Diajukan untuk Memenuhi Tugas Program Profesi Ners Pada Stase Keperawatan Paliatif
Disusun Oleh :
Restiasih 220112180131
I. PENGKAJIAN AWAL
A. Identitas Klien
1. Nama : An. A
2. Tempat tanggal lahir : Garut, 7 Januari 2019
3. Usia : 5 bulan 7 hari
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Agama : Islam
6. Pelaku rawat : Kedua orang tua klien
7. Alamat : Kp Sukalilah Rt01/Rw01 Mekarsari, Bayongbong,
Garut
8. Pendidikan Terakhir : Belum sekolah
9. Status Marital : Belum kawin
10. No. RM : 0001763231
11. UPK/Dokter : dr. Noviana Andriana, Sp.A. M.Kes
12. Diagnosis : CAVSD
13. Tanggal Masuk RS : 12 Mei 2019
14. Tanggal Pengkajian : 14 Juni 2019
Ayah Ibu
1. Nama:Tn. D 1. Nama:Ny. J
2. Usia: 32 tahun 2. Usia: 30 tahun
3. Pendidikan: SMA 3. Pendidikan: SMA
4. Pekerjaan: Pegawai swasta 4. Pekerjaan: IRT
5. Agama:Islam 5. Agama:Islam
6. Alamat: Garut 6. Alamat: Garut
7. No. Telp:- 7. No. Telp:-
C. Identitas Saudara Kandung
D. Genogram
: Klien
E. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama
Sesak napas
2) Riwayat kesehatan sekarang
Menurut ibu pasien sesak dialami oleh An.A semenjak satu bulan sebelum
masuk rumah sakit. Sesak tidak disertai dengan demam. Sesak yang bertambah berat
disertai dengan kebiruan dimulut dan keempat ekstremitas. Sebelumnya An.A dirawat
di RS Guntur selama 1 bulan, karena tidak ada perbaikan pasien dirujuk ke RSHS.
Saat pengkajian pasien terlihat sesak dan terdengar suara napas tambahan (gurgling),
terpasang oksigen simple mask 5L/menit, RR = 55x/menit.
5) Riwayat ADL
ADL Sebelum sakit Saat Sakit
Personal Hygiene
Mandi
- Frekuensi 2 kali sehari Diseka (dibantu) 1 hari sekali
Gosok Gigi
- Frekuensi - -
Keramas
- Frekuensi sehari 1x -
2. Riwayat Sosial
Klien mempunyai satu saudara kandung berusia empat setengah
tahun. Semenjak klien sakit, saudara klien dijaga oleh neneknya. Ketika
libur sekolah, saudara klien datang berkunjung ke rumah sakit tetapi tidak
boleh masuk dan hanya bertemu dengan orang tuanya saja. Orang tua
klien mengatakan saat ini hanya bisa fokus untuk perawatan sampai
sembuh. Orang tua klien merasa khawatir karena meninggalkan anak
pertamanya di rumah selama satu bulan
c. Riwayat Spiritual
Kepuasan spiritual klien tidak dapat dikaji namun klien memiliki kedua
orang tua yang selalu mendampingi klien saat sakit. Kedua orang tua klien juga
mengatakan mendapat cukup dukungan dari keluarga besarnya di rumah.
d. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Tugas perkembangan keluarga sat ini menurut Duvall (1985) berada pada tahap
keluarga dengan anak prasekolah karena anak pertamanya berusia empat
setengah tahun
Tugas perkembangan pada tahap ini adalah:
- Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat tinggal,
privasi dan rasa aman.
- Membantu anak untuk bersosialisasi
- Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak lain
juga harus terpenuhi.
- Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam keluarga maupun
dengan masyarakat.
- Pembagian waktu untuk individu, pasangan, dan anak.
- Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
- Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang.
F. Pemeriksaan fisik
a. Kesadaran : Compos mentis GCS: E: 4 M: 6 V: 5
b. Keadaan umum : Sesak
c. TTV
Nadi : 135x/menit
Respirasi : 55 x/menit
Suhu : 36,8 0 C
TD :-
d. Antropometri
BB saat ini : 5,4 kg
TB : 59 cm
Berdasarkan perhitungan Z skor BB/U klien berada dalam rentang -3 SD sampai
dengan <-2 SD yaitu gizi kurang
e. Penghitungan kebutuhan cairan dan nutrisi
1) Kebutuhan cairan
Kebutuhan nutrisi = 130 – 155 x Kg BB
130 – 155 (5,4)
702 – 837 cc/24 jam
2) Kebutuhan nutrisi (Holiday Segar) 0 – 10 kg
Kebutuhan nutrisi : 100 kcal x kg BB
: 100 x 5,4
: 540 kcal
2) Leher
Leher simetris, tidak terdapat pembesaran KGB, tidak terdapat pembesaran tiroid,
refleks menelan normal
3) Kulit
Warna kulit putih pucat, kulit lembab, akral dingin, terdapat sianosis di kedua
esktremitas
4) Dada
Dada simetris, pengembangan paru simetris dan cepat, terdapat penggunaan otot
nafas tambahan, suara jantung S1 S2 disertai murmur sistolik, ronchi di seluruh
lapang paru dan terdengar sangat jelas dan nyaring pada lapang paru kiri.
5) Abdomen
Bentuk cembung lembut, tidak terdapat pembesaran limpa, tidak ada disertasi
kandung kemih, bising usus 10x/menit
6) Genitalia dan anus
Tidak terdapat keluhan, klien memakai diapers diganti 3-5x/sehari
7) Ekstremitas
a. Atas : Bentuk dan ukuran simetris, tidak terdapat deformitas ataupun kontraktur
sendi, pergerakan/ ROM ekstremitas atas kanan dan kiri bebas bergerak ke
segala arah, tidak ada edema namun tampak kebiruan, CRT < 2 detik, akral
dingin.
b. Bawah : Bentuk dan ukuran simetris, tidak terdapat deformitas ataupun
kontraktur sendi, pergerakan/ ROM ekstremitas bawah kanan dan kiri bebas
bergerak ke segala arah, tidak ada edema namun tampak kebiruan, CRT<2
detik, akral dingin.
G. Data Penunjang
Pemeriksaan Lab ( tgl 13-06-2019)
Indeks Eritrosit
MCHC 31.2 % 30 – 36
Basofil 0 % 0-1
Eosinofil 0 % 0-4
Limfosit 40 % 67-77 L
Monosit 16 % 3-8 H
saluran napas
2. Ceftriaxon 1gr vial 1x350 Jenis obat antibiotik, cara kerja obat ini adalah
mg IV dengan menghambat pembentukan dinding sel
bakteri sehingga bakteri menjadi mati.
3. Morphine 1 ml ampul 0,4 mg Obat dengan fungsi untuk meredakan sakit atau
sc bila nyeri yang parah. Morfin masuk ke dalam kategori
spell analgesik narkotika (opiate). Obat ini bekerja di
dalam otak untuk mengubah cara tubuh dalam
merespon dan merasakan rasa sakit.
4. Cloxacillin 1gr vial 4x200 Jenis obat antibiotik yang berguna dalam melawan
mg IV infeksi yang disebabkan oleh berbagai jenis
bakteri
5. Propanolol 3x1,5 Propranolol bekerja dengan cara menghambat
mg IV kerja dari epinefrin atau adrenalin, yaitu zat di
dalam tubuh yang dapat menyempitkan pembuluh
darah, meningkatkan tekanan darah, dan
meningkatkan denyut jantung.
I. Pengkajian tambahan
Pengkajian keperawatan pasien paliatif dan end of life
1. Assesment Sistematik
General / respirasi
Gangguan Hemoptosis
General
Mobilisasi
Nafsu Makan Sakit kepala
Hilang Pusing
Gangguan oral Pingsan
Penurunan berat Kelemahan
Disfagia Penurunan
Mual Kesadaran
Muntah Kebingungan
Konstipasi Hilang
Diare memori
Hematemesis Halusinasi
Melena Mimpi buruk
Psikologis
Gangguan Depresi
kandungan Cemas
Kateter
Gatal
Lainnya
kulit
Kemerahan
2. Perawatan terintegrasi
an
as
Mengetahui diagnosis Tidak
dapat Ya
dikaji
Mengetahui prognosis Tidak
dapat Ya
dikaji
Mengetahui tujuan perawatan Tidak
dapat Ya
dikaji
Kebutuhan akan dukungan spiritual Tidak
pada pasien dapat Ya
dikaji
Keagamaan/kebutuhan spiritual pada Tidak
keluarga/lainnya dapat Ya
Dukungan spiritual
dikaji
Kecemasan pasien/kerabat terhadap Tidak
diri sendiri /orang lain dapat Ya
dikaji
Dukungan dari tim secara Tidak
keseluruhan dapat Ya
dikaji
Identifikasi tradisi keagamaan Tidak
dapat Ya
dikaji
Masalah psikologis :
Kesimpulan: keluarga telah mengetahui diagnosis penyakit yang diderita anaknya. Keluarga juga telah mengetahui tujuan keperawatan yang
dilakukan di rumah sakit. Keluarga juga memerlukan dukungan dari semua tim terutama petugas kesehatan yang ada saat ini. Keluarga
bersemangat dalam mengikuti proses pengobatan namun tetap khawatir akan hasil akhirnya.
a. Kanker 2
b. PPOK 2 2
c. Stroke (dengan penurunan fungsional> 50%) 2
d. Penyakit Ginjal Kronis
2
e. Penyakit Jantung berat
f. HIV/ AIDS 2
2
2 Penyakit Komorbiditas Skor JumlahSkor
0 = Aktif penuh, dapat melakukan kegiatan tanpa hambatan seperti sebelum ada penyakit 0
1=Terdapat hambatan dalam aktivitas berat tetapi dapat melakukan pekerjaan ringan seperti 0 0
pekerjaan rumah dan kantor yang ringan, rawat jalan.
2 = Rawat jalan, dapat mengurus diri sendiri, tetapi tidak dapat melakukan semua aktifitas, lebih 1
dari 50% jam bangun.
3 = Dapat mengurus diri sendiri secara terbatas, lebih banyak waktunya di tempat tidur atau dikursi 2
roda dengan waktu
4 =Tidak dapat mengurus diri sendiri, sebagian besar waktu di tempat tidur, kondisi berat/cacat. 3
4 Kriteria lain yang perlu dipertimbangkan pasien Skor JumlahSkor
Petunjuk skoring:
Total Skor = 0-2 tidak perlu intervensi paliatif
Total Skor = 3 observasi
Total Skor = 4 perlu intervensi Paliatif
Kesimpulan : Berdasarkan hasil total skor penapisan diatas skor klien adalah 5 atau lebih dari 4 sehingga perlu penatalaksanaan paliatif care.
4. Pengkajian Resiko Jatuh (Humpty Dumpty)
Parameter Kriteria Nilai Skor
Umur <3 tahun 4 4
3-7 tahun 3
7-13 tahun 2
≥13 tahun 1
Jenis Laki-laki 2
Kelamin Perempuan 1 1
Diagnosis Kelainan neurologi 4
Perubahan dalam oksigenasi 3 3
(masalah saluran nafas,
anemia), dehidrasi, anoreksia,
sakit kepala, sinkop/pusing, dll.
Kelainan psikis/perilaku 2
Diagnosis lain 1
Gangguan Tidak menyadari keterbatasan 3
kognitif Lupa akan keterbatasan diri 2
Sadar akan kemampuan diri 1
Faktor Riwayat jatuh dari tempat tidur 4
lingkungan saat bayi-anak
Pasien menggunakan alat bantu 3
atau tempat tidur bayi/dam
Pasien berada di tempat tidur 2 2
Rawat jalan 1
Respon Dalam 24 jam 3
terhadap Dalam 48 jam 2
operasi >48 jam/tidak ada 1 1
/obat
penenang,
anestesi
Penggunaan Bermacam-macam obat 3 3
obat digunakan : obat sedative
(diluar pasien ICU yang sedang
mengalami sedasi dan
paralisis), hipnotik, barbiturate,
fenotiazin, antidepresan,
laksatif, diuretik, narkotik
Salah satu dari pengobatan 2
diatas
Pengobatan lain/tidak ada 1
Total 14
Skor 7-11 = risiko rendah untuk jatuh
Skor >= 12 = risiko tinggi untuk jatuh
Keterangan: Klien berisiko tinggi untuk jatuh
5. Oral Assessment Guide
Metode
Kategori Rating 1 Rating 2 Rating 3 Skor
observasi
Suara Berkomunikasi Normal Lebih dalam Kesulitan 2
dengan pasien atau serak berbicara,
menangis
Mendengarkan atau
tangisan kesakitan
Kemampuan Minta pasien Normal Rasa sakit Tidak dapat 1
menelan untuk menelan saat menelan menelan
Bibir Amati dan Halus, Kering atau Ulserasi atau 1
merah pecah-pecah berdarah
muda dan
lembab
Air liur Masukan Berair Tebal, air 1
depressor ke liur berlebih
dalam mulut,
sentuh bagian
tengah lidah
dan dasar
mulut
Lidah Amati Berwarna Dilapisi atau Lepuh dan 1
penampilan merah hilangnya pecah-pecah
jaringan muda, papilla,
lembab tampilan
dan mengkilap
terdapat dengan atau
papila tanpa
kemerahan.
Infeksi
jamur
Membrane Amati Merah Dilapisi Ulserasi 1
mukosa penampilan mudah dan ulserasi. dengan atau
jaringan lembab Infeksi tanpa
jamur perdarahan
Gusi Tekan jaringan Merah Edema Perdarahan 1
dengan lembut muda dan dengan atau spontan atau
kencang tanpa perdarahan
kemerahan, dengan
halus. adanya
Edema ditekan
karena
tumbuh gigi
Gigi (jika tidak Visual, amati Bersih dan Plak diarea Plak atau 1
ada gigi skor 1) penampilan tidak loka kotoran
gigi terdapat (diantara tersebar
plak gigi) disepnajang
garis gusi
Total Skor 9
Kategori
Rongga mulut sehat :8
Mukositis sedang : 9-16
Mukositis berat : 17-24
Kesimpulan: Dari hasil pengkajian didapatkan skor 9 yang berarti klien mengalami
mukositis sedang
6. Anticipaotory Grief
DO :
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
DO:
K. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
3. Hambatan tumbuh kembang
4. Risiko penurunan curah jantung
5. Koping (keluarga terutama ibu) tidak efektif
6. Risiko infeksi
7. Risiko Jatuh
L. Rencana Asuhan Keperawatan
Diagnosa Perencanaan
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1. Bersihan jalan nafas tidak Setelah dilakukan tindakan Mandiri 1. Mengetahui obstruksi pada
efektif berhubungan keperawatan selama 5x24 1. Lakukan auskultasi suara 2-4 jam saluran nafas dan manifestasinya
dengan akumulasi sekret jam, jalan nafas efektif 2. Berikan posisi kepala lebih tinggi pada suara nafas
pada jalan nafas, ditandai dari posisi badan dan kaki atau 2. Posisi semi fowler dengan
tanpa hambatan, dengan
dengan : posisi semi fowler penurunan diafragma dapat
DS : kriteria hasil : 3. Ubah posisi klien sesering membantu ekspansi paru lebih
- Sesak berkurang mungkin tiap 2 jam maksimal
- Ibu klien mengatakan - Tidak ada suara nafas 4. Lakukan suction secara berkala 3. Posisi klien yang tetap secara
anaknya kadang rewel tambahan (ronchi) 5. Monitor tanda vital tiap 4 jam, terus menerus dapat
karena sesak - Pasien tidak kesulitan 6. Lakukan kolaborasi pemberian O2 mengakibatkan akumulasi sekret
- Ibu klien mengatakan 7. Lakukan pemberian nebulizer dan cairan pada lobus yang
nafas meskipun
anak memiliki kelainan setiap 6 jam sekali/hari berada di bagian bawah
pada jantung dan terdapat berbaring
4. Pelebaran saluran nafas, sekret
masalah pada paru-paru Kolaborasi : yang mudah keluar akan
- Ibu klien mengatakan 8. Berikan obat ekspektoran, mempermudah klien bernafas,
sesak semenjak 1 bulan broncodilator, mukolitik dan deteksi sejauh mana kebutuhan
yang lalu dan sempat pemeriksaan penunjang. O2 dapat diberikan dengan
dibawa ke RS.Guntur pemeriksaan penunjang.
namun tidak ada 5. Pemeriksaan TTV untuk melihat
perbaikan adanya perubahan terhadap
hemodinamik tubuh, sebagai
evaluasi tindakan
DO : 6. Patensi oksigenasi untuk
mengurangi sesak karena
- Suara nafas tidak jernih terganggunya saluran nafas oleh
terdengar ronchi pada sekret
lapang paru, terutama 7. Nebulizer sebagai alat untuk
pada paru kiri membantu mengencerkan dahak
- Klien batuk dan suara biasanya dengan tambahan obat
batuk seperti ada sekret mukolitik dan ekspektoran
purulen
- Terlihat retraksi dada
- Pemeriksaan TTV : HR
(135 x/menit), RR 55
x/menit dengan terpasang
oksigen 5 L
- Sianosis pada vena sentral
dan perifer
- Berdasarkan status
medrek klien mengalami
bronkopneumonia
2. Ketidakseimbangan nutrisi Setelah dilakukan 1. Monitoring status nutrisi, 1. Menentukan intervensi serta
kurang dari kebutuhan tindakan keperawatan pemenuhan nutrisi, intake, jumlah yang paling tepat
berhubungan dengan selama 5x24 jam asupan serta adanya mual muntah sesuai kebutuhan nutrisi harian
kurangnya intake nutrisi, nutrisi terpenuhi sesuai 2. Kolaborasi dengan ahli gizi 2. Nutrisi yang sesuai kebutuhan
ditandai dengan : kebutuhan harian, untuk pemberian nutrisi sesuai harian akan memperbaiki
- Ibu klien mengatakan dengan kriteria hasil: kebutuhan status gizi klien
anaknya tidak diberikan - Klien mampu 3. Menciptakan lingkungan 3. Menghindari klien supaya
ASI namun dengan susu menghabiskan susu nyaman saat makan/pemberian tidak tersedak
formula yang diberikan susu (bersih, posisi nyaman, 4. Keluarga merupakan orang paling
- Ayah klien mengatakan - Keluarga hindari tindakan di jam makan) dekat yang lebih memperhatikan
anaknya belum diberikan 4. Libatkan keluarga dalam kondisi klien
susu melalui dot karena memahai manajemen nutrisi 5. Meningkatnya pengetahuan
belum dapat pentingnya 5. Edukasi keluarga tentang keluarga tentang
menghisapnya nutrisi pentingnya nutrisi bagi kesehatan manajemen nutrisi
- Refleks hisap 6. Lakukan aspirasi sebelum diharapkan dapat
DO : (+) pemberian susu melalui OGT mengoptimalkan intervensi
7. Stimulasi klien untuk diberikan 6. Mengecek retensi lambung
- Interpretasi Z score susu melalui dot dapat memaksimalkan
termasuk kedalam pemberian nutrisi supaya
kategori status gizi kurang tidak berlebihan
- BB : 5,4 kg 7. Pemberian nutrisi melalui
- PB : 59 cm dot merangsang untuk
- BB/PB usia 4 bulan, Z kemampuan menghisap
score An. A yaitu -3 SD sehingga dapat makan
(gizi kurang) sesuai dengan fungsi
- Konjungtiva anemis fisiologis
- Keadaan umum lemah
- Refleks hisap (-)
- Terdapat labioshizis
3. Hambatan tumbuh Setelah dilakukan tindakan 1. Monitoring tingkat tumbuh 1. Mengetahui tingkat tumbuh
kembang berhubungan keperawatan selama 5x24 kembang anak kembang anak secara dini
dengan gangguan sirkulasi, jam, diharapkan anak akan 2. Berikan aktivitas dan untuk mempermudah
ditandai dengan stimulus yang sesuai, menentukan intervensi yang
menunjukkan tingkat
DS: menarik, dan mudah sesuai
pertumbuhan dan dilakukan oleh anak 2. Aktivitas yang menarik
- Orang tua klien perkembangan sesuai 3. Monitoring tanda kelelahan, diharapkan meningkatkan
mengatakan hampir dengan usia, dengan pemenuhan nutrisi, dan kemauan anak dalam
sepanjang hari klien kriteria hasil : kondisi fisik anak selama mencapai akivitas tersebut
hanya berbaring dan tidak - Melakukan melakukan aktivitas 3. Mendeteksi secara dini
keterampilan sesuai stimulasi tumbuh kembang kelelahan dan tanda
mampu melakukan usia (duduk tegak, 4. Berikan pendidikan kegawatan yang mungkin
banyak aktivitas berguling, kesehatan tentang stimulasi terjadi saat aktivitas
merangkak) tumbuh kembang anak pada berlangsung
DO: - Menunjukkan keluarga 4. Meningkatkan pengetahuan
peningkatan dalam 5. Berikan motivasi kepada keluarga terkait stimulasi
- Klien belum mampu merespon dan keluarga untuk terus tumbuh kembang anak
duduk tegak, berguling, berekspresi menstimulasi tumbuh 5. Meningkatkan kemauan
dan merangkak. kembang anak keluarga untuk konsisten
dalam melakukan stimulasi
- Klien tampak sesekali tumbuh kembang anak
tersenyum tipis namun
lebih sering
menunjukkan ekspresi
datar dan kurang
ekspresif
4. Risiko penurunan curah Setelah dilakukan tindakan 1. Kolaborasi pemberian propanolol 1. Propranolol bekerja dengan cara
jantung, ditandai dengan keperawatan selama 5x24 2. Monitor hemodinamik dan status menghambat kerja dari epinefrin
DS : jam, pasien tidak mengalami oksigenasi pasien terutama jika atau adrenalin, yaitu zat di dalam
terdapat disritmia dan kualitas tubuh yang dapat menyempitkan
- Ibu klien mengatakan penurunan curah jantung, denyut nadi perifer, kulit dingin pembuluh darah, meningkatkan
klien memiliki kelainan dengan kriteria hasil: dan lembab serta ekstremitas, tekanan darah, dan meningkatkan
pada jantungnya dari - HR< 100x/menit, > peningkatan kecepatan denyut jantung.
sejak lahir pernapasan, adanya dispneu, 2. Pemantauan hemodinamik pasien
60x/menit peningkatan detak jantung, dilakukan untuk memantau tanda-
- Ibu klien mengatakan - Urine output : penurunan tingkat kesadaran, dan tanda penurunan curah jantung
tidak ada riwayat keluarga 0,5ml/Kg/jam atau > 30 adanya sianosis. 3. Nilai darah rutin memberikan
yang memiliki penyakit ml/h 3. Lakukan pemeriksaan gambaran tentang etiologi dari
jantung - Nilai elektrolit dalam laboratorium untuk melihat nilai gagal jantung dan tingkat
batas normal (K: 3.5- pemeriksaan darah lengkap, AGD, dekompensasi. Kadar natium yang
DO : 5.1) elektrolit serta ureum dan rendah bisa menjadi tanda
- Tidak ada tanda kreatinin. prognostic yang buruk. Kadar
- Sianosis sentral dan kelemahan pada klien 4. Posisikan pasien semi fowler/ high kreatinin serum yang meningkat
perifer fowlers menunjukkan adanya penurunan
- Akral dingin pada kedua 5. Kolaborasi terapi oksigen perfusi ke ginjal.
ekstremitas atas dan 6. Pastikan pasien tetap beristirahat 4. Untuk mengurangi preload dan
di tempat tidur atau batasi tingkat pengisian ventrikel jika kelebihan
bawah
aktivitas yang mengganggu curah cairan adalah penyebabnya
- Terdapat suara jantung jantung 5. Pemberian terapi oksigen
abnormal diperlukan untuk mencukupi
- Berdasarkan status kebutuhan oksigen
medical record klien 6. Pembatasan aktivitas dilakukan
mengalami Complete untuk memfasilitasi kompensasi
Atrioventricular Septal sementara waktu dan mengurangi
kebutuhan oksigen.
Defect (CAVSD)
- Warna kulit kebiruan
5. Risiko koping (keluarga Setelah dilakukan tindakan 1. Bina hubungan saling 1. Hubungan saling percaya
terutama ibu) tidak efektif,keperawatan selama 5x24 percaya merupapakan upaya pertama
ditandai dengan jam, keluarga (terutama ibu) 2. Bantu keluarga pasien dalam yang dapat meningkatkan
DS: mengidentifikasi tujuan koping keluarga
memiliki koping yang
jangka pendek dan jangka 2. Mengetahui tujuan jangka
- Keluarga mengatakan efektif, dengan kriteria hasil: panjang yang tepat pendek dan jangka panjang
bersemangat dalam 3. Bantu keluarga pasien dalam dari pasien dapat memudahkan
- Keluarga dapat
mengikuti proses memeriksa sumber-sumber untuk perencanaan selanjutnya
menunjukkan penerimaan yang tersedia untuk 3. Setelah mengetahui tujuan,
pengobatan namun tetap
terhadap status kesehatan memenuhi tujuan-tujuannya perawat dapat memfasilitasi
khawatir akan hasil
klien 4. Bantu keluarga untuk keluarga klien untuk mencari
akhirnya. menyelesaikan masalah sumber-sumber yang dapat
- Keluarga dapat
- Keluarga mengatakan beradaptasi terhadap dengan cara yang konstruktif memudahkan tercapainya
sudah kurang lebih tiga hospitalisasi pasien 5. Identifikasi kebutuhan tujuan
bulan merawat anak - Keluarga dapat informasi yang paling ingin 4. Penyelesaian masalah setiap
didapatkan oleh keluarga orang berbeda-beda maka kita
dengan sakit jantung mengambil keputusan
pasien dapat membantu mengarahkan
bawaan dan dengan baik 6. Sediakan informasi aktual agar masalah dapat
meninggalkan anak mengenai diagnosa, diselesesaikan dengan cara
pertamanya di rumah penanganan dan prognosis yang baik
dengan neneknya 7. Dukung sikap keluarga 5. Koping yang tidak efektif bisa
pasien terkait dengan ditimbulkan akibat kurangnya
DO: harapan yang realistis informasi sehingga kita
sebagai upaya untuk dianjurkan untuk mengatahui
- Ibu klien tampak menarik mengatasi ketidakberdayaan kebutuhan informasi yang
diri, tampak murung, dan 8. Evaluasi kemampuan ingin didapatkan
sering menyendiri diluar keluarga untuk membuat 6. Sebagai salah satu upaya
ruangan. keputusan untuk meningkatkan
pengetahuan agar keluarga
- Saat ditanya, ibu klien dapat memiliki koping yang
hanya menjawab dengan baik
jawaban singkat dan 7. Dukungan dari perawat dapat
ekspresi datar. meningkatkan harapan
keluarga pasien
8. Evaluasi ditujukan untuk
mengetahui apakah keputusan
yang dibuat sudah tepat atau
tidak.
6. Risiko Infeksi, ditandai Setelah dilakukan tindakan 1. Pertahankan teknik aseptic 1. Langkah pertama dalam mencegah
dengan keperawatan selama 6x24 2. Batasi kunjungan klien infeksi nosocomial.
DS: jam tidak terjadi infeksi 3. Monitor input dan output cairan 2. Pembatasan kunjungan klien
- Orang tua mengatakan ditandai dengan: 4. Monitor tanda-tanda infeksi dilakukan untuk mengurangi
klien mengalami sesak 5. Pertahankan nutrisi adekuat terjadinya paparan infeksi dari
nafas - TTV dalam rentang 6. Kolaborasi pemberian antibiotik orang lain
normal 7. Kolaborasi pemeriksaan darah 3. Memonitor input dan output cairan
DO: - Tidak terdapat tanda- lengkap penting dilakukan pada pasien
tanda infeksi (kalor, 8. Evaluasi TTV (TD, HR, RR, T) dalam kondisi demam agar tidak
- Klien terdiagnosa dolor, tumor, rubor, dan
mengalami terjadi dehidrasi dan dicurigai
fungsio laesa), tanda adanya tanda-tanda infeksi
bronkopneumonia syok (penurunan TD,
(perbaikan) 4. Penanganan akan lebih cepat dan
peningkatan HR dan tepat ketika dilakukan monitoring
- Klien mendapatkan RR) tanda-tanda infeksi, sehingga jika
terapi antibiotik - Hasil lab: leukosit dalam adasatu atau lebih tanda-tanda
Cloxacillin 4 x 200mg rentang normal infeksi yang muncul segera
IV dan Ceftriaxone 1 x
350mg IV ditangani
5. Nutrisi yang adekuat berperan
dalam peningkatan sistem imun
klien
6. Menekan pertumbuhan dan ifasi
bakteri
7. Pemeriksaan darah dilakukan
untuk melihat apakah masih
terdapat tanda-tanda infeksi
8. Penanganan akan lebih cepat dan
tepat ketika dilakukan monitoring
TTV, sehingga jika ada TTV yang
abnormal segera ditangani.
7. Risiko Jatuh, ditandai Setelah dilakukan tindakan 1. Menciptakan lingkungan yang aman 1. Lingkungan yang aman
dengan keperawatan selama 3 x 24 untuk klien meminimalkan kemungkinan
DS: jam klien tidak mengalami 2. Selalu memasang bed plank terjadinya cedera pada klien
- Orang tua klien cedera dengan kriteria : 3. Memasang tanda resiko jatuh 2. Bed plank harus selalu dipasang
mengatakan klien - Klien tampak tenang 4. Memposisikan klien di tengah kasur untuk menghindari klien terjatuh
mengalami sesak nafas tidak gelisah untuk menghindari klien membentur dari tempat tidur
dan telah lama dirawat di - Klien tidak terjatuh dari bed plang 3. Tanda resiko jatuh diperlukan agar
rumah sakit. tempat tidur 5. Beritau keluarga untuk tidak lingkungan sekitar paham bahwa
- Klien tidak mengalami meninggalkan klien sendirian klien beresiko besar untuk terjatuh
DO: kejang berulang 6. Ajarkan keluarga mengenai potensi sehingga dapat membantu
cedera menciptakan lingkungan yang
- Klien berusia 5 bulan 7 aman untuk klien
hari 4. Penempatan klien di tengah kasur
- Klien terpasang infus dilakukan untuk meminimalkan
sebagai akses obat dan cedera yang terjadi akibat
simple mask dengan terbentur bed plank
aliran oksigen 5L/menit 5. Usia < 12 tahun harus selalu dalam
- Klien berada di tempat pengawasan keluarga karena
tidur pasien beresiko mengalami cedera
6. Keterlibatan keluarga dalam
perawatan klien diharapkan dapat
mengurangi resiko cedera
M. Catatan Tindakan Keperawatan
No Medrek : 0001763231
21.00-07.00 - Melakukan nebulisasi NaCl 3% O : Klien tampak menangis ketika dilakukan Nadia
sebanyak 4 ml nebulisasi
- Memberikan terapi propranolol via OGT O : Propanolol masuk
- Melakukan nebulisasi nebulisasi NaCl O : Klien tampak menangis ketika dilakukan
3% sebanyak 4 ml nebulisasi
Senin, 17 Juni 2019
07.00-14.00 - Melakukan nebulisasi NaCl 3% setiap 3 O : Klien tampak rewel Tia &
jam O : Gargling berkurang setelah dilakukan Resti
- Melakukan suction 3 jam sekali setelah suction
nebulisasi
- Memberikan nutrisi via OGT susu SGM O : Nutrisi masuk setiap jam
BBLR 10 mg tiap 1 jam
- Memberikan terapi cairan ¼ NS 4 cc/jam O : Kebutuhan cairan terpenuhi
- Memberikan motivasi dan dukungan bagi O : Keluarga klien tampak terlihat optimis
keluarga dalam merawat anak dalam merawat anak
- Menstimulasi tumbuh kembang anak O : Klien dapat menggenggam dengan baik
dengan media mainan genggam
14.00-21.00 - Melakukan nebulisasi O : Klien tampak rewel dan terdapat sianosis
pada ekstremitas atas dan bawah
- Melakukan suction O : Gargling berkurang setelah dilakukan
suction Yusi
- Memastikan bed plang terpasang S : Keluarga klien mengatakan bed plang
- Memberikan terapi propranolol 1,5 mg IV selalu terpasang
O : Terapi masuk
Selasa, 18 Juni 2019
07.00-14.00 - Melakukan nebulisasi NaCl 3% setiap 3 O : Klien tampak rewel Nadia
jam O : Gargling berkurang setelah dilakukan
- Melakukan suction 3 jam sekali setelah suction
nebulisasi
- Memberikan nutrisi via OGT susu SGM O : Nutrisi masuk setiap jam
BBLR 10 mg tiap 1 jam
N. Catatan Perkembangan Pasien
No Medrek : 0001763231
Bulechek, G. et all. 2016. Nursing Interventions (NIC) edisi 6 (edisi bahasa Indonesia).
Singapore: CV Mokomedia-Elsevier Inc.
Herdman, T.H. 2018. NANDA I Diagnosis Keperawatan: Definisi & Klasifikasi 2018-2020 edisi
11. Jakarta: EGC.