Disusun Oleh :
1. DESKRIPSI DATA
O
3. Prosedur Pengukuran Sudut Horizontal
a. Pertama-tama siapkan semua alat ukur yang digunakan untuk pengukuran sudut
horizontal yaitu 1 unit Theodolite Topcon, 1 buah statif, 2 buah unting-unting, 2
buah tripot alumunium, dan 3 buah paku payung.
b. Kemudian bawa semua alat ukur tersebut ke lapangan .
c. Selanjutnya tentukan 3 buah titik di lapangan, yang dimana 1 titik sebagai titik
untuk berdirinya statif misal titik ini adalah titik O, dan 2 titik sebagai titik target
bidikan teropong theodolit Topcon misal titik ini titik A dan B. Dan dimana ketiga
titik tersebut membentuk sudut horizontal antara 90 – 110 derajat.
d. Setelah itu tandai ketiga titik tersebut menggunakan paku payung.
e. Gambarkan sketsa dari kedudukan AOB.
f. Kemudian dirikan statif di titik O dan lakukan sentering optis
g. Setelah tepat berdiri di titik O, Selanjutnya kaitkan antara theodolit topcon dan
kepala statif menggunakan baut instrument unting-unting.
h. Kemudian buat sumbu 1 vertikal dengan menyeimbangkan nivo kotak caranya
dengan menaik turunkan kaki statif tetapi tetap di titik O, dan menyeimbangkan
nivo tabung dengan menggunakan skrup ABC. Setelah seimbang theodolit siap
digunakan untuk proses pembidikan target.
i. Kemudian dirikan tripot alumunium yang telah dikaitkan dengan unting-unting
dititk A dan B, pastikan bahwa kedua tripot tersebut tepat berdiri diatas titik A dan
titik B.
j. Selanjutnya mulai melakukan pengukuran sudut horizontal, kali ini menggunakan
pengukuran sudut dengan cara repetisi. Caranya sebagai berikut :
1) Arahkan teropong theodolit ke titik A, penenmpatan ke benang unting-unting
dengan bantuan skrup penggerak halus horizontal dan vertikal.
2) Setelah tepat ke target, bacaan piringan horizontal dibaca dan dicatat dalam
formulir/tabel yang digunakan.Ini sebagai bacaan horizontal A yang pertama.
3) Sekrup pengunci alhidade horizontal (K1) dibuka, teropong diputar terhadap
sumbu 1 dan diarahkan ke target di B, setelah rapat ke target. Baca/arah
horizontal dan catat kedalam formulir. Ini sebagai bacaan piringan horizontal B
yang pertama.
4) Bacaan arah ke B (langkah 3) di bawa ke target A dengan cara :
a) Keraskan skrup K1 dan buka/lepas sekrup klem limbus (K2)
b) Putar teropong dan arahkan ke target A, penempatan ke target A dengan
bantuan sekrup gerak halus limbus dan skrup gerak halus vertikal.
5) Setelah tepatr bacaan di B dibawa ke A (langkah 6) kencangkang sekrup K2
dan buka skrup K1, kemudian putar teropong dan arahkan ke target B lagi.
6) Pekerjaan tersebut di ulang-ulang hingga 32 kali sudut di ukur .
.
Sudut Horizontal = Besar bacaan piringan Horizontal B – Besar bacaan piringan Horz.A
III. Tabel Pengukuran dan Perhitungan Sudut Horizontal Metode Repetisi
Besar Sudut
KE- Titik
D M S DD
1 95 1 15 95,0208
2 95 1 20 95,0222
3 95 1 25 95,0236
4 95 1 20 95,0222
5 95 1 25 95,0236
6 95 1 20 95,0222
7 95 1 10 95,0194
8 95 1 15 95,0208
9 95 1 25 95,0236
10 95 1 30 95,025
11 95 1 25 95,0236
12 95 1 30 95,025
13 95 1 25 95,0236
14 95 1 15 95,0208
15 95 1 25 95,0236
16 O 95 1 10 95,0194
17 95 1 20 95,0222
18 95 1 25 95,0236
19 95 1 20 95,0222
20 95 1 25 95,0236
21 95 1 20 95,0222
22 95 1 25 95,0236
23 95 1 20 95,0222
24 95 1 25 95,0236
25 95 1 20 95,0222
26 95 1 25 95,0236
27 95 1 20 95,0222
28 95 1 25 95,0236
29 95 1 20 95,0222
30 95 1 25 95,0236
31 95 1 30 95,025
. 32 95 1 35 95,0264
e) Menentukan jumlah kelas interval. Untuk pengujian normalitas dengan Chi
kuadrat ini, jumlah kelas interval kelas ditetapkan = 6. Hal ini sesuai dengan 6
bidan yang ada pada kurve normal baku.
f) Menentukan data sudut horizontal terbesar dan terkecil.
Sudut Horizontal
95,02639
terbesar
Sudut Horizontal
95,01944
terkecil
g) Menghitung Frekuensi
h) Menghitung nilai frekuesi harapan selanjutnya menyusun ke dalam tabel
distribusi frekuensi, sekaligus tabel penolong harga chi kuadrat hitung.
Menghitung Frekuensi harapan:
1. Baris pertama 2,7% x 32 = 0,864 dibulatkan menjadi 1
2. Baris kedua 13,53% x 32 = 4,3296 dibulatkan menjadi 4
3. Baris ketiga 34,13% x 32 = 10,9216 dibulatkan menjadi 11
4. Baris keempat 34,13% x 32 = 10,9216 dibulatkan menjadi 11
5. Baris kelima 13,53% x 32 = 4,3296 dibulatkan menjadi 4
6. Baris keenam 2,7% x 32 = 0,864 dibulatkan menjadi 1
i) Memasukan harga-harga fh ke dalam tabel kolom fh,sekaligus menghitung
harga-harga (fo-fh)².
j) Menghitung (fo-fh)²/fh ,harga (fo-fh)²/fh adalah merupakan harga chi kuadrad
(X²) hitung.
k) Membandingkan harga chi hitung kuadrad hitung dengan chi kuadrad tabel.
Bila harga chi kuadrad hitung lebih kecil dari pada harga chi kuadrat tabel, maka
data dinyatakan normal, dan bila lebih besar dinyatakan tidak normal.
l) 1. Uji data dengan nilai kepercayaan 1tho = 34,13% x 2 = 31,74%
(fo-fh)² (fo-fh)²/fh
Interval fo fh fo-fh
95,01944 sampai dengan 95,0206 2 1 1 1 1,0000
95,0261 sampai dengan 95,02186 3 4 -1 1 0,2500
95,02187 sampai dengan 95,02303 10 11 -1 1 0,0909
95,02304 sampai dengan 95,0242 13 11 2 4 0,3636
95,0243 sampai dengan 95,02546 3 4 -1 1 0,2500
95,02547 sampai dengan 95,02663 1 1 0 0 0,0000
JUMLAH 1,9545
n) Menarik Kesimpulan
Dalam perhitungan ditemukan harga Chi Kuadrad Hitung = 1,9545.
Selanjutnya dapat dibandingkan dengan harga Chi Kuadrad Tabel dengan
dk(derajat kebebasan) 6-1 = 5. Berdasarkan tabel chi kuadrad, dapat diketahui
bahwa bila dk = 5 dan kesalahan yang ditetapkan adalah 5% ,maka harga Chi
Kuadrad Tabel = 11,070. Karena harga Chi Kuadrad Hitung (1,9545) lebih kecil
dari Harga Chi Kuadrad Tabel (11,070), maka distribusi data sudut horizontal
32 pengukuran dengan cara repetisi tersebut dapat dinyatakan Berdistribusi
Normal.
Besar Sudut
KE- Titik
D M S DD
1 95 1 15 95,0208
2 95 1 20 95,0222
3 95 1 25 95,0236
4 95 1 20 95,0222
5 95 1 25 95,0236
6 95 1 20 95,0222
7 95 1 10 95,0194
8 95 1 15 95,0208
9 95 1 25 95,0236
10 95 1 30 95,025
11 95 1 25 95,0236
12 O 95 1 30 95,025
13 95 1 25 95,0236
14 95 1 15 95,0208
15 95 1 25 95,0236
16 95 1 10 95,0194
17 95 1 20 95,0222
18 95 1 25 95,0236
19 95 1 20 95,0222
20 95 1 25 95,0236
21 95 1 20 95,0222
22 95 1 25 95,0236
23 95 1 20 95,0222
24 95 1 25 95,0236
25 95 1 20 95,0222
26 95 1 25 95,0236
27 95 1 20 95,0222
28 95 1 25 95,0236
29 95 1 20 95,0222
30 95 1 25 95,0236
31 95 1 30 95,025
32 95 1 35 95,0264
∑32
𝑖=1 𝑋1+𝑥2+𝑥3+⋯…+𝑥32
Rata – rata ( Xr ) =
𝑛
3040,73
Rata - rata (Xr) = 32
Besar Sudut
KE- Titik Xr-Xi (Xr-Xi)²
D M S DD
1 95 1 15 95,0208 0,00204 0,000004161317
2 95 1 20 95,0222 0,000651 0,000000423855
3 95 1 25 95,0236 -0,00074 0,000000544419
4 95 1 20 95,0222 0,000651 0,000000423855
5 95 1 25 95,0236 -0,00074 0,000000544419
6 95 1 20 95,0222 0,000651 0,000000423855
7 95 1 10 95,0194 0,003429 0,000011756803
8 95 1 15 95,0208 0,00204 0,000004161317
9 95 1 25 95,0236 -0,00074 0,000000544419
O
10 95 1 30 95,025 -0,00213 0,000004523006
11 95 1 25 95,0236 -0,00074 0,000000544419
12 95 1 30 95,025 -0,00213 0,000004523006
13 95 1 25 95,0236 -0,00074 0,000000544419
14 95 1 15 95,0208 0,00204 0,000004161317
15 95 1 25 95,0236 -0,00074 0,000000544419
16 95 1 10 95,0194 0,003429 0,000011756803
17 95 1 20 95,0222 0,000651 0,000000423855
18 95 1 25 95,0236 -0,00074 0,000000544419
19 95 1 20 95,0222 0,000651 0,000000423855
20 95 1 25 95,0236 -0,00074 0,000000544419
21 95 1 20 95,0222 0,000651 0,000000423855
22 95 1 25 95,0236 -0,00074 0,000000544419
23 95 1 20 95,0222 0,000651 0,000000423855
24 95 1 25 95,0236 -0,00074 0,000000544419
25 95 1 20 95,0222 0,000651 0,000000423855
26 95 1 25 95,0236 -0,00074 0,000000544419
27 95 1 20 95,0222 0,000651 0,000000423855
28 95 1 25 95,0236 -0,00074 0,000000544419
29 95 1 20 95,0222 0,000651 0,000000423855
30 95 1 25 95,0236 -0,00074 0,000000544419
31 95 1 30 95,025 -0,00213 0,000004523006
32 95 1 35 95,0264 -0,00352 0,000012359619
∑32
𝑖=1(𝑋𝑟−𝑋𝑖)²
Simpangan Baku = √
𝑛−1
0,000073242188
= √
32−1
0,000073242188
=√
31
95,02287−95,0222
t= ± 0,001537092
√32
0,00067
t=
±0,000272
t = ± 2,465755357
k) Menggambar kurve
1. Uji pihak kiri
-2,465755357 -1,697
2. Uji pihak kanan
1,69 2,465755357
7
Ho : µo ≥ 95,0222
Ha : ˂ 95,0222
V. Bukti Bahwa Pengujian Data Menggunakan Chi-Square Test Dan T –Test Berbeda Secara
Nyata
1. Prosedur kerja pengujian Chi-Square lebih banyak dari pada prosedur kerja
pengujian T-test.
2. Dalam pengujian Chi-Square diperlukannya jumlah kelas interval sedangkan untuk
pengujian T-test tidak menggunakan.
3. Dalam pengujian Chi-Square perlu menggunakan rumus hitungan panjang kelas
sedangkan dalam pengujian T-test tidak menggunakan.
4. Dalam pengujian Chi-Square perlu menghitung frekuensi atau jumlah data hasil
observasi sedangkan di pengujian T-Test tidak menggunakan.
5. Dalam pengujian Chi-Square perlu menghitung frekuensi harapn sedangkan di
pengujian T-Test tidak menggunakan.
6. Dalam pengujian Chi-Square menggunakan tabel (X²) sedangkan untuk pengujian
T-test menggunakan tabel T.
7. Dalam pengujian T-test diperlukanya perhitungan simpangan baku sedangkan
dipengujian Chi-Square tidak memerlukan.
8. Dalam pengujian T-test diperlukanya perhitungan rat-rata sedangkan dipengujian
Chi-Square tidak memerlukan.
9. Dalam pengujian T-test diperlukanya menentukan µo (nilai yang akan
dihipotesiskan) sedangkan dipengujian Chi-Square tidak memerlukan.
10. Dalam pengujian T-test memerlukan kurve yang memiliki daerah penerimaan Ho
dan penolakan Ho sedangkan di Chi-Square tidak memerlukan.
11. Dalam pengujian T-test memerlukan rumus hitungan t hitung sedangkan di Chi-
Square tidak memerlukan.
12. Dalam pengujian Chi-Square diperlukannya tabel penolong untuk menghitung harga
Chi Kuadrad hitung.
KETERANGAN :
1. D = Derajat
2. M = Menit
3. S = Sekon
4. Dk = Derajat Kebebasan
5. Fo = Frekuensi / jumlah data hasil observasi
6. Fh = Frekuensi yang diharapkan
7. Fo-fh = Selisih data fo – fh
8. T = Nilai t hitung
9. µo = Nilai yang dihipotesiskan
10. n = Jumlah data
11. Xr = Rata-rata
12. Xi = Data pengukuran sudut ke-