Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PEMBAHASAN

A. Populasi
1. Pengertian Populasi
Menurut Babbie, 1983 (dalam Sukardi, 2009: 53) menjelaskan
bahwa populasi adalah elemen penelitian yang hidup dan tinggal
bersama-sama dan secara teoritis menjadi target penelitian. Jadi,
populasi pada dasarnya merupakan kelompok manusia, binatang,
tumbuhan, benda, peristiwa, yang tinggal bersama dalam suatu tempat
dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari suatu penelitian.
Populasi dapat berupa guru, siswa, kurikulum, fasilitas, lembaga,
sekolah, karyawan perusahaan, dan lain-lain.
Menurut Sukardi (2009: 53), populasi dapat dibedakan menjadi
dua macam, yakni:
a. Populasi target
Ialah populasi yang telah direncanakan di dalam rencana penelitian
dan akan dikenai kesimpulan.
b. Populasi target
Ialah populasi yang ada dan dapat ditemui di sekitar lokasi pada
saat penelitian dilakukan. Jadi, populasi ini tidak termasuk
direncanakan dalam rancangan penelitian. Bila dalam kenyataanya
populasi akses karena satu dan lain hal harus diambil dalam
kegiatan penelitian, maka diusahakan jangan sampai jumlah
populasi target lebih kecil dari populasi akses. Sedapat mungkin
populasi target lebih banyak dari populasi akses, setidaknya sama
banyak jumlahnya.1
Hadari Nawawi (1983: 141), membagi populasi menjadi dua
macam, yakni:

1
Johni Dimyati, “Metodologi Penelitian Pendidikan & Aplikasinya pada Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD)”, (Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2013), hlm. 53-54
a. Populasi terbatasau terhingga
Populasi terbatas ialah populasi atau sumber data yang jelas batas-
batasnya, secara kuantitatif karena memiliki kualifikasi yang
terbatas atau tertentu.
Contoh: lima ratus siswa dari 1.000 siswa TK dengan usia 4-5
tahun memiliki tingkat kematangan belajar lebih baik dari anak
tidak masuk TK meskipun usianya sudah -7 tahun.
b. Populasi tak terbatas atau tak terhingga
Populasi jenis ini tidak dapat ditentukan batas-batasnya secara
tegas, sehingga tidak dapat ditentukan jumlahnya secara kuantitatif.
Contoh: Siswa TK yang pernah ada di Indonesia, untuk
mengetahui jumlah anak yang pernah sekolah/masuk TK di seluruh
Indonesia sangatlah susah mencari datanya. Populasi yang seperti
ini disebut populasi tak terhingga atau tak terbatas.2

Suharsimi Arikunto (2006: 102-104), membagi populasi menjadi


dua jenis, yakni:

a. Populasi jumlah terhingga


Populasi jmlah terhingga merupakan kelompok subjek yang
memiliki elemen atau unsure-unsur yang sama pada suatu wilayah
atau daerah tempat tertentu.
Contoh: Jumlah penduduk usia dini di Desa “X”. Data ini bisa
dilihat pada data penduduk di Balai Desa setempat yang jumlahnya
relative bisa diketahui dan tidak terlalu besar.
Missal: Jumlah anak usia dini di desa itu sekitar 500 anak. Dari
jumlah sebesar 500 anak diketahui ada 25 anak yang menderita
“AUTIS”. Bila peneliti ingin meneliti penderita autis, maka
populasi dari penelitiannya adalah 25 anak. Karena jumlah
populasi hanya 25 orang, maka seluruh populasi diambil sebagai

2
Ibid., hlm. 54
objek penelitian. Penelitian seperti ini disebut “penelitian
populasi”.
b. Populasi jumlah tak terhingga
Populasi jenis ini terdiri dari subjek yang memiliki elemen atau
unsure-unsur yang sulit dideteksi jumlahnya. Populasi jumlah tak
terhingga merupakan populasi dari subjek yang tersebar pada
wilayah atau daerah yang sangat luas sehingga peneliti akan
kesulitan untuk memperoleh data dari seluruh wilayah yang ada.
Contoh: Penelitian yang akan meneliti penyandang autis di seluruh
Indonesia. Karena wilayah Indonesia terlalu luas dan tidak
mungkin peneliti akan bisa mendata jumlah penyandang autis di
seluruh Indonesia, maka peneliti bisa mengambil populasi dari
masing-masing wilayah secara random atau acak dalam bentuk
sampel. Sehingga penelitian yang dilakukan merupakan
“penelitian sampling”.3
2. Ukuran Populasi
Secara teoritis, berapa ukuran atau jumlah populasi pada suatu
kegiatan penelitian tidak ada aturannya. Ukuran atau jumlah populasi
dari suatu kegiatan penelitian sangat relatif dengan permasalahan yang
akan diteliti. Besar kecilnya jumlah populasi sangat tergantung dengan
kondisi atau keadaan subjek atau objek penelitian.
Contoh: Seorang peneliti yang akan meneliti gejala “Hiperaktif” Anak
Usia Dini di Kabupaten Banyumas. Jumlah anak penyandang
hiperaktif di Kabupaten Banyumas missal hanya ada 50 orang. Dari
data jumlah anak penyandang hiperaktif yang ada, maka peneliti akan
menggunakan populasi dari penelitiannya sebanyak 50 anak. Contoh
yang lain: Seorang peneliti akan meneliti pengaruh usia terhadap
kematangan atau kedewasaan anak usia dini yang ada di Kabupaten
Banyumas ada 6.000 orang. Maka, populasi yang akan diteliti dalam
penelitiannya ini yaitu 6.000 orang.

3
Ibid., hlm. 55
B. Sample

Anda mungkin juga menyukai