. Hal ini mengarah pada
konsep dosis kolektif, yang diperkenalkan oleh ICRP pada tahun 1977. Dosis
kolektif ukuran dari jumlah total kerusakan DNA dalam suatu populasi, hanyalah
jumlah dari semua dosis setara yang diterima oleh anggota individu dari populasi
dan diungkapkan secara person-rem di sistem fisika kesehatan dan di Indonesia
person-sieverts dalam SI:
𝑆 = ∑𝑖 𝑛𝑖 𝐻𝑖 (2.1)
dimana ni adalah jumlah individu yang menerima dosis samadengan Hi.
Dosis kolektif adalah dasar untuk menghitung dampak stokastik dari
paparan radiasi terhadap kelompok besar atau populasi dan untuk pengendalian
kesehatan masyarakat terhadap radiasi. Perlu ditekankan bahwa konsep dosis
4
kolektif hanya diterapkan untuk efek stokastik pada populasi besar. Konsep dosis
kolektif dapat di aplikasikan dengan penerapan bahwa dosis kolektif tertentu akan
menghasilkan jumlah yang sama. ICRP (International Commission on
Radiological Protection) atau Komisi Internasional untuk Perlindungan Radiologi
menyatakan 500 kematian akibat kanker di antara populasi yang dosis kolektif
adalah 104 person-Sv (106 person-rem). Jadi, 10 mSv (1 rem) sekitar 1 juta orang,
1 mSv (100 mrems) sekitar 10 juta orang, atau 0,01 mSv (1 mrem) sekitar 1 miliar
orang dipostulasikan setara dengan potensi karsinogenik mereka.
5
perubahan pada sel. Radiasi serendah apapun selalu terdapat kemungkinan
untuk menimbulkan perubahan pada sistem biologis, baik pada tingkat molekul
maupun sel.
Dengan demikian radiasi dapat pula tidak membunuh sel tetapi
mengubah sel, sel yang mengalami modifikasi atau sel yang berubah ini
mempunyai peluang untuk lolos dari sistem pertahanan tubuh yang berusaha
untuk menghilangkan sel seperti ini. Semua akibat proses modifikasi atau
transformasi sel ini disebut efek stokastik yang terjadi secara acak. Efek
stokastik terjadi tanpa ada dosis ambang dan baru akan muncul setelah masa
yang lama.
Semakin besar dosis paparan, semkain besar peluang terjadinya efek
stokastik, sedangkan tingkat keparahannya tidak ditentukan oleh jumlah dosis
yang diterima. Bila sel yang mengalami perubahan sel genetik, maka sifat-sifat
sel yang baru tersebut akan diwariskan kepada turunannya sehingga timbul
efek genetik atau pewarisan. Apabila sel ini adalah sel somatic maka sel-sel
tersebut dalam jangka waktu yang relatif lama, ditambah dengan pengaruh dari
bahan-bahan yang bersifat toksik lainnya akan tumbuh dan berkembang
menjadi jaringan ganas atau kanker.
Setiap orang memiliki ambang batas yang berbeda. Jadi, meski nilai
ambang rata-rata untuk perubahan darah karena radiasi gamma, diambil sebagai
0,25 Gy (25 rads), perubahan yang diamati pada setiap orang yang dosisnya
terendah adalah 0,14 Gy (14 rads), sementara yang lain dosis tertinggi mencapai
0,4 Gy (40 rads) juga tidak menunjukkan adanya perubahan pada darah.
Kemungkinan perubahan akan terlihat pada beberapa orang yang dosisnya bahkan
kurang dari 0,14 Gy (14 rad).
Sistem pembatasan dosis yang direkomendasikan oleh ICRP atau
International Commission on Radiological Protection (suatu komisi internasional)
di dirikan pada tiga prinsip dasar yang tercantum dalam publikasi No. 26 dan
diulangi dalam publikasi No. 60:
1. Pembenaran- Suatu kegiatan yang akan dilakukan kecuali mempunyai
keuntungan yang postif di bandingkan kegiatan yang berisiko.
6
2. Optimalisasi – semua penyinaran radiasi harus diusahakan serendah-
rendahnya (As Low Reasonably Achievable – ALARA), dengan
mempertimbangkan faktor ekonomi dan sosial.
3. Batasan dosis - Dosis yang diterima oleh seseorang tidak boleh melampaui
Nilai Batas Dosis (NBD) yang telah di tetapkan.
7
BAB III
KESIMPULAN
8
DAFTAR PUSTAKA