Anda di halaman 1dari 6

BPJS KESEHATAN

a. Definisi BPJS
BPJS Kesehatan (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan) merupakan Badan
Hukum Publik yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden dan memiliki tugas untuk
menyelenggarakan jaminan Kesehatan Nasional bagi seluruh rakyat Indonesia, terutama
untuk Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun PNS dan TNI/POLRI, Veteran, Perintis
Kemerdekaan beserta keluarganya dan Badan Usaha lainnya ataupun rakyat biasa.
BPJS Kesehatan merupakan penyelenggara program jaminan sosial di bidang kesehatan yang
merupakan salah satu dari lima program dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), yaitu
Jaminan Kesehatan, Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Hari Tua, Jaminan Pensiun, dan
Jaminan Kematian sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004
tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.
BPJS Kesehatan bersama BPJS Ketenagakerjaan (dahulu bernama Jamsostek ) merupakan
program pemerintah dalam kesatuan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diresmikan pada
tanggal 31 Desember 2013. Untuk BPJS Kesehatan mulai beroperasi sejak tanggal 1
Januari 2014, sedangkan BPJS Ketenagakerjaan mulai beroperasi sejak 1 Juli 2014.
BPJS Kesehatan juga menjalankan fungsi pemerintahan (governing function) di bidang
pelayanan umum (public services) yang sebelumnya sebagian dijalankan oleh badan usaha
milik negara dan sebagian lainnya oleh lembaga pemerintahan. Gabungan antara kedua fungsi
badan usaha dan fungsi pemerintahan itulah, yang dewasa ini, tercermin dalam status BPJS
Kesehatan sebagai badan hukum publik yang menjalankan fungsi pelayanan umum di bidang
penyelenggaraan jaminan sosial nasional.
BPJS Kesehatan juga dibentuk dengan modal awal dibiayai dari APBN dan selanjutnya
memiliki kekayaan tersendiri yang meliputi aset BPJS Kesehatan dan aset dana jaminan sosial
dari sumber-sumber sebagaimana ditentukan dalam undang-undang. Kewenangan BPJS
Kesehatan meliputi seluruh wilayah Republik Indonesia dan dapat mewakili Indonesia atas
nama negara dalam hubungan dengan badan-badan Internasional. Kewenangan ini merupakan
karakteristik tersendiri yang berbeda dengan badan hukum maupun lembaga negara lainnya.
Maka dari itu, BPJS Kesehatan merupakan salah satu bentuk Badan Hukum Milik Negara
(BHMN), sehingga pelaksanaan tugasnya dipertanggungjawabkan kepada Presiden sebagai
kepala pemerintahan negara.
b. Sejarah berdirinya BPJS di Indonesia
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan di Indonesia sudah berlangsung sejak zaman kolonial
Belanda. Pelayanan kesehatan dilanjutkan setelah zaman kemerdekaan Indonesia. Setelah
mendapat pengakuan kedaulatan oleh Pemerintah Belanda, Pemerintah Indonesia melanjutkan
kebutuhan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, khususnya bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS)
beserta keluarga. Menteri Kesehatan Prof. G.A. Siwabessy periode 1966-1978, mengajukan
sebuah gagasan untuk menyelenggarakan Program Asuransi Kesehatan, karena program ini
mulai diberlakukan di sejumlah negara maju. Programnya berkembang dengan pesat. Pada saat
penerapan Program Asuransi Kesehatan, penerima manfaat dari program ini masih terbatas
bagi PNS beserta anggota keluarga. Namun Prof. G.A. Siwabessy sudah yakin, kelak suatu
saat, Program Asuransi Kesehatan bisa dinikmati seluruh masyarakat Indonesia ini demi
terjaminnya pelayanan kesehatan. Sejarah BPJS Kesehatan mencakup 4 (empat) periode .

 1968 - Pemerintah Indonesia menerbitkan Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) Nomor 1


Tahun 1968 dengan membentuk Badan Penyelenggara Dana Pemeliharaan Kesehatan
(BPDPK). Badan ini mengatur pemeliharaan kesehatan bagi pegawai negara (PNS) dan
penerima pensiun beserta keluarganya.
 1984 - Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 22 dan 23 Tahun 1984.
BPDPK berubah status dari sebuah badan di lingkungan Departemen Kesehatan menjadi
BUMN, yaitu Perum Husada Bhakti (PHB). Tugas PHB adalah melayani jaminan
kesehatan bagi PNS, pensiunan PNS, veteran, perintis kemerdekaan, dan anggota
keluarganya.
 1992 - PHB berubah status menjadi PT Askes (Persero) melalui Peraturan Pemerintah
Nomor 6 Tahun 1992. PT Askes (Persero) mulai menjangkau karyawan BUMN melalui
Program Askes Komersial. Pada Januari 2005, PT Askes (Persero) dipercaya pemerintah
untuk melaksanakan Program Jaminan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin (PJKMM).
Program ini kemudian dikenal menjadi Program Askeskin dengan sasaran peserta
masyarakat miskin dan tidak mampu sebanyak 60 juta jiwa. Pemerintah Pusat menanggung
biaya iuran. PT Askes (Persero) juga menciptakan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat
Umum (PJKMU), yang ditujukan bagi masyarakat yang belum dilayani oleh Jamkesmas,
Askes Sosial, maupun asuransi swasta. PJKMU adalah Jaminan Kesehatan Daerah
(Jamkesda) dengan pengelolaan diserahkan kepada PT Askes (Persero). Pada periode
tersebut, tercatat sebanyak 6,4 juta jiwa yang berasal dari 200 kabupaten/kota telah menjadi
Peserta PJKMU.
 2014 - Pada tanggal 1 Januari 2014, BPJS Kesehatan mulai resmi beroperasi. Hal ini
berawal pada tahun 2004 saat pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun
2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Pada tahun 2011, pemerintah
menetapkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) serta menunjuk PT Askes (Persero) sebagai penyelenggara program
jaminan sosial di bidang kesehatan. Sehingga PT Askes (Persero) berubah menjadi BPJS
Kesehatan.
c. Peserta BPJS Kesehatan

Semua penduduk Indonesia wajib menjadi peserta jaminan kesehatan yang dikelola oleh
BPJS. Termasuk warga negara asing yang telah tinggal di Indonesia dan bekerja setidaknya
selama enam bulan.

Peserta BPJS ini dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu PBI jaminan kesehatan yang
iurannya dibayarkan oleh pemerintah, dan bukan PBI jaminan kesehatan yang membayar
iuran BPJS sesuai fasilitas kelas yang diambil.

Besar iuran yang dibayarkan peserta BPJS diatur dalam Peraturan Presiden nomor 111
Tahun 2013 dan dibagi menjadi beberapa golongan, yaitu sebagai berikut:

1. Penduduk Miskin dan Tidak Mampu

Iuran Jaminan Kesehatan bagi penduduk miskin dan tidak mampu yang didaftarkan oleh
Pemerintah Daerah akan dibayarkan oleh Pemerintah Daerah.

Penduduk yang mendaftar BPJS sebagai Penerima Bantuan Iuran atau PBI akan mendapatkan
fasilitas layanan kesehatan kelas III.
2. Pekerja Penerima Upah

Iuran Jaminan Kesehatan bagi Pekerja Penerima Upah yaitu PNS, anggota TNI/POLRI, pejabat
negara, pegawai pemerintah non pegawai negeri, dan pegawai swasta akan dipotong langsung
dari gaji bulanan yang diterima dan dipotong langsung oleh pemberi kerja.

Besaran potongan adalah sebesar 5 persen dari gaji atau upah per bulan. Dengan ketentuan 4
persen dibayar oleh pemberi kerja, dan 1 persen dibayar oleh peserta.

Dengan besaran iuran ini, peserta BPJS dari pekerja penerima upah akan mendapatkan layanan
fasilitas kelas I dan II.

3. Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta Bukan Pekerja

Pekerja bukan Penerima Upah dan Peserta bukan Pekerja iuran dibayarkan oleh yang
bersangkutan.

Pekerja bukan penerima upah adalah pekerja di luar hubungan kerja atau pekerja mandiri.

Sedangkan yang dimaksud dengan peserta bukan pekerja adalah investor, perusahaan,
penerima pensiun, veteran, perintis kemerdekaan, janda, duda, anak yatim piatu dari veteran
atau perintis kemerdekaan.

Pekerja bukan penerima upah bisa mendapatkan layanan fasilitas kesehatan kelas I, II, atau III
sesuai dengan premi dan kelas perawatan yang dipilih.

4. Peserta Perorangan

Selain itu, jika di tempat Anda bekerja tidak ada fasilitas jaminan kesehatan menggunakan
BPJS, Anda dapat mengajukan kepesertaan BPJS perorangan. Iuran yang dikenakan sesuai
dengan kemampuan dan kebutuhan Anda.

Jika Anda ingin mendapatkan fasilitas kelas I, iuran yang perlu Anda bayarkan adalah sebesar
Rp59.500 per orang setiap bulannya. Untuk fasilitas kelas II sebesar Rp42.500 per orang setiap
bulannya.

Dan untuk fasilitas kelas III besar iurannya adalah Rp25.500 per orang setiap bulannya.

Pembayaran iuran dilakukan paling lambat sebelum tanggal 10 setiap bulan. Jika terjadi
keterlambatan pembayaran, maka akan dikenakan denda administratif sebesar 2 persen dari
total tunggakan iuran, maksimal hingga 3 bulan.
d. Layanan yang Diterima Oleh Peserta BPJS

Ada banyak manfaat yang bisa Anda dapatkan jika terdaftar sebagai peserta BPJS.

Secara umum, Anda akan mendapatkan layanan pencegahan dan pengobatan, termasuk juga
pelayanan obat dan bahan medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan.

Selain itu, pihak BPJS juga menyediakan layanan penyuluhan kesehatan mengenai apa saja
risiko penyakit yang ada dan bagaimana perilaku hidup bersih dan sehat.

Selain itu, Anda juga bisa mendapatkan layanan imunisasi dasar seperti BCG, difteri, hepatitis
B, polio, dan juga campak.

Anda juga akan mendapatkan layanan keluarga berencana meliputi konseling, kontrasepsi
dasar, vasektomi, dan tubektomi.

BPJS juga menyediakan layanan skrining kesehatan yang diberikan secara selektif untuk
mendeteksi risiko penyakit tertentu dan mencegah dampak lanjutannya, dan juga layanan
pengobatan untuk kanker, bedah jantung, dialisis untuk penderita gagal ginjal, dan lain-lain.

e. Kelebihan dan Kekurangan BPJS Kesehatan

Dengan fenomena maraknya para pendaftar BPJS Kesehatan, maka hal ini telah menjadi bukti
bahwa BPJS menyimpan banyak kelebihan. Apa saja kelebihan BPJS Kesehatan tersebut?
1. Murah
Kelebihan pertama dari BPJS Kesehatan adalah biaya atau iuran yang murah meriah.
Meskipun murah, layanan yang bisa didapat peserta dianggap tidak murahan. Biaya atau
iuran pada BPJS Kesehatan ini memang terbilang murah.
Bagaimana tidak, hanya dengan premi per-bulan, untuk kelas 1 sebesar Rp60 ribu, kelas 2
sebesar Rp51 ribu, dan kelas 3 sebesar Rp25.000, seseorang sudah bisa mendapatkan layanan
atau perlindungan kesehatan dari pemeriksaan, rawat inap, pembedahan, obat dan lain
sebagainya secara cuma-cuma.
Dari berita dan kabar yang ada, bahkan cuci darah dan biaya persalinan bisa didapat oleh
peserta dengan gratis.
2. Wajib
BPJS Kesehatan yang diselenggarakan langsung dari pemerintah atau negara ini memang
sebuah program yang diwajibkan kepada seluruh masyarakat Indonesia. Kenapa wajib?
Hal ini dikarenakan ada Undang-Undang dan peraturan pemerintah yang mengatur kewajiban
ini. Secara lebih lanjut, artinya jika seseorang ikut asuransi swasta maka Anda juga
diharuskan juga mendaftar asuransi BPJS kesehatan.
3. Tanpa Medical Check Up
Apabila Anda mendaftar pada asuransi kesehatan swasta, maka Anda akan dikenai medical
check up terlebih dahulu. Dan bila Anda terkena penyakit kritis dan sudah berumur di atas 40
tahun, maka premi Anda akan menjadi semakin mahal.
Kemungkinan terburuk seperti pengajuan polis yang ditolak juga sangat mungkin terjadi.
Namun, bila Anda mendaftar BPJS, di umur berapa pun Anda boleh mendaftar dan tanpa
adanya medical check up bahkan bayi yang masih dalam kandungan saja bisa di daftarkan.
4. Dijamin Seumur Hidup
Sepertinya hanya BPJS yang berani menanggung proteksi peserta hingga seumur hidup.
Dalam pengamatan sejauh ini, diketahui asuransi swasta hanya bisa melindungi pesertanya
maksimal pada usia 100 tahun, itupun belum ada orang yang memberikan testimoni atau
kabar ada asuransi yang berani menanggung hingga umur 100 tahun tersebut.
5. Tidak Ada Pengecualian
Terakhir, kelebihan BPJS Kesehatan adalah tidak adanya pengecualian. Dalam pendaftaran
asuransi swasta, seseorang yang sudah terkena penyakit kronis memang bisa saja akan
mengalami penolakan. Kalaupun diterima, premi yang dibebankan akan mahal atau bahkan
polis bisa ditolak kalau muncul kebohongan.
Klaim dana juga bisa jadi sangat sulit ketika Anda dianggap melakukan pembohongan saat
mendaftar. Nah, di BPJS Anda bisa mendaftar tanpa ada ditanyakan penyakit yang telah
diderita oleh peserta.
6. Perubahan Data Bisa Dilakukan Online
Memang sebelumnya jika peserta BPJS Kesehatan ingin melakukan perubahan data harus
datang ke kantor cabang atau pusat. Namun, mengingat semakin hari makin membludaknya
peserta BPJS Kesehatan yang mengantre, pemerintah langsung mengatasinya dengan
membuka perubahan data secara online.

Jadi bagi peserta yang ingin melakukan perubahan data pribadi seperti nomor telepon peserta,
alamat dll, atau faskes, kelas BPJS dan sebagainya, peserta bisa ubah melalui website BPJS
Kesehatan atau melalui aplikasi JKN yang sebelumnya harus diunduh terlebih dahulu
di playstore atau appstore.

Disamping kelebihan-kelebihan BPJS Kesehatan yang telah dibahas sebelumnya, BPJS


juga menyimpan beberapa kekurangan yang bisa mungkin dikarenakan sistemnya yang masih
baru dan masih diperbaiki terus menerus. Berikut beberapa kekurangan yang ada pada layanan
kesehatan BPJS Kesehatan tersebut:
1. Metode Berjenjang
Kekurangan pertama dari BPJS Kesehatan adalah adanya metode berjenjang saat melakukan
klaim. Di BPJS, di luar keadaan darurat, peserta memang diharuskan memeriksakan
penyakitnya ke faskes 1 terlebih dahulu. Faskes 1 ini sendiri berupa puskesmas atau klinik.
Setelah dari di faskes 1 dan pasien memang dirasa harus ke rumah sakit, maka pasien atau
peserta BPJS baru bisa ke rumah sakit yang bekerja sama dengan BPJS. Namun di asuransi
lain, Anda bisa langsung memeriksakan sakit ke rumah sakit yang sudah bekerja sama.
2. Hanya Indonesia
Layanan kesehatan BPJS memang hanya bisa melindungi diri di wilayah Indonesia saja.
Berbeda dengan asuransi swasta yang bisa memproteksi kesehatan pesertanya di rumah sakit
yang bekerja sama hingga di seluruh dunia.
3. Antri
Wajar saja bila mau berobat menggunakan BPJS Kesehatan harus antre terlebih dahulu
sebelum dipanggil giliran. Hal ini dikarenakan hampir seluruh masyarakat Indonesia
memanfaatkan BPJS Kesehatan untuk berobat.
DAFTAR PUSTAKA

 Admin. Seputar BPJS Kesehatan. Bpjs-kesehatan.go.id – diakses di


(https://goo.gl/viFtzm)
 Admin. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Id.wikipedia.org – diakses di
(https://goo.gl/FMpx11)
 Bambang Supriyanto. 6 Januari 2014. Apa Itu BPJS dan Siapa Saja Pesertanya,
Simak Penjelasan Ini. Finansial.bisnis.com – diakses di (https://goo.gl/Y7TxVx)

Anda mungkin juga menyukai