(GARIS BESAR) LANGKAH KERJA PENGUKURAN WATERPASS

TERBUKA TERIKAT PADA 2 (DUA) TITIK

(2 BM dan 1 Patok)
(pertemuan ke 6)

1. Mengamati titik awal pengukuran (BMawal) dan titik akhir pengukuran (BMakhir)
yang digunakan untuk menentukan posisi Patok 1.
2. Menggambar sketsa lokasi & persiapan dokumentasi.
3. Memasang Patok 1. Jarak antara BM awal-P1 dan P1-BM akhir tidak ditentukan
(menyesuaikan jarak ke posisi kelompok). Setiap jarak diukur dan dicantumkan
4. Mendirikan tripod dan mencentering alat diantara titik BM awal pada P1, dengan
jarak (kira-kira) di tengah antara BM awal dan P1.
PERHATIKAN POSISI ALAT, JANGAN SAMPAI MEMBAHAYAKAN ALAT
DAN MEMPERSULIT DIRI SENDIRI/ ORANG LAIN. PERHATIKAN ARUS
LALU LINTAS, POSISI PARKIR MOBIL DAN POHON (KARENA AKAN
MELAKUKAN CROSSING PADA BADAN JALAN/ ASPAL).
5. (KONDISI PULANG). Rambu ukur diletakkan diatas paku payung P1 kemudian
alat waterpass diarahkan ke P1 sebagai BACAAN BELAKANG kondisi
PULANG. Pastikan saat awal berdiri selalu set UTARA= 0°. Baca BT, BA, BB,
Sudut. (Cek bacaan BT, Hitung Jarak optis).
6. (MASIH KONDISI PULANG) Setelah titik P1 dibaca, kemudian dirikan rambu
DIATAS BMawal, arahkan alat ke titik BMawal, sebagai BACAAN MUKA kondisi
pulang. Baca BT, BA, BT, Sudut. (Cek bacaan BT, Hitung Jarak optis).
7. (MASIH KONDISI PULANG). Hitung ΔH PULANG dengan rumus:
ΔH PULANG = BT belakang – BT muka
8. (KONDISI PERGI) Alat dipindahkan sedikit dari posisi pertama saat kondisi
pergi (radius ±1 meter dari titik awal). Centeringkan WP. Rambu ukur diletakkan
diatas BMawal kemudian alat waterpass diarahkan ke BMawal sebagai BACAAN
BELAKANG kondisi PERGI. Pastikan UTARA= 0°. Baca BT, BA, BB, Sudut.
(Cek bacaan BT, Hitung Jarak optis).
9. (MASIH KONDISI PERGI) Setelah titik BMawal dibaca, kemudian dirikan
rambu DIATAS P1, arahkan alat ke titik P1, sebagai BACAAN MUKA kondisi
PERGI. Baca BT, BA, BT, Sudut. (Cek bacaan BT, Hitung Jarak optis).
10. Hitung Δ H PERGI, dengan rumus:
ΔH PERGI = BT belakang – BT muka
11. Ketentuan selisih ∆H PERGI dan ∆H PULANG ≤ 0,002 m. Jika terpenuhi,
lakukan cross section (langkah 12)
12. (MASIH KONDISI PERGI). Lakukan pengambilan data Pengukuran Profil
Melintang (cross section) setelah syarat ∆H sesuai. Semua kelompok melakukan
pengukuran melintang (crosssing) di PATOK 1 saja, pada saat alat kondisi PERGI
DIANTARA BM-P1.
Untuk crossing, titik 0 meter adalah pada patok. Bentangkan meteran sepanjang
daerah yg akan di cross. Sehingga jarak total dari patok ke sebelah kiri dan jarak
total dari patok ke sebelah kanan diperoleh *

Daerah cross:
Jalan/ daerah aspal = ujung bahu kiri jalan, ujung aspal kiri jalan, patok, as aspal,
ujung aspal kanan, ujung bahu aspal kanan.
Daerah dengan perbedaan ketinggian= sesuai dengan penampang daerahnya,
posisikan di daerah lembah/ cekungan dan posisi puncak/ pucuk. Jumlahnya
menyesuaikan
13. Lakukan lagi langkah 4 – 12 untuk patok-patok selanjutnya.
*Menyesuaikan kondisi.
Kondisi Alat Berdiri dalam 1x Pengambilan Data (alat berdiri diantara 2 patok)

Bacaan Benang Muka

Bacaan Benang Belakang

BM

Alat 1/
PERGI Alat 1/
PULANG

Bacaan Benang Muka

Bacaan Benang Belakang
Bacaan Benang Muka
Bacaan Benang Belakang

P1

Alat 2/ Alat 2/
PERGI PULANG

Bacaan Benang Muka

Bacaan Benang Belakang

P2
 Selokan Selokan
AKADEMIK DENAH LOKASI

JALAN ASPAL
JALAN ASPAL
BM2
Kelapa
sawit

BM1

Selokan
Plank Nama POLIBAN

KEL. 4

Selokan
KEL. 3

12
JALAN ASPAL

12
Selokan

LAPANGAN BASKET

10 9 8
11 7 6 5 2
10
11 7 6 5 2

9
8 4

3 4
Daerah Taman dan cor-coran di

block (kadang ada parkir mobil)

1
depan selasar/ daerah paving

1
P1
Pos
Satpam

JALAN ASPAL
Plank
Nama besi
BM4 BM3

AS
AS
Selokan Selokan
KEL. 1

P1
JALAN ASPAL

a
a

b
b

c
c
KEL. 1
Selokan

d
pohon asam yg ada
Daerah di sebelah

d
Pohon
cor-coran nya

Plank Bengkel Sipil

Asam

e
Daerah Taman

Selokan

f
f
Selokan Selokan

g
g

i
h k
i

h k

j
f d 9
b 1 3 4 8 10

j
l k h c
g e a AS P1 2

l
j i 5 6 7 11 12

l
Selokan
f d 9
k h b 1 3 4 8 10
l g e c a AS
P1 2 11 12
 Selokan Selokan RENCANA CROSSECTION P1
AKADEMIK KEL 1 & KEL 3

JALAN ASPAL
JALAN ASPAL
BM2
Kelapa
sawit

BM1

Selokan
Plank Nama POLIBAN

Selokan
KEL. 3

JALAN ASPAL

12
11 21 P1 AS a b g h k l
12
LAPANGAN BASKET 10 i j
Selokan

10
11 7 6 5 2

9
8 4 3 1
block (kadang ada parkir mobil)
Daerah Taman dan cor-coran di
depan selasar/ daerah paving

P1
Pos Alat Kondisi Pergi
Satpam

Plank
Nama besi
BM4 12
BM3

JALAN ASPAL

AS
11 10
Selokan Selokan
32
1

Alat Kondisi Pergi AS

JALAN ASPAL

a
KEL. 1

b
c
P1
Selokan
a
sebelah pohon

d
cor-coran nya
asam yg ada

Pohon Plank Bengkel Sipil

Daerah di

Asam
Daerah Taman

Selokan

e
ih

f
jk
Selokan Selokan
l

g
i
h k
j
9
f d b 1 3 4 8 10
l k h c

l
g e a P1 AS 2
j i 5 6 7 11 12
Selokan
 Selokan Selokan
AKADEMIK RENCANA CROSSECTION P1
KEL 2 & KEL 4

JALAN ASPAL
JALAN ASPAL
BM2 Kelapa
sawit
Alat Kondisi Pergi

BM1
Plank Nama POLIBAN

12
10 3 h k
12 21 a i j l
11 AS P1 b
KEL. 4

10
11 7 6 5 2

98
JALAN ASPAL

4 3 1
Selokan
LAPANGAN BASKET
Selokan

Selokan

block (kadang ada parkir mobil)

Daerah Taman dan cor-coran di
depan selasar/ daerah paving
Pos
Satpam

JALAN ASPAL

AS
Plank
Nama besi
BM4 12
BM3
10 11
Selokan Selokan
1

P1

P1 a
KEL. 2

b
JALAN ASPAL
AS

c
d
Selokan a
b
sebelah pohon

e
cor-coran nya
asam yg ada

Pohon Plank Bengkel Sipil

Daerah di

f
Asam
Daerah Taman

Selokan

g
i
h k
hi
Selokan Selokan

j
kj
l

l
9
f d b 1 3 4 8 10
l k h c
g e a AS P1 2
Selokan j i 5 6 7 11 12
 RENCANA CROSSECTION P1
Alat Kondisi Pergi
BM - P1
Baca BT, BA, BB dan SUDUT
Pada tiap RAMBU BERDIRI
Baca BT, BA, BB dan SUDUT
Pada tiap rambu berdiri

P1
10
f AS 89
l k h g e d c b a 1 3 4
2
5 6 7 11 12
j i

9 10
l kh 1 3 4 8
g f e d c a AS ASPAL 11
b P1 2 12
j i 5 6 7

SELOKAN/ PARIT
SELOKAN/ PARIT PATOK (SEKITAR 20 CM KIRI ATAU KANAN ASPAL RAMBU BERADA DI AS PARIT
UJUNG SEBELUM NAIK KE SELASAR (JANGAN BERADA DI TEMPAT YG MEMPERSULIT DIRI/ ORANG
± 0,3 - 1 M MASUK KE LAP BASKET
Pengukuran Titik Crossing P1 (Penampang Melintang Patok)

1) Penomoran crossing adalah dari patok. Silakan tentukan sendiri, bagian kanan: HURUF. sebelah kiri: ANGKA.
Boleh juga sebaliknya.
2) Dimulai dari Patok sebagai titik 0 meter, bentangkan ke kiri, hingga ujung daerah pengukuran sesuai ketentuan
(lihat denah lokasi).
3) Jarak titik yg terletak pada garis lurus vertical adalah sama. Contoh: titik 2 = titik 3; titik 4 = titik 5; titik 7 = titik
8, titik 10 = titik 11 dan untuk sebelah kiri; titik h = titik I; titik j = titik k.
4) Pengukuran dilapangan: meteran dibentangkan di areal crossing dari patok ke ujung kiri daerah pengukuran,
input jarak total kiri, kemudian RAMBU akan di dirikan di titik yg ditentukan yaitu pada titik a, b, c, d, dst dan
titik 1, 2, 3, dst, kemudian baca BT, BA, BB dan sudut. Misal berdiri di AS, nilai BT = 1,675; BA = 1,690; BB =
1,660; sudut AS = 160°,
5) Demikian juga untuk area pengukuran sebelah kanan patok.
6) Untuk penggambaran melintang, akan dipakai jarak per segment.
Dihitung dengan rumus: A2 = B2+C2-2.B.C.cos α.
A = jarak sisi yang dicari atau sisi yang menjadi bagian crossing (M)
B = jarak yang diketahui (M)
C = jarak yang diketahui (M)
α = sudut antara
1 Jarak titik 1
ke M
at ,7 ke titik as
Al 10
k
Dari gambar disamping, diperoleh data: ra 1 =
Ja itik

B = Alat 1 ke titik 1 = 10,7 M

T
as
C = Alat 1 ke titik AS = 9,5 M
°
50

ke
α = sudut antara titik 1 dan AS = 65°-50° = 15° ° Alat 9,5 M
° 65Jaraikk AS =
A²=B²+C²-2.B.C.cos α 15 Tit
= 10,7² + 9,5² - 2 x 10,7 x 9,5 x cos 15°
= 8,3673
A = √ 8,3673 = 2,8926 M
Alat1