Tugas Ica Bab 5-10
Tugas Ica Bab 5-10
BAB V
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan pendekatan
cross-sectional. Observasi atau pengukuran variabel dilakukan pada waktu
yang bersamaan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui faktor risiko
penyakit Hipertensi pada masyarakat wilayah kerja Puskemas 1 Cilongok.
2. Sampel
a. Kriteria dan Ekslusi
Sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan kriteria-
kriteria berikut:
i. Kriteria Inklusi
a) Tinggal di desa Karangtengah Kecamatan Cilongok
+3
2
+3
Keterangan :
n : besar sampel
α : kesalahan tipe I ditetapkan 5%
Zα : 1,96
β : kesalahan tipe II ditetapkan 10%
Zβ : 1,64
r : koefisien korelasi minimal yang dianggap bermaksa ditetapkan 0,5
Berdasarkan perhitungan sampel diatas maka besar sampel minimal
untuk penelitian ini adalah 38 orang.
c. Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel penelitian menggunakan non probablity sampling
dengan teknik total sampling
C. Variabel Penelitian
D. Definisi Operasional
600)
b. Perokok Sedang (Indeks Brinkman
200-599)
c. Perokok Ringan (Indeks Brinkman
1-199)
d. Perokok Pasif (ada perokok aktif di
lingkungan rumah atau tempat kerja)
e. Bukan Perokok Pasif/Aktif
8. Aktivitas Aktivitas fisik adalah intensitas Kuesioner Kategorik
Fisik kegiatan/gerakan otot yan dilakukan Faktor- Ordinal
sehari-hari untuk membakar energi dan Faktor
dijumlahkan dalam satuan METs sesuai Risiko
standar IPAQ. Hipertensi
Hasil interpretasi:
a. Rendah: <600 METs/ menit/
minggu
b. Sedang: 600-3000 METs/ menit/
minggu
c. Tinggi: > 3000 METs/ menit/
minggu
9. Stres Stress dinilai dari keadaaan psikis Kuesioner Kategorik
seseorang. Dinilai menggunakan Faktor- nominal
kuisioner khusus yang mengkaji tingkat Faktor
stress, yaitu Depression Anxiety Stress Risiko
Scale (DASS). Hipertensi
Hasil interpretasi:
a. Stres, jika skor ≥14 untuk
perempuan dan ≥12 untuk laki-laki
b. Tidak stres, jika skor <14 untuk
perempuan dan <12 untuk laki-laki
E. Instrumen Penelitian
1. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk pengumpulan
data dalam penelitian. Jenis data yang dikumpulkan yaitu data primer.
Pengumpulan data dilakukan menggunakan instrumen berupa kuesioner
yang disertai lembar persetujuan penelitian (Informed Consent), tensimeter,
timbangan berat badan, midline.
a) Kuesioner
Kuesioner merupakan daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan
baik, sudah matang, yang mana responden (dalam hal angket) dan
interviewer (dalam hal wawancara) tinggal memberikan atau dengan
memberikan tanda-tanda tertentu (Notoatmodjo, 2010). Kuesioner
5
F. Analisis Data
1. Analisis Univariat
Analisis univariat digunakan untuk menggambarkan karakteristik
responden. Masing-masing variabel penelitian dideskripsikan sebagai data
frekuensi.
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk mencari hubungan variabel bebas
dan variabel terikat menggunakan uji Chi Square. Data yang tidak
memenuhi syarat uji Chi Square, maka analisis dilakukan dengan
menggunakan uji alternatif Fisher Exact Test.
3. Analisis Multivariat
Analisis multivariat yang digunakan adalah regresi berganda. Uji ini
digunakan untuk menganalisis hubungan beberapa variabel bebas dengan
variabel terikat. Hasil analisis multivariat dapat dilihat dari odd ratio.
BAB VI
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
1. Analisis Univariat
Tabel 6.1. Hasil analisis univariat
Frekuensi (n) Presentase (%)
Tekanan darah Hipertensi 27 65.9
Tidak hipertensi 14 34.1
Jenis kelamin Perempuan 41 100
Laki-laki 0 0
Usia 20-40 8 19.5
41-60 20 48.8
61-80 14 31.7
Konsumsi garam/ Jarang 7 17.1
makanan asin Kadang 14 34.1
Sering 20 48.8
Konsumsi makanan Jarang 11 26.8
Berlemak Kadang 10 24.4
Sering 20 48.8
Merokok Ya 1 2.4
Tidak 40 97.6
Stres Ya 37 90.2
Tidak 4 9.8
Aktivitas Sedang 35 85.4
Berat 6 14.6
Obesitas Ya 17 41.5
Tidak 24 58.5
Riwayat keluarga Ya 15 36.6
Hipertensi Tidak 26 63.4
Hipertensi
Ya Tidak Nilai Ket
P
N % N %
Usia 20-40 5 12,1 3 7,3
Tahun
41-60 12 29,2 8 19,5 0,59
Tahun
61-80 10 24,3 3 7,3
Tahun
Makanan Asin Jarang 4 9,7 3 7,3
Kadang 5 12,1 9 21,9 0,004 Signifikan
Sering 18 43,9 2 4,8
Makanan Jarang 7 17 4 9,7
Lemak Kadang 9 21,9 1 2,4 0,16
Sering 11 26,8 9 21,9
Merokok Ya 1 2,4 0 0 0,46
Tidak 26 63,4 14 34,1
Stress Ya 26 63,4 11 26,8 0,07
Tidak 1 2,4 3 7,3
Aktivitas Fisik Sedang 24 59,5 11 26,8 0,37
Berat 3 7,3 3 7,3
Obesitas Ya 11 26,8 6 14,6 0,89
Tidak 16 39 8 19,5
10
B. Pembahasan
Penelitian ini meneliti mengenai hubungan hipertensi dengan faktor resiko
hipertensi berupa usia, riwayat keluarga, obesitas, aktivitas fisik, kebiasaan
merokok, konsumsi garam, konsumsi makanan berlemak, dan stress di wilayah
kerja Puskesmas 1 Cilongok khususnya di desa Karangtengah. Hipotesis yang
diajukan yaitu terdapat hubungan hipertensi dengan faktor resiko usia, riwayat
keluarga, obesitas, aktivitas fisik, kebiasaan merokok, konsumsi garam,
konsumsi makanan berlemak, dan stress. Hasil analisis menunjukkan terdapat
hubungan antara kejadian hipertensi dengan konsumsi garam, dan tidak
terdapat hubungan antara kejadian hipertensi dengan usia, riwayat keluarga,
obesitas, aktivitas fisik, kebiasaan merokok, konsumsi makanan berlemak, dan
stres.
1. Usia
Pada penelitian ini didapatkan pasien yang menderita hipertensi pada
usia 20-40 tahun sebanyak 5 orang, dan pada pasien usia >40 tahun
sebanyak 22 orang artinya semakin tua umur semakin berisiko menderita
hipertensi. Pengujian terhadap data yang diperoleh memenuhi syarat uji chi-
square dengan hasil uji statistik p = 0,591 dengan demikian nilai p lebih
besar dari α (α = 0,05). Jadi, hasil penelitian ini secara statistik
menunjukkan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara
hipertensi dengan usia. Hal ini sesuai dengan Depkes RI yaitu tingginya
hipertensi sejalan dengan bertambahnya umur, disebabkan oleh perubahan
struktur pada pembuluh darah besar, sehingga lumen menjadi sempit dan
11
baru dan jalan darah yang baru. Dengan demikian hal yang menghambat
pengaliran darah dapat dihindarkan atau dikurangi, yang berarti menurunkan
tekanan darah. Walaupun kesanggupan jantung untuk melakukan
pekerjaannya bertambah melalui olahraga, pengaruh dari berkurangnya
hambatan (Sartik, 2017). Pengaruh olahraga dalam jangka panjang sekitar
empat sampai enam bulan dapat menurunkan tekanan darah sebesar 7,4/5,8
mmHg tanpa menggunakan obat hipertensi (Arifin, 2016).
8. Obesitas
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan
antara obesitas dengan kejadian hipertensi (p=0,578>0,05) di desa
Kaangtengah wilayah kerja Puskesmas I Cilongok. Hasil penelitian ini
menunjukkan faktor obesitas kurang memiliki peran penting sebagai faktor
pendukung terjadinya hipertensi. Hasil penelitian ini memiliki perbedaan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Kembuan et al. (2016) di Touluaan
Kabupaten Minahasa Tenggara memperoleh hasil bahwa obesitas
merupakan salah satu faktor resiko terjadinya hipertensi 3,4x daripada
responden yang tidak mengalami obesitas.
BAB VII
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
BAB VIII
RENCANA KEGIATAN
A. Latar Belakang
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140
mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali
pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup
istirahat/tenang (Infodatin, 2014). Tingkat prevalensi hipertensi diketahui
meningkat seiring dengan peningkatan usia dan prevalensi tersebut cenderung
lebih tinggi pada masyarakat dengan tingkat pendidikan rendah atau
masyarakat yang tidak bekerja (Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan, 2013). Menurut Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, prevalensi
hipertensi sebanyak 45,9% pada usia 55-64 tahun, 57,6% pada usia 65,74%
dan 63,8% pada usia ≥75 tahun (Infodatin Kemenkes RI, 2016). Data kasus
hipertensi dari Dinas Kesehatan Jawa Tengah menunjukkan jumlah kasus
hipertensi pada 2017 mencapai 1.033.345 jiwa.
Puskesmas 1 Cilongok merupakan salah satu puskesmas di Kabupaten
Banyumas. Wilayah Puskesmas 1 Cilongok secara administratif kerja
Puskesmas I Cilongok meliputi sebelas desa yang berada di Kecamatan
Cilongok, yaitu Desa Cilongok, Cikidang, Gunung lurah, Karanglo, Kalisari,
Kaangtengah, Pernasidi, Panembangan, Rancamaya, Sambirata dan
Sokawera dengan luas wilayah kurang lebih sebesar 62,13 Ha. Selama tahun
2018, angka kejadian hipertensi sebanyak 2.796 kasus.
Pengetahuan hipertensi diperlukan kader agar mengetahu gejala-gejala
hipertensi, serta faktor risiko terjadinya hipertensi. Penyuluhan dan pelatihan
diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan kader tentang hipertensi.
Setelah diberi penyuluhan dan pelatihan, diharapkan kader dapat berperan aktif
dalam meningkatkan kesehatan masyarakat terutama mengenai hipertensi.
B. Tujuan
1. Meningkatkan pengetahuan kader tentang hipertensi.
2. Meningkatkan pengetahuan kader tentang gejala hipertensi
18
C. Bentuk Kegiatan
Penyuluhan dan pelatihan kader tentang hipertensi. Penyuluhan dan
pelatihan diberikan dengan cara diskusi interaktif melalui media powerpoint
dan diadakan pre dan post test berkaitan dengan hipertensi dan pemberian
leaflet.
D. Sasaran
Kader kesehatan masyarakat di desa Kaangtengah pada tanggal 15 April
2019.
E. Pelaksanaan
1. Personil
a. Kepala Puskesmas : dr. Teguh Ariyanto
b. Bidan Desa : bd. Nur Wiji
b. Pelaksana : Frida Fauziyah
Anisa Aolina Rahayu
Yayan Ruhdiyanto
2. Waktu dan Tempat
a. Hari : Senin
b. Tanggal : 15 April 2019
c. Tempat : PKD Desa Karang
d. Waktu : 09.00 WIB – selesai
F. Rencana Anggaran
Konsumsi : 25 x Rp 5.000 = Rp 75.000
Hadiah : 10 x Rp 6.000 = Rp 60.000
Print Soal : 50 x Rp 500 = Rp 25.000
19
Total = Rp 160.000
3. Output
Seratus persen kader yang mengikuti penyuluhan dapat menjawab
pertanyaan post test yang diajukan pelaksana setelah penyuluhan selesai.
21
BAB IX
PELAKSANAAN DAN EVALUASI PROGRAM
A. Pelaksanaan
a. Tahap Persiapan
1) Perizinan
Perizinan diajukan dalam bentuk lisan kepada Kepala Puskesmas I
Cilongok atau yang mewakili, bidan desa, serta kader di Desa
Kaangtengah
2) Materi
Materi yang disiapkan adalah materi penyuluhan berupa materi
mengenai pengetahuan hipertensi seperti definisi, faktor resiko,
penyebab, gejala serta pencegahannya.
3) Sarana
Sarana yang digunakan yaitu media power point dan proyektor
b. Tahap Pelaksanaan
1) Judul Kegiatan
“Penyuluhan Hipertensi pada Kader di Desa Kaangtengah”
2) Waktu
Penyuluhan dilaksanakan Senin, 15 April 2019 pada Pukul 09.00 s.d.
selesei WIB.
3) Tempat
Polindes Desa Kaangtengah Kecamatan Cilongok
22
4) Penanggung Jawab
a) dr. Yenni Apriana W. M.PH selaku Pembimbing Fakultas
b) dr. Nurul Eka Santi selaku Pembimbing Lapangan Puskesmas I
Cilongok
5) Pelaksana
Yayan Ruhdiyanto
Anisa Aolina Rahayu
Frida Fauziyah
6) Peserta
Kader dan Bidan Desa Kaangtengah
7) Penyampaian Materi
Penyuluhan materi pengetahuan tentang hipertensi diberikan pada
Kader Desa Karangtengah yang hadir di Polindes Desa
Karangtengah
B. Evaluasi
BAB X
KESIMPULAN DAN SARAN
23
A. Kesimpulan
1. Hasil analisis kesehatan komunitas (Community Health Analysis) di
wilayah kerja Puskesmas 1 Cilongok Kabupaten Banyumas menunjukkan
bahwa hipertensi merupakan masalah yang dijadikan prioritas.
1. Faktor resiko konsumsi garam berlebih/ makanan asin terbukti secara
statistik sebagai faktor resiko hipertensi di wilayah kerja Puskesmas 1
Cilongok
2. Faktor risiko seperti usia, riwayat keluarga, obesitas, aktivitas fisik,
merokok, stress, konsumsi makanan tinggi lemak tidak terbukti secara
statistik sebagai faktor hipertensi di wilayah kerja Puskesmas 1 Cilongok
3. Faktor pengetahuan ibu merupakan faktor risiko utama sehingga dipilih
sebagai prioritas masalah yang akan dipecahkan.
4. Alternatif pemecahan masalah yang dipilih yaitu melakukan penyuluhan
dan pembagian leaflet mengenai penyakit hipertensi dalam kaitannya
untuk mewaspadai penyakit ini di wilayah kerja Puskesmas 1 Cilongok
5. Penyuluhan dan pembagian leaflet di Polindes Karangtengah pada hari
Senin, 14 April 2019 pukul 09.00 dengan kader Desa Karangtengah,
didapatkan peningkatan pengetahuan ibu signifikan secara statistik setelah
penyuluhan dan pembagian leaflet.
B. Saran
1. Dapat dilakukan penyuluhan berkala mengenai penyakit hipertensi untuk
mencegah anggota keluarga terkena hipertensi, karena hipertensi bias
dicegah sejak dini
2. Meningkatkan kerja sama antar program di puskesmas seperti P2M dalam
penemuan hipertensi di Wilayah kerja Puskesmas 1 Cilongok.
24
DAFTAR PUSTAKA
Andria, K.M. 2013. Hubungan antara Perilaku Olahraga, Stres dan Pola Makan
dengan Tingkat Hipertensi pada Lanjut Usia di Posyandu Lansia
Kelurahan Gebang Putih Kecamatan Sukokilo Kota Surabaya. Jurnal
Promkes, Vol.1, No.2.
Arifin, M.H.B.M., Weta, I.W. & Ratnawati, N.L.K.A. 2016. Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Hipertensi pada Kelompok Lanjut Usia di Wilayah
Kerja UPT Puskesmas Petang I Kabupaten Badung Tahun 2016. E-Jurnal
Medika, 5(7).
Depkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan
pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.
Dinkes, Jateng. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2017. Semarang:
Dinkes Jateng.
Jauhari Ahmad, 2013. Dasar-Dasar Ilmu Gizi. Yogyakarta: Jaya Ilmu
Kembuan, YI . 2016. Hubungan Hubungan Obesitas Dengan Penyakit Hipertensi
Pada Pasien Poliklinik Puskesmas Touluaan Kabupaten Minahasa
Tenggara. Tesis. FKM Universitas Sam Ratulangi, Manado.
Kemenkes, RI. 2014. Infodatin Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan
RI. Hipertensi. Jakarta.
Kemenkes, RI. 2016. Infodatin Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan
RI. Hipertensi. Jakarta.
Malonda. 2012). Analisis aktivitas ringan sebagai faktor risiko terjadinya obesitas
pada remaja di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Manado. Skripsi.
Manado: Universitas Sam Ratulangi FakultasKesehatan Masyarakat.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Sartik, Tjekyan, R. S. dan Zulkarnain, M. 2017. Faktor-Faktor Risiko dan Angka
Kejadian Hipertensi Pada Penduduk Palembang. Jurnal Ilmu Kesehatan
Masyarakat, 8:180–191.
Sutanto. 2010. Cekal (Cegah dan Tangkal) Penyakit Modern. Yogyakarta : CV.
Andi Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan
Ed-3. Monica Ester, editor. Jakarta: EGC.
25