Anda di halaman 1dari 15

" Menumbuhkembangkan Etika Bermasyarakat Dalam Rangka

Menyongsong Era Melinnia"

TUGAS PRIBADI
MATA KULIAH ETIK UMB
SEMESTER GENAP 2019/2020

DISUSUN OLEH :

BELLA EKA PANCAWATI


43218310043

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberi hikmah dan yang paling bermanfaat bagi seluruh umat manusia, sehingga oleh
karenanya saya dapat menyelesaikan makalah “Menumbuhkembangkan Etika Bermasyarakat
Dalam Rangka Menyongsong Era Milenial” dengan baik dan tepat waktu.

Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah
satu tugas yang diberikan oleh dosen pada mata kuliah Etik UMB. Semoga dengan penyusunan
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman diri. Demi kesempurnaannya,
penulis selalu mengharapkan adanya saran dan masukan dari berbagai pihak.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Ferry Pribowo, Drs, MM selaku dosen Etik UMB yang telah memberikan
bimbingan dan materi makalah.
2. Orang tua yang telah memberikan dorongan serta doa dan bantuan moril.
3. Serta pihak yang telah bekerja sama membantu proses pembuatan makalah.

Harapan penulis semoga makalah ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi
penulis sendiri dan umumnya bagi semua pihak yang membacanya.

Bekasi, 18 Oktober 2019

Penulis

Menumbuhkembangkan Etika Bermasyarakat Dalam Rangka Menyosngong Era Milenial | 2


Daftar Isi
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ 2
BAB I ...................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 4
BAB II..................................................................................................................................................... 5
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................................................... 5
2.1 Landasan Teori ........................................................................................................................... 5
BAB III ................................................................................................................................................... 7
PEMBAHASAN ANALISIS/UPAYA ................................................................................................... 7
3.1 Analisis Menumbuhkembangkan Etika Bermasyarakat di Era Milenial ............................. 7
3.2 Upaya Menumbuhkembangkan Etika Bermasyarakat di Era Milenial .............................. 10
BAB IV ................................................................................................................................................. 14
KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 15

Menumbuhkembangkan Etika Bermasyarakat Dalam Rangka Menyosngong Era Milenial | 3


BAB I

PENDAHULUAN

Membangun generasi bangsa melalui pendidikan moral dan etika, salah satu hal yang
penting dalam bangsa ini adalah para generasi pemuda dan pemudi yang harus kita perhatikan
dan kita bina dengan baik, karena merekalah yang meneruskan cita-cita dan perjuangan bangsa
ini menjadi lebih baik dan berwibawa kedepannya nanti. Hal yang harus dibangun bangsa ini
tidak hanya bangunan yang menjulang tinggi seperti gedung dan pabrik saja, tetapi kehidupan
moral dan etika generasi bangsa yang harus kita bangun juga karena bagaimana bangsa ini akan
maju, bagaimana bangsa ini akan berkembang atau bagaimana bangsa ini akan menjadi bangsa
yang dihargai oleh bangsa lainnya dan menjadi bangsa yang berwibawa sedangkan moral dan
etika generasi bangsa kita sendiri ini luntur dari nilai-nilai agama dan etika bangsa ini.
Salah satu yang harus kita sayangkan adalah para generasi dan penerus bangsa yang masih
banyak yang tak sadar akan perilaku yang menyimpang dari syariat agama dan norma-norma
bangsa ini bahkan bertolak belakang dengan kebaikan, padahal mereka adalah harapan dan
tumpuan bangsa ini. Tak sedikit para pemuda-pemudi yang melanggar aturan agama dan
bangsa ini seperti halnya minuman keras, berjudi, memakai narkoba, tawuran, berkelahi dan
bahkan saling menyakiti antara satu dengan yang lainnya. Sunguh memprihatinkan sekali
generasi bangsa kita ini yang seharusnya mereka berbondong-bondong melakukan hal
kebaikan dan bersatu padu membangun bangsa ini, tetapi justru malah ikut berperan menambah
masalah baru bagi bangsa ini, sungguh akan menjadi PR besar bagi bangsa dan pemerintah
yang ada didalamnya dalam mengatasi krisis moral dan etika generasi penerus bangsa ini.
Arus globalisasi yang merupakan salah satu pemicu kehidupan bermasyarakat dewasa ini.
Budaya global dan gaya hidup merupakan dampak paling besar akibat fenomena ini.
Globalisasi sendiri diartikan sebagai proses mendunianya seluruh kehidupan sosial, ekonomi,
politik hingga budaya antara satu negara dengan negara lainnya sehingga seluruh dunia
dinyatakan tidak memiliki batas. Berita yang masuk terkait permasalahan tiap negara dengan
mudahnya tersebar melalui internet, media sosial, maupun aplikasi berbasis internet lainnya.
Rata –rata di antara kalngan remaja Indonesia telah mengenal dan menggunakan internet dalam
kesehariannya. Namun kebanyakan dari mereka belum mampu untuk memilah aktivitas yang
bersifat positif dan negatif, dan hal inilah yang dapat menumbuhkembangkan etika
bermasyarakat dengan baik jika dapat dipilah untuk hal-hal yang positif.

Menumbuhkembangkan Etika Bermasyarakat Dalam Rangka Menyosngong Era Milenial | 4


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

A. Pengertian Etika
Pengertian Etika adalah suatu norma atau aturan yang dipakai sebagai pedoman dalam
berperilaku di masyarakat bagi seseorang terkait dengan sifat baik dan buruk, etika juga sering
disebut filsafat moral berbicara tentang tindakan manusia dalam kaitannya dengan tujuan
utama hidupnya. Etika membahas baik buruk atau benar tidaknya tingkah laku dalam tindakan
manusia sekaligus menyoroti kewajiban-kewajiban. Etika mempersoalkan bagaimana manusia
seharusnya berbuat atau bertindak. Etika lebih dimengerti sebagai ilmu tentang baik dan buruk.
Dalam pelaksanaannya juga dikenal kode etik, yaitu ketentuan boleh dan tidaknya melakukan
sesuatu agar baik (dan bila melanggar ketentuan tidak seharusnya disebut melanggar kode etik).
Para ahli sering mendefinisikan etika sebagai "the discipline which can act as the
performance index or reference for our control system". Etika akan memberikan semacam
batasan maupun standar yang akan mengatur pergaulan manusia di dalam kelompok sosialnya.
Dalam pengertian secara khusus dikaitkan dengan interaksi sosial maka etika dirupakan dalam
bentuk aturan tertulis yang secara sistematik sengaja dibuat berdasarkan prinsip-prinsip moral
yang ada dan pada saat yang dibutuhkan akan difungsikan sebagai alat untuk mengontrol segala
macam tindakan yang secara logika-rasional umum (common sense) dinilai menyimpang.

B. Pengertian Bermasyarakat
Hidup bermasyarakat adalah hidup secara berkelompok atau berada pada suatu tempat
daerah yang kita hidup dengan rasa bermasyarakat. Sudah menjadi hal umum bahwa dalam
kehidupan setiap manusia selalu membutuhkan manusia lainnya untuk saling membantu dalam
segala hal. Masyarakat Indonesia yang mempunyai kekhasan yaitu bermacam-macam suku,
kebudayaan yang disatukan oleh komitmen : satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa
persatuam. Sebagai bangsa yang memiliki keberagaman, perlu adanya perhatian khusus
didalam berkehidupan sehari-hari karena jika tidak akan terjadi perselisihan atau konflik yang
membahayakan keutuhan Indonesia. Oleh karena itu, kesadaran dan komitmen seluruh elemen
dalam menghormati kemajemukan bangsa dalam rangka mempersatukan bangsa dan
mencegah perpecahan.

Menumbuhkembangkan Etika Bermasyarakat Dalam Rangka Menyosngong Era Milenial | 5


C. Pengertian Etika Bermasyarakat di Era Milenial
Perkembangan jaman di Indonesia sudah memiliki banyak perubahan-perubahan.
Perkembangan juga menyebabkan perubahan di sisi pergaulan. Perkembangan dalam
pergaulan inilah yang membuat para generasi muda atau generasi milenial memiliki etika dan
moral yang kurang baik di mata masyarakat umum, dan untuk mengatasi masalah tersebut
adalah dengan menumbuhkembangkan etika bermasyarakat di era milenial. Maka dari itu
mengajari moral dan etika merupakan peranan dari orang tua dan juga peranana diri sendiri
karena manusia telah diberi akhlak budi dan pengetahuan untuk membedakan mana yang baik
dan mana yang buruk.
D. Pedoman Perilaku Dengan Pikiran Positif dan ide-ide kreatif
Langkah strategis dalam menumbuhkembangkan etika bermasyarakat yaitu, melalui sektor
pendidikan yang berkaitan dengan revolusi industri dengan meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan dengan tetap bertumpu pada akar budaya, etika, dan tata nilai ketimuran. Salah
satu tujuan dari pendidikan adalah mampu menjadikan anak kritis baik dalam berpikir kritis
dalam menyelesaikan ataupun memecahkan permasalahan maupun kemampuan
mengkomunikasikan atau menyampaikan pikiran ide kreatifnya secara kritis. Selain dari sektor
pendidikan pedoman perilaku yang baik dapat diperoleh dari lingkungan keluarga terutama
orang tua yang pasti akan mengajarkan kebaikan. Harapan dari pedoman ini agar, melahirkan
para penerus bangsa yang tak hanya cerdas tetapi juga memiliki budaya beretika yang baik
serta mempunyai kode etik yang baik terhadap masyarakat di era yang sudah kurang
menghargai sebuah etika dalam perilaku dan berbicara dengan orang lain.

E. Etika Bermasyarakat Yang Baik Sesuai Dengan Pancasila


Nilai-nilai Pansila, meskipun merupakan kristalisasi nilai yang hidup dalam realita sosial,
keagamaan, maupun adat kebudayaan bangsa Indonesia, namun sebenarnya juga nilai-nilai
yang bersifat universal dapat diterima oleh siapapun dan kapanpun. Etika Pancasila berbicara
tentang nilai-nilai yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia, di dalam etika Pancasila
tekandung nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Kelima
nilai tersebut membenuk perilaku masyarakat Indonesia dalam semua aspek kehidupannya.
Pentingnya pancasila sebagai sistem etika bagi bangsa Indonesia ialah menjadi rambu normatif
untuk mengaut perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia.
Dengan demikian, pelanggaran dalam kehidupan bernegara, seperti perilaku tidak baik dapat
diminimalisir.

Menumbuhkembangkan Etika Bermasyarakat Dalam Rangka Menyosngong Era Milenial | 6


BAB III

PEMBAHASAN ANALISIS/UPAYA

3.1 Analisis Menumbuhkembangkan Etika Bermasyarakat di Era Milenial

Arus perkembangan globalisasi telah melahirkan generasi gadget, istilah digunakan untuk
menandai munculnya generasi milenial, yang menunjukkan bahwa kehidupan bermasyarakat
selalu bersinggungan dengan unsur teknologi informasi, jadi seolah-olah berbagai peralatan
tersebut telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari dari kehidupan manusia. Hal tersebut
yang sangat berpengaruh besar bagi pendidikan karakter yang akan mengantarkan setiap insan
kepada etika dalam bermasyarakat yang berkakhlak baik.
Pendidikan karakter sebagai sebuah sistem pendidikan, tidak dipungkiri memiliki kontribusi
yang cukup mapan untuk menyokong pembentukan karakter bangsa dengan berbagai strategi
dan metode yang cukup mengesankan dan meyakinkan. Seperti terlihat pada sistem pengajaran
pendidikan karakter yang diarahkan bukan hanya pencapaian peningkatan kecerdasan semata
bagi peserta didik namun yang lebih esensial dalam pendidikan karakter justru diharapkan
melahirkan insan yang memiliki etika bermasyarakat yang patut untuk dicontoh para generasi
penerusnya. Demikian juga dalam proses pencapaian tersebut pendidikan karakter tidak hanya
menjadi beban bagi para pendidik disekolah formal justru menjadi tanggung jawab utama
kedua orang tua dirumah dalam membentuk kepribadian anaknya mulai dari kandungan, lahir,
bahkan aqil baligh. Peranan orang tua dapat memberikan rasa nyaman, aman dalam
menanamkan nilai-nilai moral beretika.
Pendidikan karakter adalah sebuah proses transformasi nilai-nilai kehidupan untuk
ditumbuhkembangkan dalam kepribadian seseorang sehingga menjadi satu dalam perilaku
kehidupan orang tersebut. Dalam definisi tersebut ada tiga ide pikiran penting yaitu proses
transformasi nilai-nilai, ditumbuhkembangkan dalam kepribadian, dan menjadi satu dalam
perilaku. Nilai-nilai pendidikan karakter yang dikembangkan di Indonesia yaitu bersumber dari
agama, pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional. Yaitu, religius, jujur, toleransi,
disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta
tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cintai damai, gemar membaca, peduli lingkungan,
peduli sosial, dan tanggung jawab. Nilai-nilai karakter tersebut dapat dirujuk dalam
mengembangkan karakter bangsa dalam praktek pendidikan informal dan formal. Pembiasaan
yang diberikan contoh secara terus menerus karena karakter tidak terbentuk secara instan, tapi

Menumbuhkembangkan Etika Bermasyarakat Dalam Rangka Menyosngong Era Milenial | 7


harus dilatih secara serius dan proporsional agar mencapai bentuk dan kekuatan karakter yang
ideal. Karakter bangsa adalah salah satu dari sembilan unsur kekuatan nasional tak kasat mata
suatu bangsa. Sebagai salah satu kekuatan nasional, karakter nasional harus dipelihara dan
senantiasa direvitalisasi agar selalu bisa menjadi inspirasi, pengobar semangat, dan mampu
berfungsi sebagai human capital sebuah bangsa karena karakter nasional menentukan
ketahanan nasional bangsa yang bersangkutan.
Berkaitan dengan konsep karakter sebuah bangsa, maka yang menjadi tolak ukur penting
dalam menilai keberhasilannya adalah sejauh mana keberhasilan bangsa tersebut memajukan
pendidikan nasional, yang bertumpu pada tiga komponen yaitu kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Dengan kata lain, pendidikan diartikan sebagai pembiasaan, pembelajaran,
peneladanan. Sebagai sebuah konvensi peradaban manapun meniscayakan pembangunan
karakter nasional merupakan bagian tak terpisahkan dari tujuan pembangunan nasional secara
umum dan pembangunan bidang pendidikan etika pada khususnya.
Saat ini indonesia sedang dihadapkan pada permasalahan melemahnya karakter bangsa
terutama dalam beretika. Hal ini ditujukan dengan berbagai persoalan bangsa yang gejalanya
mulai nampak perlahan-lahan semenjak beberapa dekade terakhir. Jika tidak segera diatasi
persoalan ini dapat mengancam ekstensi dan keamanan bangsa indonesia. Beberapa
permasalahan akut yang sedang dihadapai bangsa indonesia antara lain, lemahnya etika
bermasyarakat dalam menyongsong era milenial, lemahnya etika anak muda terhadap orang
tua, lemahnya sikap sopan santun. Dampak yang ditimbulkan dari permasalahan ini beraneka
ragam misalnya ancaman disintegrasi, lemahnya daya saing indonesia ditingkat internasional,
terpuruknya image indonesia dimata dunia. Berbagai persoalan yang menyelimuti bangsa ini
menimbulkan banyak pertanyaan, bagaimanakah perndidikan di Indonesia diselenggarakan
sehingga menghasilkan penerus bangsa yang menjunjung tinggi etika dalam bermasyarakat.
Peran pendidikan di Indonesia hanya parsial dengan penekanan pada pengembangan aspek
kognitif, sehingga hasil pendidikan tidak memiliki korelasi dengan sikap maupun perilaku
peserta didik. Pendidikan dianggap tidak memberikan kontribusi signifikan pada pembentukan
karakter bangsa sesuai dengan core values.
Pertanyaan mendasar yang dikemukakan dalam konteks ini adalah bagaimanakah peran
pendidikan dalam membentuk karakter nasional yang dapat dijadikan soft power sebagai modal
untuk menghadapai persaingan di era milenial. Argumen yang dicoba dikemukakan disini
adalah, pendidikan merupakan elemen dasar yang harus dibangun, diperkuat, dan diutamakan
jika bangsa indonesia ingin menuju ke arah tersebut. Pencapaian survival of the fittes dalam
era globalisasi dapat dicapai dengan menampilkan soft power dengan modalitas.

Menumbuhkembangkan Etika Bermasyarakat Dalam Rangka Menyosngong Era Milenial | 8


Berdasarkan data dan fakta serta analisis para pakar pendidikan, paling tidak terdapat empat
faktor utama yang memerlukan perhatian dalam konteks pendidikan nasional, yaitu faktor
kurikulum, faktor dana, faktor kesiapan tenaga pendidik, dan faktor lingkungan sekitar dan
suasana yang kondusif bagi penyelenggaraan pendidikan. Keempat faktor ini terkait satu sama
lain untuk dapat menghasilkan SDM dengan karakter nasioanl yang mampu bersaing di era
global. Pembentukan dan pendidikan karakter tersebut, tidak akan berhasil jika antar
lingkungan pendidikan tidak ada kesinambungan dan keharmonisan.
Dengan demikian, rumah tangga dan keluarga sebagai lingkungan pembentukan pendidikan
karakter pertama dan utama harus lebih diberdayakan. Keluarga merupakan training center
bagi penanaman nilai-nilai karakter, sedangkan pendidikan karakter melalaui sekolah, tida
semata-mata pembelajaran pengetahuan semata, tetapi lebih dari itu, yaitu penanaman moral,
nilai-nilai etika, estetika, dan budi pekerti yang luhur. Pendidikan karakter menempatkan
pendidikan sebagai salah satu strategi yang mencakup sosialisasi atau penyadaran,
pemberdayaan, pembudayaan, dan kerjasama seluruh komponen bangsa.
Pembangunan karakter dilakukan dengan pendeketan sistematik dan itegratif dengan
melibatkan keluarga dan satuan pendidikan. Dalam melaksanakan dan mengawal pembentukan
karakter bangsa diperlukan komitmen yang serius sehingga penanaman nilai-nilai kebaikan,
akhlah dan budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lainnya. Jadi membangun
karakter adalah suatu proses atau usaha yang dilakukan untuk membina, memperbaiki, dan atau
membentuk tabiat, watak, sifat, kejiwaan, akhlak, insan manusia sehingga menunjukkan
perangai dan tingkah laku yang baik berlandaskan nilai-nilai pancasila.
Nilai-nilai pancasila sebagai falsafah hidup bangsa perlu dimplementasikan untuk
membangkitkan karakter bangsa yang semakin menurun. Pancasila merupakan refleksi kritis
dan nasional sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan untuk
mendapatkan pokok-pokok pengertiannya secara mendasar dan menyeluruh. Pancasila sebagai
ideologi baik dalam pengertian ideologi negara atau ideologi bangsa masih dipertahankan.
Bagaimanapun negara telah membuktikan bahwa nilai materil pancasila merupakan sumber
kekuatan bagi perjuangan bangsa indonesia. Nilai-nilai pancasila merupakan pengikat
sekaligus pendorong dalam usaha menegakan dan memperjuangkan kemerdekaan sehingga
menjadi bukti bahwa pancasila sesuai dengan kepribadian dan keinginan bangsa indonesia.
Pancasila merupakan sublimasi nilai-nilai budaya yang menyatukan masyarakat indonesia
yang beragam suku, ras, bahasa, dan agama. Sejak kecil anak-anak diajarkan untuk menghafal
tentang bagusnya sikap jujur, berani, kerja keras. Tetapi nilai-nilai kebaikan itu diajarkan dan
diujikan sebatas pengetahuan diatas kertas dan dihafal sebagai bahan yang wajib dipelajari saja.

Menumbuhkembangkan Etika Bermasyarakat Dalam Rangka Menyosngong Era Milenial | 9


Pendidikan karakter bukanlah sebuah proses menghafal materi soal ujian saja tetapi justru
memerlukan pembiasaan. Pembiasaan untuk berbuat baik, berlaku jujur, malu berbuat curang,
dan malu bersikap malas. Karakter tidak terbentuk secara instan, tapi harus dilatih secara serius
dan proporsional agar menciptakan bentuk etika dalam bermasyrakat yang ideal.
Kecanggihan teknologi akhir ini hampir merubah tatanan pola pikir bagi masyarakat,
maraknya budaya global dan gaya hidup menjadi dampak dari arus globalisasi yang sudah tidak
bisa dibendung lagi. Kecanggihan teknologi sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari
kehidupan bermasyarakat yang mempengaruhi etika para masyarakat milenial.

3.2 Upaya Menumbuhkembangkan Etika Bermasyarakat di Era Milenial

Kemerosotan karakter yang dihadapi sekolah dan masyarakat seiring masuknya nilai budaya
global, seperti hadirnya nilai-nilai budaya generasi milenial yaitu generasi yang menjadikan
teknologi informasi sebagai gaya hidup yang dipicu oleh perkembangan teknologi informasi,
tentu akan berpengaruh terhadap aspek pendidikan sekolah maupun kehidupan individu dalam
keluarga, baik positif dan negatif. Kebiasaan gaya hidup tersebut ditandai dengan tingginya
kebutuhan terhadap teknologi yang semakin canggih, kebutuhan gadget yang seakan tidak
dapat terpisahkan dengan kebiasaan sehari-hari.
Uraian diatas menggambarkan bahwa pendidikan merupakan agen perubahan yang
signifikan dalam pembentukan karakter bangsa untuk menumbuhkembangkan etika
bermasyarakat di era milenial, tetapi yang menjadi persoalan saat ini adalah pendidikan etika
yang hanya diajarkan sebagai sebuah pengetahuan tanpa adanya pengaplikasian dalam
kehidupan sehari-hari. Disinilah dibutuhkan kreatifitas pembimbing baik itu guru di sekolah
ataupu orang tua dirumah yang dapat memotivasi dan memfasilitasi pembelajaran etika diluar
sekolah melalui kegiatan yang bersifat menumbuhkembangkan etika dengan baik yang religius
dan tidak terbatas oleh jam pelajaran saja. Pendidikan karakter atau akhlak tidak dapat
diajarkan hanya dalam bentuk pengetahuan saja, tetapi perlu adanya pembiasaan dalam
perilaku sehari-hari. Setelah menjadi teladan yang baik, guru dan orang tua harus mendorong
untuk selalu berperilaku baik dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu pengawasan
terhadap perilaku yang dilakukan anak-anak sehari-hari disekolah, dirumah, ataupun di
masyarakat dan disinilah pentingnya dukungan dari semua pihak. Karena dalam metode
pembiasaan anak-anak dilatih untuk mampu membiasakan diri berperilaku baik dimana saja,
kapan saja, dan dengan siapa saja.

Menumbuhkembangkan Etika Bermasyarakat Dalam Rangka Menyosngong Era Milenial | 10


Pemberian pengetahuan tentang etika dalam bermasyarakat yang benar menjadi dasar paling
utama dalam penanaman akhlak pada anak-anak. Disinalah pentingnya pembelajaran
pendidikan etika disekolah, dirumah, dan dimasyarakat yang merupakan pondasi bagi
pembelajaran ilmu pengetahuan lainnya, yang akan menghantarkan terbentuknya anak yang
berkepribadian, agamis, dan berpengetahuan tinggi. Maka tepat jika dikatakan bahwa
penerapan pendidikan etika disekolah adalah sebagai pilar pendidikan karakter yang utama.
Pendidikan etika mengajarkan pentingnya penanaman akhlak yang dimulai dari kesadaran
sopan santun beretika yang baik dimanapun anak tersebut berada.
Dalam dunia kerja etika sangat penting, karena etika menjadi kunci dan panduan
profesionalisme kerja, jadi sebelum bicara profesional atau tidak, etika harus lebih dahulu
dipahami. Etika dalam kantor memberikan petunjuk kepada setiap pegawai sebagai pedoman
dalam bertindak dan memperlakukan siapa saja dengan cara yang baik dan sikap yang pantas
dalam menghadapi era milenial. Keterampilan dalam berinteraksi dengan orang lain, sikap
pribadi dalam mempertimbangkan sesuatu tercermin dalam sikap perbuatan yang kita lakukan
dan ucapan-ucapan yang keluar dari mulut kita. Dengan sepenuhnya membiasakan diri
menjalankan etika yang baik, dengan sendirinya akan banyak membantu untuk mencapai molar
yang lebih luhur. Jika kita menjalankan etika yang kurang baik, maka ada kemungkinan kita
tersisih dari pergaulan akibat etika tersebut.
Internet merupakan salah satu faktor terbesar dalam menumbuhkembangkan etika
bermasyarakat dalam rangka menyongsong era milenial dan telah memberikan perubahan
besar dalam sistem sosial kita. Internet juga mengubah praktik politik dunia. Internet menjelma
menjadi ruang publik yang memungkinkan seluruh warga negara untuk saling berdialektika.
Tidak ada sekat dan tidak ada batasan informasi. Warga negara dapat mengkritik pemerintah
melalui tulisan-tulisan mereka di blog dan hal ini yang membuat etika dalam bermasyarakat
jadi berkurang karena sering mengkritik dengan bahasa yang negatif sehingga menghilangkan
budaya bangsa indonesia yaitu bersikap sopan kepada siapapun, kapanpun, dan dimanapun,
namun jika internet digunakan dengan positif maka dampak yang akan timbul akan baik.
Contohnya kehadiran jakarta media sosial volunteers (Jasmev) saat pilkada DKI Jakarta 2010
menjadi fenomena baru dalam praktik politik di negara ini. Relawan yang terdiri atas anak-
anak muda milenial ini mampu meningkatkan elektabilatas salah satu pasangan calon gubernur
DKI Jakarta. Model kampanye via sosial media ini kemudian ditiru oleh berbagai elit politik
yang bertarung dalam palagan politik di Indonesia. Kekuatan internet tidak dapat dibendung,
diskusi-diskusi isu politik di internet dapat menggerakkan massa untuk menggulingkan
pemerintahan yang sah.

Menumbuhkembangkan Etika Bermasyarakat Dalam Rangka Menyosngong Era Milenial | 11


Meskipun kehadiran internet memodifikasi cara manusia berkomunikasi, namun nyatanya
pola jaringan komunikasi sosial di dunia nyata tidak diubah internet. Bahkan menurut Castells
(2008) internet memperteguh dan memperkuat jaringan komunikasi sosial yang sudah ada
dikehidupan nyata masyarakat, serta mereplikasinya ke dalam bentuk digital yang lebih luas
jangkauannya. Internet telah menciptakan hubungan abstrak diantara para penggunanya dalam
ikatan yang konkret dan membentuk masyarakat dalam dunia maya. Dibutuhkan investasi
personal, keakraban, dan komitmen sebagai atribut tambahan untuk mengubah komunikasi
menjadi masyarakat dan dibuthkan share interest sebagai satu-satunya alasan orang berkumpul
secara terhubung. Kepentingan inilah yang dimediasikan oleh jaringan. Terdapat enam alasan
mengapa orang ingin terhubung dalam masyarakat jaringan yaitu pertama, pertukaran
informasi atau ide. Komunitas virtual menjadi tempat yang strategis untuk saling bertukar
berbagai informasi dan ide. Dari berbagai informasi yang ada yang dipertukaran komunitas
virtual, anggota komunitas kemudian saling memberikan tanggapan dan opininya karena yang
terjadi dalam komunitas virtual biasanya melahirkan sebuah sikap moral dan gerakan sosial
khusunya untuk merespon isu-isu politik yang berkembang. Masing-masing anggota yang
terlibat dalam diskusi politik, misalnya akan memunculkan ide terntentu untuk menentukan
sikap atau tindakan. Kedua, dukungan sosial. Komunitas virtual bisa menjadi ruang dimana
seseorang bisa meminta dan mendapatkan dukungan sosial. Masing-masing individu yang
terhubung dalam jaringan dapat menyampaikan berbagai masalah yang dihadapi kepada
anggota komunitas. Anggota komunitas virtual dapat pula memberikan respons dukungan.
Ketiga, pertemuan. Komunitas virtual merupakan cara baru masyarakat milenial membangun
pertemanan, komunitas visual menjadi alternatif dari komunitas konvensional. Salah satunya
adalah pertimbangan jarak antara tempat yang luas. Komunitas virtual memiliki kelebihan
yaitu, kemampuannya untuk mengubungkan individu dari berbagai tempat yang berjauhan.
Keempat, rekreasi. Internet menjadi sarana bagi komunitas virtual untuk melepaskan
ketegangan yang mereka alami di dunia nyata. Komunitas visual mencari video, menonton
film, mendengar musik, membaca artikel ringan, serta bermain game. Pelepasan ini mampu
membuat manusia lebih produktif karena beban tekanan yang ada di pikiran. Kelima, kesamaan
minat. Komunita visual terkadang terdiri-dari individu-individu yang memiliki minat yang
sama terhadap suatu objek. Dapat dibayangkan banyaknya kelompok-kelompok virtual yang
dibentuk untuk menghimpun setiap individu yang memiliki minat yang sama. Tidak jarang
individu yang memiliki kesamaan minat ini tidak saling mengenal bahkan berada dalam jarak
geografis yang sangat jauh. Keenam, akses mudah. Salah satu keunggulan internet adalah
aksesnya yang mudah serta murah. Setiap orang dapat dengan mudah masuk ke internet, lantas

Menumbuhkembangkan Etika Bermasyarakat Dalam Rangka Menyosngong Era Milenial | 12


berselancar kemanapun ia mau. Internet seperti sebuah ruang yang tidak memiliki batas baik
konten, usia, maupun gender.
Transaksi informasi semakin dinamis sejak adanya internet. Kecepatan, melampaui sekat
ruang dan waktu menjadi ciri utama dari internet sehingga ia sangat digemari oleh masyarakat
dewasa ini. Perkembangan internet yang semakin luas membuat manusia dapat terhubung
dengan masyarakat dunia. Mereka salinng berbagi informasi, internet telah memberikan
revolusi besar-besaran bagi masyarakat milenial terhadap pola komunikasi dan konsumsi
manusia, meskipun internet kadang membuat crowded mendangkalkan pikiran serta penuh
dengan kegigihan. Internet bukan hanya menciptakan kabutuhan baru masyarakat milenial,
namun juga turut melahirkan bentuk baru generasi. Banyak pakar yang menggunakan istilah
berbeda untuk menyebut generasi ini. Generasi milenial yang lahir dalam era reformasi dan
digital. Semua teminologi tersebut merujuk pada satu bentuk generasi yang lahir dan tumbuh
seiring perkembangan internet. Berbeda dengan generasi sebelumnya atau generasi X, mereka
yang terlahir sebagai generasi milenial sangat akrab dengan berbagai tampilan digitalisasi yang
dihadirkan internet. Tingginya tren penggunaan internet didunia tidak dapat dipisahkan dari
kehadiran generasi milenial. Mereka mampu menguasai berbagai aplikasi, mereka juga
memiliki lebih dari satu perangkat mobile yang menghubungkan mereka dengan internet.
Dengan hadirnya internet ini jika dipergunakan dengan baik dapat menumbuhkembangkan
etika yang sangat baik di masyarakat, terutama dalam mengembangkan akhlak terpuji
masyarakat kepada masyarakt yang lainnya untuk bersikap saling menghormati, saling
bergotong royong, saling menyapa, hal-hal tersebut yang sudah menjadi budaya yang tidak
boleh hilang dari bangsa indonesia agar etika dalam bermasyarakat semakin berkembang
khususnya di generasi milenial.

Menumbuhkembangkan Etika Bermasyarakat Dalam Rangka Menyosngong Era Milenial | 13


BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Pendidikan karakter bangsa merupakan bagian integral yang tak terpisahkan dari pendidikan
nasional secara utuh. Pendidikan karakter bangsa harus dikembangan secara komprehensif
sebagai proses pembudayaan agar mampu menerapkan etika bermasyarakat di era milenial.
Pendidikan karakter bangsa merupakan tanggung jawab bersama anatar pemerintah,
masyarakat, sekolah, dan orang tua. Oleh karena itu pelaksanaan budaya dan karakter bangsa
harus melibatkan keempat unsur tersebut. Dalam upaya merevitalisasi pendidikan karakter
bangsa diperlukan gerakan nasional guna menggungah semangat kebersamaan dalam
pelaksaan lapangan. Pendidikan etika sebaai sebuah sistem pendidikan, memiliki pengaruh
yang cukup besar untuk menyokong pendidikan karakter bangsa dengan berbagai strategi,
pendekatan dan metode yang cukup dalam mendasar. Agar pendidikan karakter bangsa yang
otentik bisa berhasil dengan baik.

Menumbuhkembangkan Etika Bermasyarakat Dalam Rangka Menyosngong Era Milenial | 14


DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompasiana.com/www.kernianingsih.com/54f869eca3331170038b457f/memban
gun-generasi-bangsa-melalui-pendidikan-moral-dan-etika

https://www.tribunnews.com/tribunners/2018/05/27/membangun-karakter-bangsa-di-era-
milenial

Dalimunthe, R. A. A. (2015). Strategi dan Implementasi Pelaksanaan Pendidikan Karakter Di


SMP N 9 Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Karakter, V(1), 102–111.

Menumbuhkembangkan Etika Bermasyarakat Dalam Rangka Menyosngong Era Milenial | 15

Anda mungkin juga menyukai