Coronary Heart Disease Indonesian PDF
Coronary Heart Disease Indonesian PDF
Penyakit jantung telah menjadi penyakit pembunuh kedua di Hong Kong setelah
kanker. Penyakit jantung koroner merupakan penyakit jantung utama. Menurut
statistik dari Departemen Kesehatan, kematian akibat penyakit jantung koroner
mencapai 69,4% dari semua kematian yang disebabkan oleh penyakit jantung pada
tahun 2007.
Belakangan ini, penyakit arteri koroner terdeteksi pada penderita yang masih berusia
muda. Tidak jarang bagi penyakit ini untuk berkembang dan menyerang orang-orang
yang masih berusia 20-an tahun. Sebagian besar pasien tidak mengalami gejala
penyakit yang terdeteksi, sehingga kemungkinan perkembangan penyakit ini dengan
mudah diabaikan.
(Artikel ini merupakan salinan terjemahan dari versi bahasa Mandarin Tradisional.
Jika ada perbedaan arti atau ambiguitas antara versi bahasa Inggris dan versi bahasa
Mandarin, maka versi bahasa Mandarin yang akan dianggap berlaku.)
CHD / Indonesian
Copyright © 2016 Hospital Authority. All rights reserved 1
2. Apa saja faktor risiko Penyakit Jantung Koroner?
Ada tiga jenis faktor risiko:
Faktor risiko yang tidak bisa dihindari
Penuaan: Seiring dengan bertambahnya usia, fungsi sistem kardiovaskular
Anda akan memburuk;
Jenis kelamin: Penelitian menunjukkan bahwa pria yang berusia di bawah
50 tahun memiliki risiko kematian yang lebih besar akibat penyakit
jantung koroner, 3 hingga 5 kali lebih tinggi daripada wanita pada usia
yang sama. Namun, bagi para wanita yang berusia di atas 50 tahun atau
telah mengalami menopause, perbedaan faktor jenis kelamin ini tidak
terlalu berpengaruh;
Keturunan: Orang-orang yang orangtua atau saudara kandungnya pernah
mengalami penyakit jantung atau stroke memiliki tingkat risiko yang lebih
tinggi untuk mengidap penyakit jantung koroner;
Suku bangsa: Orang-orang yang berasal dari suku bangsa di Eropa dan
Amerika Serikat memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi daripada
orang-orang di Hong Kong;
Faktor sosial: Lingkungan tempat tinggal dengan tingkat kepadatan tinggi,
gaya hidup yang sangat sibuk dan penuh dengan tekanan akan
meningkatkan beban kerja jantung;
Faktor risiko yang bisa diobati
Kadar lipid darah yang tinggi: Hal ini meningkatkan risiko penumpukan
kolesterol, menyebabkan aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah) yang
mempersempit pembuluh darah atau bahkan menyebabkan trombosis
(gumpalan darah dalam arteri (atau vena));
Hipertensi (tekanan darah tinggi): Hal ini menyebabkan pengerasan dan
penebalan dinding pembuluh darah, dan penyempitan pembuluh darah
akan memperlambat aliran darah;
Diabetes Melitus: Peningkatan kadar gula darah akan meningkatkan risiko
kerusakan dan pengerasan pembuluh darah;
Faktor risiko yang bisa dihindari:
Merokok: Nikotin dalam rokok merangsang pelepasan hormon, yang
menyebabkan jantung berdetak lebih cepat dan menyempitkan pembuluh
darah. Menghirup karbon monoksida bisa menurunkan kandungan oksigen
pada otot jantung. Karbon monoksida dan nikotin juga bisa meningkatkan
CHD / Indonesian
Copyright © 2016 Hospital Authority. All rights reserved 2
viskositas trombosit dan kemungkinan pembentukan plak, yang pada
akhirnya bisa merusak dinding dalam pembuluh darah dan meningkatkan
risiko pengerasan arteri. Kemungkinan serangan jantung terjadi pada
wanita yang menghisap 20 batang rokok dalam sehari adalah enam kali
lebih tinggi daripada wanita yang tidak merokok;
Obesitas: Risiko berkembangnya penyakit jantung koroner pada orang
yang mengalami obesitas adalah 2 hingga 3 kali lebih tinggi daripada
orang yang memiliki berat badan normal;
Kurangnya aktivitas fisik: Olahraga bisa meningkatkan elastisitas
pembuluh darah dan mengurangi kemungkinan mengerasnya pembuluh
darah. Oleh karena itu, kurangnya olahraga bisa melemahkan fungsi
kardiovaskular;
Stres: Stres membuat jantung berdetak lebih cepat, membuat otot jantung
lebih tegang dan meningkatkan tekanan darah yang bisa menyebabkan
penyakit jantung koroner;
Pola makan: Konsumsi lemak, makanan asin atau manis atau minuman beralkohol
secara berlebihan akan meningkatkan kadar kolesterol dalam darah, mengeraskan
pembuluh darah, dan mengakibatkan tekanan darah tinggi dan penyakit jantung
koroner.
Kontrol kesehatan:
Berat: Berbagai penelitian medis telah membuktikan bahwa obesitas
meningkatkan risiko penyakit jantung koroner. Indeks massa tubuh
CHD / Indonesian
Copyright © 2016 Hospital Authority. All rights reserved 3
(IMT/BMI - Body Mass Index) merupakan standar yang diakui secara
internasional dan obyektif untuk mengukur obesitas. Secara umum, kisaran
normal IMT untuk orang Asia dewasa adalah 18,5 – 22,9. Kita harus
menjaga berat badan yang sehat dengan cara menjaga pola makan dan
olahraga secara teratur.
Kadar kolesterol: Tingkat kolesterol darah harus dikendalikan melalui pola
makan dan olahraga secara teratur. Orang dengan kadar kolesterol yang
tinggi harus berkonsultasi dengan dokter dan mungkin harus mengonsumsi
obat-obatan.
Tekanan darah dan kadar gula darah: Tekanan darah dan kadar gula darah
harus dipantau dan dijaga pada tingkatan yang wajar. Penderita hipertensi
atau diabetes harus mengikuti saran pengobatan dari dokter secara ketat.
Pola Makan yang seimbang:
Rendah garam: Konsumsi garam secara berlebihan akan meningkatkan
tekanan darah. Makanan dengan kandungan garam yang tinggi seperti
makanan olahan dan makanan yang diawetkan serta saus harus dihindari;
Rendah gula: Hindari makanan dan minuman dengan kadar gula yang
tinggi. Kurangi konsumsi “makanan nol kalori”, yaitu makanan yang
memiliki nutrisi sangat sedikit bila dibandingkan dengan kadar kalorinya.
Gula rafinasi merupakan contoh makanan nol kalori;
Rendah lemak: Kurangi konsumsi makanan dengan kandungan lemak
yang tinggi;
Mengonsumsi lebih banyak sayuran dan makanan kaya serat bisa
mencegah sembelit dan mengurangi penyerapan lemak. Sayuran dan
makanan kaya serat juga membantu mengendalikan kolesterol dan kadar
gula darah.
Pemeriksaan rutin untuk deteksi dini masalah kesehatan:
tekanan darah tinggi;
lemak dan kolesterol darah;
gula darah.
Bahaya dari penyakit jantung koroner adalah bahwa penyakit ini bisa menyebabkan
kematian dalam waktu yang sangat singkat tanpa munculnya gejala penyakit. Oleh
karena itu, kita harus mengambil tindakan pencegahan dini. Apabila nyeri dada terasa
secara terus menerus, Anda harus berkonsultasi dengan dokter untuk melakukan
CHD / Indonesian
Copyright © 2016 Hospital Authority. All rights reserved 4
deteksi dini dan menerima tindakan pengobatan yang sesuai.
nyeri di dada setelah melakukan olahraga berat atau berada dalam tekanan
emosional. Mereka akan merasa sesak di dada, seakan-akan sedang tertekan
oleh sebuah batu besar. Rasa sakit bisa menjalar ke lengan, bahu, leher, dan
rahang bagian bawah, serta akan reda setelah pasien beristirahat selama
beberapa menit.
Sesak napas: Karena otot jantung tidak bisa mendapatkan pasokan darah
dalam jumlah yang cukup, pasien bisa merasa sesak napas dan kelelahan
setelah melakukan aktivitas fisik.
Infark miokard (serangan jantung): Ketika pasien mengalami serangan
jantung, nyeri dada akan terasa lebih parah dan dengan intensitas yang lebih
lama. Nyeri dada bisa terus berlanjut, walaupun pasien telah beristirahat atau
mengonsumsi obat-obatan. Kemungkinan gejala lainnya termasuk jantung
berdebar, pusing, berkeringat, mual, dan kelelahan yang ekstrim. Perawatan
darurat segera diperlukan dalam kasus ini.
CHD / Indonesian
Copyright © 2016 Hospital Authority. All rights reserved 5
Orang-orang yang memiliki faktor risiko seperti tekanan darah tinggi, kadar lemak
darah dan kolesterol yang tinggi harus mendapatkan perawatan dini dan pemantauan
akan kondisi kesehatannya. Pasien penyakit jantung koroner harus memerhatikan
gejala-gejala tersebut untuk mencegah kondisi infark miokard yang fatal. Segera
lakukan konsultasi dengan dokter apabila gejala-gejala tersebut dirasakan.
CHD / Indonesian
Copyright © 2016 Hospital Authority. All rights reserved 6
7. Apa tindakan pengobatan terhadap Penyakit Jantung Koroner?
Tindakan pengobatan bisa mencakup pemberian obat-obatan, intervensi kateter, dan
bedah jantung. Terlepas dari jenis pengobatan yang diterima, pasien harus menjalani
gaya hidup yang sehat, seperti berhenti merokok, mengikuti pola makan yang sehat,
berolahraga secara teratur, dan menjaga berat badan yang sehat.
Aspirin: Obat ini bisa mengurangi viskositas darah dan memperlambat atau
mencegah penyumbatan arteri koroner.
Penyekat beta: Untuk memperlambat denyut jantung dan menurunkan tekanan
darah, untuk mengurangi beban kerja jantung.
Vasodilator: Untuk melebarkan pembuluh darah dan membantu meringankan
beban kerja jantung. Tersedia dalam berbagai bentuk, seperti tablet sublingual,
spray, dan patch.
Penghambat enzim konversi angiotensin (ACEI - Angiotensin-Converting
Enzyme Inhibitors): Obat-obatan ini berfungsi untuk menurunkan tekanan
darah. Digunakan untuk memperlambat perkembangan komplikasi penyakit
jantung koroner.
Diuretik: Obat-obatan ini bisa mengurangi volume sirkulasi darah dengan
menghilangkan natrium dan air, sehingga bisa mengurangi beban kerja
jantung.
Penyekat saluran kalsium: Obat-obatan untuk menurunkan tekanan darah yang
bisa meningkatkan aliran darah di arteri koroner.
Bila diperlukan, dokter mungkin akan meresepkan statin (obat penurun
kolesterol) untuk pasien dengan kadar kolesterol darah yang tinggi.
Intervensi kateter:
Intervensi koroner perkutan (umumnya dikenal sebagai “angioplasti balon”):
Digunakan untuk melebarkan pembuluh darah yang menyempit, untuk
meningkatkan fungsi jantung dan mengurangi timbulnya nyeri dada. Jika
CHD / Indonesian
Copyright © 2016 Hospital Authority. All rights reserved 7
penyempitan atau penyumbatan yang parah ditemukan saat dilakukannya
kateterisasi dan angiogram koroner, dokter akan melakukan intervensi dengan
menggunakan balon khusus untuk melebarkan pembuluh darah, dan stent yang
sesuai akan ditempatkan untuk menjaga kondisi pembuluh darah. Tindakan ini
juga bisa digunakan dalam kasus penyakit jantung koroner akut, sebagai
tindakan resusitasi. Komplikasi bisa mencakup perdarahan, serangan jantung,
stroke, kematian, dll.
Operasi jantung
Operasi bypass arteri koroner (umumnya dikenal sebagai “operasi bypass”):
Operasi ini merupakan tindakan bedah mayor. Dokter membuat bypass dengan
menggunakan pembuluh darah dari bagian tubuh lain pasien, untuk
mengalirkan darah melewati pembuluh darah yang tersumbat melalui arteri
utama ke otot jantung yang rusak. Operasi ini bisa menyebabkan komplikasi
yang parah dan pasien wajib berdiskusi dengan dokter terlebih dahulu.
CHD / Indonesian
Copyright © 2016 Hospital Authority. All rights reserved 8