Anda di halaman 1dari 26

PERANCANGAN DAN

SISTEM AIR PANAS


Dasar-Dasar Sistem Penyediaan Air Panas

Sistem penyediaan air panas adalah instalasi yang


menyediakan air panas dengan menggunakan sumber air
bersih, dipanaskan dengan berbagai cara, baik langsung dari
alat pemanas ataupun melalui sistem perpipaan (Soufyan
M.Noerbambang dan Takeo Morimura, 2000).
Kualitas Air Panas
1. Sifat anomali air , volumenya akan mencapai minimum pada
temperatur 4° Celcius, dan akan bertambah pada temperatur
yang lebih rendah atau lebih tinggi.
2. Kerapatan (density) air temperatur 4°C dianggap 1, kalau air
dipanaskan dari 4 – 100°C volumenya 4,3% tekanan
bertambah ( perlu diperhatikan ).
3. Dalam suatu bejana tertutup harus dipasang suatu pipa
ekspansi atau katup ekspansi untuk melepas tekanan yang
timbul akibat pertambahan volume
SATUAN KALOR

Banyaknya ENERGI panas yang diperlukan 1 kg air agar temperaturnya


naik sebesar 1 C pada kondisi atmosfir standar didefinisikan sebagai 1
kilokalori (kcal). Kalor yang diperlukan untuk pemanasan:
Q = W (t2-t1)
Ket:
Q = Banyaknya kalor (kcal)
W = Berat air yang dipanaskan (kg)
t1 = Temperatur awal (°C)
t2 = Temperatur akhir (°C)
Pengaruh Kualitas Air dan Temperatur

Temperatur air berpengaruh pada intensitas proses perkaratan.


Peningkatan temperatur, setiap 10°C, kecepatan proses
pengkaratan berlipat 2x.
Proses pengkaratan mencapai nilai maksimal pada temperatur air
panas 70°C (untuk pipa baja) oleh karena itu dihindarkan
memanaskan air lebih tinggi dari temperatur yang diperlukan
• Sistem Penyediaan Air Panas
Sistem penyediaan air panas adalah instalasi yang
menyediakan air panas dengan menggunakan sumber air
bersih, dipanaskan dengan berbagai cara, baik langsung
dari alat pemanas ataupun melalui sistem perpipaan

Hal-hal yang harus dipertimbangkan antara lain:


Instalasi Penyediaan Air Panas yang digunakan;
Cara Pemanasan;
Sistem Pipa;
Temperatur Air Panas
Instalasi Penyediaan Air Panas
Dalam memenuhi kebutuhan akan air panas, ada dua jenis instalasi
yang dapat di gunakan yaitu (Soufyan M.Noerbambang dan Takeo
Morimura, 2000):
1. Instalasi lokal
Pada jenis ini suatu pemanas air dipasang di tempat atau
berdekatan dengan alat plambing yang membutuhkan air panas.
Pemanas dapat menggunakan gas, listrik ataupun uap sebagai
sumber kalor.
Kelebihan dari cara ini adalah bahwa air panas dapat lebih cepat
diperoleh, kehilangan kalor pada pipa kecil sekali, pemasangan
instalasi dan perawatannya sederhana, dan harganya cukup rendah.
Instalasi lokal dapat dibagi menjadi
Pemanasan sesaat (instantanius)
Dengan sistem ini air panas segera didapatkan karena air pada pipa-
pipa pemanas langsung dipasi dengan listrik ataupun gas sehingga
dapat dialirkan ke alat plambing
Pemanasan simpan (storage)
Sistem ini dapat dilakukan dengan menyimpan air pada tangki dan
dipanaskan dengan listrik, gas ataupun dengan mencampurkan uap
panas. umumnya tangki-tangki yang digunakan mempunyai volume
berkisar 100 liter.
Pencampuran uap panas dengan air
Pencampuran uap panas pada air dingin sehingga mendapatkan air
panas yang siap untuk dialirkan ke alat plambing
2. Instalasi sentral
Pemanas air sentral ini caranya adalah sebagai berikut : air
dipanaskan dalam pipa-pipa di suatu tempat pembangkit dan
dialirkan ke alat-alat plambing. Sumber kalor biasanya menggunakan
minyak, jika digunkan listrik harganya terlalu mahal. Investasi untuk
pemanas air secara sentral cukup mahal, maka hanya digunakan
pada gedung-gedung yang besar seperti hotel, pabrik, komplek
perumahan.
Sistem Pemanasan Air

Cara Pemanasan Langsung


a) Ketel pemanas air ( storage hot water boiler)
Proses pemanasan air seluruhnya terjadi secara konveksi, air
dipanaskan oleh dinding ruang bakar ketel dan kemudian
didistribusikan
Kelebihan:
Air langsung dipanaskan oleh ketel, sehingga pemanasan
relatif cepat;
Efisiensi tinggi
Kelemahan:
Dinding ketel mengalami perubahan temperatur yang besar saat air
panas didistribusikan sehingga umur ketel relatif lebih pendek;
Jika air pengisi ketel mempunyai kualitas yang kurang baik, bisa
menimbulkan kerak pada dinding ketel, sehingga efisiensi menurun.
Tekanan air masuk ketel berpengaruh langsung pada kekuatan
dinding ketel; tekanakerja ketel harus lebih besar dari tekanan air
masuk tersebut.
Cara Pemanasan Tidak Langsung

Dalam cara ini uap air panas, air panas atau air sangat panas yang
dihasilkan oleh suatu ketel dialirkan ke dalam suatu jaringan pipa di
dalam tangki penyimpan air panas, dan kemudian dialirkan kembali ke
dalam ketel.
Kelebihan:
 Umur ketel lebih lama dibanding dengan cara pemanasan langsung;
 Tidak mempunyai kelemahan seperti pada pemanasan langsung.
Kelemahan:
Efisiensi pemanasan relatif lebih rendah jika dibanding dengan jenis
pemanasan langsung
Temperatur Air Panas
Kebutuhan temperatur air panas
Kebutuhan air panas pada masing-masing alat plambing berbeda-beda
tergantung pada penggunaannya. Kebutuhan temperatur pada masing-
masing alat plambing / pemakaiannya .
LAJU ALIRAN AIR PANAS
Untuk menghitung laju aliran air panas dapat digunakan dua cara yaitu
jumlah pemakai dan jumlah dan jenis alat plambing
Perhitungan berdasarkan jumlah orang
Untuk setiap jenis pemakaian gedung, jumlah kebutuhan air panas
sehari dapat dihitung berdasarkan jumlah orang dan kebutuhan air
panas setiap orang setiap harinya. Pemakaian air panas menurut jenis
penggunaan gedung ini dapat dilihat pada
Berdasarkan jenis dan jumlah alat plambing

Jika pemakaian air panas pada beban puncak untuk setiap alat
plambing dapat diperkirakan dengan menggunakan tabel.

SNI 03 – 7065 – 2005 Tabel 2 Pemakaian Air Panas Minimum Sesuai


Penggunaan Gedung (Air Pa.nas pada Temperature 60°C)

Anda mungkin juga menyukai