Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis hadiahkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“antropometri” . Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas dari
Dosen Mata Kuliah ergomoni.
Makalah ini ditulis berdasarkan berbagai sumber yang berkaitan dengan materi
antropometri, serta infomasi dari berbagai media yang berhubungan dengan antropometri.
Tak lupa penulis sampaikan terima kasih kepada pengajar mata kuliah ergonomi atas
bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini. Dan juga kepada rekan-rekan mahasiswa
yang telah memberikan masukan dan pandangan, sehingga dapat terselesaikannya makalah
ini.
Penulis berharap makalah ini dapat menambah wawasan mengenai ergonomi
terutama materi mengenai antropometri .Dan penulis berharap bagi pembaca untuk dapat
memberikan pandangan dan wawasan agar makalah ini menjadi lebih sempurna.

Padang, Desember 2018

Penulis
DAFTAR ISI
LEMBARAN ASISTENSI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Praktikum
BAB II. LANDASAN TEORI
2.1 Ergonomi
2.2 Antropometri
2.3 Pengujian Statistik
BAB III. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
3.1 Rekapitulasi Data Antropometri
3.2 Pengujian Statistikal
3.2.1 Uji Kenormalan Data
3.2.2 Uji Keseragaman Data
3.2.3 Uji Kecukupan Data
3.3 Perhitungan Nilai Persentil
BAB IV. ANALISIS DAN TUGAS PERANCANGAN
4.1 Analisis Data Antropometri
4.2 Analisis Statistikal
4.2.1 Analisis Kenormalan data
4.2.2 Analisis Keseragaman data
4.3 Analisis Nilai Persentil
4.4 Perancangan Produk/Fasilitas Ergonomik
4.4.1 Deskripsi Produk/ Fasilitas
4.4.2.Analisis Perancangan Produk/ Fasilitas
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR KEPUSTAKAAN
LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUHAN

1.1 Latar belakang


Lingkungan kerja adalah tempat dimana proses berlangsungnya seseorang melakukan
aktivitas kerja. Hal ini meliputi keadaan dan kondisinya, pengaturan tempat duduk, bentuk
kursi, berbagai macam alat perlengkapan yang tersedia. Ergonomi adalah suatu cabang ilmu
sistematis untuk memenfaatkaninformasi - informasi mengenai kemampuan dan keterbatasan
manusia untukmerancang sistem kerja, sehingga manusia dapat hidup dan bekerja dalam
sistemyang baik, efektif, aman dan nyaman. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukanpada
pramusaji dan pembeli di Warteg Muncul jalan Pusponjolo, terdapat beberapagangguan
kesehatan akibat kerja. Hal ini terjadi karena sikap kerja, posisi duduk,tinggi dataran dan
sarana kerja yang tidak ergonomi. Sehingga dapat menyebabkannyeri pada punggung,
keluhan muskuloskeletal, kelelahan pada otot dan tulang,serta gangguan kesehatan lainnya.
Berdasarkan pengamatan, yang menjadi permasalahan utama adalah kursi dan meja yang
dipakai oleh pramusaji dan pembeli di warteg tidak ideal yaitu kursi tidak terdapat sandaran
punggung, lebar dan ukuran kursi terlalu kecil, sehingga tidak nyaman lagi, serta ukuran
tinggi meja yang tidak sesuai standar kriteria ergonomi.
Perkembangan teknologi saat ini begitu pesatnya, sehingga peralatan sudah menjadi
kebutuhan pokok pada berbagai lapangan pekerjaan. Artinya peralatan dan teknologi
merupakan penunjang yang penting dalam upaya meningkatkan produktivitas untuk berbagai
jenis pekerjaan. Disamping itu disisi lain akan terjadi dampak negatifnya, bila kita kurang
waspada menghadapi bahaya potensial yang mungkin timbul.Hal ini tidak akan terjadi jika
dapat diantisipasi pelbagai risiko yang mempengaruhi kehidupan para pekerja. berbagai
risiko tersebut adalah kemungkinan terjadinya Penyakit Akibat Kerja, Penyakit yang
berhubungan dengan pekerjaan dan Kecelakaan Akibat Kerja yang dapat menyebabkan
kecacatan atau kematian. Antisipasi ini harus dilakukan oleh semua pihak dengan cara
penyesuaian antara pekerja, proses kerja dan lingkungan kerja. Pendekatan ini dikenal
sebagai pendekatan ergonomik.
Ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menyerasikan alat, cara kerja dan
lingkungan pada kemampuan, kebolehan dan batasan manusia sehingga diperoleh kondisi
kerja dan lingkungan yang sehat, aman, nyaman dan efisien sehingga tercapai produktivitas
yang setinggi-tingginya (Manuaba, 2003d).
Memperhatikan hal tersebut di atas maka pembelajaran juga merupakan suatu
aktivitas kerja yang perlu dikelola dengan pendekatan ergonomi. Pembelajaran dengan
pendekatan ergonomi dapat menyeimbangkan antara tuntutan tugas (beban kerja) dan
kapasitas (kemampuan, kebolehan dan keterbatasan) pebelajar sehingga mereka dapat belajar
secara efektif, nyaman, aman, sehat dan efisien serta tercapai prestasi yang setinggi-
tingginya.
Kombinasi antara tugas (task), organisasi (organization) dan lingkungan
(environment) merupakan kondisi kerja yang harus diterima dalam proses belajar mengajar.
Bila kombinasi antara tugas, organisasi dan lingkungan tersebut belum ergonomis maka
dapat menimbulkan gangguan pada diri pebelajar sehingga kondisi belajar menjadi tidak
sehat, tidak aman, tidak nyaman dan tidak efektif. Kapasitas pebelajar dalam menerima tugas
dan lingkungan belajar yang tidak ergonomis berbeda-beda tergantung pada kemampuan,
kebolehan dan keterbatasan masing-masing. Tubuh akan berusaha melakukan adaptasi
terhadap perubahan tersebut. Bila tubuh tidak mampu beradaptasi maka akan menimbulkan
gangguan kualitas kesehatan, seperti keluhan muskuloskeletal meningkat, kelelahan
meningkat dan kebosanan meningkat. Penurunan kualitas kesehatan akan berpengaruh
terhadap luaran proses belajar.
Untuk menganalisis keserasian antara tugas (task), organisasi (organization) dan
lingkungan (environment) dalam proses pembelajaran dapat digunakan delapan aspek
ergonomi yaitu status gizi mahasiswa, sikap kerja, penggunaan tenaga otot, kondisi
lingkungan, kondisi waktu, kondisi informasi, kondisi sosial budaya, dan kondisi manusia-
mesin. Bila kombinasi antara tugas (task), organisasi (organization) dan lingkungan
(environment) dalam proses pembelajaran sudah serasi maka akan membuat seseorang
merasa nyaman dalam melakukan aktivitas di ruang belajar tersebut.
1.2 Tujuan praktikum
1.2.1 tujuan umum
Mampu mengetahui kelebihan dan kekurangan yang dimiliki manusia dari sisi
antopometri serta mampu menggunkan nya untuk mengoptimalkan sistem kerja dalam
sistem perancangan.
1.2.2 tujuan khusus
1. Mampu mengukur data antopometri
2. Mampu mennetukan ukuran tubuh yang dibutuhkan dalam merancang tempat kerja
3. mampu menggunakan data antopometri dalam perancangan tempat kerja
4. mampu menentukan ukuran tempat kerja secara optimal.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 ERGONOMI

A. Defenisi Ergonomi
Ergonomi yaitu ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya dengan
pekerjaan mereka. Sasaran penelitian ergonomi ialah manusia pada saat bekerja dalam
lingkungan. Secara singkat dapat dikatakan bahwa ergonomi ialah penyesuaian tugas
pekerjaan dengan kondisi tubuh manusia ialah untuk menurunkan stress yang akan dihadapi.
Upayanya antara lain berupa menyesuaikan ukuran tempat kerja dengan dimensi tubuh agar
tidak melelahkan, pengaturan suhu, cahaya dan kelembaban bertujuan agar sesuai dengan
kebutuhan tubuh manusia.
Ada beberapa definisi menyatakan bahwa ergonomi ditujukan untuk “fitting the to
the worker”, sementara itu ILO antara lain menyatakan, sebagai ilmu terapan biologi manusia
dan hubungannya dengan ilmu teknik bagi pekerja dan lingkungan kerjanya, agar
mendapatkan kepuasan kerja yang maksimal selain meningkatkan produktivitasnya”
B. Sejarah Ergonomi
Ergonomi dipopulerkan pertama kali pada tahun 1949 sebagai judul buku yang
dikarang oleh Prof. Murrel. Istilah ergonomi digunakan secara luas di Eropa. Di Amerika
Serikat dikenal istilah human factoratau human engineering. Kedua istilah tersebut
(ergonomi dan human factor) hanya berbeda pada penekanannya. Intinya kedua kata tersebut
sama-sama menekankan pada performansi dan perilaku manusia. Menurut Hawkins (1987),
untuk mencapai tujuan praktisnya, keduanya dapat digunakan sebagai referensi untuk
teknologi yang sama.
Ergonomi telah menjadi bagian dari perkembangan budaya manusia sejak 4000 tahun
yang lalu. Perkembangan ilmu ergonomi dimulai saat manusia merancang benda-benda
sederhana, seperti batu untuk membantu tangan dalam melakukan pekerjaannya, sampai
dilakukannya perbaikan atau perubahan pada alat bantu tersebut untuk memudahkan
penggunanya. Pada awalnya perkembangan tersebut masih tidak teratur dan tidak terarah,
bahkan kadang-kadang terjadi secara kebetulan.
Perkembangan ergonomi modern dimulai kurang lebih seratus tahun yang lalu pada
saat Taylor (1880-an) dan Gilberth (1890-an) secara terpisah melakukan studi tentang waktu
dan gerakan. Penggunaan ergonomi secara nyata dimulai pada Perang Dunia I untuk
mengoptimasikan interaksi antara produk dengan manusia.
Pada tahun 1924 sampai 1930 Hawthorne Works of Wertern Electric(Amerika)
melakukan suatu percobaan tentang ergonomi yang selanjutnya dikenal dengan “Hawthorne
Effects” (Efek Hawthorne). Hasil percobaan ini memberikan konsep baru tentang motivasi di
tempat kerja dan menunjukan hubungan fisik dan langsung antara manusia dan mesin.
Kemajuan ergonomi semakin terasa setelah Perang Dunia II dengan adanya bukti
nyata bahwa penggunaan peralatan yang sesuai dapat meningkatkan kemauan manusia untuk
bekerja lebih efektif. Hal tersebut banyak dilakukan pada perusahaan-perusahaan senjata
perang.
C. Ruang Lingkup Ergonomi
Ergonomi adalah ilmu dari pembelajaran multidisiplin ilmu lain yang menjembatani
beberapa disiplin ilmu dan professional, serta merangkum informasi, temuan, dan prinsip dari
masing-masing keilmuan tersebut. Keilmuan yang dimaksud antara lain ilmu faal, anatomi,
psikologi faal, fisika, dan teknik.
Ilmu faal dan anatomi memberikan gambaran bentuk tubuh manusia, kemampuan
tubuh atau anggota gerak untuk mengangkat atau ketahanan terhadap suatu gaya yang
diterimanya. Ilmu psikologi faal memberikan gambaran terhadap fungsi otak dan sistem
persyarafan dalam kaitannya dengan tingkah laku, sementara eksperimental mencoba
memahami suatu cara bagaimana mengambil sikap, memahami, mempelajari, mengingat,
serta mengendalikan proses motorik. Sedangkan ilmu fisika dan teknik memberikan
informasi yang sama untuk desain lingkungan kerja dimana pekerja terlibat.
Kesatuan data dari beberapa bidang keilmuan tersebut, dalam ergonomi dipergunakan
untuk memaksimalkan keselamatan kerja, efisiensi, dan kepercayaan diri pekerja sehingga
dapat mempermudah pengenalan dan pemahaman terhadap tugas yang diberikan serta untuk
meningkatkan kenyamanan dan kepuasan pekerja.
D. Tujuan dan Prinsip Ergonomi
Terdapat beberapa tujuan yang ingin dicapai dari penerapan ilmu ergonomi. Tujuan-
tujuan dari penerapan ergonomi adalah sebagai berikut (Tarwaka, 2004):
a. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cidera dan
penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan
kepuasan kerja.
b. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak sosial dan
mengkoordinasi kerja secara tepat, guna meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun
waktu usia produktif maupun setelah tidak produktif.
c. Menciptakan keseimbangan rasional antara aspek teknis, ekonomis, dan antropologis dari
setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang
tinggi.
Memahami prinsip ergonomi akan mempermudah evaluasi setiap tugas atau pekerjaan
meskipun ilmu pengetahuan dalam ergonomi terus mengalami kemajuan dan teknologi yang
digunakan dalam pekerjaan tersebut terus berubah. Prinsip ergonomi adalah pedoman dalam
menerapkan ergonomi di tempat kerja. Menurut Baiduri dalam diktat kuliah ergonomi
terdapat 12 prinsip ergonomi, yaitu sebagai berikut:
a. Bekerja dalam posisi atau postur normal.
b. Mengurangi beban berlebihan.
c. Menempatkan peralatan agar selalu berada dalam jangkauan.
d. Bekerja sesuai dengan ketinggian dimensi tubuh.
e. Mengurangi gerakan berulang dan berlebihan.
f. Minimalisasi gerakan statis.
g. Minimalisasikan titik beban.
h. Mencakup jarak ruang.
i. Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman.
j. Melakukan gerakan, olah raga, dan peregangan saat bekerja.
k. Membuat agar display dan contoh mudah dimengerti.
2.2 ANTROPOMETRI
Antropometri berasal dari “anthro” yang memiliki arti manusia dan “metri” yang
memiliki arti ukuran. Antropometri adalah sebuah studi tentang pengukuran tubuh dimensi
manusia dari tulang, otot dan jaringan adiposa atau lemak (Survey, 2009). Menurut
(Wignjosoebroto, 2008), antropometri adalah studi yang berkaitan dengan pengukuran
dimensi tubuh manusia. Bidang antropometri meliputi berbagai ukuran tubuh manusia seperti
berat badan, posisi ketika berdiri, ketika merentangkan tangan, lingkar tubuh, panjang
tungkai, dan sebagainya.
Data antropometri digunakan untuk berbagai keperluan, seperti perancangan stasiun
kerja, fasilitas kerja, dan desain produk agar diperoleh ukuran-ukuran yang sesuai dan layak
dengan dimensi anggota tubuh manusia yang akan menggunakannnya.
Antropometri merupakan bagian dari ergonomi yang secara khusus mempelajari
ukuran tubuh yang meliputi dimensi linear, serta, isi dan juga meliputi daerah ukuran,
kekuatan, kecepatan dan aspek lain dari gerakan tubuh. Secara devinitif antropometri dapat
dinyatakan sebagai suatu studi yang berkaitan dengan ukuran dimensi tubuh manusia
meliputi daerah ukuran, kekuatan, kecepatan dan aspek lain dari gerakan tubuh manusia,
menurut Stevenson (1989) antropometri adalah suatu kumpulan data numeric yang
berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh manusia ukuran, bentuk, dan kekuatan serta
penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah desain.

Salah satu pembatas kinerja tenaga kerja. Guna mengatasi keadaan tersebut
diperlukan data antropometri tenaga kerja sebagai acuan dasar desain sarana prasarana kerja.
Antropometri sebagai salah satu disiplin ilmu yang digunakan dalam ergonomi memegang
peran utama dalam rancang bangun sarana dan prasarana kerja.

Antropometri dapat dibagi menjadi

1. Antripometri Statis

Antropometri statis merupakan ukuran tubuh dan karakteristik tubuh dalam keadaan diam
(statis) untuk posisi yang telah ditentukan atau standar

Contoh: Tinggi Badan, Lebar bahu

2. Antropometri Dinamis

Antropometri dinamis adalah ukuran tubuh atau karakteristik tubuh dalam keadaan
bergerak, atau memperhatikan gerakan-gerakan yang mungkin terjadi saat pekerja tersebut
melaksanakan kegiatan.

Contoh: Putaran sudut tangan, sudut putaran pergelangan kaki.

Data Antopometri

Data antropometri adalah data-data dari hasil pengukuran yang digunakan sebagai data
untuk perancangan peralatan. Mengingat bahwa keadaan dan ciri dapat membedakan satu
dengan yang lainnya, maka dalam perancangan yang digunakan data antropometri terdapat
tiga prinsip yang harus diperhatikan yaitu (Wignjosoebroto, 2003):
1. Prinsip perancangan fasilitas berdasarkan individu ekstrim (minimum atau
maksimum)

Prinsip ini digunakan apabila kita mengharapkan agar fasilitas yang akan di rancang
tersebut dapat di pakai dengan enak dan nyaman oleh sebagian besar orang-orang yang akan
memakainya.

Contohnya: Ketinggian kontrol maksimum digunakan tinggi jangkauan keatas dari orang
pendek, ketinggian pintu di sesuaikan dengan orang yang tinggi dan lain-lain.

1. Prinsip perancangan fasilitas yang bisa disesuaikan.

Prinsip digunakan untuk merancang suatu fasilitas agar fasilitas tersebut dapat
menampung atau bisa dipakai dengan enak dan nyaman oleh semua orang yang mungkin
memerlukannya. Biasanya rancangan ini memerlukan biaya lebih mahal tetapi memiliki
fungsi yang lebih tinggi.

Contohnya: Kursi kemudi yang bisa di atur maju-mundur dan kemiringan sandarannya, tinggi
kursi sekretaris atau tinggi permukaan mejanya.

1. Prinsip perancangan fasilitas berdasarkan harga rata ratapara pemakainya. Prinsip ini
hanya di gunakan apabila perancangan berdasarkan harga ekstrim tidak mungkin
dilaksanakan dan tidak layak jika menggunakan prinsip perancangan fasilitas yang bisa
disesuaikan. Prinsip berdasarkan harga ekstrim tidak mungkin dilaksanakan bila lebih banyak
rugi dari pada untungnya, ini berarti hanya sebagian kecil dari orang-orang yang merasa enak
dan nyaman ketika menggunakan fasilitas tersebut.

Kenyataan menunjukan bahwa terdapat perbedaan atribut/ukuran fisik antara satu


manusia dengan manusia yang lain. Perbedaan antara satu populasi dengan populasi yang lain
dikarenakan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi data antropometri, yaitu :

 Umur

 Jenis kelamin

 Ras dan suku bangsa

 Jenis pekerjaan
Dalam rangka untuk mendapatkan suatu rancangan yang optimum dari suatu ruang
dan fasilitas akomodasi maka hal-hal yang harus diperhatikan adalah faktor- seperti panjang
dari suatu dimensi tubuh manusia baik dalam posisi statis maupun dinamis selain itu juga
harus didapatkan data-data yang sesuai dengan tubuh manusia. Pengukuran tersebut adalah
relatif mudah untuk didapat jika diaplikasika pada data perorangan. Akan tetapi semakin
banyak jumlah manusia yang diukur dimensi tubuhnya, maka akan semakin kelihatan betapa
besar variansinya antara tubuh dengan tubuh lainnya baik secara keseluruhan tubuh maupun
segmennya.

Antropometri Dan Aplikasinya Dalam Perancangan Fasilitas

Istilah antropometri berasal dari “anthro” yang berarti manusia dan “metri” yang
berarti ukuran. Secara definitif antropometri dapat dinyatakan sebagai suatu studi yang
berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Antropometri secara luas akan
digunakan sebagai pertimbangan ergonomi dalam proses perancangan produk maupun sistem
kerja yang akan memerlukan interaksi manusia. Data antropometri yang berhasil diperoleh
akan diaplikasikan secara luas antara lain dalam hal, (Menurut Wignjosoebroto, 2003):

1. Perancangan area kerja (work station, mobile, interior, dll)

2. Perancangan peralatan kerja seperti mesin, equipment, perkakas dan sebagainya

3. Perancangan produk-produk konsumtif seperti pakaian, kursi, meja, dan sebagainya.

4. Perancangan lingkungan kerja fisik

Jadi dapat disimpulkan bahwa data antropometri dapat menentukan bentuk, ukuran
dan dimensi yang berkaitan dengan produk yang dirancang dan manusia yang akan
mengoperasikanya atau menggunakan produk tersebut. Dalam kaitan ini maka perancangan
produk harus mampu mengakomodasikan dimensi dari populasi terbesar yang akan
menggunakan produk hasil rancangan tersebut.

Secara umum sekurang-kurangnya 90%-95% dari populasi yang menjadi target dalam
kelompok pemakai suatu produk haruslah dapat menggunakan produk tersebut.Untuk
mendesain peralatan kerja secara ergonomi yang digunakan dalam lingkungan sehari-hari
atau mendesain peralatan yang ada pada lingkungan seharusnya disesuaikan dengan manusia
di lingkungan tersebut. Apabila tidak ergonomis akan menimbulkan berbagai dampak negatif
bagi manusia tersebut. Dampak negatif bagi manusia tersebut akan terjadi dalam jangka
waktu pendek (short term) maupun jangka panjang (long term).

2.3 Pengujian statistik

Dalam kehidupan sehari-hari, sering kita jumpai banyak hal yang dapat kita deskripsikan
dalam bentuk data. Informasi data yang diperoleh tentunya harus diolah terlebih dahulu
menjadi sebuah data yang mudah dibaca dan dianalisa. Statistika adalah ilmu yang
mempelajari cara-cara pengolahan data.

Untuk meperoleh data-data tersebut, diperlukan adanya suatu penelitian. Penelitian ini
didapatkan melalui berbagai cara, dan juga berbagai langka-langkah pengujian dari para
pengumpul data. Sebelum melakukan penelitian, kita akan menduga-duga terlebih dahulu
terhadap apa yang kita ingin teliti. Pernyataan dugaan atau pernyataan sementara kita ini yang
disebut hipotesis. Banyak sekali macam-macam konsep hipotesis ini, salah satunya jenis
hipotesis. Terkadang dalam penelitian pun banyak sekali permasalahan-permasalahan dan
juga kesalahan dalam melakukan penelitian. Seluruh yang akan dibahas dalam melakukan
hipotesis penelitian akan dibahas dalam makalah ini beserta permasalah-permasalahan yang
terjadi.

Hipotesis seperti yang kita ketahui (statistik), yakni dugaan yang mungkin benar, atau
mungkin juga salah. Dia akan ditolak jika salah atau palsu, dan akan diterima jika faktor-
faktor membenarkannya. Penolakan dan penerimaan hipotesis, dengan begitu sangat
tergantung kepada hasil-hasil penyelidikan terhadap faktor-faktor yang dikumpulkan.

Hipotesis dapat juga dipandang sebagai konklusi yang sifatnya sangat sementara.
Sebagai konklusi sudah tentu hipotesis tidak dibuat dengan semena-mena, melainkan atas
dasar pengetahuan-pengetahuan tertentu. Pengetahuan ini sebagian dapat diambil dari hasil-
hasil serta problematika-problematika yang timbul dari penyelidikan-penyelidikan yang
mendahului, dari renungan-renungan atas dasar pertimbangan yang masuk akal, ataupun dari
hasil-hasil penyelidikan yang dilakukan sendiri. Jadi dalam taraf ini mahasiswa cukup
membuat konklusi dari persoalan-persoalan yang diajukan dalam bab sebelumnya dan
merumuskannya dalam bentuk statmen (pernyataan).

Anda mungkin juga menyukai