Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENDIDIKAN DEMOKRASI INDONESIA

Di susun oleh :
SANDRA AMELIA PRATAMI

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA (UNU) NTB


FAKULTAS KESEHATAN
PRODI FARMASI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat limpahan rahmat dan
hidayahnya sehingga saya bisa menyelesaikan makalah yang berjudul
Pendidikan Demokrasi Indonesia.

Penulis menyadari bahwa makalah yang saya susun ini masih jauh dari kata
sempurna, untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun untuk lebih
sempurnanya makalah ini sangat penulis harapkan.

Penyusun
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

B. Tujuan

1. Dapat mengetahui pengertian demokrasi.


2. Dapat mengetahui apa saja nilai-nilai yang terkandung dalam demokrasi.

3. Dapat mengetahui pengertian Demokrasi Pancasila.

4. Dapat mengetahui apa saja asas, prinsip, dan unsur Demokrasi Pancasila

C. Permasalahan

BAB 2 PEMBAHASAN

BAB 3 PENUTUP
A. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
A. Latar Belakang

Asumsi tentang pendidakan sebagai sarana dan instrumen untuk mengalihkan ilmu
pengetahuan bukan hanya telah mereduksi makna hakiki dan fungsi pendidikan, tetapi juga
menyepelekan warga didik dan arah ke depan.Pendidikan sejatinya adalah untuk membangun
dan mengembangkan potensi manusia agar memiliki karakter, integritas, dan kompetensi
yang bermakna dalam kehidupan.Namun yang terjadi selama ini pendidikan masih terjebak
pada pandangan dan praktek yang tidak membangun ruang pembelajaran yang bisa
memperkaya nilai-nilai kemanusiaan, keluhuran, kejujuran, dan keadaban.Dengan demikian,
sistem dan praktek pendidikan di negeri kita untuk mencerdaskan kehidupan bangsa gagal
dalam membangun karakter bangsa dan kemuliaan hidup.
Pendidikan dewasa ini harus bisa berfungsi ikut membangun kapasitas bangsa sebagai
manusia pembelajar, sehingga bisa andal dan percaya diri dalam percaturan global sekarang
serta rancangan ke masa depan. Dalam konteks ini, bukan hanya kukuh dan lumintu dalam
visi serta cita etis pendidikan yang humanis dan religius, melainkan juga pendidikan
mempunyai daya dan tata kelola untuk memperkaya kehidupan yang demokratis.
Pengembangan nilai-nilai demokratis di dekolah juga perlu diterapkan untuk menghadapi era
globalisasi yang kini diyakini akan menghadirkan banyak perubahan global seiring dengan
akselerasi keluar masuknya berbagai kultur dan peradaban baru dari berbagai bangsa di
dunia. Itu artinya, dunia pendidikan dalam mencetak sumberdaya manusia yang bermutu dan
profesional harus menyiapkan generasi yang demokratis, sehingga memiliki resistence yang
kokoh di tengah-tengah konflik peradaban.
Langkah konkret yang menarik untuk direalisasi bersama, terutama oleh insan pendidik dan
pihak-pihak yang berkecimpung di dunia pendidikan, adalah menciptakan ruang hidup dan
praktek pendidikan sebagai sebuah kehidupan yang nyata.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Demokrasi
Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai
upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara) atas negara untuk dijalankan
oleh pemerintah negara tersebut.Pada intinya, yang banyaklah yang menang dan yang banyak
dianggap sebagai suatu kebenaran. Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica
yang membagi ketiga kekuasaan politik negara (eksekutif, yudikatif dan legislatif) untuk
diwujudkan dalam tiga jenis lembaga negara yang saling lepas (independen) dan berada
dalam peringkat yg sejajar satu sama lain. Kesejajaran dan independensi ketiga jenis lembaga
negara ini diperlukan agar ketiga lembaga negara ini bisa saling mengawasi dan saling
mengontrol berdasarkan prinsip checks and balances.
Ketiga jenis lembaga-lembaga negara tersebut adalah lembaga-lembaga pemerintah yang
memiliki kewenangan untuk mewujudkan dan melaksanakan kewenangan eksekutif,
lembaga-lembaga pengadilan yang berwenang menyelenggarakan kekuasaan judikatif dan
lembaga-lembaga perwakilan rakyat (DPR, untuk Indonesia) yang memiliki kewenangan
menjalankan kekuasaan legislatif. Di bawah sistem ini, keputusan legislatif dibuat oleh
masyarakat atau oleh wakil yang wajib bekerja dan bertindak sesuai aspirasi masyarakat yang
diwakilinya (konstituen) dan yang memilihnya melalui proses pemilihan umum legislatif,
selain sesuai hukum dan peraturan.
Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan politik yang kekuasaan pemerintahannya
berasal dari rakyat, baik secara langsung (demokrasi langsung) atau melalui perwakilan
(demokrasi perwakilan). Istilah ini berasal dari bahasa Yunani δημοκρατία – (dēmokratía)
"kekuasaan rakyat",yang dibentuk dari kata δῆμος (dêmos) "rakyat" dan κράτος (Kratos)
"kekuasaan", merujuk pada sistem politik yang muncul pada pertengahan abad ke-5 dan ke-4
SM di negara kota Yunani Kuno, khususnya Athena, menyusul revolusi rakyat pada tahun
508 SM. Istilah demokrasi diperkenalkan pertama kali oleh Aristoteles sebagai suatu bentuk
pemerintahan, yaitu pemerintahan yang menggariskan bahwa kekuasaan berada di tangan
orang banyak (rakyat). Abraham Lincoln dalam pidato Gettysburgnya mendefinisikan
demokrasi sebagai "pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat". Hal ini berarti
kekuasaan tertinggi dalam sistem demokrasi ada di tangan rakyat dan rakyat mempunyai hak,
kesempatan dan suara yang sama di dalam mengatur kebijakan pemerintahan. Melalui
demokrasi, keputusan yang diambil berdasarkan suara terbanyak.
Demokrasi terbentuk menjadi suatu sistem pemerintahan sebagai respon kepada masyarakat
umum di Athena yang ingin menyuarakan pendapat mereka.Dengan adanya sistem
demokrasi, kekuasaan absolut satu pihak melalui tirani, kediktatoran dan pemerintahan
otoriter lainnya dapat dihindari.Demokrasi memberikan kebebasan berpendapat bagi rakyat,
namun pada masa awal terbentuknya belum semua orang dapat mengemukakan pendapat
mereka melainkan hanya laki-laki saja.Sementara itu, wanita, budak, orang asing dan
penduduk yang orang tuanya bukan orang Athena tidak memiliki hak untuk itu.
Di Indonesia, pergerakan nasional juga mencita-citakan pembentukan negara demokrasi yang
berwatak anti-feodalisme dan anti-imperialisme, dengan tujuan membentuk masyarakat
sosialis. Bagi Gus Dur, landasan demokrasi adalah keadilan, dalam arti terbukanya peluang
kepada semua orang, dan berarti juga otonomi atau kemandirian dari orang yang
bersangkutan untuk mengatur hidupnya, sesuai dengan apa yang dia inginkan.

2. Sejarah demokrasi
Sebelum istilah demokrasi ditemukan oleh penduduk Yunani, bentuk sederhana dari
demokrasi telah ditemukan sejak 4000 SM di Mesopotamia. Ketika itu, bangsa Sumeria
memiliki beberapa negara kota yang independen. Di setiap negara kota tersebut para rakyat
seringkali berkumpul untuk mendiskusikan suatu permasalahan dan keputusan pun diambil
berdasarkan konsensus atau mufakat.
Barulah pada 508 SM, penduduk Athena di Yunani membentuk sistem pemerintahan yang
merupakan cikal bakal dari demokrasi modern. Yunani kala itu terdiri dari 1,500 negara kota
(poleis) yang kecil dan independen. Negara kota tersebut memiliki sistem pemerintahan yang
berbeda-beda, ada yang oligarki, monarki, tirani dan juga demokrasi. Diantaranya terdapat
Athena, negara kota yang mencoba sebuah model pemerintahan yang baru masa itu yaitu
demokrasi langsung. Penggagas dari demokrasi tersebut pertama kali adalah Solon, seorang
penyair dan negarawan.Paket pembaruan konstitusi yang ditulisnya pada 594 SM menjadi
dasar bagi demokrasi di Athena namun Solon tidak berhasil membuat perubahan.Demokrasi
baru dapat tercapai seratus tahun kemudian oleh Kleisthenes, seorang bangsawan
Athena.Dalam demokrasi tersebut, tidak ada perwakilan dalam pemerintahan sebaliknya
setiap orang mewakili dirinya sendiri dengan mengeluarkan pendapat dan memilih kebijakan.
Namun dari sekitar 150,000 penduduk Athena, hanya seperlimanya yang dapat menjadi
rakyat dan menyuarakan pendapat mereka.Demokrasi ini kemudian dicontoh oleh bangsa
Romawi pada 510 SM hingga 27 SM Sistem demokrasi yang dipakai adalah demokrasi
perwakilan dimana terdapat beberapa perwakilan dari bangsawan di Senat dan perwakilan
dari rakyat biasa di Majelis

3. Bentuk-bentuk demokrasi
Secara umum terdapat dua bentuk demokrasi yaitu demokrasi langsung dan demokrasi
perwakilan.
-Demokrasi langsung :
Demokrasi langsung merupakan suatu bentuk demokrasi dimana setiap rakyat memberikan
suara atau pendapat dalam menentukan suatu keputusan.Dalam sistem ini, setiap rakyat
mewakili dirinya sendiri dalam memilih suatu kebijakan sehingga mereka memiliki pengaruh
langsung terhadap keadaan politik yang terjadi. Sistem demokrasi langsung digunakan pada
masa awal terbentuknya demokrasi di Athena dimana ketika terdapat suatu permasalahan
yang harus diselesaikan, seluruh rakyat berkumpul untuk membahasnya. Di era modern
sistem ini menjadi tidak praktis karena umumnya populasi suatu negara cukup besar dan
mengumpulkan seluruh rakyat dalam satu forum merupakan hal yang sulit.Selain itu, sistem
ini menuntut partisipasi yang tinggi dari rakyat sedangkan rakyat modern cenderung tidak
memiliki waktu untuk mempelajari semua permasalahan politik negara.
-Demokrasi perwakilan :
Dalam demokrasi perwakilan, seluruh rakyat memilih perwakilan melalui pemilihan umum
untuk menyampaikan pendapat dan mengambil keputusan bagi mereka

4. Prinsip-prinsip demokrasi
Rakyat dapat secara bebas menyampaikan aspirasinya dalam kebijakan politik dan sosial.
Prinsip demokrasi dan prasyarat dari berdirinya negara demokrasi telah terakomodasi dalam
konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia.Prinsip-prinsip demokrasi, dapat ditinjau dari
pendapat Almadudi yang kemudian dikenal dengan "soko guru demokrasi". Menurutnya,
prinsip-prinsip demokrasi adalah:
 Kedaulatan rakyat.
 Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah.
 Kekuasaan mayoritas.
 Hak-hak minoritas.
 Jaminan hak asasi manusia.
 Pemilihan yang bebas dan jujur.
 Persamaan di depan hukum.
 Proses hukum yang wajar.
 Pembatasan pemerintah secara konstitusional.
 Pluralisme sosial, ekonomi, dan politik.
Nilai-nilai toleransi, pragmatisme, kerja sama, dan mufakat.

5 Asas pokok demokrasi


Gagasan pokok atau gagasan dasar suatu pemerintahan demokrasi adalah pengakuan
hakikat manusia, yaitu pada dasarnya manusia mempunyai kemampuan yang sama dalam
hubungan sosial. Berdasarkan gagasan dasar tersebut terdapat dua asas pokok demokrasi,
yaitu:
 Pengakuan partisipasi rakyat dalam pemerintahan, misalnya pemilihan wakil-wakil rakyat
untuk lembaga perwakilan rakyat secara langsung, umum, bebas, dan rahasia serta jujur dan
adil; dan
 Pengakuan hakikat dan martabat manusia, misalnya adanya tindakan pemerintah untuk
melindungi hak-hak asasi manusia demi kepentingan bersama.

6. Ciri-ciri pemerintahan demokratis


Pemilihan umum secara langsung mencerminkan sebuah demokrasi yang baik
Dalam perkembangannya, demokrasi menjadi suatu tatanan yang diterima dan dipakai oleh
hampir seluruh negara di dunia
Ciri-ciri suatu pemerintahan demokrasi adalah sebagai berikut:
 Adanya keterlibatan warga negara (rakyat) dalam pengambilan keputusan politik,baik
langsung maupun tidak langsung (perwakilan).
 Adanya pengakuan, penghargaan, dan perlindungan terhadap hak-hak asasi rakyat (warga
negara).
 Adanya persamaan hak bagi seluruh warga negara dalam segala bidang.
 Adanya lembaga peradilan dan kekuasaan kehakiman yang independen sebagai alat
penegakan hukum
 Adanya kebebasan dan kemerdekaan bagi seluruh warga negara.
 Adanya pers (media massa) yang bebas untuk menyampaikan informasi dan mengontrol
perilaku dan kebijakan pemerintah.
 Adanya pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat yang duduk di lembaga perwakilan
rakyat.
 Adanya pemilihan umum yang bebas, jujur, adil untuk menentukan (memilih) pemimpin
negara dan pemerintahan serta anggota lembaga perwakilan rakyat.
 Adanya pengakuan terhadap perbedaan keragamaan (suku, agama, golongan, dan
sebagainya).

7 . Demokrasi di Indonesia
Semenjak kemerdekaan 17 agustus 1945, UUD 1945 memberikan penggambaran bahwa
Indonesia adalah negara demokrasi.Dalam mekanisme kepemimpinannya Presiden harus
bertanggung jawab kepada MPR dimana MPR adalah sebuah badan yang dipilih dari Rakyat.
Sehingga secara hirarki seharusnya rakyat adalah pemegang kepemimpinan negara melalui
mekanisme perwakilan yang dipilih dalam pemilu. Indonesia sempat mengalami masa
demokrasi singkat pada tahun 1956 ketika untuk pertama kalinya diselenggarakan pemilu
bebas di indonesia, sampai kemudian Presiden Soekarno menyatakan demokrasi terpimpin
sebagai pilihan sistem pemerintahan. Setelah mengalami masa Demokrasi Pancasila, sebuah
demokrasi semu yang diciptakan untuk melanggengkan kekuasaan Soeharto, Indonesia
kembali masuk kedalam alam demokrasi pada tahun 1998 ketika pemerintahan junta militer
Soeharto tumbang. Pemilu demokratis kedua bagi Indonesia terselenggara pada tahun 1999
yang menempatkan PDI-P sebagai pemenang Pemilu.

8. Sistem Politik/Demokrasi Di Indonesia Dari Masa Ke Masa

Kalau tidak salah hitung, dalamal-Qur-an Allah Swt. ada 88 kali memanggil orang-orang
beriman, dengan ungkapan “ya ayyuhallaziina aamanuu”. Karena ia panggilan penentu
segalanya, mengetahui yang tersembunyi (sir) dan transparan (jahr) maka bagi orang-orang
yang benar-benar beriman serta merta pasti meresponnya, dalam waktu yang bersamaan
membuktikan pikiran, ucapan dan tindakannya sesuai dengan bunyi dan maksud dari
panggilan Allah itu. Di antaranya adalah;
“Hai orang-orang yang beriman bertkawalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri
memperhatikan (intrspeksi) apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (dalam kehidupan di
dunia dan akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah maha mengetahui apa
yang kamu kerjakan” (QS. AL-Hasyr ayat 18).
Dalam ayat ini, perintah Allah kepada orang-orang beriman, pertama bertaqwa kepada
Allah, yakni melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhkan larangan-Nya. Kedua,
setiap diri diperintahkan untuk melakukan introspeksi, yakni terhadap umur yang telah
berlalu, apakah dihabiskan dengan perbuatan-perbuatan yang diridhai Allah (ma’ruf) atau
yang dimurkai-Nya (munkar). Dengan konsekwensi pasti yang ma’ruf mendapatkan
kebahagiaan, ketenangan di dunia dan akhirat, yang munkar akan mendapatkan malapetaka
serta kesengsaraan di dunia dan akhirat. Introspeksi juga terhadap sejarah kejadian atau
perilaku manusia masa lalu menyangkut berbagai sisi/aspek kehidupannya, termasuk
kehidupan berpolitik/demokrasi.Dan inilah yang menjadi sorotan dan bahasan kita dalam
halaqah ini, dengan tujuan politik/demokrasi yang ma’ruf kita pertahankan sementara yang
munkar kita tinggalkan. Karena realitanya kita hidup dan tinggal dalam Negara
Indonesia,maka sorotan/bahasan kita ini berkaitan dnegan politik/demokrasi di Indonesia.
Sejak merdeka, Indonesia telah mempraktekkan beberapa sistem politik pemerintahan atas
nama demokrasi, dari, oleh dan untuk rakyat.
1. Tahun 1945-1959; Demokrasi Parlementer :
dengan ciri; Dominasi partai politik di DPR Kabinet silih berganti dalamwaktu
singkatDemokrasi Parlementer ini berakhir dengan Dekrit Presiden 1959
2. Tahun 1959-1965; Demokrasi Terpimpin :
dengan ciri-ciri: Dominasi presiden, yang membubarkan DR hasil Pemilu 1955,
menggantikannya dnegan DPR-GR yang diangkat oleh Presiden, juga diangkat presiden
seumur hidup oleh anggota parlemen yang diangkat presiden itu. Terbatasnya peran partai
politik Berkembangnya pengaruh komunis Munculnya ideologi Nasional, Agama, Komunis
(NASAKOM) Meluasnya peranan militer sebagai unsur sosial politikDemokrasi terpimpin
berakhir dengan pemberontakan PKI September 1965.
3. Tahun 1965-1998; Demokrasi Pancasila :
dengan ciri-ciri: Demokrasi berketuhanan Demokrasi yang berkemanusiaan yang adil dan
beradab Demokrasi bagi persatuan Indonesia. Demokrasi yang berkerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.Demokrasi berkeadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia Kita tidak menafikan betapa indah susunan kata berkaitan
dengan Demokrasi Pancasila

9.Fungsi Demokrasi Pancasila

Adapun fungsi demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut :


Menjamin adanya keikutsertaan rakyat dalam kehidupan bernegara
Contohnya:
 Ikut menyukseskan Pemilu
 Ikut menyukseskan pembangunan
 Ikut duduk dalam badan perwakilan/permusyawaratan.
 Menjamin tetap tegaknya negara RI
 Menjamin tetap tegaknya negara kesatuan RI yang mempergunakan sistem konstitusional
 Menjamin tetap tegaknya hukum yang bersumber pada Pancasila
 Menjamin adanya hubungan yang selaras, serasi dan seimbang antara lembaga negara
 Menjamin adanya pemerintahan yang bertanggung jawab,
Contohnya:
 Presiden adalah mandataris MPR,
 Presiden bertanggung jawab kepada MPR

10 .Demokrasi Deliberatif
Dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke-4 dan sila ke-4 Pancasila, dirumuskan bahwa
“Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/
perwakilan”.Dengan demikian berarti demokrasi Pancasila merupakan demokrasi deliberatif.

Dalam demokrasi deliberatif terdapat tiga prinsip utama :


1. prinsip deliberasi, artinya sebelum mengambil keputusan perlu melakukan pertimbangan
yang mendalam dengan semua pihak yang terkait.
2. prinsip reasonableness, artinya dalam melakukan pertimbangan bersama hendaknya ada
kesediaan untuk memahami pihak lain, dan argumentasi yang dilontarkan dapat
dipertanggungjawabkan secara rasional.
3. prinsip kebebasan dan kesetaraan kedudukan, artinya semua pihak yang terkait memiliki
peluang yang sama dan memiliki kebebasan dalam menyampaikan pikiran, pertimbangan,
dan gagasannya secara terbuka serta kesediaan untuk mendengarkan.

Demokrasi yang deliberatif diperlukan untuk menyatukan berbagai kepentingan yang timbul
dalam masyarakat Indonesia yang heterogen.Jadi setiap kebijakan publik hendaknya lahir
dari musyawarah bukan dipaksakan.Deliberasi dilakukan untuk mencapai resolusi atas
terjadinya konflik kepentingan.Maka diperlukan suatu proses yang fair demi memperoleh
dukungan mayoritas atas sebuah kebijakan publik demi suatu ketertiban sosial dan stabilitas
nasional.
Demokrasi Pancasila dalam Beberapa Bidang
-Bidang ekonomi :
Demokrasi Pancasila menuntut rakyat menjadi subjek dalam pembangunan ekonomi.
Pemerintah memberikan peluang bagi terwujudnya hak-hak ekonomi rakyat dengan
menjamin tegaknya prinsip keadilan sosial sehingga segala bentuk hegemoni kekayaan alam
atau sumber-sumber ekonomi harus ditolak agar semua rakyat memiliki kesempatan yang
sama dalam penggunaan kekayaan negara.dalam implikasi pernah diwujudkan dalam
Program ekonomi banteng tahun 1950, Sumitro plan tahun 1951, Rencana lima tahun
pertama tahun 1955 s.d. tahun 1960, Rencana delapan tahun dan terakhir dalam Repelita
kesemuanya malah menyuburkan korupsi dan merusaknya sarana produksi. Hal ini ditujukan
untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur sesuai dengan pasal 33 UUD 1945 dan
sila ke-5 Pancasila.Maka secara kongkrit, rakyat berperan melalui wakil-wakil rakyat di
parlemen dalam menentukan kebijakan ekonomi.
-Bidang kebudayaan nasional :
Demokrasi Pancasila menjamin adanya fasilitasi dari pihak pemerintah agar keunikan dan
kemajemukan budaya Indonesia dapat tetap dipertahankan dan ditumbuhkembangkan
sehingga kekayaan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dapat terpelihara dengan
baik.Terdapat penolakan terhadap uniformitas budaya dan pemerintah menciptakan peluang
bagi berkembangnya budaya lokal sehingga identitas suatu komunitas mendapat pengakuan
dan penghargaan.

11 . Tujuan Pelaksanaan Demokrasi di perguruan tinggi

Seperti sebuah negara, sekolah juga merupakan suatu organisasi, layaknya masyarakat
mini yang memiliki warga dan peraturan. Sekolah merupakan sebuah organisasi, yakni unit
sosial yang sengaja dibentuk oleh beberapa orang yang satu sama lain berkoordinasi dalam
melaksanakan tujuannya untuk mencapai tujuan bersama. Tujuannya yaitu mendidik anak-
anak dan mengantarkan mereka menuju fase kedewasaan, agar mereka mandiri baik secara
psikologis, biologis, maupun sosial.Dalam pendidikan demokrasi menekankan pada
pengembangan ketrampilan intelektual, ketrampilan pribadi dan sosial.Dalam dunia
pendidikan haruslah ada tuntutan kepada sekolah untuk mentransfer pengajaran yang bersifat
akademis ke dalam realitas kehidupan yang luas di masyarakat.
Demokrasi di sekolah dapat diartikan sebagai pelaksanaan seluruh kegiatan di sekolah yang
sesuai dengan nilai-nilai demokrasi.Mekanisme berdemokrasi dalam politik tidak sepenuhnya
sesuai dengan mekanisme dalam kepemimpinan lembaga pendidikan, namun secara
substantif, sekolah demokratis adalah membawa semangat demokrasi tersebut dalam
perencanaan, pengelolaan dan evaluasi penyelenggaraan pendidikan di sekolah sesuai dengan
nilai-nilai Demokrasi Pancasila.Beane dan Apple (1995: 7) dalam Rosyada (2004: 16)
mengemukakan bahwa kondisi yang sangat perlu dikembangkan dalam upaya membangun
sekolah demokratis adalah sebagai berikut.

1. Keterbukaan saluran ide dan gagasan, sehingga semua orang bisa menerima informasi
seoptimal mungkin.
2. Memberikan kepercayaan kepada individu-individu dan kelompok dengan kapasitas
yang mereka miliki untuk menyelesaikan berbagai persoalan sekolah.
3. Menyampaikan kritik sebagai hasil analisis dalam proses penyampaian evaluasi
terhadap ide-ide, problem-problem dan berbagai kebijakan yang dikeluarkan sekolah.
4. Memperlihatkan kepedulian terhadap kesejahteraan orang lain dan terhadap
persoalan-persoalan publik.
5. Adakepedulian terhadap harga diri, hak-hak individu dan hak-hak minoritas.
6. Pemahaman bahwa demokrasi yang dikembangkan belumlah mencerminkan
demokrasi yang diidealkan, sehingga demokrasi harus terus dikembangkan dan bisa
membimbing keseluruhan hidup manusia.
7. Terdapat sebuah institusi yang dapat terus mempromosikan dan mengembangkan
cara-cara hidup demokratis

BAB 3

PENUTUP
Kesimpulan

1. Demokrasi dapat diartikan sebagai suatu pemerintahan dimana rakyat memegang


suatu peranan yang sangat menentukan.
2. Nilai-nilai demokrasi perlu ditanamkan pada generasi muda agar terbentuk generasi
yang demokratis.
3. Demokasi Pancasila merupakan demokrasi yang dijiwai dan diintegrasikan dengan
nilai-nilai Pancasila.
4. Asas Demokrasi Pancasila adalah sila ke empat Pancasila yaitu, Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.
5. Prinsip Demokrasi Pancasila adalah persamaan bagi seluruh rakyat Indonesia,
keseimbangan antara hak dan kewajiban, pelaksanaan kebebasan yang bertanggung
jawab secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, dan orang lain,
mewujudkan rasa keadilan sosial, pengambilan keputusan dengan musyawarah
mufakat, mengutamakan persatuan nasional dan kekeluargaan, menjunjung tinggi
tujuan dan cita-cita nasional.
6. Unsur-unsur Demokrasi Pancasila adalah kedaulatan rakyat, kepentingan umum,
sosok negara hukum, pemerintahan yang terbatas kekuasaannya, menggunakan
lembaga perwakilan, kepala negara adalah atas nama rakyat, mengakui hak asasi,
Kelembagaan negara didasarkan pada pertimbangan yang bersumber pada kedaulatan
rakyat, memiliki tujuan dalam bernegara, memiliki mekanisme pelestarian, memiliki
lembaga legislatif.
DAFTAR PUSTAKA

Azra, Azumardi. 2002. Paradigma Baru Pendidikan Nasional.Jakarta:


Rosyada, Dede. 2004. Paradigma Pendidikan Demokratis.Jakarta: Prenada Media
Suparno, Paul. 2004. Guru Demokratis di Era Reformasi.Jakarta: Gramedia
Tim Penyusun. 1993. Bahan Penataran P4, UUD 1945, GBHN.Jakarta: BP-7 Pusat
Tim Penyusun. 2004. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Blitar: Karya Muda
Tim Penyusun. 2005. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Blitar: Karya Muda
Widodo. 1998. Pendidikan Pancasila dan Filsafat Pancasila.Malang: Universitas
Wisnuwardana.
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Sharma, P. 2004. Sistem Demokrasi Yang Hakiki.Jakarta : Yayasan Menara Ilmu.Hlm 4-5.
Israil, Idris. 2005. Pendidikan Pembelajaran dan Penyebaran Kewarganegaraan.Malang :
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya.Hlm 27.
2008. Pancasila Sebagai Etika Sosial Politik Bangsa Indonesia. Jakarta: MPK Universitas
Atma Jaya Jakarta.Hlm 4-7.
Lansford, Tom (2007). Democracy: Political Systems of the World. Marshall Cavendish.
ISBN 9780761426295

Anda mungkin juga menyukai