Anda di halaman 1dari 11

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Indonesia merupakan negara bahari yang mempunyai luas laut mencapai
5,8 juta km2 (75 persen dari luas wilayah) dengan 17.503 buah pulau dan garis
pantai 81.000 km atau 14 persen dari garis pantai dunia yang di dalamnya terdapat
berbagai macam potensi yang cukup besar, termasuk potensi di sektor perikanan.
Produksi perikanan Indonesia bersumber dari perikanan tangkap dan perikanan
budidaya. Pada tahun 1999 produksi perikanan tangkap mendominasi yakni
mencapai 81,95 persen terhadap perikanan budidaya, akan tetapi pada tahun 2006
mengalami penurunan menjadi 65 persen. Penurunan produksi pada 2 perikanan
ternyata diikuti dengan peningkatan produksi pada perikanan budidaya, yaitu
tahun 2002 volume produksi sebesar 1,1 juta ton dan pada tahun 2007 volume
produksi meningkat menjadi 3,2 juta ton. Hal ini menunjukkan pertumbuhan
volume produksi perikanan budidaya rata-rata per tahun sebesar 23,6 persen. Pada
tahun 2006 Indonesia menjadi negara ketiga terbesar dunia penghasil komoditas
perikanan budidaya (Departemen Kelautan dan Perikanan, 2007).
Ikan Bawal air tawar (Colossoma macropomum) merupakan salah satu
komoditas bawal diperdagangkan sebagai ikan hias, namun karena
pertumbuhannya cepat, dagingnya enak dan dapat mencapai ukuran besar, maka
masyarakat menjadikan ikan tersebut sebagai ikan konsumsi. Sebutan lain ikan
bawal adalah gamitama (Peru), cachama (Venezuela), red bally pacu (Amerika
Serikat dan Inggris), di negara asalnya disebut pula tambaqui. Secara morfologi
ikan bawal air tawar adalah badan agak bulat, bentuk tubuh pipih, sisik kecil,
kepala hampir bulat, lubang hidung agak besar, sirip dada di bawah tutup insang,
sirip perut dan sirip dubur terpisah, punggung berwarna abu-abu tua, perut abu-
abu dan merah. Ikan ini hidup secara bergerombol didaerah yang airnya tenang.
Ikan Bawal air tawar termasuk kedalam ikan omnivora. Makanan yang disukai
pada fase larva adalah Branchionus sp., Artemia sp., dan Moina sp. Induk ikan ini
sudah dapat dipijahkan pada umur 4 tahun bila pertumbuhannya normal atau
mencapai berat 4 kg (Arie, 2009).
2

Tingginya produksi benih ikan bawal air tawar tentunya akan


meningkatkan permintaan terhadap benih larvanya, hal ini dikarenakan benih
larva bawal merupakan input dari usaha pembenihan bawal air tawar. Benih larva
bawal air tawar adalah benih yang berumur kurang dari 15 hari yang didapat dari
hasil pemijahan induk bawal jantan dan betina, baik secara alami maupun
pemijahan buatan. Untuk menghasilkan benih larva yang berkualitas dibutuhkan
teknik dan waktu pemijahan yang tepat, teknik pemijahan yang biasa dilakukan
yaitu dengan cara menyuntikkan hormon perangsang pada induk jantan dan betina
(Djarijah, 2001). Oleh sebab itu, untuk memproduksi larva harus didukung
dengan keahlian dan keterampilan di bidangnya. Saat ini teknologi produksi benih
larva masih terbatas di kalangan masyarakat karena risiko pada pembenihan larva
ini cukup besar. Risiko produksi yang terdapat pada kegiatan pembenihan larva
ikan bawal air tawar adalah buruknya kualitas air yang disebabkan oleh faktor
cuaca dan serangan penyakit Trichodina sp yang menyebabkan tingkat
kelangsungan hidup larva hanya 32,7 persen, 6 padahal tingkat kelangsungan
hidup normal larva yaitu 75-80 persen.

1.2. Tujuan
Tujuan kegiatan Praktek Kerja Lapang di Unit Pelaksana Teknis Balai
Benih Ikan (BBI) Sawangan ini, yaitu:
1. Mengetahui manajemen pembenihan ikan bawal air tawar yang dilakukan di
Unit Pelaksana Teknis Balai Benih Ikan (BBI) Sawangan
2. Mengetahui manajemen dan pemeliharaan kualitas air kolam pembenihan
ikan Bawal air tawar di Unit Pelaksana Teknis Balai Benih Ikan (BBI)
Sawangan.

1.3. Manfaat
Manfaat dari adanya kegiatan praktek kerja lapang ini yaitu agar
menambah pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan mengenai kegiatan
pembenihan ikan Bawal air tawar di Unit Pelaksana Teknis Balai Benih Ikan
(BBI) Sawangan dan dapat mengetahui cara pemeliharaan kualitas air kolam
pembenihan ikan Bawal air tawar.
3

II. KEADAAN UMUM

2.1. Sejarah Unit Pelaksana Teknis Balai Benih Ikan


Letak Geografis Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Benih Ikan (BBI)
Sawangan berlokasi di Kabupaten Magelang, Desa Sawangan ± 17 km ke
Kabupaten Magelang atau 30 km dari Yogyakarta menempati areal seluas 21.954
m² yang terdiri dari 14.300 m² perkolam, 450 m² bangunan serta sarana
pendukung lainnya seluas 7.195 m² . Bangunan terdiri dari laboratrium, ruang
serbagunan, perkantoran, dan rumah dinas. Kawasan UPT BBI ini memiliki suhu
udara harian antara 24 – 27 ˚C. Air yang dimanfaatkan bersal dari sumber mata air
Sendang Mudal dengan suhu air 24 – 26 ˚C dan PH berkisaran 6 – 7 ppt. Lokasi
BBI Sawangan termasuk kedalam daerah beriklim tropis dengan musim kemarau
sepanjang tahun.
Menunjang pelaksanaan program pembangunan dan peningkatat
produksi perikanan di jawa tengan maka didirikan Balai Benih Ikan (BBI) di
Mertoyudan. Serah terima BBI Mertoyudan dari gubernur jawa tengan kepada
Bupati Kepala Daerah Kabupaten Magelang terjadi pada 07 Juni 1977. Kesulitan
mendapatkan air untuk kegiatan budidaya menyebabkan BBI Mertoyudan
dipindahkan Ke Sawangan Pada tanggal 19 Juli 1991 Balai Benih Ikan (BBI)
Sawangan berada pada lahan milik pemerintah Kabupaten Magelang Kecamatan
Sawangan dengan nomor sertifikat 11.15.89.01.4.00005 serta
11.15.89.01.4.00006. Balai Benih Ikan (BBI) Kecamatan Sawangan diresmikan
pada 2004 oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia.

2.2. Struktur Organisasi dan Tata Kerja


UPT BBI Kabupaten Magelang Kecamatan Sawangan berada di bawah
naungan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Magelang. Kepala BBI
membawahi bagian tata usaha serta teknisi lapangan. Wakil Kepala BBI
merangkap sebagai Kepala Tata Usaha yang membahwahi Staf Tata Usaha.
Sedangkan Teknisi Lapangan langsung dibawahi oleh Kepala Balai. Adapun
Struktur organisasi UPT BBI Sawangan lebih jelasnya dapat dilihat pada
Gambar 1.
4

Kepala Dinas

Kepala Balai Benih


Ikan

Staf Tata Kepala


Usaha Tata usaha
Usaha

Seksi Standarisasi dan Staf Teknisi


Informasi Lapangan

Gambar 1. Struktur Organisasi UPT BBI Sawangan

2.3. Tugas dan Fungsi UPT BBI Sawangan


UPT BBI Sawangan memiliki tugas dan fungsi dalam menjalankan
program yang dicanangkan oleh Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten
Magelang, yaitu :
1. Menghasilkan benih berkualitas unggul berbagai macam jenis ikan dari hasil
pembenihan sendiri
2. Meningkatkan mutu induk dan benih ikan melalui kegiatan
penelitian/pengujian teknik pembenihan pembudidayaan ikan air tawar.
3. Memberikan pelayanan informasi dan tata cara pembenihan ikan air tawar
kepada masyarakat melalui kegiatan penyuluhan.

2.4. Infrstruktur dan Sarana Produksi


Fasilitas yang dimiliki oleh UPT BBI Sawangan terdiri dari fasilitas
utama dan fasilitas pendukung.
5

2.4.1. Fasilitas Utama


1. Wadah
Wadah merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam budidaya
perikanan, baik pada kegiatan pembenihan, pemijahan, maupun pembesaran.
Wadah yang digunakan dalam pembenihan meliputi kolam pemeliharaan induk,
bak seleksi induk, bak pemijahan dan penetasan, serta kolam pendederan.
a) Kolam pemeliharaan induk
Kolam yang digunakan untuk pemeliharaan induk adalah kolam
permanen dengan pematang kolam terbuat dari semen, sedangkan dasar kolam
berupa tanah liat berpasir. Jumlah kolam permanen yang dimiliki oleh UPT BBI
Sawangan yang digunakan untuk pemeliharaan induk adalah 10 unit yang terbagi
menjadi 5 unit kolam untuk pemeliharaan induk jantan dan 5 unit untuk
pemeliharaan induk betina.
Luas kolam pemeliharaan induk betina adalah 21,58 m² dengan panjang
8,3 m lebar 2,6 m dan tinggi 80 cm. Ketinggian air pada kolam induk betina
antara 78 – 80 cm dengan suhu antara 23 – 25 ˚C. sedangkan luas 1 kolam
pemeliharaan induk jantan adalah 17,94 m² , dengan panjang 4,6 m, lebar 3,9 m
dan tinggi 80 cm. Ketinggian 75 – 79 cm dan suhu berkisar antara 23 – 25 ˚C
Seluru kolam dilengkapi dengan saluran pemasukkan air (inlet) dan saluran
pengeluaran air (outlet). Pada ujung saluran inlet dipasang pipa paralon berbentuk
L berdiameter 6 inci, sedangkan pada ujung saluran outlet dipasang pipa paralon
berdiameter 6 inci yang seluruh sisi berlubang. Tujuan pemasangan pipa paralon
tersebut pada ujung inlet dsn outlet adalah untuk mengatur besar kecilnya debit air
yang masuk ataupun keluar air koalm. Pada bagian sudut kolam dekat saluran
outlate diberi bambu panjang dengan posisi melintang. Hal ini supaya pada saat
pemberian pakan, pakan tidak keluar terseret air
b) Bak pemijahan/penetasan/perawatan larva
Bak pemijahan digunakan sebagai tempat untuk memijahkan sekaligus
menetaskan dan merawat larva sebelum ditebar kekolam pendederan. Bak
pemijahan yang dimiliki UPT BBI Sawangan berjumlah 2 unit, masing masing
berukran panjang 5,1 m, lebar 3 m dan tinggi 1 m. pada bak ini dilengkapi 8
saluran inlet dan 1 saluran outlet yang terletak dibagian bawah sudut bak. Pada
6

saat pengisian air untuk kegiatan pemijahan, ditambhakan pipa paralon pada
posisi horizontal di bagian atas bak. Tujuan penambahan pipa paralon tersebut
adalah untuk mempercepat pengisian air. Bak pemijahan juga dilengkapi dengan
aerator untuk penyuplai oksigen.
c) Bak seleksi induk
Bak seleksi induk digunakan untuk memilih induk ikan yang berkualitas
unggul yang akan di pijahkan dan menampung semnetara induk ikan psca
memijah sebelum dipindah kekolam perawatan/pemeliharaan. Bak seleksi induk
berupa kolam permanen dengan dinding dan dasar kolam terbuat dari keramik.
Bak seleksi induk yang dimiliki UPT BBI Sawangan berjumlah 2 unit
masing-masing berukuran 1 x 2 m. pada bak ini dilengkapi 1 saluran inlet yang
terletak di bagian atas bak dan 1 saluran outlet yang terletak dibagian sudut bawah
bak.
d) Kolam Pendederan
UPT BBI Sawangan memiliki 10 unit kolam pendederan berupa kolam
permanen. Kolam pendederan UPT BBI Sawangan terbagi menjadi 2 blok yaitu
blok A dan Blok B yang masing – masing memiliki ukuran yang berbeda-beda.
Blok A terdiri dari kolam A1 berukuran 340 m², A2 berukuran 290 m², A3
berukuran 330 m², A4 berukura 664 m², dan A5 berukuran 396 m². Blok B terdiri
dari kolam B1 berukuran 1150 m², B2 berukuran 1100 m², B3 berukuran 900 m²
dan B4 berukuran 850 m² dan B5 berukuran 800 m². Blok A terletak di bagian
timur gedung serbaguna, sedangkan Blok B terletak pada bagian barat di seberang
jalan kantor UPT BBI Sawangan. Masing-masing kolam pendederan dilengkapi 1
saluran inlet dan 3 saluran outlet yang posisi tingginya berbeda.

2. Air
Seperti halnya wadah budidaya, air merupakan sumber utama dalam
kegiatan budidaya perikanan. Air yang digunakan oleh UPT BBI Sawangan
berasal dari sumber mata air sendang. Sumber mata air ini sangat bersih dan selalu
disetiap musim.

2.4.2. Fasilitas Pendukung


7

1. Sumber energi
Sumber energi yang digunakan oleh UPT BBI Sawangan berasal dari
PLN cabang Kabupaten Magelang. Jaringan listrik berkapasitas 5000 watt.
Liastrik digunakan untuk mendukung kegiatan budidaya khususnya pada
pembenihan.
2. Bangsal Pemijahan
Bangsal pemijahan ( hatchery ) merupakan tempat yang digunakan untuk
melaksanakan kegiatan pembenihan yaitu pemijahan, penetasan, dan perawatan
larva luas gedung bangsal pemijahan yaitu 13x7 meter. Di dalam bangsal
pemijahan ini terdapat bak pemijahan/penetasan/perawatan larva dan bak seleksi
induk.
3. Laboratorium
UPT BBI Sawangan memiliki 2 jenis laboratorium yaitu laboratorium
kering dan laboratorium basah. Kedua laboratorium tersebut terletak terpisah.
a) Laboratorium kering
Laboratorium kering berfungsi sebagai tempat melaksanakan penelitian,
missal untuk melakukan identifikasi penyakin ikan. Luas laboratorium kering
yaitu 11x10 m didalam laboratorium terdapat peralatan seperti mikroskop,
peralatan mikrobiologo, disikator, freezer dll. Serta bahan-bahan yang digunakan
dalam pembenihan ikan seperti hormon Ovaprim, Nacl, Aquades, dll.
b) Laboratorium basah
Laboratorium basah berfungsi sebagai tempat untuk melakukan
pengamatan/perawatan larva berbagai jenis ikan yang dipijahkan. Laboratorium
basah memiliki luas gedung 6x3 m, di dalam laboratorium basah terdapat 3 bak
fiber dan 10 corong panel yang sering digunakan untuk penetasan telur sampai
tahap pendederan 1.
2.4.3. Gedung dan Sarana lain
Gedung dan sarana lainnya yang dimiliki oleh UPT BBI Sawangan yaitu
kantor UPT BBI, gedung serbaguna, asrama, garasi, dan alat taransportasi.
1. Kantor UPT BBI Sawangan
8

Kantor UPT BBI Sawangan memiliki luas 12x6 m. kantor tersebut


terbagi menjadi 3 ruangan yaitu ruang kepala UPT BBI, ruang tamu dan ruang
administrasi.
2. Gedung serbaguna
Gedung serbaguna memiliki fungsi utama sebagai tempat melaksanakan
penyuluhan/sosialisasi/pelatihan bidang perikanan. Selain itu, gedung ini juag di
gunakan untuk menyimpan alat dan pakan. Gedung serbaguna memiliki ukuran
13x8 m.
3. Asrama
Asrama yang dimiliki UPT BBI Sawangan berjumlah 2 unit. Masing-
masing unit memiliki luas 24 m² dan 36 m². asrama digunakan sebagai tempat
istirahat para pekerja dan sebagai tempat tinggal siswa dan mahasiwa yang sedang
melakukan kegiatan PKL.
4. Garasi dan Gudang
Garasi berfungsi untuk parkir alat transportasi yang dimiliki UPT BBI.
Gudang di gunakan untuk tempat menyimpan alat-alat berupa genset,selang,
paralon dan alat alat lainnya.
5. Sarana Transportasi
UPT BBI Sawangan memiliki sarana transportasi berupa 3 unit motor
dan 1 unit mobil operasional yang di gunakan untuk kegiatan pengangkutan dan
pemasaran benih serta mendatangkan induk dari luar.
9

III. METODOLOGI

3.1. Waktu dan Tempat


Kegiatan Praktik Kerja Lapang akan dilaksanakan pada 15 Januari – 15
Februari 2018 di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Benih Ikan (BBI)
Sawangan, Kabupaten Magelang.
3.2. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan selama melaksanakan Praktik Kerja
Lapang (PKL) dapat dilihat pada Tabel 1 dan 2.
Tabel 1. Alat dan Kegunaan
No Alat Kegunaan
1 DO meter Untuk mengukur oksigen terlarut
2 pH meter Untuk mengukur pH air
3 Thermometer Untuk mengukur suhu air
4 Aerator Untuk menyuplai oksigen pada kolam
5 Timbangan digital Untuk menimbang induk

6 Suntik Untuk menyalurkan cairan ke tubuh ikan

7 Happa Untuk Pemijahan


8 Bak fiber Tempat pemijahan
9 Seser Untuk menangkap benih
10 Happa panen Untuk menangkap benih saat panen
11 Pipa Untuk inlet dan outlet pada kolam
12 Ember Untuk mengangkut benih
13 Alat Tulis Untuk mencatat
14 Kamera Untuk mengambil dokumentasi

Tabel 2. Bahan dan Kegunaan


No Bahan Kegunaan
1 Induk ikan Bawal air tawar Organisme yang akan di pijahkan
2 Ovaprim Bahan perangsang pemijahan ikan
3 HCL Untuk mencairkan ovaprim
10

3.3. Metode Kegiatan


Metode kerja yang dilaksanakan pada Praktik Kerja Lapang pembenihan
ikan Bawal air tawar diantaranya :
1) Mengikuti secara langsung seluruh kegiatan pembenihan untuk meningkatan
keterampilan budidaya ikan Bawal air tawar secara aplikatif serta
mendapatkan data kuantitatif dan kualitatif.
2) Melakukan pengamatan dan observasi fasilitas yang tersedia ditempat Praktik
Kerja Lapang.
3) Melakukan wawancara serta tanya jawab dengan pimpinan operasional staff
pegawai, dan teknisi lapang mengenai aspek usaha pembenihan ikan Bawal
air tawar.
11

IV. PENUTUP

Puji syukur selalu kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek
Kerja Lapang (PKL). Tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada
Unit Pelaksana Teknis Balai Benih Ikan Sawangan karena telah memberikan izin
kepada penulis untuk melaksanakan PKL. Serta telah membantu dan membimbing
selama melaksanakan kegiatan PKL. Terima kasih untuk semua pengalaman dan
ilmu yang bapak/ibu berikan kepada penulis, semoga dapat bermanfaat untuk diri
saya sendiri dan orang sekitar. Mohon maaf apabila selama melaksanakan
kegiatan PKL ada sikap maupun sifat penulis yang tidak berkenan dihati
bapak/ibu.

Anda mungkin juga menyukai