PERMASALAHAN
Planet Bumi terus memanas, dari kutub utara hingga selatan. Sejak 1906, suhu rata -rata
permukaan planet ini terus meningkat antara 1,1 dan 1,6 derajat Fahrenheit (0,6 hingga 0.9
derajat Celsius)- bahkan lebih di daerah kutub.
DIKETAHUI
Dampak-dampak kenaikan suhu ini tak harus menunggu lama untuk muncul, karena tanda-
tanda dampak pemanasan global mulai terlihat saat ini. Pemanasan melelehkan gletser dan
lautan es, mengubah pola curah hujan, dan menyebabkan pergerakan hewan-hewan. Bumi
telah mengalami penderitaan dari beberapa dampak pemanasan global.
Global warming terjadi karena suhu pada permukaan bumi mengalami kenaikan yang
disebabkan oleh peningkatan keluaran (emisi) gas rumah kaca, seperti: karbondioksida,
dinitro oksida, metana, hidrofluorokarbon, sulfur heksafluorida, dan perfluorokarbon di
atmosfer bumi kita. Secara singkat, global warming digambarkan sebagai berikut:
PERTANYAAN
Strategi atau solusi apakah yang dapat dilakukan untuk mengurangi terjadinya global
warming?
KONDISI
Kenaikan suhu ini bisa merubah iklim sehingga dapat menyebabkan perubahan pola cuaca
hujan, badai, angin, serta terjadinya bencana alam yang dapat memakan banyak korban jiwa.
Kondisi yang diprediksi akan terjadi jika global warming semakin parah adalah :
Permukaan laut diperkirakan naik antara 18 hingga 59 cm di akhir abad dan pelelehan
es di kutub yang berlanjut dapat menambah kenaikan antara 10 hingga 20 cm.
Angin topan dan badai-badai lainnya cenderung menjadi lebih kuat.
Banjir dan kekeringan akan menjadi lebih umum. Curah hujan di Ethiopia, yang pada
dasarnya telah sering dilanda kekeringan, bisa turun hingga 10 persen selama 50 tahun
ke depan.
Krisis air tawar akan marak terjadi. Jika tudung es Quelccaya di Peru terus mengalami
pelelehan pada tingkat seperti saat ini, tudung es tersebut akan hilang pada 2100.
Akibatnya, ribuan orang yang bergatung pada es Quelccaya akan kehilangan sumber
untuk memenuhi kebutuhan minum dan energi listrik.
Beberapa penyakit akan mewabah, seperti malaria dan virus zika. Ekosistem akan
berubah, beberapa spesies akan bergerak lebih jauh ke utara atau berhasil bertahan
hidup, namun ada pula yang tak bisa menyelamatkan diri dan pada akhirnya akan punah.
Ilmuwan yang meneliti satwa liar, Martyn Obbard, menemukan bahwa sejak
pertengahan 1980-an, dengan es yang semakin berkurang untuk tempat hidup dan
jumlah ikan yang menyusut, beruang kutub menjadi lebih kurus. Ahli biologi beruang
kutub, Ian Stirling juga menemukan pola yang sama di Teluk Hudson. Ia khawatir, jika
es laut menghilang, beruang kutub pun bakal menghilang.
Rencana Pemecahan
1. Untuk menyelesaikan sebuah permasalahan, perlu diketahui dulu penyebab masalah
tersebut. Dalam hal ini penyebab global warming antara lain:
Efek rumah kaca merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan bumi memiliki
efek seperti rumah kaca diatas dimana panas matahari terperangkap oleh atmosfer bumi.
Penyebab Efek rumah kaca adalah gas-gas rumah kaca. Gas-gas di atmosfer seperti karbon
dioksida (CO2) dapat menahan panas matahari sehingga panas matahari terperangkap di
dalam atmosfer bumi. Berikut ini gas-gas di atmosfer yang berkontribusinya pada efek
rumah kaca:
Karbon monoksida
Karbon dioksida
Methana (CH4)
Ozon (O3)
Nitrous Oxide (N2O)
CFC dan HFC
SO2
2. Berdasarkan penyebab tersebut, maka kita dapat mengurangi kadar gas-gas rumah kaca
melalui langkah-langkah yang sebenarnya mudah. Langkah-langkah tersebut antara
lain:
a. Menggunakan energi alternatif
b. Menghemat penggunaan listrik
c. Menggunakan kendaraan umum daripada kendaraan pribadi
d. Menggunakan bahan bakar yang ramah liingkungan
e. Bersepeda
f. Menghindari penggunaan barang-barang yang mengandung CFC dan HFC
g. Mengurangi sampah plastic dan melakukan upaya 3R
h. Menanam banyak pohon
Adapun diagram rencana pemecahan masalah global warming sebagai berikut:
Pelaksanaan Rencana
Berdasarkan penjelasan pada bagian sebelumnya, maka rencana kegiatan yang dapat dilakukan
untuk mengurangi global warming dapat berdampak baik terhadap perbaikan lingkungan jika
dilakukan dengan konsisten. Jika jumlah gas rumah kaca di atmosfer berkurang, maka
pemanasan global pun akan menurun. Jika digeneralisasi, maka kegiatan-kegiatan yang
cenderung menghasilkan polusi udara haruslah dikurangi. Hal ini mengingat bahwa
penyumbang utama gas rumah kaca adalah polusi udara. Meskipun ada beberapa jenis gas yang
tidak secara langsung menyebabkan polusi udara, seperti metana yang baru akan terasa polusi
jika dalam bentuk akumulasi.
Jika usaha yang direncanakan ini berhasil, maka lingkungan hidup pun menjadi lebih baik.
Semua kegiatan ini membutuhkan komitmen dari berbagai pihak terutama hal-hal yang
berkaitan dengan sektor kepemerintahan pada umumnya, seperti pengadaan bahan bakar ramah
lingkungan dan penggunaan energi alternatif. Sementara rencana kegiatan yang dapat
dilakukan oleh setiap penduduk membutuhkan kesadaran dari tiap individu tentang betapa
pentingnya pelestarian lingkungan.