Anda di halaman 1dari 8

PEDOMAN

PERLINDUNGAN TERHADAP
KEKERASAN FISIK

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK DUREN TIGA

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK DUREN TIGA


Jl. Duren Tiga Raya No. 5 Pancoran,
Jakarta Selatan 12780
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN 2
BAB II RUANG LINGKUP 3
BAB III TATALAKSANA 4
3.1 PerlindunganTerhadap Kelompok Yang Berisiko 4
3.2 Pengawasan Terhadap Pengunjung Di Luar Jam Berkunjung 4
3.3 Pengawasan Terhadap Lingkungan Terpencil 5
3.4 Perlindungan Terhadap Ancaman Isu Bom 5

BAB IV DOKUMENTASI 6
BAB V PENUTUP 7

1|PEDOMAN PERLINDUNGAN TERHADAP KEKERASAN FISIK


RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK DUREN TIGA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kekerasan Fisik adalah ekspresi dari apa baik yang dilakukan secara fisik yang
mencerminkan tindakan agresi dan penyerangan pada kebebasan atau martabat
seseorang. Kekerasan fisik dapat dilakukan oleh perorangan atau sekelompok
orang. Oleh karena itu Rumah Sakit Ibu dan Anak Duren Tiga melakukan
Perlindungan Pasien Terhadap Kekerasan Fisik pada Bayi, Anak dan Ibu Hamil
Perlindungan ditujukan pada :
1.1 Bayi Baru Lahir (Neonatus)
Bayi dalam kurun waktu satu jam pertama kelahiran juga bayi yang
dalam perawatan khusus.
1.2 Anak
Anak yang dalam pengobatan/ perawatan
1.3 Wanita hamil
Ibu yang sedang dalam perawatan karena masalah kehamilannya
termasuk ibu yang sedang dalam perawatan persalinan dan menyusui
anak.

2|PEDOMAN PERLINDUNGAN TERHADAP KEKERASAN FISIK


RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK DUREN TIGA
BAB II
RUANG LINGKUP

Kekerasan Fisik Di Rumah Sakit Dapat Dialami Oleh:


2.1 Bayi baru lahir (Neonatus)
Kekerasan terhadap bayi meliputi semua bentuk tindakan/ perlakuan
menyakitkan secara fisik, pelayanan medis yang tidak standar seperti
inkubator yang tidak layak pakai, penculikan, bayi tertukar dan penelantaran
bayi.
2.2 Kekerasan pada anak (child abuse) di rumah sakit adalah perlakuan kasar
yang dapat menimbulkan penderitaan, kesengsaraan, penganiayaan fisik,
seksual, penelantara (ditinggal oleh orangtuanya di rumah sakit), maupun
emosional, yang diperoleh dari orang dewasa yang ada dilingkungan rumah
sakit. Hal tersebut mungkin dilakukan oleh orang tuanya sendiri, pasien lain
atau pengunjung atau oleh staf rumah sakit.
Terjadinya kekerasan fisik adalah dengan penggunaan kekuasaan
atau otoritasnya, terhadap anak yang tidak berdaya yang seharusnya
diberikan perlindungan
2.3 Ibu Hamil yang di perlakuan kasar yang dapat menimbulkan penderitaan,
kesengsaraan, penganiayaan fisik selama dalam perawatan di rumah sakit.
Hal tersebut mungkin dilakukan oleh keluarganya sendiri, pasien lain atau
pengunjung atau oleh staf rumah sakit.

3|PEDOMAN PERLINDUNGAN TERHADAP KEKERASAN FISIK


RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK DUREN TIGA
BAB III
TATA LAKSANA

Cara Rumah Sakit Ibu dan Anak Duren Tiga melindungi pasien dan
keluarganya dari kekerasan fisik terutama pada pasien yang tidak mampu
melindungi dirinya seperti bayi, anak – anak, dan wanita hamil adalah :
3.5 PerlindunganTerhadap Kelompok Yang Berisiko
Perlindungan terhadap bayi, anak–anak dan ibu hamil untuk mencegah
penculikan dan perdagangan dilakukan dengan cara:
3.5.1 Satuan pengamanan melakukan pemeriksaan secara berkala di
ruang rawat bayi , anak dan ibu.
3.5.2 Perawat melarang orang asing dan yang tidak berkepentingan
berada di ruang bayi, anak, ibu .
3.5.3 Perawat mengawasi pintu keluar di ruang rawat bayi dan anak
kepada semua orang yang akan meninggalkan ruangan tersebut.
3.5.4 Perawat menyerahkan bayi langsung ke orang tuanya dengan
menggunakan kartu serah terima bayi yang di tanda tangani oleh
perawat yang menyerahkan bayi dan orang tuanya yang menerima
bayi.
3.5.5 Perawat memastikan bahwa keluarga/ orang tua bayi,anak dan ibu
sesuai dengan identitas di formulir pasien pulang
3.5.6 Perawat melakukan pemeriksaan terhadap seluruh area kamar bayi.
3.5.7 Jika ada kejadian penculikan bayi, perawat segera melaporkan
kepetugas satuan pengamanan.
3.5.8 Penanganan pada bayi / anak yang ditinggalkan oleh orang tuanya
di RSIA Duren Tiga karena perawatan khusus diawasi oleh petugas
3.6 Pengawasan Terhadap Pengunjung Di Luar Jam Berkunjung
3.6.1 Semua pengunjung di luar jam kunjungan rumah sakit (pagi : 11.00 -
13.00; sore 17.00 -19.00), didaftarkan dan dicatat oleh petugas
satuan pengamanan pada buku pengunjung rumah sakit.
3.6.2 Petugas satuan pengamanan mencatat tanggal kunjungan, nama
pengunjung, nama pasien yang akan dikunjungi dan jenis kartu
identitas yang ditinggalkan.
3.6.3 Pengunjung menunjukkan dan meninggalkan kartu identitas yang
masih

4|PEDOMAN PERLINDUNGAN TERHADAP KEKERASAN FISIK


RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK DUREN TIGA
berlaku kepada petugas satuan pengamanan. Jika jumlah
pengunjung lebih dari satu orang maka hanya satu kartu identitas
yang ditinggal.
3.6.4 Petugas satuan pengamanan memberikan kartu pengunjung.
Pengunjung harus memakai identitas yang diberikan oleh petugas
satuan pengamanan selama berada di lingkungan rumah sakit.
3.6.5 Pengunjung yang mencurigakan dan tidak membawa kartu identitas
diperiksa dan diinvestigasi oleh petugas satuan pengamanan.
3.6.6 Apabila sudah selesai berkunjung, maka pengunjung harus
menyerahkan kartu pengunjung dan mengambil kartu identitas yang
ditinggalkan di petugas satuan pengamanan
3.6.7 Petugas satuan pengamanan dan pengunjung menandatangani
buku pengunjung sebagai bukti penyerahan kartu pengunjung dan
kartu identitas pengunjung.
3.7 Pengawasan Terhadap Lingkungan Terpencil
3.7.1 Pengawasan dilakukan oleh petugas satuan pengamanan dengan
berkeliling 1 jam sekali ke seluruh area rumah sakit dan lokasi
terpencil seperti ruang melati, depan kamar bayi, depan Level 2B
dan pintu keluar arah belakang di lantai 1.
3.7.2 Apabila pengawasan sudah dilaksanakan, petugas satuan
pengamanan segera mencatat di formulir pengawasan lokasi
terpencil.
3.7.3 Terpasangnya CCTV di 16 area termasuk lokasi terpencil.
3.8 Perlindungan Terhadap Ancaman Isu Bom
3.8.1 Bagi petugas yang mendapatkan informasi/ berita adanya ancaman
isu bom melalui telepon, agar melakukan langkah Penanganan
ancaman isu bom RS, sebagai berikut :
a) Segera informasikan kepada petugas satuan pengamanan.
b) Petugas satuan pengamanan menindaklanjuti informasi
tersebut ke Kepala Bidang Penunjang Medis, Kepala Bagian
Umum, dan Kepala Rumah Sakit,
c) Petugas satuan pengamanan melaporkan semua informasi
yang diterima.
d) Mencatat semua informasi untuk ditindak lanjuti.

5|PEDOMAN PERLINDUNGAN TERHADAP KEKERASAN FISIK


RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK DUREN TIGA
BAB IV
DOKUMENTASI

4.1 Dokumentasi Terkait


Dokumen yang terkait kekerasan fisik pasien dalam pelayanan di Rumah
Sakit Ibu dan Anak Duren Tiga adalah:
4.1.1 Prosedur Menerima Pengunjung Rumah Sakit.
4.1.2 Prosedur Perlindungan Terhadap Ancaman Isu Bom
4.1.3 Prosedur Pemantauan Terhadap Lingkungan Terpencil.
4.1.4 Prosedur Perlindungan Terhadap Penculikan Bayi dan Anak
dan Wanita Hamil.
Terpasangnya CCTV di 16 area termasuk lokasi terpencil dan
Pemberitahuan terkait kekerasan fisik(bayi, anak dan ibu hamil) yang
diletakkan di rawat inap, rawat jalan, IGD, kamar operasi/ bersalin, dan kamar
bayi dan security.

4.2 Revisi dan Evaluasi


Panduan dan dokumen terkait akan dikaji ulang setiap tahun. Rencana
evaluasi akan disusun oleh Bagian Umum dengan bantuan humas. Unit
Humas juga akan melakukan monitoring terhadap pelaksanaan pelayanan ini.

6|PEDOMAN PERLINDUNGAN TERHADAP KEKERASAN FISIK


RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK DUREN TIGA
BAB V
PENUTUP

Perlindungan terhadap kekerasan fisik dalam upaya memberikan pelayanan


kepada pasien dan keluarga di Rumah Sakit Ibu dan Anak Duren Tiga dianggap perlu
karena terkait dengan kenyamanan pasien.
Demikian pedoman perlindungan terhadap kekerasan fisik ini dibuat. Semoga
dapat membantu dalam meningkatkan mutu pelayanan di Rumah Sakit Ibu dan Anak
Duren Tiga.

Jakarta, 20 Mei 2015

dr. Fachruddin, SpOG


Kepala RSIA Duren Tiga

7|PEDOMAN PERLINDUNGAN TERHADAP KEKERASAN FISIK


RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK DUREN TIGA

Anda mungkin juga menyukai