Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

POLUSI UDARA

Disusun Oleh :
Aldis Praditya
NIM : 922017055

POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN


BALIKPAPAN
2019

1|Page
2|Page
LEMBAR PENGESAHAN

MAKALAH LINGKUNGAN HIDUP

Disusun Oleh :

Aldis Praditya
NIM : 922017055

Dosen Pengampu : Ketua Jurusan

Candra Irawan,S.T., M.Si. Drs. Sunarno,M.Eng.


NIP.197701242007011010 NIP.197701242007011010

3|Page
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat rahmat dan ridhonya saya masih bisa diberikan kesehatan untuk dapat
menyelesaikan Makalah Lingkungan Hidup dengan penuh tanggung jawab. Tidak lupa
saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Laporan ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah
yang diberikan oleh Pak Candra Irawan,S.T.,M.Si.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih adanya
kekurangan, baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya
dapat memperbaiki laporan ini.
Akhir kata, saya berharap ini bisa bermanfaat untuk masyarakat dan dapat memberikan
manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Balikpapan, 8 Desember 2019 Penulis

4|Page
DAFTAR ISI

JUDUL ............................................................................................................................... 1
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................................. 2
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 3
DAFTAR ISI...................................................................................................................... 4
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 5
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 5
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 8
1.3 Batasan Masalah ....................................................................................................... 8
1.4 Tujuan Penelitian ...................................................................................................... 8
1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................................... 9
2.1 Tinjauan Pustaka ....................................................................................................... 9
2.2 Klasifikasi Bahan Pencemar Udara .............................................................. 10
2.3 Zat-zat Pencemaran Udara............................................................................ 11
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................................... 13
3.1 Jenis Penelitian........................................................................................................ 13
3.2 Tempat dan Waktu Penulisan ................................................................................. 13
3.3 Pengumpulan Data .................................................................................................. 13
3.4 Alur Penelitian ........................................................................................................ 13
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 15
4.1 Penyebab Pencemaran Udara .................................................................................. 15
4.2 Dampak Pencemaran Udara Terhadap Lingkungan Alam..................................... 15
4.3 Dampak Pencemaran Udara Terhadap Lingkungan Manusia ................................ 18
4.4 Dampak Pencemaran Udara Bagi Kehidupan Hewan ........................................... 20
4.5 Dampak Pencemaran Udara Bagi Kehidupan Tumbuhan...................................... 21
4.6 Upaya Pencegahan Pencemaran Udara ................................................................... 21
4.7 Upaya Penanggulangan Pencemaran Udara............................................................ 24
4.8 Peraturan Pemertintah Republik Indonesia ............................................................. 26
BAB V PENUTUPAN

5.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 27


5.2 Saran ....................................................................................................................... 29

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 30

5|Page
6|Page
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Manusia merupakan komponen lingkungan alam yang bersama-sama


dengan komponen alam lainnya, hidup bersama dan mengelola lingkungan
dunia. Karena manusia adalah makhluk yang memiliki akal dan pikiran,
peranannya dalam mengelola lingkungan sangat besar. Manusia dapat dengan
mudah mengatur alam dan lingkungannya sesuai dengan yang diinginkan
melalui pemanfaatan ilmu dan teknologi yang dikembangkannya. Akibat
perkembangan ilmu dan teknologi yang sangat pesat, kebudayaan manusia
pun berubah dimulai dari budaya hidup berpindah-pindah, kemudian hidup
menetap dan mulai mengembangkan buah pikirannya yang terus berkembang
sampai sekarang ini. Hasilnya berupa teknologi yang dapat membuat manusia
lupa akan tugasnya dalam mengelola bumi. Sifat dan perilakunya semakin
berubah dari zaman ke zaman. Sekarang ini manusia mulai bersifat konsumtif
dan cenderung merusak lingkungannya.

Kerusakan lingkungan diakibatkan oleh berbagai faktor, antara lain


oleh pencemaran. Pencemaran ada yang diakibatkan oleh alam, dan ada pula
yang diakibatkan oleh perbuatan manusia. Pencemaran akibat alam antara
lain letusan gunung berapi. Bahan-bahan yang dikeluarkan oleh gunung berapi
seperti asap dan awan panas dapat mematikan tumbuhan, hewan bahkan
manusia. Pencemaran yang terjadi adalah akibat dari aktivitas yang dilakukan
manusia. Lingkungan dapat dikatakan tercemar jika terkontaminasi oleh
bahan pencemar yang dapat mengakibatkan gangguan pada mahluk hidup
yang ada didalamnya. Gangguan itu ada yang segera nampak akibatnya, dan
ada pula yang baru dapat dirasakan oleh keturunan berikutnya. Kerusakan
lingkungan akibat aktivitas manusia di mulai dari meningkatnya jumlah
penduduk dari abad ke abad.

7|Page
Populasi manusia yang terus bertambah mengakibatkan kebutuhan
manusia semakin bertambah pula, terutama kebutuhan dasar manusia seperti
makanan, sandang dan perumahan. Bahan-bahan untuk kebutuhan itu
semakin banyak yang diambil dari lingkungan. Disamping itu perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) memacu proses industrialisasi, baik
di negara maju ataupun negara berkembang. Untuk memenuhi kebutuhan
populasi yang terus meningkat, harus diproduksi bahan-bahan kebutuhan
dalam jumlah yang besar melalui industri. Kian hari kebutuhan-kebutuhan itu
harus dipenuhi. Karena itu mendorong semakin berkembangnya industri, hal
ini akan menimbulkan akibat antara lain:

1. Sumber Daya Alam (SDA) yang diambil dari lingkungan semakin


besar, baik macam maupun jumlahnya.

2. Industri mengeluarkan limbah yang mencemari lingkungan.


Populasi manusia mengeluarkan limbah juga, seperti limbah rumah tangga
yang dapat mencemari lingkungan.

3. Muncul bahan-bahan sintetik yang tidak alami (insektisida, obat-


obatan, dan sebagainya) yang dapat meracuni lingkungan.

Akibat selanjutnya lingkungan semakin rusak dan mengalami


pencemaran. Pencemaran lingkungan terbagi atas tiga jenis, berdasarkan
tempat terjadinya, yaitu pencemaran udara, pencemaran air dan pencemaran
tanah. Di Indonesia, kerusakan lingkungan akibat pencemaran udara, air dan
tanah sudah sangat kritis. Pernah terjadi bencana lingkungan seperti sampah,
banjir dan masih banyak lagi. Dalam makalah ini akan dibahas tentang jenis-
jenis pencemaran dan penyebabnya serta solusi yang ditawarkan agar
kerusakan lingkungan akibat pencemaran dapat diminimalisasi.

8|Page
1.2. Rumusan Masalah

1. Apa saja penyebab dari pencemaran udara ?


2. Bagaimana dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran udara pada
lingkungan dan kesehatan manusia?
3. Adakah cara untuk mencegah dan menaggulangi terjadinya pencemaran
udara?

1.3. Batasan Masalah

Untuk menganalisa tentang masalah polusi udara pada lingkungan hidup serta
mencari solusi untuk mengatasi pencemaran polusi lingkungan yang semakin parah.

1.4. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memperluas


pengetahuan tentang pencemaran lingkungan beserta dampak yang
ditimbulkannya terhadap lingkungan dan kesehatan manusia juga cara
mencegah dan menanggulanginya.

1.5. Manfaat

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah kita dapat mengetahui lebih
dalam tentang masalah pencemaran lingkungan beserta dampak yang
ditimbulkannya juga cara mencegah dan menanggulanginya.

9|Page
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 TINJAUAN PUSTAKA

Menurut UU No. 32 tahun 2009, pencemaran lingkungan hidup adalah masuk


atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam
lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup
yang telah ditetapkan.

Menurut Salim yang dikutip oleh Utami (2005) pencemaran udara diartikan
sebagai keadaan atmosfir, dimana satu atau lebih bahan-bahan polusi yang jumlah dan
konsentrasinya dapat membahayakan kesehatan mahluk hidup, merusak properti,
mengurangi kenyamanan di udara. Berdasarkan definisi ini maka segala bahan padat, gas
dan cair yang ada di udara yang dapat menimbulkan rasa tidak nyaman disebut polutan
udara.

Sedangkan menurut Mukono (2006), yang dimaksud pencemaran udara adalah


bertambahnya bahan atau substrat fisik atau kimia ke dalam lingkungan udara normal
yang mencapai sejumlah tertentu, sehingga dapat dideteksi oleh manusia (atau yang
dapat dihitung dan diukur) serta dapat memberikan efek pada manusia, binatang,
vegetasi dan material karena ulah manusia (man made).

Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing di


dalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari keadaan
normalnya (Wisnu, Dampak pencemaran lingkungan : 27)

Jadi, pencemaran udara adalah masuknya atau tercampurnya unsur-unsur


berbahaya ke dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan
lingkungan, gangguan pada kesehatan manusia secara umum serta menurunkan kualitas
lingkungan.

Pencemaran dapat terjadi dimana-mana. Bila pencemaran tersebut terjadi di


dalam rumah, di ruang-ruang sekolah ataupun di ruang-ruang perkantoran maka disebut
sebagai pencemaran dalam ruang (indoor pollution). Sedangkan bila pencemarannya
terjadi di lingkungan rumah, perkotaan, bahkan regional maka disebut sebagai
pencemaran di luar ruang (outdoor pollution).
Umumnya, polutan yang mencemari udara berupa gas dan asap. Gas dan asap
tersebut berasal dari hasil proses pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna, yang
dihasilkan oleh mesin-mesin pabrik, pembangkit listrik dan kendaraan bermotor. Selain
itu, gas dan asap tersebut merupakan hasil oksidasi dari berbagai unsur penyusun bahan

10 | P a g e
bakar, yaitu: CO2 (karbondioksida), CO (karbonmonoksida), SOx (belerang oksida) dan
NOx (nitrogen oksida).

2.2 Klasifikasi Bahan Pencemar Udara

Banyak faktor yang dapat menyebabkan pencemaran udara, diantaranya


pencemaran yang ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia atau
kombinasi keduanya. Pencemaran udara dapat mengakibatkan dampak pencemaran
udara bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global atau tidak langsung dalam
kurun waktu lama.

Pencemar udara dibedakan menjadi pencemar primer dan pencemar sekunder :

1. Polutan primer

Polutan primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari


sumber pencemaran udara atau polutan yang dikeluarkan langsung dari sumber tertentu,
dan dapat berupa:

a. Polutan Gas terdiri dari:

Senyawa karbon, yaitu hidrokarbon, hidrokarbon teroksigenasi, dan karbon oksida


(CO atau CO2) karena ia merupakan hasil dari pembakaran Senyawa sulfur, yaitu oksida.
Senyawa halogen, yaitu flour, klorin, hydrogen klorida, hidrokarbon terklorinasi,
dan bromin.

b. Partikel

Partikel yang di atmosfer mempunyai karakteristik yang spesifik, dapat berupa


zat padat maupun suspense aerosol cair sulfur di atmosfer. Bahan partikel tersebut
dapat berasal dari proses kondensasi, proses (misalnya proses menyemprot/ spraying)
maupun proses erosi bahan tertentu.

2. Polutan Sekunder

Polutan sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi


pencemar-pencemar primer di atmosfer sekunder biasanya terjadi karena reaksi dari dua
atau lebih bahan kimia di udara, misalnya reaksi foto kimia. Sebagai contoh adalah
disosiasi NO2 yang menghasilkan NO dan O radikal.

Proses kecepatan dan arah reaksinya dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara
lain:

a) Konsentrasi relative dari bahan reaktran

b) Derajat fotoaktivasi

11 | P a g e
c) Kondisi iklim

d) Topografi lokal dan adanya embun.

2.3 Zat-zat Pencemaran Udara

Ada beberapa polutan yang dapat menyebabkan pencemaran udara, antara


lain:

Karbon monoksida, Nitrogen dioksida, Sulfur dioksida, Partikulat,


Hidrokarbon, CFC, Timbal dan Karbondioksida.

1. Karbon monoksida (CO)

Gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan bersifat racun. Dihasilkan dari
pembakaran tidak sempurna bahan bakar fosil, misalnya gas buangan kendaraan
bermotor.

2. Nitrogen dioksida (NO2)

Gas yang paling beracun. Dihasilkan dari pembakaran batu bara di pabrik,
pembangkit energi listrik dan knalpot kendaraan bermotor.

3. Sulfur dioksida (SO2)

Gas yang berbau tajam, tidak berwarna dan tidak bersifat korosi. Dihasilkan
dari

pembakaran bahan bakar yang mengandung sulfur terutama batubara.


Batubara ini biasanya digunakan sebagai bahan bakar pabrik dan pembangkit tenaga
listrik.

4. Partikulat (asap atau jelaga)

Polutan udara yang paling jelas terlihat dan paling berbahaya. Dihasilkan dari
cerobong pabrik berupa asap hitam tebal.

Macam-macam partikel, yaitu :

a. Aerosol
partikel yang terhambur dan melayang di udara

12 | P a g e
b. Fog (kabut)
aerosol yang berupa butiran-butiran air dan berada di udara
c. Smoke (asap)
aerosol yang berupa campuran antara butir padat dan cair dan melayang
berhamburan di udara
d. Dust (debu)
aerosol yang berupa butiran padat dan melayang-layang di udara

5. Hidrokarbon (HC)

Uap bensin yang tidak terbakar. Dihasilkan dari pembakaran bahan bakar yang
tidak

6. Chlorofluorocarbon (CFC)

Gas yang dapat menyebabkan menipisnya lapisan ozon yang ada di atmosfer
bumi. Dihasilkan dari berbagai alat rumah tangga seperti kulkas, AC, alat pemadam
kebakaran, pelarut, pestisida, alat penyemprot (aerosol) pada parfum dan hair spray.

7. Timbal (Pb)

Logam berat yang digunakan manusia untuk meningkatkan pembakaran pada


kendaraan bermotor. Hasil pembakaran tersebut menghasilkan timbal oksida yang
berbentuk debu atau partikulat yang dapat terhirup oleh manusia.

8. Karbon dioksida (CO2)

Gas yang dihasilkan dari pembakaran sempurna bahan bakar kendaraan


bermotor dan pabrik serta gas hasil kebakaran hutan.

13 | P a g e
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 JENIS PENELITIAN


Jenis penelitian adalah berupa definisi lingkungan, permasalahan serta faktor
kerusakan lingkungan hidup secara umum.

3.2 TEMPAT DAN WAKTU PENULISAN


Penulisan dilakukan selama seminggu, mulai tanggal 2 Desember hingga 8
Desember 2019.

3.3 PENGUMPULAN DATA


Dilakukan pengumpulan data dengan cara Studi literatur.

3.4 ALUR PENELITIAN

Mulai Identifikasi Masalah Studi literatur

Selesai Kesimpulan dan Saran Analisis

1) Identifikasi masalah
Identifikasi masalah adalah mendefinisikan masalah dalam makalah.

2) Studi literatur
Studi yang dilakukan dengan cara mempelajari buku, jurnal, dan literatur yang
menunjang dalam penulisan makalah ini.

14 | P a g e
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Penyebab Pencemaran Udara

Pembangunan yang berkembang pesat dewasa ini, khususnya dalam industri


dan teknologi, serta meningkatnya jumlah kendaraan bermotor yang menggunakan
bahan bakar fosil (minyak) menyebabkan udara yang kita hirup di sekitar kita menjadi
tercemar oleh gas-gas buangan hasil pembakaran.

Secara umum penyebab pencemaran udara ada 2 macam, yaitu :

Karena faktor internal (secara alamiah), contoh:

1. Debu yang beterbangan akibat tiupan angin.


2. Abu (debu) yang dikeluarkan dari letusan gunung berapi berikut gas-gas vulkanik
3. Proses pembusukan sampah organik, dll

Karena faktor eksternal (karena ulah manusia), contoh:

1. Hasil pembakar bahan bakar fosil.


2. Debu/serbuk dari kegiatan industry

4.2 Dampak Pencemaran Udara Terhadap Lingkungan Alam


Pencemaran udara dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan alam, antara
lain:

hujan asam, penipisan lapisan ozon dan pemanasan global.

1. Hujan Asam

Istilah hujan asam pertama kali diperkenalkan oleh Angus Smith ketika ia
menulis tentang polusi industri di Inggris. Hujan asam adalah hujan yang memiliki
kandungan pH (derajat keasaman) kurang dari 5,6. Pencemar udara seperti SO2 dan

15 | P a g e
NO2 bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan pH air hujan.
Dampak dari hujan asam ini antara lain:
 Mempengaruhi kualitas air permukaan
 Merusak tanaman
 Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga mempengaruhi
kualitas air tanah dan air permukaan
 Bersifat korosif sehingga merusak material dan bangunan
SO2 dan NOx (NO2 dan NO3) yang menguap ke udara akan bercampur dengan
embun. Dengan bantuan cahaya matahari, senyawa tersebut akan diubah menjadi
tetesan-tetesan asam yang kemudian turun ke bumi sebagai hujan asam. Namun, bila
H2SO2 dan HNO2 dalam bentuk butiran-butiran padat dan halus turun ke permukaan
bumi akibat adanya gaya gravitasi bumi, maka peristiwa ini disebut dengan deposisi
asam.
SO2 dan NOx (NO2 dan NO3) yang dihasilkan dari proses pembakaran bahan
bakar fosil (kendaraan bermotor) dan pembakaran batubara (pabrik dan pembangkit
energi listrik) akan menguap ke udara. Sebagian lainnya bercampur dengan O2 yang
dihirup oleh makhluk hidup dan sisanya akan langsung mengendap di tanah sehingga
mencemari air dan mineral tanah.

2. Penipisan Lapisan Ozon

Ozon (O3) adalah senyawa kimia yang memiliki 3 ikatan yang tidak stabil. Di
atmosfer, ozon terbentuk secara alami dan terletak di lapisan stratosfer pada ketinggian
15-60 km di atas permukaan bumi. Fungsi dari lapisan ini adalah untuk melindungi
bumi dari radiasi sinar ultraviolet yang dipancarkan sinar matahari dan berbahaya bagi
kehidupan.
Namun, zat kimia buatan manusia yang disebut sebagai ODS (Ozone
Depleting Substances) atau BPO (Bahan Perusak Ozon) ternyata mampu merusak
lapisan ozonsehingga akhirnya lapisan ozon menipis. Hal ini dapat terjadi karena zat
kimia buatantersebut dapat membebaskan atom klorida (Cl) yang akan mempercepat
lepasnya ikatan O3menjadi O2. Lapisan ozon yang berkurang disebut sebagai lubang
ozon (ozone hole).

16 | P a g e
Diperkirakan telah timbul adanya lubang ozon di Benua Artik dan Antartika.
Oleh karena itulah, PBB menetapkan tanggal 16 September sebagai hari ozon dunia
dengan tujuan agar lapisan ozon terjaga dan tidak mengalami kerusakan yang parah.

Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km) merupakan


pelindung alami bumi yang berfungsi menyaring radiasi ultraviolet B dari matahari.
Pembentukan dan penguraian molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara alami di
stratosfer. Emisi CFC yang mencapai stratosfer dan bersifat sangat stabil menyebabkan
laju penguraian molekul-molekul ozon lebih cepat dari pembentukannya, sehingga
terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon. Kerusakan lapisan ozon menyebabkan
sinar UV-B matahari tidak tersaring dan dapat mengakibatkan kanker kulit serta
penyakit pada tanaman.

3. Pemanasan Global

Kadar CO2 yang tinggi di lapisan atmosfer dapat menghalangi pantulan panas
dari bumi ke atmosfer sehingga permukaan bumi menjadi lebih panas. Peristiwa ini
disebut dengan efek rumah kaca (green house effect). Efek rumah kaca ini
mempengaruhi terjadinya kenaikan suhu udara di bumi (pemanasan global). Pemanasan
global adalah kenaikan suhu rata-rata di seluruh dunia dan menimbulkan dampak
berupa berubahnya pola iklim.
Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana, ozon, dan
N2O di lapisan troposfer yang menyerap radiasi panas matahari yang dipantulkan oleh
permukaan bumi. Akibatnya panas terperangkap dalam lapisan troposfer dan
menimbulkan fenomena pemanasan global.

Dampak dari pemanasan global adalah:

 Pencairan es di kutub
 Perubahan iklim regional dan global
 Perubahan siklus hidup flora dan fauna

4. Proses terjadinya efek rumah kaca

Permukaan bumi akan menyerap sebagian radiasi matahari yang masuk ke


bumi dan memantulkan sisanya. Namun, karena meningkatnya CO2 di lapisan atmosfer

17 | P a g e
maka pantulan radiasi matahari dari bumi ke atmosfer tersebut terhalang dan akan
kembali dipantulkan ke bumi. Akibatnya, suhu di seluruh permukaan bumi menjadi
semakin panas (pemanasan global). Peristiwa ini sama dengan yang terjadi di rumah
kaca. Rumah kaca membuat suhu di

dalam ruangan rumah kaca menjadi lebih panas bila dibandingkan di luar
ruangan. Hal ini dapat terjadi karena radiasi matahari yang masuk ke dalam rumah kaca
tidak dapat keluar

4.3 Dampak Pencemaran Udara Terhadap Manusia

1. Dampak kesehatan

Substansi pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam tubuh


melalui sistem pernapasan. Jauhnya penetrasi zat pencemar ke dalam tubuh bergantung
kepada jenis pencemar. Partikulat berukuran besar dapat tertahan di saluran pernapasan
bagian atas, sedangkan partikulat berukuran kecil dan gas dapat mencapai paru-paru.
Dari paru-paru, zat pencemar diserap oleh sistem peredaran darah dan menyebar ke
seluruh tubuh. Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISPA (infeksi
saluran pernapasan akut), termasuk di antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan
pernapasan lainnya.

Partikel yang mencemari udara dapat merusak lingkungan, manusia, tanaman, dan
hewan. Udara yang telah tercemar oleh partikel dapat menimbulkan berbagai penyakit
saluran pernapasan atau pneumokoniosis yang merupakan penyakit saluran pernapasan
yang disebabkan oleh adanya partikel yang masuk atau mengendap di dalam paru-paru
akan menentukan letak penempelan atau pengendapannya. (Wardhana, Wisnu Arya
1999)

Penyakit pneumoconiosis banyak jenisnya, tergantung dari jenis partikel yang masuk
atau terhisap ke dalam paru-paru. Adapun jenis-jenis penyakit pneumoniosis seperti :

A. Penyakit Antrakosis

Merupakan penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh pencemaran


debu batubara. Penyakit ini biasanya dijumpai pada pekerja tambang batubara atau
pekerja yang banyak melibatkan penggunaan batubara seperti power plant (pembangkit

18 | P a g e
listrik tenaga uap. Masa inkubasi penyakit ini antara 2-4 tahun yang ditandai dengan
sesak napas

B. Penyakit Silikosis

Penyakit yang disebabkan oleh pencemaran debu silika bebas, berupa SiO2,
yang terhisap masuk ke dalam paru-paru dan kemudian mengendap. Debu silika ini
banyak terdapat di industri besi baja, keramik, pengecoran beton, proses permesinan
seperti mengikir, menggerinda. Di samping itu debu silika juga terdapat di
penambangan bijih besi, timah putih, dan tambang batu bara. Penyakit silikosis akan
lebih buruk lagi, kalau penderita sebelumnya sudah menderita penyakit TBC paru-paru,
bronchitis kronis, astma broonchiale dan penyakit pernapasan lainnya. Pada awalnya,
penyakit silikosis ditandai dengan sesak napas yang disertai dengan batuk-batuk tanpa
dahak.

C. Penyakit Asbestosis

Merupakan penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh debu atau serat asbes
yang mencemari udara. Asbes merupakan campuran berbagai macam silikat terutama
selain mempengaruhi keadaan lingkungan alam, pencemaran udara juga membawa
dampak negatif bagi kehidupan makhluk hidup (organisme), baik hewan, tumbuhan dan
manusia

Dampak pencemaran udara bagi manusia, antara lain:

a. Karbon monoksida (CO)

Mampu mengikat Hb (hemoglobin) sehingga pasokan O2 ke jaringan tubuh


terhambat. Hal tersebut menimbulkan gangguan kesehatan berupa; rasa sakit pada dada,
nafas pendek, sakit kepala, mual, menurunnya pendengaran dan penglihatan menjadi
kabur. Selain itu, fungsi dan koordinasi motorik menjadi lemah. Bila keracunan berat
(70 – 80 % Hb dalam darah telah mengikat CO), dapat menyebabkan pingsan dan
diikuti dengan kematian.

b. Nitrogen dioksida (SO2)

Dapat menyebabkan timbulnya serangan asma.

c. Hidrokarbon (HC)

19 | P a g e
Menyebabkan kerusakan otak, otot dan jantung.

d. Chlorofluorocarbon (CFC)

Menyebabkan melanoma (kanker kulit) khususnya bagi orang-orang berkulit


terang, katarak dan melemahnya sistem daya tahan tubuh

e. Timbal (Pb)
Menyebabkan ganguan pada tahap pertumbuhan fisik dan mental serta
mempengaruhi kecerdasan otak

f. Ozon (O3)

Menyebabkan iritasi pada hidung, tenggorokan terasa terbakar dan


memperkecil paru-paru.

g. NOx

Menyebabkan iritasi pada paru-paru, mata dan hidung.

4.4 Dampak Pencemaran Udara Bagi Kehidupan Hewan

1. Penipisan lapisan ozon

Menimbulkan kanker mata pada sapi, terganggunya atau bahkan putusnya


rantai makanan pada tingkat konsumen di ekosistem perairan karena penurunan jumlah
fitoplankton.

2. Hujan asam

Menyebabkan pH air turun di bawah normal sehingga ekosistem air terganggu.

3. Pemanasan global

Penurunan hasil panen perikanan. Selain membawa dampak negatif pada


kehidupan hewan, pencemaran udara juga mampu merusakkan bangunan dan candi-
candi. Iklim dunia yang berubah polanya mengakibatkan timbulnya kemarau panjang,
bencana alam dan naiknya permukaan laut. Kemarau panjang memicu terjadinya
kebakaran hutan dan menurunnya produksi panen, bencana alam (banjir, gempa,

20 | P a g e
tsunami) banyak terjadi dan permukaan laut yang meninggi akan mengakibatkan
tenggelamnya pulau-pulau kecil dan daerah-daerah pesisir pantai.

4.5 Dampak Pencemaran Udara Bagi Tumbuhan

1. Hujan Asam

Merusak kehidupan ekosistem perairan, menghancurkan jaringan tumbuhan


(karenammemindahkan zat hara di daun dan menghalangi pengambilan Nitrogen) dan
mengganggu pertumbuhan tanaman.

Melarutkan kalsium, potasium dan nutrient lain yang berada dalam tanah
sehingga tanah akan berkurang kesuburannya dan akibatnya pohon akan mati.

5 Penipisan Lapisan Ozon

Merusak tanaman, mengurangi hasil panen (produksi bahan makanan, seperti


beras,

jagung dan kedelai), penurunan jumlah fitoplankton yang merupakan produsen


bagi rantai makanan di laut.

6 Pemanasan global

Penurunan hasil panen pertanian dan perubahan keanekaragaman hayati.


Keanekaragaman hayati dapat berubah karena kemampuan setiap jenis tumbuhan untuk
bertahan hidup berbeda-beda sesuai dengan kebutuhannya.

7 Gas CFC

Mengakibatkan tumbuhan menjadi kerdil, ganggang di laut punah, terjadi


mutasi genetik (perubahan sifat organisme).

4.6 Pencegahan Pencemaran Udara


Pencegahan yang ditempuh terhadap pencemaran udara tergantung dari sifat dan
sumber polutannya. Pencegahan yang paling sederhana dan mudah dilakukan yaitu
menggunakan masker sebagai pelindung untuk menghindari terjadinya gangguan
kesehatan.

21 | P a g e
Tindakan yang dilakukan untuk mencegah pencemaran udara seperti
mengurangi polutan, bahan yang mengakibatkan polusi dengan peralatan, mengubah
polutan, melarutkan polutan, dan mendispersikan-menguraikan polutan.

1. Mencegah pencemaran udara berbentuk gas

a. Adsorbsi

Adsorbsi merupakan proses melekatnya molekul polutan atau ion pada


permukaan zat padat-adsorben-seperti karbon aktif dan silikat. Adsorben mempunyai
sifat dapat menyerap zat lain sehingga menempel pada permukaannya tanpa reaksi
kimia serta memiliki daya kejenuhan yang bersifat disposal (sekali pakai buang) atau
dibersihkan dulu, kemudian digunakan lagi.

b. Absorbsi

Absorbsi merupakan proses penyerapan yang memerlukan solven yang baik


untuk memisahkan polutan gas dengan konsentrasinya. Metoe absorbs ini pada
prinsipnya hampir sama dengan metode adsorbsi, hanya bedanya bahwa emisi
hidrokarbon mengalami kontak dengan cairan di mana hidrokarbon akan larut atau
tersuspensi.

c. Kondensasi

Kondensasi merupakan proses perubahan uap air atau bendda gas menjadi
benda cair pada suhu udara di bawah titik embun. Polutan gas diarahkan mencapai titik
kondensasi tinggi dan titik penguapan yang rendah, seperti hidrokarbon dan gas organic
lainnya.

d. Pembakaran

Pembakaran merupakan proses untuk menghancurkan gas hidrokarbon yang


terdapat di dalam polutan dengan mempergunakan proses oksidasi panas yang disebut
inceneration. Iceneration merupakan salah satu metode dalam pengolahan limbah padat
dengan menggunakan pembakaran yang menghasilkan gas dan residu pembakaran.

2. Mencegah pencemaran udara berbentuk partikel

a. Filter

22 | P a g e
Filter udara dimaksudkan untuk menangkap debu atau polutan partikel yang
ikut keluar pada cerobong atau stack pada permukaan filter, agar tidak ikut terlepas ke
lingkungan sehingga hanya udara bersih saja yang keluar dari cerobong. Penggunaan
filter udara seharusnya disesuaikan dengan sifat gas buangan yang keluar seperti
berdebu banyak, besifat asam, bersifat alkalis dan sebagainya. Beberapa contoh jenis
filter yang banyak digunakan seperti cotton, nylon, orlon, dacron, fiberglass,
polypropylene, wool, nomex, tefloyn.

b. Filter basah

Cara kerja filter basah atau scrubbers/wat collectors adalah membersihkan


udara kotor dengan cara menyemprotkan air dari bagian atas alat, sedangakan udara
yang kotor dari bagian bawah alat.

c. Elektrostatik

Alat pengendap elektrostatik dapat digunakan untuk membersihkan udara


kotor dalam jumlah yang relative besar. Alat ini menggunakan arus searah (DC) yang
mempunyai tegangan antara 25-100 kv, berupa tabung silinder di mana dindingnya
diberi muatan positif sedangkan di tengah ada sebuah kawat yang merupakan pusat
silinder, sejajar dinding silinder, diberi muatan negative.

d. Kolektor Mekanik

Mengendapkan polutan partikel yang ukurannya relative besar dapat dengan


menggunakan tenaga gravitasi. Pengendap siklon atau cyclone Separators adalah
pengendap debu yang ikut dalam gas buangan atau udara dalam ruang pabrik yang
berdebu.

e. Program penghijauan

Tumbuh-tumbuhan menyerap hasil pencemaran udara berupa karbon dioksida


(CO2) dan melepaskan oksigen (O2). Tumbuh-tumbuhan akan menghisap dan
mengurangi polutan, dengan melepaskan gas oksigen maka akan mengurangi jumlah
polutan di udara.

Semakin banyak tumbuh-tumbuhan ditanam sebagai paru-paru kota maka


kualitas udara akan semakin sehat sehingga akan mendukung program langit biru

23 | P a g e
(prolabir). Program penghijauan ini seharusnya merupakan gerakan nasional agar
semua pihak dapat berpartisipasi aktif.

f. Ventilasi udara

Penggunaan dan penempatan ventilasi udara seharusnya disesuaikan dengan


kebutuhan. Perhatian utama yaitu tercukupnya kebutuhan gas oksigen (O2) dalam
ruangan serta menjadikan udara dalam ruangan bebas dari berbagai polutan. Bila akan
menggunakan exhaust fan, maka usahakan dekat dengan sumber pencemaran, agar
polutan segera dapat keluar dalam ruangan.

4.7 Upaya Penanggulangan Pencemaran Udara

Upaya penanggulangan dilakukan dengan tindakan pencegahan (preventif)


yang dilakukan sebelum terjadinya pencemaran dan tindakan kuratif yang dilakukan
sesudah terjadinya pencemaran.

1. Usaha Preventif (sebelum pencemaran)

a. Mengembangkan energi alternatif dan teknologi yang ramah lingkungan.


b. Mensosialisasikan pelajaran lingkungan hidup (PLH) di sekolah dan masyarakat.
c. Mewajibkan dilakukannya AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan)
bagi industri atau usaha yang menghasilkan limbah.
d. Tidak membakar sampah di pekarangan rumah.
e. Tidak menggunakan kulkas yang memakai CFC (freon) dan membatasi
penggunaan AC dalam kehidupan sehari-hari.
f. Tidak merokok di dalam ruangan.
g. Menanam tanaman hias di pekarangan atau di pot-pot.
h. Ikut berpartisipasi dalam kegiatan penghijauan.
i. Ikut memelihara dan tidak mengganggu taman kota dan pohon pelindung.
j. Tidak melakukan penebangan hutan, pohon dan tumbuhan liar secara
sembarangan.
k. Mengurangi atau menghentikan penggunaan zat aerosol dalam penyemprotan
ruang.
l. Menghentikan penggunaan busa plastik yang mengandung CFC.
m. Mendaur ulang freon dari mobil yang ber-AC.

24 | P a g e
n. Mengurangi atau menghentikan semua penggunaan CFC dan CCl4.

2. Usaha kuratif (sesudah pencemaran)

Bila telah terjadi dampak dari pencemaran udara, maka perlu dilakukan
beberapa usahauntuk memperbaiki keadaan lingkungan, dengan cara:

a. Menggalang dana untuk mengobati dan merawat korban pencemaran lingkungan.


b. Kerja bakti rutin di tingkat RT/RW atau instansiinstansi untuk membersihkan
lingkungan dari polutan.
c. Melokalisasi tempat pembuangan sampah akhir (TPA) sebagai tempat/pabrik
daur ulang.
d. Menggunakan penyaring pada cerobong di kilang minyak atau pabrik yang
menghasilkan asap atau jelaga penyebab pencemaran udara.
e. Mengidentifikasi dan menganalisa serta menemukan alat atau teknologi tepat
guna yang berwawasan lingkungan setelah adanya musibah/kejadian akibat
pencemaran udara, misalnya menemukan bahan bakar dengan kandungan timbal
yang rendah (BBG).

3. Program pemerintah

Selain usaha preventif dan kuratif, Pemerintah juga perlu mencanangkan


programprogram yang bertujuan untuk mengendalikan pencemaran, khususnya
pencemaran udara, yaitu :

a. PROGRAM LANGIT BIRU yang dicanangkan sejak Agustus 1996.


Bertujuan untuk meningkatkan kembali kualitas udara yang telah tercemar,
misalnya dengan melakukan uji emisi kendaraan bermotor.
b. Keharusan membuat cerobong asap bagi industri/ pabrik.
c. Imbauan mengurangi bahan bakar fosil (minyak, batu bara) dan
menggantinya dengan energi
d. Alternatif lainnya.
e. Membatasi beroperasinya mobil dan mesin pembakar yang sudah tua dan
tidak layak pakai.
f. Larangan menggunakan gas CFC.
g. Larangan beredarnya insektisida berbahaya seperti DDT (dikhloro difenil
trikhloro etana).
h. Melarang penggunaan CFC pada produksi kosmetika.

25 | P a g e
i. Menetapkan undang-undang dan hukum tentang pelaksanaan perlindungan
lapisan ozon

4. Secara nasional dan internasional

Solusi untuk mengatasi polusi udara kota terutama ditujukan pada pembenahan
sektor transportasi, tanpa mengabaikan sektor-sektor lain. Hal ini kita perlu belajar dari
kota-kota besar lain di dunia, yang telah berhasil menurunkan polusi udara kota dan
angka kesakitan serta kematian yang diakibatkan karenanya :

a. Pemberian izin bagi angkutan umum kecil hendaknya lebih dibatasi,


sementara kendaraan angkutan massal, seperti bus dan kereta api diperbanyak
dan ditinjau sesuai denga kebutuhan.
b. Pembatasan usia kendaraan, terutama bagi angkutan umum, perlu
dipertimbangkan sebagai salah satu solusi. Sebab, semakin tua kendaraan,
terutama yang kurang terawat, semakin besar potensi untuk memberi
kontribusi polutan udara.
c. Potensi terbesar polusi oleh kendaraan bermotor adalah kemacetan lalu lintas
dan tanjakan. Karena itu, pengaturan lalu lintas, rambu-rambu, dan tindakan
tegas terhadap pelanggaran berkendaraan dapat membantu mengatasi
kemacetan lalu lintas dan mengurangi polusi udara.
d. Pemberian penghambat laju kendaraan di permukiman atau gang-gang yang
sering diistilahkan dengan “polisi tidur” justru merupakan biang polusi.
Kendaraan bermotor akan memperlambat laju.
e. Uji emisi harus dilakukan secara berkala pada kendaraan umum maupun
pribadi meskipun secara uji petik (spot check). Perlu dipikirkan dan
dipertimbangkan adanya kewenangan tambahan bagi polisi lalu lintas untuk
melakukan uji emisi di samping memeriksa surat-surat dan kelengkapan
kendaraan yang lain.
4.8 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
 NOMOR 41 TAHUN 1999tentang PENGENDALIAN PENCEMARAN
UDARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
 Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945
 Undang-undang nomor 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup
(lembaran negara tahun 1997 nomor 68, tambahan lembaran negara nomor 3699)

26 | P a g e
BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Menurut Mukono (2006), yang dimaksud pencemaran udara adalah


bertambahnya bahan atau substrat fisik atau kimia ke dalam lingkungan udara normal
yang mencapai sejumlah tertentu, sehingga dapat dideteksi oleh manusia (atau yang
dapat dihitung dan diukur) serta dapat memberikan efek pada manusia, binatang,
vegetasi dan material karena ulah manusia (man made).

Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing di


dalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari keadaan
normalnya (Wisnu, Dampak pencemaran lingkungan : 27)

Jadi, Pencemaran udara adalah masuknya, atau tercampurnya unsur-unsur


berbahaya ke dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan
lingkungan, gangguan pada kesehatan manusia secara umum serta menurunkan kualitas
lingkungan.

Secara umum penyebab pencemaran udara ada 2 macam, yaitu : Karena faktor
internal (secara alamiah), contoh: debu yang beterbangan akibat tiupan angin, Abu
(debu) yang dikeluarkan dari letusan gunung berapi berikut gas-gas vulkanik., Proses
pembusukan sampah organik, dll. Dan karena faktor eksternal (karena ulah manusia),
contoh: hasil pembakar bahan bakar fosil, debu/serbuk dari kegiatan industri, pemakaian
zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara

Pencemaran udara dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan alam,


antara lain: hujan asam, penipisan lapisan ozon dan pemanasan global.

Selain mempengaruhi keadaan lingkungan alam, pencemaran udara juga


membawa dampak negatif bagi kehidupan makhluk hidup (organisme), baik hewan,
tumbuhan dan manusia.

Dampak pencemaran udara bagi manusia, antara lain: mampu mengikat Hb


(hemoglobin) sehingga pasokan O2 ke jaringan tubuh terhambat. Hal tersebut
menimbulkan gangguan kesehatan berupa; rasa sakit pada dada, nafas pendek, sakit,

27 | P a g e
kepala, mual, menurunnya pendengaran dan penglihatan menjadi kabur. Selain itu,
fungsi dan koordinasi motorik menjadi lemah. Bila keracunan berat (70 – 80 % Hb dalam
darah telah mengikat CO), dapat menyebabkan pingsan dan diikuti dengan kematian.

Dampak pencemaran udara terhadap kehidupan tumbuhan, antara lain: –


Merusak kehidupan ekosistem perairan, menghancurkan jaringan tumbuhan (karena
memindahkan zat hara di daun dan menghalangi pengambilan Nitrogen) dan mengganggu
pertumbuhan tanaman.

Pencegahan yang ditempuh terhadap pencemaran udara tergantung dari


sifat dan sumber polutannya. Pencegahan yang paling sederhana dan mudah dilakukan
yaitu menggunakan masker sebagai pelindung untuk menghindari terjadinya gangguan
kesehatan.

Tindakan yang dilakukan untuk mencegah pencemaran udara seperti


mengurangi polutan, bahan yang mengakibatkan polusi dengan peralatan, mengubah
polutan, melarutkan polutan, dan mendispersikan-menguraikan polutan.

Upaya penanggulangan dilakukan dengan tindakan pencegahan (preventif) yang


dilakukan sebelum terjadinya pencemaran dan tindakan kuratif yang dilakukan sesudah
terjadinya pencemaran.

Usaha Preventif (sebelum pencemaran) yang dapat dilakukan yaitu :

1. Mengembangkan energi alternatif dan teknologi yang ramah lingkungan.

2. Mensosialisasikan pelajaran lingkungan hidup (PLH) di sekolah dan


masyarakat.

3. Mewajibkan dilakukannya AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) bagi


industri atau usaha yang menghasilkan limbah.

Usaha kuratif (sesudah pencemaran) yang dapat dilakukan :

1. Menggalang dana untuk mengobati dan merawat korban pencemaran


lingkungan.

2. Kerja bakti rutin di tingkat RT/RW atau instansiinstansi untuk membersihkan


lingkungan dari polutan.

3. Melokalisasi tempat pembuangan sampah akhir (TPA) sebagai tempat/pabrik


daur ulang.

28 | P a g e
5.2 SARAN

Pencemaran udara memiliki dampak yang sangat menbahayakan kehidupan di


bumi, dampak yang terjadi tidak hanya bagi manusia, hewan dan tumbuhan saja tetapi
juga kepada lapisan ozon bumi.

Jika melihat besarnya dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran udara maka
sebaiknya perlunya pengetahuan yang mendalam terhadap pencemaran udara. Perlunya
pengetahuan tentang cara – cara mencegah serta menganggulangi efek dari pencemaran
lingkungan perlu dipelajari dengan seksama. Hal ini dilakukan agar dampak yang terjadi
akibat pencemaran udara dapat di tanggulangi dan di cegah sedini mungkin.

29 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Daryanto. 2004. Masalah Pencemaran. Bandung : TARSITO.


Anonim. 2009. Polusi Udara.
http://oerleebook.files.wordpress.com/2009/10/polusi-udara.pdf

Anonim. 2011. Pencemaran Udara.


http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21023/4/Chapter%20II.pdf

Rahman. 2012. Dampak Pencemaran Lingkungan.


http://rahmankesling.blogspot.com/2012/12/dampak-pencemaran-udara-dan-
solusinya_4719.html

Anonim. 2013. Upaya Penanggulangan Polusi Udara


http://takbagi.blogspot.com/2013/02/upaya-penanggulangan-polusi-udara.html

Anonim. Tt. Penyebab Polusi Udara.


http://www.artikellingkunganhidup.com/penyebab-polusi-udara.html

Dewa. 2013. Dampak Pencemaran Udara dan Solusinya.


http://dewa-sumberilmu.blogspot.com/2013/05/dampak-pencemaran-udara-dan
solusinya.html

Mala. 2012. Cara Mengatasi Pencemaran Udara.


http://malabisofyan11.blogspot.com/2012/05/cara-mengatasi-pencemaran-udara.html

30 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai