Anda di halaman 1dari 35

 Pathway

 Manifestasi klinis
 Komplikasi
 Evaluasi diagnostik
 penatalaksanaan
 Askep
 Fakta hiperbilirubinemia
Penelitian di dunia kedokteran
menyebutkan bahwa 70% bayi baru lahir
mengalami kuning atau ikterus, meski
kondisi ini bisa dikategorikan normal
namun diharapkan untuk tetap
waspada (Anonim2, 2006).
 Ikterus prahepatik
 Ikterus intrahepatik
 Ikterus pascahepatik
(Sherwood, 2001)
 Hemolitik
 Hepatoselular
 Obsruktif
- Obstruksi intrahepatik
- Obstruksi ekstrahepatik
 Ikterus akibat hiperbilirubinemia
herediter.
Produksi bilirubin
yangberlebih

penyebab

Abnormalitas Ekskresi
Penurunan
atau Reabsorbsi:
Kecepatan Kon-
Peningkatan bilirun
jugasi: Peningkatan
terkonjugasi dan tak
bilirubin tak terkon-
terkonjugasi, Coombs
jugasi, hitung
negatif, hitung
retikulosit normal
retikulosit normal.
Fisiologis
Patologis

hiperbilirubinemia
• Timbul pada hari kedua-ketiga setelah
kelahiran.
• Kadar bilirubin tidak terkonjugasi (indirek)
setelah 2 x 24 jam tidak melewati 15 mg%
pada neonatus cukup bulan dan 10 mg %
pada kurang bulan.
• Kecepatan peningkatan kadar bilirubin tak
melebihi 5 mg % per hari
• Kadar Bilirubin terkonjugasi kurang dari 1 mg %
• Ikterus hilang pada 10 hari pertama
• Tidak terbukti mempunyai hubungan dengan
keadan patologis tertentu
Dasar Penyebab

Peningkatan bilirubin yang tersedia:

- Peningkatan produksi bilirubin - Peningkatan sel darah merah

- Penurunan umur sel darah merah

- Peningkatan early bilirubin

- Peningkatan resirkulasi melalui enterohepatik shunt - Peningkatan aktifitas β – glukoronidase

- Kurangnya adanya flora bakteri

- Pengeluaran mekonium yang terlambat

Penurunan bilirubin clearance:

- Penurunan clearance dari plasma - Defisiensi protein karier

- Penurunan metabolisme hepatik - Penurunan aktifitas UDPGT


Karakteristik hiperbilirubenemia
patologis:

• Ikterus terjadi sebelum umur 24 jam


• Setiap peningkatan kadar bilirubin serum yang
memerlukan fototerapi
• Peningkatan kadar bilirubin serum > 0,5 mg/dL/jam
• Adanya tanda-tanda penyakit yang mendasari
(muntah, letargis, malas menetek, penurunan BB yang
cepat, apnea, takipnea, atau suhu yang tidak stabil)
• Ikterus bertahan setelah 8 hari pada bayi cukup bulan
atau setelah 14 hari pada bayi kurang bulan.
Hiperbilirubinemia fisiologis yang memerlukan terapi
sinar, tetap tergolong non patologis sehingga disebut
‘Excessive Physiological Jaundice’.Digolongkan
sebagai hiperbilirubinemia patologis (Non
Physiological Jaundice) apabila kadar serum bilirubin
terhadap usia neonatus > 95 0/00 menurut
Normogram Bhutani.
Gambar 1. Normogram Bhutani (Rennie J.M and Roberton NRC. Neonatal Jaundice In : A Manual of Neonatal Intensive Care 4th
Ed, Arnold, 2002 : 414-432) (dikutip dari
http://www.pediatrik.com/pkb/20060220-js9khg-pkb.pdf)
Bilirubin yang tidak terkonjugasi akan
bersifat toksik pada sel-sel saraf
Encephalopathy bilirubin ditandai
dengan jaundis pada sel otak.
1. Bilirubin tak terkonjugasi tanpa ikatan albumin
(bebas)
memiliki pH fisiologis, dapat berdifusi melewati
sawar darah otak utuh dan secara pasif dapat
menembus membran sel otak
2. Bilirubin tak terkonjugasi + albumin
bila kadar bilirubinmelewati kapasitas buffer
darah-jaringan, atau terjadi peningkatan
permeabilitas otak
terhadap bilirubin karena terbukanya sawar darah
otak
 􀂃 Konsentrasi albumin serum
 􀂃 Kapasitas albumin untuk mengikat bilirubin
 􀂃 Sawar darah otak
 􀂃 Kerentanan sel otak terhadap efek toksik bilirubin
 􀂃 Tingkat maturasi neonatus
 􀂃 Kadar bilirubin bebas dalam serum
 􀂃 Pengaruh beberapa obat, seperti Sulfonamid yang
dapat berkompetisi
membuat ikatan dengan albumin
a. Anamnesis
Riwayat ikterus pada anak sebelumnya,
riwayat keluarga anemi dan pembesaran
hati dan limpa, riwayat penggunaan obat
selama hamil, riwayat gangguan hemolisis
darah
b. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum lemah, TTV tidak stabil,
jaundice (sclera, kulit, dan membran
mukosa),refleks menghisap menurun, BB
menurun, perubahan warna feses dan urin
(lebih pekat/ warna teh)
Derajat Daerah Ikterus Perkiraan
Ikterus kadar
bilirubin

I Kepala dan leher 5.0 mg%

II Sampai badan atas (di atas 9.0 mg%


umbilikus)

III Sampai badan bawah (di bawah 11.4 mg/dl


umbilikus) hingga tungkai atas (di
atas lutut)

IV Sampai lengan, tungkai bawah lutut 12.4 mg/dl

V Sampai telapak tangan dan kaki 16.0 mg/dl


1. Bilirubin serum
Nilai normal bilirubin tak terkonjugasi 0.2-
1.4 mg/dl
 Hiperbilirubinemia fisiologis ditandai
dengan munculnya jaundice setelah hari
ketiga kelahiran, kadar bilirubin <12,9
mg/dl (neonatus term) dan < 15 mg/dl
(neonatus preterm), tetap aktif, refleks
menghisap baik, peningkatan kadar
bilirubin <5mg/dl
 Hiperbilirubinemia patatologis :
- Jaundice muncul setelah 24 jam kelahiran
- Jaundice menatap setelah 1 (neonatus
term) dan 2 (neonatus preterm) minggu
- Kadar bilirubin total >12,9 mg/dl (neonatus
term ) dan > 15 mg/dl (neonatus
preterm)
- Peningkatan bilirubin serum >5 mg/dl/hari
- Bilirubin direct >1.5 sampai 2 mg/dl.

2. Transcutaneous bilirubinometry (TcB)


d. Pemeriksaan penunjang
 Coombs test
a. Fototherapi
 Lampu fluoresen (intensitas tinggi)  menurunkan kadar
bilirubin dgn mengekskresi bilirubin tak terkonjugasi dari tubuh
bayi.

 Cahaya merubah bilirubin tak terkonjugasi  dua isomer disebut


fotobilirubin.

 Fotobilirubin bergerak dari jaringan ke pembuluh darah melalui


mekanisme difusi.

 Di dalam darah fotobilirubin berikatan dengan albumin dan di


kirim ke hati.

 Fotobilirubin kemudian bergerak ke empedu dan di ekskresikan


kedalam duodenum untuk di buang bersama feses tanpa proses
konjugasi oleh hati.
Terapi Sinar Transfusi
Usia
Bayi Sehat Faktor Resiko Bayi Sehat Faktor Resiko

mg/ µm mg/ µm mg/ µm mg/ µm

dL ol/L dL ol/L dL ol/L dL ol/L

Hari 1 Setiap ikterus yang terlihat 15 260 13 220

Hari 2 15 260 13 220 25 425 15 260

Hari 3 18 310 16 270 30 510 20 340

Hari 4 dst 20 340 17 290 30 510 20 340


phenolbarbitol
Terapi obat
coloistrin
PENGKAJIAN

Identitas
Riwayat
pasien dan Fisik
kesehatan
keluarga

Pengetahuan Kebutuhan
Psikososial
keluarga sehari-hari
Diagnosa
1. Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan
dengan efek fototerapi
2. Gangguan parenting berhubungan dengan pemisahan
3. Kurangnya volume cairan berhubungan dengan tidak
adekuatnya intake cairan, fototherapi, dan diare.
4. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan
hiperbilirubinemia dan diare
5. Kecemasan meningkat berhubungan dengan therapy yang
diberikan pada bayi.
6. Risiko tinggi trauma berhubungan dengan efek fototherapi
7. Risiko tinggi trauma berhubungan dengan tranfusi tukar
Gangguan Suhu tubuh bayi -Pertahankan suhu lingkungan yang
Temperatur kembali normal dan netral
tubuh stabil dalam waktu 2x hal in penting untuk menjaga kondisi
berhubungan 24 jam suhu tubuh bayi dan mendeteksi
dengan adanya hipothermi atau hiperthermi
phototerapi. -Pertahankan suhutubuh 36,5 0C -
Kriteria evaluasi 370Cjika demam lakukan
-Suhu tubuh 360C -
kompres/axilia untukmencegah
370C cold/heatstress
- Membran mukosa mendeteksi hipothermi dan hipothermi
lembab tindakan segera akan meminimalisir
resiko besar pada bayi
-Cek tanda Vital setiap2 – 4 jam
sesuai yangdibutuhkan
untuk mendetksi terjadinya komplikasi
-Kolaborasi pemberianantipiretik jika
demam
tindakan segera pada bayi akan
menurunkan resiko kematian akibat
hiperthermi maupun hipothermi
Gangguan parenting berhubungan
dengan pemisahan (respon psikologis)

• Tujuan : keluarga menerima support emosional


• Intervensi :
1. orang tua akan datang ke ruang perawatan atau bayi
yang ke ruangan ibu untuk disusui
2. menghentikan sejenak fototerapi selama kunjungan
orang tua;melepas tutup mata
3. motivasi orang tua untuk tetap berkomunikasi dengan
bayi
4. informasikan kepada orang tua tentang perawatan
yang sedang dijalani serta kemajuan yang didapatkan
5. pastikan bayi disusui dengan cara yang tepat
• tujuan : keluarga siap dengan fototerapi di rumah (jika
dianjurkan)
• intervensi :
1. pastikan keluarga mengerti tentang jaundice
2. instruksikan keluarga untuk :
menempatkan lampu dengan jarak yang benar (tidak boleh
kurang dari 45 cm)
gunakan penutup mata
tutup kelopak sebelum memakaikan penutup
pastikan penempatan penutup tepat dengan tidak ada cahaya
sedikitpun yang menembus
buka penutup mata jika penyinaran dihentikan, misal saat
menyusui, mandi dan setidaknya setiap 4-6 jam
3. posisiskan lampu dengan tepat
rotasikan lampu agar semua kulit terpapar cahaya
biarkan bayi telanjang atau memakai popok yang
minimal
4. tingkatkan asupan cairan
5. pantau suhu aksila
6. observasi warna kulit, catat pemberian makan/ASI dan
jumlah popok yang basah dan kotorannya
7. jaga area popok bersih dan kering
8. lakukan tes untuk mengetahui kadar bilirubin.
Disharge Planning

Melaporkan
gangguan

Memompa ASI

Prosedur fototerapi
pengganti

Perawatan kulit
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai