Anda di halaman 1dari 5

I.

Pokok Bahasan : Radiofarmasi untuk pemeriksaan tulang

II. Materi Bahasan : Pengembangan radiofarmasi untuk pemeriksaan tulang

III. Deskripsi singkat :

Kedokteran nuklir adalah suatu cabang ilmu kedokteran yang memanfaatkan


radionuklida buatan yang bertujuan untuk menegakkan diagnosis, terapi penyakit serta
penelitian.

Radiofarmaka merupakan sediaan farmasi dalam bentuk senyawa kimia yang


mengandung radioisotop yang diberikan pada kegiatan kedokteran nuklir. Radiofarmaka pada
umumnya terdiri dari 2 komponen yaitu radioisotop dan bahan pembawa menuju ke organ target.

Bone scanning atau biasa disebut juga skintigrafi tulang merupakan suatu pemeriksaan
dengan menggunakan bahan radioaktif atau radiofarmaka yang dimasukkan kedalam tubuh
melalui intravena yang bertujuan untuk membantu mendiagnosa abnormalitas yang terjadi pada
tulang.

Pemeriksaan tulang (Bone Scan) dilakukan , :

1. Untuk mendeteksi penyebaran metastasis kanker pada tulang.

2. Mengevaluasi keluhan nyeri tulang yang pada pemeriksaan x-ray dinyatakan normal.

3. Mengevaluasi kasus dengan kecurigaan fraktur yang tersembunyi.

4. Mengevaluasi stadium kanker sebelum dan sesudah terapi.

Indikasi Pemeriksaan adalah

• Fraktur yang sulit ditemukan

• Arthritis

• Kanker yang berasal dari tulang

• Metastasis pada tulang


• Osteomylitis

• Fibrous dyspalsia

• Tumor Tulang Primer

IV. Uraian
Persiapan pasien adalah
1. Tidak diperlukan persiapan khusus.
2. Informasikan ke petugas medis apabila pasien sedang dalam keadaan hamil atau menyusui, dan
apabila pasien memiliki riwayat alergi atau sensitivitas terhadap obat obatan , zat kontras atau
iodium.
3. Kurangi konsumsi cairan 4 jam sebelum pemeriksaan dilakukan, karena pasien akan diminta
untuk mengkonsumsi banyak cairan setelah penyuntikan perunut radioaktif.
4. Sebelum melakukan pemeriksaan, lepaskan perhiasan atau benda benda logam lainnya yang
dikenakan pasien, karena dapat mengganggu pencitraan.
5. Pasien diminta untuk menandatangani informed concent
Fase – fase pemeriksaan adalah dengan pada umumnya pemeriksaan bone scan hanya dilakukan
satu fase. Yaitu fase total body dimana pemeriksaan dilakukan 2-3 jam setelah pemberian
radiofarmaka, tetapi pada kasus tertentu seperti osteosacroma, biasanya di lakukan 3 fase
pemeriksaan yaitu fase Vaskular, fase blood pool, dan fase total body.
1. Satu fase
Dilakukan apabila letak dari kanker primer telah diketahui dan untuk melihat ada atau tidaknya metastasis
pada tulang.
Prosedur :
1. Input data pasien.
2. Persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
3. Pasien dipersilahkan untuk masuk ke ruang pemeriksaan, sebelum dilakukan pemeriksaan, pasien
diintruksikan untuk mixi terlebih dahulu.
4. Suntikan Radiofarmaka Tc-99m MDP ke pasien secara intravena.
5. Setelah penyuntikan, pasien menunggu 2 - 3 jam agar radiofarmaka sudah merata ke seluruh
tulang.
6. Posisikan pasien supine diatas meja pemeriksaan dan diinstruksikan untuk tidak bergerak selama
pemeriksaan.
7. Lakukan proses scanning selama 15 menit.
8. Setelah selesai dilakukan scanning, pasien diinstruksikan untuk menunggu di ruang perawatan.
Jika dokter menganjurkan untuk dilakukan SPECT – CT maka pasien harus menunggu untuk di
lakukan pemeriksaan CT.
9. Lakukan processing data
10. Pasien diperbolehkan untuk pulang apabila waktu paruh sudah meluruh.
2. Tiga Fase
Dilakukan apabila letak dari kanker primer belum diketahui, sekaligus melihat ada atau tidaknya
metastasis pada tulang.
Prosedur pemeriksaan :
1. Input data pasien.
2. Persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
3. Pasien dipersilahkan untuk masuk keruang pemeriksaan, sebelum dilakukan pemeriksaan, pasien
diintruksikan untuk mixi terlebih dahulu.
4. Suntikan Radiofarmaka Tc-99m MDP ke pasien secara intravena.
5. Posisikan pasien supine diatas meja pemeriksaan dengan bagian tubuh yang diperiksa berada
dipertengahan detector.
6. Setelah penyuntikan langsung dilakukan scanning pertama yang bertujuan untuk melihat
vaskulerisasi di daerah target. (Vase Perfusi).
7. Setelah itu dilakukan scanning fase kedua (Vase Blood Pool) yang bertujuan untuk melihat
akumulasi dari radiofarmaka yang disuntikkan.
8. Setelah fase kedua selesai pasien menunggu 2-3 jam untuk dilakukan scanning kembali yang
bertujuan untuk keseluruhan tulang (Vase Total Body).
9. Setelah selesai dilakukan scanning, pasien dipersilahkan menunggu di ruang perawatan hingga
waktu paruh meluruh.
10. Lakukan processing data.
11. Pasien diperbolehkan untuk pulang apabila waktu paruh sudah meluruh.
Prosedur setelah dilakukan scanning
1. Pasien diharuskan minum minimal 2 liter.
2. Pasien dipersilahkan untuk mixi sebanyak-banyaknya agar zat radioaktif tersebut bisa di
keluarkan.
3. Selama tubuh pasien memancarkan sinar radioaktif maka pasien dilarang untuk berdekatan
dengan anak kecil dan wanita hamil.
Contoh gambar

V. Pentingnya Pengembangan radiofarmasi untuk pemeriksaan tulang

Untuk mengetahui tentang tujuan pengembangan radiofarmasi untuk pemeriksaan tulang


agar dapat memberikan bukti bagaimana manfaat dari adanya radiofarmasi untuk peningkatan
kualitas hidup pasien resiko penyakit tulang
VI. Refrensi

• Johan S.Masjhur, A Hussein S.K; Buku Panduan Tata Laksana Diagnostik dan Terapi
Kedokteran Nuklir,Bandung 1999.
• Weiner R.E, 2006, “The Scientic Basic of Nuclear Medicine, Bone Imaging
99
Radiopharmaceuticals, Technetium m Diphosphonates, Biologic Behavior, hal 1117,
2nd Edition, Mosby Elsevier Volume 2.
• https://www.academia.edu/12380977/Penggunaan_Radioisotop_Tc-
99m_untuk_Bone_Scan
• http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41387/3/Chapter%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai