100%(4)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (4 suara)
2K tayangan234 halaman
Buku ini, yang merupakan bagian ke-2 riwayat Mangkurat I yang memerintah Mataram sejak kematian Sultan Agung, secara khusus menyoroti perkembangan yang terjadi di dalam istana dan keadaan dalam negeri kerajaan yang menyebabkan Mangkurat I terpaksa meninggalkan Ibu Kota. Kedudukan sang raja, dengan basis kekuasaan yang terus menciut, semakin dipersulit oleh tindakan kekerasan dari luar, pemberontakan dari dalam, dan tidak kurang pentingnya perilaku putra mahkota yang kacau. Kendati mendapat bantuan dari VOC, akhirnya serangan Trunajaya dan sekutunya tidak terbendung. Dalam suasana anarki dan panik, Mangkurat I yang sudah jompo meninggalkan istana, mengungsi, sakit, dan meninggal.
oleh: H.J. de Graaf
penerbit: Pustaka Grafiti Pers
Buku ini, yang merupakan bagian ke-2 riwayat Mangkurat I yang memerintah Mataram sejak kematian Sultan Agung, secara khusus menyoroti perkembangan yang terjadi di dalam istana dan keadaan dalam negeri kerajaan yang menyebabkan Mangkurat I terpaksa meninggalkan Ibu Kota. Kedudukan sang raja, dengan basis kekuasaan yang terus menciut, semakin dipersulit oleh tindakan kekerasan dari luar, pemberontakan dari dalam, dan tidak kurang pentingnya perilaku putra mahkota yang kacau. Kendati mendapat bantuan dari VOC, akhirnya serangan Trunajaya dan sekutunya tidak terbendung. Dalam suasana anarki dan panik, Mangkurat I yang sudah jompo meninggalkan istana, mengungsi, sakit, dan meninggal.
oleh: H.J. de Graaf
penerbit: Pustaka Grafiti Pers
Buku ini, yang merupakan bagian ke-2 riwayat Mangkurat I yang memerintah Mataram sejak kematian Sultan Agung, secara khusus menyoroti perkembangan yang terjadi di dalam istana dan keadaan dalam negeri kerajaan yang menyebabkan Mangkurat I terpaksa meninggalkan Ibu Kota. Kedudukan sang raja, dengan basis kekuasaan yang terus menciut, semakin dipersulit oleh tindakan kekerasan dari luar, pemberontakan dari dalam, dan tidak kurang pentingnya perilaku putra mahkota yang kacau. Kendati mendapat bantuan dari VOC, akhirnya serangan Trunajaya dan sekutunya tidak terbendung. Dalam suasana anarki dan panik, Mangkurat I yang sudah jompo meninggalkan istana, mengungsi, sakit, dan meninggal.
oleh: H.J. de Graaf
penerbit: Pustaka Grafiti Pers