Wanita identik dengan berhias. Ia ingin selalu terlihat cantik. Oleh sebab itu, banyak
kita dapati salon-salon kecantikan yang siap memanjakan mereka. Karena mereka selalu
menganggap kurang apa yang telah mereka miliki. Namun, dengan berdirinya salon
kecantikan, hal itu banyak membuat wanita melakukan penyimpangan dan hal-hal yang tak
sepantasnya dilakukan muslimah.
Sejatinya, berdandan dan merawat tubuh sah-sah saja bagi wanita. Terlebih bagi mereka
yang sudah bersuami. Tampil cantik di depan suami sangat dianjurkan. Hal itu demi menambah
kelanggengan rumah tangga. Disamping itu, menyejukkan pandangan suami merupakan
ibadah berpahala. Berdandan boleh-boleh saja asalkan tidak merubah ciptaan Allah yang
dilarang atau menggunakan benda-benda haram.
Sebagaimana fatwa syaikh Utsaimin, bahwa menghias diri terbagi menjadi dua. Yang
pertama adalah usaha mempercantik diri dalam rangka menutupi aib yang timbul akibat suatu
peristiwa, dan hal ini tak mengapa dilakukan. Karena Nabi Saw., mengizinkan seorang lelaki
yang terpotong hidungnya pada suatu peperangan untuk mengenakan hidung palsu yang terbuat
dari emas. Dan berhias yang hanya dimaksudkan untuk menambah keindahan, bukan untuk
menutup aib, maka hukumnya tidak boleh.1[1]
Karenanya, para wanita harus pandai memilah apa saja bentuk dandanan yang
diperbolehkan bagi mereka. Supaya mereka tidak terjatuh pada dandanan yang diharamkan.
Seperti mentato, mencabut alis, dan mengikir gigi.
ق
ِ الرز
ِ َت ِمن
ِ خر َج ِل ِعبَادِه َوالط ِيب قُل َمن َحر َم ِزينَةَ ه
َ َ ّٰللاِ ال ِتى ا
1[1] Syaikh al-Utsaimin, Majmu Fatawa wa Rasail Fadhilatu Syaikh Muhammad bin Shalih al
Utsaimin, (Darul wathan) jilid 17, hal. 22.
Katakanlah: "Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah
dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezki
yang baik?"
Di dalam Tafsir Fakhrurrazi, terdapat dua pendapat tentang makna ziinah. Pendapat
pertama adalah pakaian yang menutup aurat. Sedangkan pendapat kedua adalah segala macam
alat berhias. Termasuk di dalamnya semua bentuk riasan, alat pembersih badan, sepatu berhak
tinggi dan perhiasan. Karena semua itu termasuk alat memperindah.2[2]Sedangkan asal hukum
segala bentuk ziinah adalah boleh kecuali yang telah dikhususkan oleh dalil, yang
mengeluarkannya dari kategori mubah.3[3]
C. Larangan Merubah Ciptaan Allah
2[2] Fakhrurrazi, Tafsir al-Fakhr ar-Razi, Darun Nasyr, jilid 14, hal. 232.
3[3] Abdul Karim Zaidan, Al-Mufashal fi Ahkam al-Mar’ah wal Bait Muslim, cet 3, (Lebanon:
Muassasah ar-Risalah, 2000), jilid 3, hal. 374.
4[4] Imam an-Nawawi, Shahih Muslim, (Kairo: Darul Hadits, 2001), cet 4, jilid 7, hal. 356.
5[5] Musthafa al-Bagha, al-Fiqh al-Manhaji, (Damaskus: Darul Qalam, 2008), cet 9, jilid 1,
hal. 530.
6[6] Badruddin al-Aini, Umdatul Qari, 4/485 (Maktabah Syamilah)
Sebagaimana juga perkataan Syaikh Fauzan, “Laknat hanya diberikan untuk perbuatan
yang haram dan berat tingkat keharamannya. Bahkan termasuk dosa besar. Karena diantara
batasan dosa besar adalah adanya ancaman laknat, murka, neraka, ancaman, atau hukuman di
dunia.
D. Membuat Tato
Imam An-Nawawi mendefinisikan al-Wasymu ()الوشم: menusukkan jarum atau
sejenisnya di punggung telapak tangan, pergelangan tangan, bibir, atau bagian lain dari tubuh
seorang wanita sampai darahnya mengalir. Kemudian dimasukkan ke dalam lubang pada kulit
tersebut celak atau kapur sehingga menjadikannya berwarna hijau. Wanita yang menjadi
tukang membuat tato itu disebut sebagai Wasyimah, sedangkan wanita yang dibuatkan tato
disebut Mausyumah, dan yang meminta dibuatkan tato disebut Mustausyimah.7[7]
Larangan bertato sudah kami sebutkan sebelumnya yaitu lafadz hadits:
ضِّلن ُه ْم َو ََل ُ َم ِنيَن ُه ْم َو ََل ُم َرن ُه ْم فَِّلَيُبَ ِت ُكن آذَانَ اَْل َ ْن َع ِام َو ََل ُم َرن ُه ْم فَِّلَيَُغَيِ ُرن خ َِّْلَقَ هللاِ َو َم ْن
ِ ُ َو ََل
طانَ َو ِليًّا ِم ْن د ُْو ِن هللاِ فَقَ ْد َخْس َِر ُخْس َْرانًا ُم ِب ْينًا َ يَت ِخ ِذ الش ْي
“Dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-
angan kosong pada mereka dan akan menyuruh mereka (memotong telinga-telinga binatang
ternak), lalu mereka benar-benar memotongnya, dan akan aku suruh mereka (mengubah
ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka mengubahnya. Barangsiapa yang menjadikan setan
menjadi pelindung selain Allah, maka sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata.”8[8]
Makna mengubah ciptaan Allah, menurut seorang tabi’in Al-Hasan Al-Bashri adalah
dengan mentato.9[9]
Dan menurut Imam Asy-Syaukani, “Dikatakan bahwa hal ini (larangan bertato yang
tertera dalam hadits) hanya berlaku pada pengubahan yang sifatnya permanen. Adapun yang
10[10] Imam asy-Syaukani, Nailul Authar, (Kairo: Darul Hadits, 2005), juz 6, hal. 342.
11[11] Syaikh Nada Abu Ahmad, 300 Dosa Wanita Yang Dianggap Biasa, terj. Umar Mujtahid
Lc. dan Abdurrahim Lc., (Solo: Kiswah Media, 2010), hal.492.
12[12] http://www.merdeka.com/gaya/isobel-varley-wanita-75-tahun-dengan-tato-terbanyak-
di-dunia.html, diakses pada 13 November 2014
13[13] Abu Malik Kamal, Fiqh Sunnah lin Nisa, (Kairo: Maktabah Taufiqiyah, 2008), hal.427.
14[14] Ibnu Hajar al-Asqalani, Fathul Bari, (Kairo: Darul hadits, 2004), jilid 10, hal. 419.
E. Mencukur Alis
F. Mengikir Gigi
Yang dimaksud dengan perenggangan gigi di sini adalah merenggangkan atau
menggeser gigi taring dan empat gigi seri. Hal ini sering dilakukan oleh wanita-wanita yang
sudah tua dengan tujuan agar terlihat lebih muda. Sebenarnya kerenggangan antara gigi seri ini
Bagi seorang istri, sangat dianjurkan untuk berhias bagi suaminya. Karena ketika ia
mampu menjadi penyejuk mata suami sehingga si suami senang ketika memandangnya, maka
ini merupakan poin plus bagi istri. Bahkan hal tersebut termasuk ciri wanita terbaik.
Sebagaimana hadits Rasulullah Saw.,
22[22] Ibnu al-Jauzi, Ahkam an-Nisa, juz 1, hal. 60. (Maktabah Syamilah)
23[23] Ibnu Hajar al-Asqalani, Op. Cit., jilid 10, hal. 325.
24[24] Abdul Karim Zaidan, Op. Cit., jilid 3, hal. 383.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an al-Adhim
Abu Ahmad, Syaikh Nada. 2010. 300 Dosa Wanita Yang Dianggap Biasa. Terj. Umar Mujtahid Lc. dan
Abdurrahim Lc., Solo: Kiswah Media.
Al-Aini, Badruddin. Umdatul Qari. (Maktabah Syamilah)
Al-Bagha, Musthafa. 2008. Al-Fiqh al-Manhaji. Cetakan ke-9. Damaskus: Darul Qalam.
Al-Jauzi, Ibnu. Ahkam an-Nisa. (Maktabah Syamilah).
Al-Utsaimin, Syaikh. Majmu Fatawa wa Rasail Fadhilatu Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin.
Darul Wathan.
An-Nawawi, Imam. 2001. Shahih Muslim. Cetakan ke-4. Kairo: Darul Hadits.
Asy-Syaukani, Imam. 2005. Nailul Authar. Kairo: Darul Hadits.
Fakhrurrazi. Tafsir al-Fakhr ar-Razi. Darun Nasyr. (Maktabah Syamilah)
Hajar, Ibnu. 2004. Fathul Bari. Kairo: Darul Hadits.
Kamal, Abu Malik. 2008. Fiqh Sunnah lin Nisa. Kairo: Maktabah Taufiqiyah.
Katsir, Ibnu. Tafsir al-Qur’an al-Adhim. Kairo: Maktabah Taufiqiyah.
Zaidan, Abdul Karim. 2000. Al-Mufashal fi Ahkam al-Mar’ah wal Bait Muslim. Cetakan ke-3. Lebanon:
Muassasah ar-Risalah.
Ananda, Kun Sila. 2012. “Isobel Varley, wanita 75 tahun dengan tato terbanyak di dunia.”
http://www.merdeka.com/gaya/isobel-varley-wanita-75-tahun-dengan-tato-terbanyak-di-
dunia.html, diakses pada 13 November 2014.
Vem. 2011. “Uniknya Tradisi Riasan Pengantin Ala Yogyakarta,” http://www.vemale.com/body-and-
mind/cantik/10673-uniknya-tradisi-riasan-pengantin-ala-yogyakarta.html, diakses pada 14
November 2014.