Anda di halaman 1dari 15

DAMPAK GEMPA REGIONAL DI PULAU SUMATERA

Fakultas Sains dan Teknologi


Abstrak
Indonesia termasuk daerah kegempaan aktif dimana selama tahun 1976‐2006 sudah terjadi
3.486 gempabumi dengan magnitudo lebih dari 6,0 SR. Hal ini terjadi karena Indonesia
terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik, yaitu lempeng indo-australi, lempeng pasifik,
dan lempeng Eurasia. Sehingga tiap harinya bencana semakin meningkat, salah satunya
adalah wilayah Sumatera Barat. Analisis ini dilakuakan untuk mengetahui sebaran resiko
daerah rawan gempa bumi berdasarkan kedalaman magnitudo sehingga diperoleh nilai
deksseismisitas Harga deviasi standarnya menunjukkan pergeseran harga IBSRR di tiap
daerah. Daerah dengan harga IBSRR yang besar merupakan daerah yang mempunyai
tingkat seismisitas yang tinggi. Hal tersebut diperoleh dari olahan data menggunakan
metode statistika dan diolah denganm enggunakansoftware QGIS. Diperolehnya nilai IBSRR
sangat membantu dalam perencanaan pekerjaan Sipil.

1. PENDAHULUAN IBSR tersebut merupakan cara yang


1.1 Latar Belakang sederhana untuk memperkirakan bahaya
seismic pada daerah tertentu. Besarnya
Indonesia termasuk pada wilayah yang IBSR di suatu daerah dapat langsung di
memiliki zona dengan tingkat kegempaan interpretasikan dengan besaran yang sama
cukuptinggi. Hal tersebut dikarenakan dengan skala intensitas Modified Mercally
Indonesia terletak pada pertemuan 3 Intensity (MMI), ketidakpastian dari
lempeng tektonik yang bergerak satu sama taksiran dinyatakan oleh nilai deviasi
lainnya yaitu lempeng Indo-Australia yang standar. Jadi diperlukan ukuran seismisitas
bergeser keutara, lempeng Pasifik yang dari tempat tersebut sebelum perencanaan
bergeser keutara, lempeng Asia Tenggara bangunan. Oleh karena itu dilakukan
yang relative bergeser keselatan. Lokasi sebuah penelitian tentang pembagian
aktif gempa terletak pada perbatasan antar daerah gempa berdasarkan Indeks Bahaya
lempeng tersebut, namun efek yang Seismik Regional (IBSR) di pulau
dirasakan pada jarak tertentu tergantung Sumatera. Berdasarkan nilai IBSR tersebut
pada energy kuantitasnya. Penelitian diharpkan dapat memberikan gambaran
mengenai energy gempa bumi sudah langsung maupun tidak langsung terhadap
banyak dilakukan dengan berbagai macam dampak dari setiap gempa bumi di suatu
metode yang berbeda. IBSR merupakan lokasi.
gambaran seismisitas yang dihitung
berdasarkan frekuensi dan energy yang
dikeluarkan oleh gempa bumi.
1.2 Tujuan
Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui Indeks Bahaya
Kumulatif dan Indeks Bahaya
Seismik Regional Rata-rata.
Berdasarkan Indeks Bahaya Seismik
Regional Rata-rata ini dilakukan
pembagian daerah gempa di pulau
Sumatera, sehingga dapat diketahui
daerah-daerah rawan gempa di pulu
Sumatera.
2. DasarTeori 1. Kerak Bumi (Kulit bumi; Earth
Crust)
Gempa bumi merupakan peristiwa
pelepasan sejumlah energi pada Ketebalan kerak bumi berkisar
batuan kerak bumi. Salah satu energi antara 5-70 kilometer (3,1 - 43,5
tersebut adalah energi gelombang mil) yang merupakan lapisan
yang disebut dengan gelombang terluar dari lapisan bumi. Kerak
seismik. Gelombang ini dipancarkan samudra (oceanic crust) dengan
dari sumbernya dan menjalar kesegala ketebalan 5-10 km adalah bagian
arah, sehingga dapat dideteksi oleh yang tipis yang mendasari
sensor seismik. Akibat dari gempa cekungan laut dan terdiri dari
bumi menimbulkan rekahan dan padatan batuan yang bersifat mafik
gempa susulan, dan juga tentu saja (besi magnesium batuan silikat)
merugikan dan mengakibatkan seperti basalt. Komposisi utama
kerusakan. kandungan Kerak Bumi (samudra
Kedalaman yang sangat dalam dan Benua) terlihat pada (Gambar
yang dibawa oleh aktivitas gunung 2.2).
berapi, analisis gelombang seismik Kerak bumi adalah lapisan luar
yang melewati lapisan lapisan Bumi, yang keras dari Bumi. Ini kurang
pengukuran dari medan gravitasi dan dari 1% volume bumi. Kerak bumi
magnetik bumi, dan percobaan dengan terdiri dari berbagai jenis batuan:
padatan kristal pada tekanan dan suhu batuan beku, metamorf, dan
karakteristik interior dalam bumi yang sedimen.
dilakukan dilaboratorium. Dari Mantel dan kerak bumi
kesemua data tersebut akhir nya
terbentuk sekitar 100 juta tahun
didapat struktur lapisan bumi dari
setelah terbentuknya planet ini,
permukaan hingga pada inti bumi
sekitar 4,6 miliar tahun yang lalu.
tersebut. Penelitian tentang struktur
bumi ini telah dimulai sejak peradaban Awalnya kerak itu sangat tipis, dan
keilmuan muncul hingga hari ini mungkin sering berubah karena
dengan menggunakan berbagai cabang lempeng tektonik bergeser lebih
keilmuan. Secara umum rumpun banyak daripada yang mereka
keilmuan ini di kenal dengan Geosains lakukan sekarang. Kerak bumi
(Geosciences). hancur berkali-kali oleh asteroid
yang menabrak Bumi. Batuan basal
samudera tertua saat ini hanya
sekitar 200 juta tahun. Sebagian
besar kerak benua jauh lebih tua.
Batu kerak benua tertua di Bumi
adalah antara 3,7 sampai 4,28
miliar tahun. Batuan ini telah
ditemukan di Narryer Gneiss
Terrane di Western Australia, di
Acasta Gneiss di Northwest
Territories di Canadian Shield, dan 2. Mantel Bumi
di Fennoscandian. Beberapa batuan Mantel adalah lapisan di dalam
yang berumur setidaknya 4,3 miliar planet terestrial dan beberapa
tahun telah ditemukan di Narryer badan planet berbatu lainnya. Agar
Gneiss Terrane. mantel terbentuk, badan planet
Usia rata-rata kerak benua harus cukup besar sehingga telah
bumi diperkirakan sekitar 2,0 mengalami proses diferensiasi
miliar tahun. Sebagian besar batuan kerapatan bodi planet. Mantel
kerak terbentuk sebelum 2,5 miliar dibatasi di bagian bawah oleh inti
tahun yang lalu. Kerak benua tua planet dan di atas oleh kerak bumi.
dan mantel di bawahnya kurang
padat dibanding tempat lain di Mantel dibagi menjadi
bumi. Ini tidak mudah hancur saat beberapa bagian (Gambar 2.3)
lempeng bergeser. Pembuatan yang didasarkan pada hasil analisa
kerak benua baru terkait dengan seismologi. Lapisan tersebut adalah
zaman orogeni atau pembentukan sebagai berikut Mantel atas dimulai
dari Moho (atau dasar kerak sekitar
gunung. Kerak adalah dua jenis
7 sampai 35 km ke bawah) sampai
yang berbeda. Salah satunya adalah
410 km. Zona transisi (410-660 km
kerak benua (di bawah tanah) dan
atau 250-410 mi) Mantel bawah
yang lainnya adalah kerak samudra (660-2,891 km), dan Anomali batas
(di bawah lautan). Kerak benua inti-mantel dengan ketebalan
lebih tebal, dan kerak samudera bervariasi (rata- rata ~ 200 km).
lebih tipis. Ketebalan kerak
bervariasi dari 5 sampai 80
kilometer.
yang meningkat sekitar 1.000
kilometer di bawah permukaan
Bagian atas mantel
bumi; penelitian terpisah juga
didefinisikan oleh peningkatan
mengindikasikan adanya lempeng
kecepatan seismik yang tiba-tiba,
tektonik tenggelam pada
yang pertama kali dicatat oleh
kedalaman ini. Robert van der Hilst
Andrija Mohorovičić pada tahun
berspekulasi "Dalam hal struktur
1909; batas ini sekarang disebut
dan dinamika, 1.000 kilometer bisa
sebagai diskontinuitas
lebih penting" (daripada saat ini
Mohorovičiity atau "Moho".
sekitar 660 km). Mantel bawah
Mantel paling atas ditambah kerak
juga berisi beberapa zona yang
di atasnya yang relatif kaku dan
tidak terdiam, yang disebut
membentuk litosfer, lapisan tidak
"tumpukan termokimia" yang telah
beraturan dengan ketebalan
ditafsirkan sebagai tempat
maksimum mungkin 200 km. Di
pembedahan termal, yang
bawah litosfer, mantel atas menjadi
membawa bahan lebih panas ke
lebih banyak bersifat plastik. Di
permukaan, atau sebagai material
beberapa daerah di bawah litosfer,
yang dibedakan secara kimia.
seismic gelombang S mengalami
Sumber utama panas yang
penurunan kecepatan. Zona
mendorong lempeng tektonik
kecepatan rendah (LVZ) ini meluas
adalah peluruhan radioaktif
sampai kedalaman beberapa ratus
uranium, torium, dan kalium di
km. Inge Lehmann menemukan
kerak dan mantel bumi.
diskontinuitas seismik sekitar 220
Gempa bumi pada
km meskipun diskontinuitas ini
kedalaman dangkal adalah akibat
telah ditemukan dalam penelitian
dari patahan stick-slip. Namun, di
lain, tidak diketahui apakah
bawah sekitar 50 km kondisi
diskontinuitas terjadi di mana-
tekanan panas dan tinggi harus
mana. Zona transisi adalah area
menghambat kegempaan lebih
dengan kompleksitas yang besar
lanjut. Mantel dianggap kental dan
secara fisik yang memisahkan
tidak mampu untuk mengacaukan
mantel atas dan bawah. Sangat
sistem ini. Namun, di zona
sedikit yang diketahui tentang
subduksi, gempa bumi diamati
mantel bagian bawah yang
hingga kedalaman 670 km.
nampaknya relatif homogeny
secara seismik. Lapisan D pada
3. Inti Bumi
batas inti-mantel memisahkan
Inti bumi adalah bagian
mantel dari inti. Pada tahun 2015,
terdalam di Bumi berbentuk bola
penelitian yang menggunakan data
solid dengan radius sekitar 1.220
gravitasi dari satelit GRACE dan
kilometer (sekitar 70% jari-jari
geoid nonhydrostatic terlihat
Bulan). Inti terdiri dari paduan besi
panjang gelombang panjang
nikel dan beberapa elemen ringan.
menunjukkan adanya viskositas
Suhu di batas inti dalam adalah Metereologis Alfred Wegener
sekitar 5700 K (5400 ° C). (1912) dalam bukunya, The
Bumi memiliki inti dalam yang Origins of Continents and Ocean,
solid dan inti luar yang cair. Ini yang menyatakan bahwa dahulu
ditemukan pada tahun 1936 oleh seluruh benua yang ada sekarang
ahli seismologi Denmark Inge saling menempel dan membentuk
Lehmann, yang menyimpulkan dari suatu benua besar yang oleh
Wegener disebut dengan Pangea.
data seismogram gempa bumi di
Pangea kemudian pecah dan
Selandia Baru. Dia mengamati
pecahannya membentuk palung-
bahwa gelombang seismik
palung besar yang membentuk
memantulkan batas inti dalam dan samudra yang ada sekarang.
dapat dideteksi oleh seismograf Selanjutnya, gagasan mengenai
sensitif di permukaan bumi. Batas tektonik lempeng itu sendiri baru
ini dikenal sebagai diskontinuitas dikembangkan pada sekitar tahun
Bullen, atau kadang-kadang 1968 oleh Morgan, Le Pichon, Mc
sebagai diskontinuitas Lehmann. Kenzie, dll.
Beberapa tahun kemudian, pada
Teori tektonik lempeng
tahun 1940, dihipotesiskan bahwa
pada dasarnya adalah suatu teori
inti dalam ini terbuat dari besi yang menjelaskan mengenai sifat-
padat. sifat bumi yang dinamis yang
Inti luar diperkirakan disebabkan oleh gaya yang berasal
berbentuk cairan. Ini disimpulkan dari dalam bumi. Konsep dari
dari pengamatan yang tektonik lempeng adalah
menunjukkan bahwa gelombang bahwasannya lapisan kerak bumi
kompresi mampu melewatinya, (litosfer) terpecah-pecah dalam 13
namun gelombang geser elastik lempeng besar seperti Lempeng
tidak dapat melewatinya atau dapat pasifik, Eurasia, India-Australia,
dilalui hanya dengan sangat lemah. Afrika, Amerika Utara, Amerika
Kepadatan inti dalam sulit Selatan, Antartika dan beberapa
dipastikan karena gelombang lempeng kecil seperti Lempeng
Nasca, lempeng Arab, lempeng
seismic S yang diharapkan
Karibia, lempeng Philipines, dll.
melewati massa padat tersebut
Dapat dilihat pada Gambar
sangat lemah dan tidak bisa
dibawah ini
dideteksi oleh seismograf di
permukaan bumi, karena
gelombang S menjadi sangat lemah
bahkan tidak mampu melanjutkan
perjalanannya ketika melalui inti
luar yang cairan.

2.1. Teori Tektonik Lempeng


Kemunculan teori ini berawal
dari Teori Arus Benua (Continental
Drift) yang dikemukakan oleh
Batas- batas dari 13 lempeng merupakan suatu daerah yang
tersebut diatas dapat dibedakan secara tektonik sangat aktif.
berdasarkan interaksi antar
lempengan-lempengannya, sebagai
berikut : 2.2. Proses Terjadinya Gempa
1. Batas Konvergen Gempa bumi tektonik terjadi
Batas konvergen adalah karena adanya proses pergerakan
batas antar lempeng yang lempeng yaitu berupa tumbukan,
saling bertumbukan. Batas
pelipatan, pergeseran dan atau
lempeng konvergen dapat
berupa batas Subduksi penyusupan yang berpengaruh
(Subduction) atau Obduksi terhadap media yang dilewati
(Obduction). proses tersebut. Di daerah
2. Batas Divergen pertemuan lempeng akan imbul
Batas divergen adalah batas suatu tegangan diakibatkan oleh
antar lempeng yang saling tumbukan dan geseran antar
menjauh satu dan lainnya.
Pemisahan ini disebabkan lempeng serta sifat-sifat elastisitas
karena adanya gaya tarik batuan.
(tensional force) yang Tegangan pada batuan akan
mengakibatkan naiknya magma terkumpul terus menerus sehingga
kepermukaan dan membentuk sesuai dengan karakteristik batuan
material baru berupa lava yang yang akan sampai pada titik patah,
kemudian berdempak pada
dimana pada saat tersebut energi
lempeng yang saling menjauh.
3. Batas Transform yang terkumpul selama terjadi
Batas Transform adalah proses tegangan akan dilepaskan,
batas antara lempeng yag saling pada wktu itulah gempa bumi
berpapasan dan saling bergeser satu terjadi.
sama lainnya menghasilkan suatu Karena banyak sekali tegangan
sesar mendatar jenis Strike slip sisa yang umumnya tertinggal di
fault.
dalam dan disekitar daerah patahan
tersebut dan juga tegangan
Pergerakan lempeng-lempeng konsentrasi yang tinggi
tersebut menyebabkan adanya disekitarnya maka akan terjadi
tumbukan, gesekan, dan gerak bentuk retak-tretakan dan patahan-
saling menjauh pada lempeng- patahan. Ada beberapa bentuk
lempeng yang berdekatan.
patahan diantaranya:
Peristiwa tersebut biasa disebut
1. Gerakan sejajar jurus sesar,
dengan aktivitas tektonik. Hasil
disebut sesar mendatar atau
dari aktivitas ini diantaranya
berupa pembentukan pegunungan, Strike slip fault. Stress yang
lembah, dan gunung api serta terbesar adalah stress
terjadinya gempa dan tsunami yang horizontal dan stress
terletak disepanjang bidang batas- vertikal kecil sekali.
batas lempeng tersebut. Dengan 2. Sesar relatif ke bawah
kata lain, batas-batas lempeng terhadap blok dasar, disebut
sesar sesar turun/sesar terakumulasi dan mampu merubah
normal atau gravity fault. bentuk geologi dari lapisan batuan.
3. Gerakan relatif ke atas Keadaan II menunjukan suatu
terhadap blok dasar, disebut lapisan batuan telah mendapat dan
sesar naik atau thrust mengandung stress dimana telah
fault/reverse fault. terjadi perubahan bentuk geologi.
Sekarang kita tinjau bagaimana Untuk daerah A mendapat stress ke
proses terjadinya sebuah atas, sedang daerah B mendapat
gempabumi. Seorng ahli stress ke bawah. Proses ini berjalan
seismologi Amerika yang bernama terus sampai stress yang terjadi
Reid pada tahun 1906 mengadakan (dikandung) di daerah ini cukup
penelitian untuk membahas tentang besar untuk merubahnya menjadi
proses pemecahan di sebuah gesekan antara daerah A dan
sumber gempa pada gempa bumi daerah B. Lama kelamaan karena
yang terjadi di Sesar San Andreas. lapisan batuan sudah tidak mampu
Diplacement dari sesar ini lagi untuk menahan stress, maka
kebanyakan horizontal, dimana akan terjadi suatu pergerakan atau
pada bagian timur yang menghadap perpindahan yang tiba-tiba
ke daratan Amerika bergerak ke sehingga terjadilah patahan.
selatan terhadap yang di sebelah Peristiwa pergerakan secara tiba-
barat yang menghadap ke pasifik. tiba ini disebut gempabumi.
Untuk lebih jelasnya bisa dilihat Dan pada keadaan III
pada gambar dibawah menunjukkan bahwa lapisan batuan
yang sudah patah karena adanya
pergerakan yang tiba-tiba dari
batuan tersebut. Gerakan perlahan-
lahan sesar ini akan berjalan terus
sehingga seluruh proses di atas
akan diulangi lagi dan sebuah
gempabumi akan terjadi lagi
setelah beberapa waktu lamanya,
demikian seterusnya. Teori Reid ini
dikenal dengan nama "Elastic
Rebound Theory".

2.3. Energi Gempa Bumi


Pada Gambar diatas terlihat
Gempabumi merupakan salah
keadaan I menunjukan suatu
satu akibat dari pergerakan
lapisan yang belum terjadi
lempeng yang ada di dalam bumi,
perubahan bentuk geologi. Karena
dimana pergerakannya saling
di dalam bumi terjadi gerakan yang
mengalami pertabrakan sehingga
terus‐menerus, maka akan terdapat
paa suatau saat tertentu akan
stress yang lama kelamaan akan
menimbulkan adanya lipatan dan
setelah melewati batas elasitis
maka akan terjadi patahan, pada (karena batuan sudah tidak mampu
saat patahan itu terjadi maka gempa lagi menahan stress), energinya
bumi itu akan terjadi. Bentuk sudah terkumpul banyak dan
energi yang dilepaskan saat gempabumi yang terjadi akan lebih
terjadinya gempa bumi antara lain besar.
adalah energi deformasi dan
gelombang. 2.4. Hubungan Magitudo Dan
Energi Secara Empiris
Energi deformasi dapat
dilihat pada perubahan bentuk Magnitudo gempa adalah
volume sesudah terjadinyagempa parameter gempa yang
bumi, seperti misalnya tanah naik, berhubungan dengan besarnya
tanah turun, pergeseran batuan, dan kekuatan gempa disumbernya.
lain-lain.Sedangkan energi Penentuan magnitudo baik
gelombang akan menggetarkan menggunakan gelombang bada
medium elastis disekitarnya (Mb), maupun gelombang
permukaan (Ms) tidak menunjukan
danakan menjalar ke segala arah.
skala yang sama. Secara historis
Gelombang yang dipancarkan oleh
MI, Ms, dan Mb dimaksudkan
gempa tektoniktersebut akan
untuk mendapatkan titik temu satu
menjalar keseluruh penjuru, tidak sama lain, akan tetapi pada
hanya melewati permukaan kenyataan penentuan secara
bumimelainkan juga melalui bagian terpisah menggambarkan
bumi bagian dalam dan bahkan ketidaksetaraan terutama antara Mb
seringkali gelombangtersebut dan Ms.
melewati inti bumi sebelum
Guterberg dan Richter (1965)
ditangkap olehsuatu stasiun
memperoleh hubungan antara Ms
pencatat gempa.
dan Mb, sebagai berikut:
Pemancaran energi gempabumi
dapat besar ataupun kecil, hal ini Mb = 0,63 Ms + 2,5
tergantung dari karakteristik batuan Magnitudo badan (Mb)
yang ada dan besarnya stress yang didefinisikan berdasarkan catatn
dikandung oleh suatu batuan pada amplitudo dari gelombang primer
suatu daerah. Dimana semakin yang menjalar melalui bagian
besar stress dari batuan tersebut dalam bumi. Sedangkan Magnitudo
maka magnitudo gempa bum yang permukaan (Ms) didapatkan
terjadi akan semakin besar. Dengan sebagai hasil pengukuran terhadap
kata lain untuk batuan yang lebih gelombang permukaan. Amplitudo
rapuh (heterogen), energi yang gelombang permukaan sagat
dikumpulkan tidak terlalu besar tergantung pada jarak ^ dan
karena langsung dilepaskan dalam kedalaman sumber gempa h.
bentuk gelombang seismik, Mb = 0,61 Ms = 2,7
sedangkan untuk batuan yang lebih
Sedangkan Karnik, Venek, dan
kuat, energinya akan dikumpulkan
Zotopek pada tahun 1957
dalam waktu relatif lebih lama
menyatakan bahwa
sehingga pada saat dilepaskan
Mb = 0,61 Ms + 27 yang terjadi di daerah tertntu akibat
goncangan pada sumbernya. Satuan
Adanya kenyataan diatas, maka
yang digunakan adalah Skala Richter
Gutenberg memperkenalkan
(SR), diperkenalkan oleh Charles F.
penyeragaman nila magnitudo yang
Richter pada 1934
dikenal dengan “United
Magnitude” sebagai rata-rata ari 2.7 Indeks Bahaya Seismik
nilai Mb dan Ms. Diperoleh Regional Rata-rata (IBSRR)
hubungan antara energi terhadap
magnitudo sebagai berikut Indeks bahaya seismik regional
rata-rata (IBSRR) merupakan
Log E = 5,8 + 2,4 M indeks yang menunjukan
Dengan kerentanan bahaya seismik di suatu
daerah. Besarnya IBSRR disuatu
M : Magnitudo daerah dapat langsung
E : Energi dipusat gempa, dalam diinterpretasikan dengan besaran
erg yang sama dengan skala satuan
intensitas MMI (Modiefield
Marcelli Intensity), ketidaktepatan
dai taksiran (range) dinyatakan
2.6 Intensitas Gempa Bumi
oleh harga deviasi standarnya. Nilai
Tingkat kerusakan yang terasa deviasi standarnya menunjukan
pada lokasi terjadi gempabumi pergeseran nilai IBSR ditiapdaerah.
disebut intensitas gempa bumi, Daerah yang memiliki nilai IBSR
Angkanya ditentukan dengan yang besar merupakan daerah yang
menilai kerusakan yang dihasilkan, mempunyai tingkat seismisitas
pengaruh pada benda, bangunan, yang tinggi.
tanah, dan akibat pada manusia.
Nilai IBSR tertinggi terdapat
Besarnya intensitas gempabui diukur
di provinsi Banten, provinsi Jawa
dengan suatu alat yang dinamakan
Barat, dan provinsi D.I.
seismograf. Data hasil catatan
Yogyakarta. Dengan mengetahui
seismograf yang berbentuk grafik
bahaya seismik disuatu tempat,
dinamakan seismogram.
maka dapat disesuaikan kekuatan
Ukuran atau parameter yang bangunan yang akan dibangun
digunakan untuk mengetahui tingkat terhadap kekuatan gempabumi
kerusakan ialah MMI (Modified yang terjadi daerah tersebut.
Marcalli Intensity), diperkenalkan
pada tahun 1902 oleh Giuseppe
Marcelli, atau Wood-Neumann Scale 3. METODE PENELITIAN
(diguanakan di Ameroka serikat).
Kisaran angka yang digunakan mulai Metode Pengolahan Data
dari I-XII, angka satu beraryi ringan, Data yang digunakan adalah data
dapat dideteksi oleh alat, XII sekunder berupa data parameter-
menunjukan kerusakan sngat parah. parameter gempa yaitu lokasi
Magnitudo adalah parameter episenter, kedalaman gempa dan
gempa yang diukur berdasarkan magnitudo gempa yang tercatat
dari tahun 1900 sampai dengan a. Menentukan daerah penelitian
2006 sebanyak 7461 data gempa di dengan cara membatasi data
daerah Sumatera dan sekitarnya gempa yang episenternya
yang terletak pada bujur dan lintang
terletakterletakpadakoordinat0°50’ daerah Sumatera.
LS - 4°40’ LU dan 96°40’ - b. Mengumpulkan data gempa
dengan magnitudo M ≥ 4 SR.
100°50’.
3.1 Metode Analisis Data
Software QGIS dugunakan
untuk analisa dan pengolahan data- Pada paper ini menggunakan beberapa
data seismisitas. Digunakan untuk alat dan bahan antara lain: perangkat keras
malakukan pemetaan daerah rawan (hardware) dan perangkat lunak
gempa berdasarkan kedalaman (software). Perangkat keras yang
magnitudo, dan akumulasi energi digunakan yaitu Personal Computer
Pulau Sumatera dan sekitarnya. dengan system operasi Windows 2007,
perangkat lunak yang digunakan yaitu
Penelitian ini dilakukan ArcView Gis 3.8.2, dan Microsoft Excel
dengan empat tahap, yaitu : 2010.
1. Pengumpulan data gempa. Data gempa bumi yang digunakan
Data yang digunakan adalah data dalam penelitian ini diambil dari data base
sekunder berupa data parameter- Badan Meteorologi Klimatologi dan
parameter gempa yaitu lokasi Geofisika (BMKG) Wates berupa data
episenter, kedalaman gempa dan
parameter-parameter gempa yaitu lokasi
magnitudo gempa yang tercatat
episenter, kedalaman gempa, magnitude
dari tahun 1900 sampai dengan
2006 sebanyak 7461 data gempa di gempa, latitude, dan longitude, yang
Pulau Sumatera. tercatat dari tahun 1900 sampai dengan
2006 di Pulau Sumatra. Dalam penelitian
2. Pengolahan data gempa. ini, daerah yang dijadikan objek penelitian
Tahap-tahap pengolahan adalah Pulau Sumatera. Area penelitian
data gempa adalah sebagai berikut : terletak pada koordinat 0°50’ LS - 4°40’
LU dan 96°40’ - 100°50’ BT.
Indeks Bahaya Seismik Indeks Bahaya Seismik Regional (IBSR)
Komulatif (IBSK)
IBSR merupkan gambaran
IBSK adalah logaritma dari seismisitas yang dihitug berdsarkan
jumlah energi seismik yang pernah frekuensi dan energi yang dikeluarkan oleh
terjadi disuatu tempat atau daerah. gempa bumi. IBSR merupakan cara yang
Secara matematika dapat dituliskan simple untuk memperkirakan bahaya
sebagai berikut : seismik pada suatu daerah tertentu.
Besarnya IBSR disuatu daerah dapat di
interpretasikan dengan besar yang sama
dengan suatu skala intensitas MMI,
Dengan, ketidak tepatan dari taksiran range
dinyatakan oleh harga deviasi standarya.
En = energi dari suatu gempa bumi
Perhiungan nilai IBSR adalah nilai dari
IBSK di suatu daerah dalam selang
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
pengamatan tertentu. Dengan persamaan :
4.1 Hasil

Daerah yang akan ditentukan nilai


IBSK dan IBSR adalah Pulau Sumatera
Dengan yang terletak terletak pada koordinat 0°50’
A : Jumlah IBSK didaerah LS - 4°40’ LU dan 96°40’ - 100°50’ BT.
Berdasarkan penelitian, diperoleh data-
IBSK : Harga IBSK ditempat ke-a data koordinat episenter Pulau Sumatera,
kedalaman sumber gempa dan magnitudo.
T : Interval waktu
Dari data-data tersebut dapat ditentukan
pengamatan
nilai IBSK dan IBSR. Perhitungan IBSK
Untuk mendapatkan gambaran dan IBSR dihitung menurut batasan-
kegiatan seismik yang baik, idealnya batasan wilayah per- geologi unit Provinsi.
diperlukan interval waktu pengamatan Nilai IBSK dan IBSR tersebut kemudian
yang sesuai dengan periode ulang gempa. dikelompokkan dengan menggunakan
Harga IBSRR ini berhubungan dengan perhitungan Gutenberg-Richter maupun
keadaan tanah setempat, karena Bath dengan metode statistika dan diolah
perhitungannya berdasarkan kerusakan dengan menggunakan software ArcView
yang dialami ditempat tersebut. GIS 3.8.2 untuk dipetakan.
Tabel 4.1 Harga IBSK di Pulau Tabel 4.2 Harga IBSRR di Pulau
Sumatera Sumatera
Grafik Standar Deviasi IBSRR

Selanjutnya didapatkan peta IBSRR dan pembagian daerah gempabumi berdasarkan harga
IBSRR di pulau Sumatera sebagai berikut :
Dikatakan rawan karena termasuk 4. Provinsi Sumatera Barat dengan nilai
gempa dangkal dengan kedalaman IBSRR 0,158556
sekitar<60 km, dangkalnya sumber gempa 5. Provinsi Jambi dengan nilai IBSRR
terbukti dari daya rusak yang tinggi di 0,1110073
permukaan bumi dan memicu terjadinya 6. Provinsi Sumatera Selatan dengan
patahan ataupun mengaktifkan patahan- nilai IBSRR 0,1084688
patahan yang lain. Hal ini berkaitan 7. Provinsi Bengkulu dengan nilai
dengan sifat aktifitas seismik atau gempa
IBSRR 0,2174957
yang bersumber dari palung Jawa bagian
8. Provinsi Bengkulu dengan nilai
selatan. Dikatakan termasuk kawasan
IBSRR 0,2174957
kurang rawan karena termasuk gempa
menengah dengan kedalaman sekitar 60- 9. Provinsi Lampung dengan nilai
300 km, kedalaman sumber gempa terbukti IBSRR 0,1531858
dari daya rusak yang ringan dan adanya 10. Provinsi Bangka Belitung dengan nilai
getaran yang terasa di permukaan bumi. IBSRR 0
Dan dikatakan termasuk kawasan rawan Berdasarkan peta seismik daerah
karena termasuk gempa dalam dengan Sumatera, dilakukan beberapa analisa
kedalaman sekitar 300 km, sehingga tidak dan terlihat bahwa pusat-pusat gempa
terlalu berbahaya. terdistribusi sebagian besar di lautan
Sehingga hasil peta IBSK dan IBSR walaupun di darat juga terkonsentrasi
dalam persamaan Gutenberg-Richte pada daerah-daerah tertentu.
maupun Bath besarnya nilai IBSK dan
5. KESIMPULAN DAN SARAN
IBSR dengan metode statistik, memiliki
kontur nilai IBSK dan IBSR membentuk 5.1 Kesimpulan
suatu pola menyebar per-Provinsi tertentu
Harga IBSRR terbesar yang berada
yang memiliki nilai IBSK dan IBSR yang
di daerah pulau sumatera dan
tinggi. Hal ini dikarekana pada persamaan
persebarannya adalah di provinsi
Gutenberg-Richter maupun Bath besarnya
bengkulu dengan nilai IBSRR sebesar
nilai IBSK dan IBSR dipengaruhi oleh
±0,217, dan nilai IBSRR terendah di
kedalam an parameter geologi, magnitudo,
daerah pulau sumatera berada di
energi gempa bumi dan adanya sesar aktif
provinsi Bangka Belitung dengan nilai
4.1 Pembahasan IBSRR sebesar 0.
Dari data kegiatan gempa bumi tahun1900 Dimana nilai IBSRR semakin
sampai dengan tahun 2006 diperoleh tinggi maka tingkat rawan gempanya
gambaran untuk menunjukan seismisitas di pun akan semakin besar.
pulau Sumatera berdasarkan IBSRR
Jadi dapat disimpulkan bahwa
Pembagian daerah gempa tersebut adalah :
daerah dipulau sumatera yang
1. Provinsi Aceh dengan nilai IBSRR mempunyai tingkat kegempaan yang
0,154262 paling tinggi adalah di provinsi
2. Provinsi Sumatera Utara dengan nilai Bengkulu dan paling rendah provinsi
IBSRR 0,1130622 Bangka Belitung.
3. Provinsi Riau dengan nilai IBSRR
0,0325872
5.2 Saran Riau Repository University Struktur
Bumi [Online]. - Oktober 6, 2019. -
Kami sebagai penulis menyadari bahwa
https//Repository.unri.ac.id.
tulisan ini masih terdapat kekurangan
adapun beberapa saran dari penulis Sulistiyani dkk Kajian Indeks Bahaya
diantaranya : Seismik Regional Menggunakan Data
1. Untuk warga sekitar daerah Seismik Pulau Jawa Tahun 1900-2006
terdampak dapat belajar dari [Journal] // Pen-Jurusan Fisika, FMIPA
pengalaman bahwa gempa bumi UMY. - Yogyakarta : Indonesia Journal,
sebagian besar terjadi dengan skala April 2013. - 1 : Vol. 3.
menengah, oleh karena itu apabila
Sunarjo dkk Gempa Bumi edisi Populer
akan mendirikan suatu bangunan
[Buku]. - Jakarta : BMKG, 2012.
maka hrus memperhatikan
kontruksinya.
2. Perlu diadakannya sosialisai
preventif mengenai tanda-tanda

DAFTAR PUSTAKA

A.Wirms dkk Analisisi Rekahan Gempa


Bumi & Gempa Bumi Susulan dengan
Menggunakan Metode OMORI [Journal]. -
[s.l.] : Jurnal Sains & Pendidikan Fisika,
Desember 2012. - 8 : Vol. III.

Bindar Abdul Mubdi Teori Tektonik


Lempeng ( Plate Tectonic Theories )
[Online]. - Oktober 7, 2019. -
https://www.academia.edu/6464227/Tekto
nik_Lempeng.

Edwiza Daz Kajian Terhadap Indeks


Bahaya Seismik Rata-rata Sumatera Barat
[Journal] // Lab. GeofisikaJurusan Teknik
Sipil Unand. - Sumatera Barat : [s.n.],
April 2008. - 29 : Vol. 1.

Gempa Bumi Tamu Misterius [Online]. -


File.Upi,edu.

Anda mungkin juga menyukai