Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu ciri bangsa maju adalah bangsa yang memiliki tingkat
kesehatan, kecerdasan, dan produktivitas kerja yang tinggi. Ketiga hal ini
dipengaruhi oleh keadaan gizi. Undang-Undang Kesehatan No. 36 Tahun
2009 memberikan batasan: Kesehatan adalah keadaan sehat baik secara
fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk
hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Batasan yang diangkat dari
batasan kesehatan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang paling
baru ini memang lebih luas dan dinamis dibandingkan dengan batasan
sebelumnya yang mengatakan, bahwa kesehatan adalah keadaan sempurna,
baik fisik, mental, maupun sosial, dan tidak hanya bebas dari penyakit dan
cacat. Pada batasan yang terdahulu, kesehatan itu hanya mencakup tiga aspek,
yakni: fisik, mental, dan sosial, tetapi menurut UU No. 36Tahun 2009,
kemudian kesehatan itu mencakup lima aspek yakni fisik (badan), mental
(jiwa), sosial, spiritual, ekonomi.
Pola makan merupakan perilaku paling penting yang dapat
mempengaruhi keadaan gizi. Hal ini disebabkan karena kuantitas dan kualitas
makanan dan minuman yang dikonsumsi akan mempengaruhi tingkat
kesehatan individu dan masyarakat. Agar tubuh tetap sehat dan terhindar dari
berbagai penyakit kronis atau penyakit tidak menular (PTM) terkait gizi,
maka pola makan masyarakat perlu ditingkatkan kearah konsumsi gizi
seimbang. Keadaan gizi yang baik dapat meningkatkan kesehatan individu
dan masyarakat. Gizi yang optimal sangat penting untuk pertumbuhan normal
serta perkembangan fisik dan kecerdasan bayi, anak-anak, serta seluruh
kelompok umur. Gizi yang baik membuat berat badan normal atau sehat,
tubuh tidak mudah terkena penyakit infeksi, produktivitas kerja meningkat
serta terlindung dari penyakit kronis dan kematian dini.

1
Gizi yang tidak optimal berkaitan dengan kesehatan yang buruk. Gizi
yang tidak baik adalah faktor risiko PTM, seperti penyakit kardiovaskular
(penyakit jantung dan pembuluh darah, hipertensi dan stroke), diabetes serta
kanker adalah penyebab utama kematian di Indonesia. Lebih separuh dari
semua kematian di Indonesia merupakan akibat PTM. [Depkes, 2008].
Untuk mengoptimalkan penyampaian pesan gizi seimbang kepada
masyarakat, diperlukan KIE yang tepat dan berbasis masyarakat. Pendidikan
dan penyuluhan gizi dengan menggunakan slogan 4 Sehat 5 Sempurna yang
dimulai 1952, telah berhasil menanamkan pengertian tentang pentingnya gizi
dan kemudian merubah perilaku konsumsi masyarakat. Prinsip 4 Sehat 5
Sempurna yang diperkenalkan oleh Bapak Gizi Indonesia Prof. Poorwo
Soedarmo yang mengacu pada prinsip Basic Four Amerika Serikat yang
mulai diperkenalkan pada era 1940-an adalah : Menu makanan yang terdiri
dari makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan buah-buahan, serta minum susu
untuk menyempurnakan menu tersebut. Namun slogan tersebut sudah tidak
sesuai lagi dengan perkembangan ilmu dan permasalahan gizi dewasa ini
sehingga perlu diperbarui dengan slogan dan visual yang sesuai dengan
kondisi saat ini. Prinsip Nutrition Guide for Balanced Diet hasil kesepakatan
konferensi pangan sedunia di Roma Tahun 1992 diyakini akan mampu
mengatasi beban ganda masalah gizi, baik kekurangan maupun kelebihan
gizi. Di Indonesia prinsip tersebut dikenal dengan Pedoman Gizi Seimbang.
Perbedaan mendasar antara slogan 4 Sehat 5 Sempurna dengan Pedoman Gizi
Seimbang adalah: Konsumsi makan sehari-hari harus mengandung zat gizi
dalam jenis dan jumlah (porsi) yang sesuai dengan kebutuhan setiap orang
atau kelompok umur. Konsumsi makanan harus memperhatikan prinsip 4
pilar yaitu anekaragam pangan, perilaku hidup bersih, aktivitas fisik dan
mempertahankan berat badan normal.
Pendidikan atau promosi kesehatan pada hakikatnya adalah upaya
intervensi yang ditujukan pada faktor perilaku. Namun pada kenyataannya
tiga faktor yang lain perlu intervensi pendidikan atau promosi kesehatan juga,
karena perilaku juga berperan pada faktor-faktor tersebut. Apabila lingkungan

2
baik dan sikap masyarakat positif maka lingkungan dan fasilitas tersebut
niscaya akan dimanfaatkan atau digunakan oleh masyarakat.

B. Rumusan Masalah
Konsumsi pangan masyarakat masih belum sesuai dengan pesan gizi
seimbang. Hasil penelitian Riskesdas 2010 menyatakan gambaran sebagai
berikut. Pertama, konsumsi sayuran dan buah-buahan pada kelompok usia di
atas 10 tahun masih rendah (63,3% dan 62,1%). Kedua, kualitas protein yang
dikonsumsi rata-rata perorang perhari masih rendah karena sebagian besar
berasal dari protein nabati seperti serealia dan kacang-kacangan. Ketiga,
konsumsi makanan dan minuman berkadar gula tinggi, garam tinggi dan
lemak tinggi, baik pada masyarakat perkotaan maupun perdesaan, masih
cukup tinggi. Keempat, konsumsi cairan pada remaja masih rendah. Kelima,
cakupan pemberian Air Susu Ibu Eksklusif (ASI Eksklusif) pada bayi 0-6
bulan masih rendah (61,5%).
Riskesdas 2007, 2010, 2013 menunjukkan bahwa Indonesia masih
memiliki masalah kekurangan gizi. Kecenderungan prevalensi kurus
(wasting) anak balita dari 13,6% menjadi 13,3% dan menurun 12,1%.
Sedangkan kecenderungan prevalensi anak balita pendek (stunting) sebesar
36,8%, 35,6%, 37,2%. Prevalensi gizi kurang (underweight) berturut-turut
18,4%, 17,9% dan 19,6%. Prevalensi kurus anak sekolah sampai remaja
Riskesdas 2010 sebesar 28,5% [Kemenkes, 2007, 2010, 2013].
Untuk mencegah timbulnya masalah gizi tersebut, perlu
disosialisasikan pedoman gizi seimbang yang bisa dijadikan sebagai pedoman
makan, beraktivitas fisik, hidup bersih dan mempertahankan berat badan
normal.

C. Tujuan
Tujuan umum Gerakan Nasional Sadar Gizi Menuju Manusia Indonesia
Prima ini adalah untuk menciptakan norma sosial masyarakat Indonesia untuk
menerapkan pola konsumsi makanan yang seimbang dan aktvitas fisik yang

3
teratur dan terukur. Secara khusus Gerakan Nasional Sadar Gizi Menuju
Manusia Indonesia Prima memiliki tujuan yakni,
1. Meningkatnya pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat tentang pola
konsumsi makanan yang beragam, bergizi seimbang, dan aman.
2. Membudayakan masyarakat untuk melakukan aktivitas fisik yang teratur
dan terukur.
3. Meningkatnya kerjasama dan dukungan para pemangku kepentingan yang
strategis (pemerintah, swasta, dan masyarakat) dalam pengembangan dan
penerapan norma sosial pola konsumsi makanan dan aktivitas fisik.

D. Manfaat
Kegiatan pengabdian masyarakat ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
masyarakat dalam meningkatkan pengetahuan kesehatan terutama tentang
gizi yang dijelaskan dalam Pedoman Gizi Seimbang sehingga dapat
diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

4
BAB II
PROGRAM PROMOSI KESEHATAN

A. Sasaran Promosi Kesehatan


Sasaran khalayak pada kegiatan promosi gizi ini adalah masyarakat X di
Kelurahan X dan terbilang masih awam dengan pedoman gizi seimbang.

B. Isi Promosi Kesehatan


Gizi merupakan faktor yang sangat penting untuk mewujudkan Manusia
Indonesia Prima. Berbagai penelitian mengungkapkan bahwa kekurangan
gizi, terutama pada usia dini akan berdampak pada tumbuh kembang anak.
Gizi kurang pada anak usia dini juga berdampak pada rendahnya kemampuan
kognitif dan kecerdasan anak, serta berpengaruh terhadap menurunnya
produktivitas anak
Gizi Menentukan Karakter Pertumbuhan
1. Pertumbuhan anak sehat dan normal sesuai dengan potensi genetik ang
dimilikinya
2. Pertumbuhan ini sangatberpengaruh oleh asupan gizi yan gdikonsumsi
dalam bentuk makanan
3. Kekurangan atau kelebihan gizi akan memanifestasikan dalam bentuk
pertumbuhan yang menyimpang dari pola
Seiring dengan perkembangan ilmu dan pengetahuan dibidang gizi oleh
pakar-pakar gizi, maka slogan tersebut diganti dengan Pedoman Gizi
Seimbang. Pada tahun 2014, pedoman gizi seimbang tersebut dikeluarkan.

5
Gizi seimbang adalah susunan bahan makanan yang mengandung zat gizi,
yang mana jenis dan jumlahnya sesuai dengan kebutuhan tubuh. Kebutuhan
yang dimaksud mencakup kebutuhan zat gizi anak-anak untuk tumbuh, semua
golongan usia dalam menjaga kesehatan dan beraktivitas sehari-hari, serta
kebutuhan fisiologis tertentu, seperti hamil, sakit dan lansia.
Pedoman gizi seimbang terdiri dari 4 pilar dan 10 pesan. Keempat pilar
pedoman gizi seimbang harus dipenuhi agar 10 pesan gizi seimbang bisa
dipenuhi.

Keempat pilar tersebut meliputi :


1. Konsumsi makanan beraneka ragam
Kelompok pangan, yaitu :
a. Makanan pokok/sumber karbohidrat : beras, kentang, singkong, ubi,
jagung, talas, tepung-tepunga

6
b. Sumber protein : unggas, ikan, telur, daging, susu dan hasil
olahannya keju, youghurt (protein hewani) serta kacang-kacangan
serta olahannya tempe, tahu (protein nabati)
c. Sayur
d. Buah-buahan
Konsumsi makanan beraneka ragam maksudnya adalah
mengkonsumsi bahan makanan yang beraneka ragam antar
kelompok pangan. Hal ini penting karena tidak ada satupun jenis
makanan yang mengandung semua jenis zat gizi yang dibutuhkan
tubuh, kecuali Air Susu Ibu (ASI).
Contohnya, nasi merupakan sumber energi yang baik, tetapi
kandungan vitamin dan mineralnya sedikit. Sayur dan buah tinggi akan
vitamin dan mineral, namun kandungan energi dan proteinnya rendah.
Dengan adanya variasi kelompok pangan, maka kebutuhan zat gizi
juga terpenuhi. Yang dimaksud dengan beraneka ragam juga mencakup
proporsi makanan yang seimbang, dalam jumlah yang cukup, tidak
berlebihan dan dilakukan teratur. Dalam pedoman gizi seimbang juga
dijelaskan jumlah kelompok pangan yang disarankan, diantaranya :
1. Batasi asupan gula (4 sdm), garam (1 sdt), minyak (5 sdm)
2. Konsumsi sumber protein sebanyak 2-4 porsi
3. Minum air putih 8 gelas
4. Makan sayuran 3-4 porsi
5. Konsumsi buah-buahan 2-3 porsi
6. Konsumsi bahan makanan sumber karbohidrat 3-4 porsi
Gizi seimbang selain konsumsi beraneka ragam makanan juga
memperhatikan jumlah dan proporsi dalam konsumsinya, artinya jumlah
dan proporsi makan juga harus seimbang. Misalnya dalam sajian sekali
makan pada visual piring makanku, 50% merupakan sayur dan buah,
porsi sayur harus lebih banyak daripada buah. Serta 50% lagi adalah
makanan pokok dan lauk pauk, porsi makanan pokoknya harus lebih
banyak dari pada lauk pauk.

7
2. Membiasakan perilaku hidup bersih
Perilaku hidup bersih dapat menghindarkan kita dari penyakit
infeksi. Penyakit infeksi berkaitan dengan pedoman gizi seimbang, yang
mana penyakit infeksi merupakan faktor penting yang mempengaruhi
status gizi seseorang. Seseorang yang menderita penyakit infeksi
cenderung mengalami penurunan nafsu makan, sehingga jumlah dan
jenis makanan yang dikonsumsi tidak sesuai dengan kebutuhannya.
Padahal seseorang yang terkena penyakit infeksi membutuhkan asupan
makan yang cukup sebagai salah satu bentuk pemulihan kesehatannya.
Sebaliknya, seseorang yang mengalami status gizi kurang cenderung
rentan untuk terkena penyakit infeksi. Sehinga dapat ditarik kesimpulan
bahwa penyakit infeksi dan status gizi sangat berkaitan.
Perilaku hidup bersih, contohnya :
a. Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air bersih sebelum makan,
sebelum memberikan ASI, sebelum menyiapkan makanan dan
minuman, dan setelah buang air besar atau kecil, tujuannya adalah
untuk mencegah kontaminasi tangan dan makanan dari kuman
penyakit.
b. Menutup makanan yang disajikan agar terhindar dari lalat atau
binatang lain serta debu dan kotoran yang membawa kuman penyakit
c. Selalu menutup mulut dan hidung bila sedang bersih
d. Selalu menggunakan alas kaki agar terhindar dari penyakit cacingan.
3. Lakukan aktivitas fisik yang teratur
Aktivitas fisik meliputi berbagai kegiatan fisik yaitu olahraga.
Bertujuan untuk menyeimbangkanzat gizi yang masuk dan keluar dari
tubuh. Keseimbangan ini penting untuk memperlancar system
metabolisme didalam tubuh termasuk metabolism zat gizi.
4. Pertahankan dan pantau berat badan normal
Untuk menunjukkan bahwa terjadi keseimbangan zat gizi didalam
tubuh adalah tercapainya berat badan yang normal. Indikatornya adalah

8
dengan Indeks Masa Tubuh (IMT) yang menunjukan status gizi tidak
kurang atau melebihi batas normal.

Berikut merupakan 10 pesan gizi seimbang :


1. Syukuri dan nikmati aneka ragam makanan
2. Banyak makan sayur dan buah-buahan
3. Biasakan konsumsi lauk pauk tinggi protein
4. Biasakan konsumsi aneka ragam makanan pokok
5. Batasi konsumsi pangan manis, asin dan berlemak
6. Biasakan sarapan
7. Biasakan minum air putih yang cukup dan aman
8. Biasakan membaca label pada kemasan pangan

9
9. Cuci tangan pakai sabun dengan air bersih mengalir
10. Lakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan berat badan normal

C. Metode Promosi Kesehatan


Kegiatan promosi kesehatan ini dilaksanakan 1 kali tepatnya pada tanggal
6 Desember 2019, yang dilakukan dalam bentuk penyuluhan gizi dengan
bertemakan Pedoman Gizi Seimbang Bukan Lagi Empat Sehat Lima
Sempurna dengan membagikan media berupa media audio visual dan leaflet .
Selain media yang diberikan, dipaparkan juga materi menyangkut tentang
Pedoman Gizi Seimbang dalam bentuk Vidio Audio Visual dengan
menggunakan proyektor. Media dan materi yang diberikan dalam penyuluhan
ini bertujuan untuk menyampaikan informasi dan pengetahuan mengenai
Pedoman Gizi Seimbang.

D. Rencana Evaluasi
Evaluasi dilakukan setelah pelaksanaan promosi gizi berlangsung.
Evaluasi ini dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan secra langsung
kepada masyarakat X. Evaluasi ini untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh paparan yang disampaikan oleh komunikator kepada khalayak
sasaran, serta mengetahui apakah kegiatan ini berhasil menambah
pengetahuan tentang pedoman umum gizi seimbang yang nantinya dapat di
implementasikan dikehidupan sehari-hari.

E. Jadwal Kegiatan
Kegiatan promosi gizi dilakukan di Sekolah X, 6 Desember 2019, lama
kegiatan promosi gizi dilakukan selama 30 menit pada masyarakat X di
kelurahan X. Kegiatan di awali dengan mengucapkan salam,
memperkenalkan diri masing-masing kepada masyarakat X terlebih dahulu di
sebuah ruangandan menjelaskan tujuan dilakukannya promosi kesehatan.
Setelah itu menyampaiakn materi tentang pedoman gizi seimbang dengan
media audio visual dan masyarakt X diberikan leaflet tentang gizi seimbang..

10
Setelah pemaparan materi selama kurang lebih 30 menit, kemudian salah satu
peserta melakukan review tentang materi yang telah dipaparkan oleh
pemateri, setelah itu diadakan sesi tanya jawab dan pemberian hadiah kepada
penanya terbaik. Sebelum acara ditutup, moderator memberikan kesimpulan
dan pesan-pesan tentang hidup sehat dan mengajak untuk menerapkan
pedoman gizi seimbang dan kemudian kegiatan dtutup dengan foto bersama
diruangan.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

12
Daftar Pustaka

Anonim. 2013. Kesehatan. https://id.wikipedia.org/wiki/Gizi_seimbang. 15


November 2015

Gizinet. 2014. Berita Utama, Info Nasional. http://gizi.depkes.go.id/pgs-2014-2.

Kemenkes Ri. 2014. Pedoman Gizi Seimbang.


Sunita Almatsier. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama

Promkes.kemkes.go.id. 2016. Program Promosi Kesehatan.

November 2015

13

Anda mungkin juga menyukai