2018
Merdiwani, Rina
Universitas Sumatera Utara
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/7840
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
ANALISIS PERBANDINGAN HASIL RADIOGRAFI DARI
PEMERIKSAAN SCHEDEL LATERAL DENGAN
MENGGUNAKAN GRID RATIO 8:1 DAN GRID RATIO 6:1
SKRIPSI
RINA MERDIWANI
160821034
SKRIPSI
RINA MERDIWANI
160821034
SKRIPSI
Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri. Kecuali beberapa
kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Rina Merdiwani
160821034
ABSTRAK
Kata kunci: Grid Ratio, Densitas, schedel lateral, Stepwadge, faktor Eksposi
ABSTRAK
A grid ratio comparison analysis of lateral schedel photo radiography has been
carried out with a 1: 6 and 1: 8 grid ratio variation. This research uses grid,
densitometer, stepwadge and x-ray aircraft. measurements are made with several
grids, namely moving grids and without using a grid and 6:1 and 8:1 grid ratio
variations. the value is processed and made in the form of a graph of the relationship
between density and stepwadge of the grid variation. The higher grid ratio will cause
a decrease in radiographic density values, but does not always cause an increase or
decrease in radiographic contrast. Lateral schedel examination results that produce
the highest density on grid use 6:1 grid variation Moving and without using a grid.
ii
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME atas segala
anugerah dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Analisis Perbandingan Hasil radiografi Dari Pemeriksaan Schedel
Lateral Dengan Menggunakan Grid Ratio 8:1 dan Grid Ratio 6:1 ” skripsi ini
disusun sebagai syarat akademis dalam menyelelesaikan studi program (S1) jurusan
Fisika Medis Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Sumatera Utara. Penulis menyadari bahwa selama proses hingga terselesaikannya
penyusunan Skripsi ini banyak mendapat kontribusi dari berbagai pihak. Dengan
kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-
besarnya atas segala bantuan, dukungan secara saran yang telah diberikan. Oleh
karena itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Perdinan Sinuhaji, MS selaku Ketua Program Studi S1 Fisika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera
Utara.
2. Bapak Herli Ginting, MS selaku Pembimbing yang telah Membimbing dan
Mengarahkan dalam Menyelesaikan Skripsi saya.
3. Seluruh Staf Pengajar/ Pegawai Program Studi Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
4. Mamak Tercinta Punika Siregar yang begitu setia mendengar keluh kesahku,
dan begitu banyak memberikan nasehat. Terimakasih Mak, walaupun Mamak
sendirian tapi mamak berjuang buat kami anak-anakmu.
5. Bapak tercinta Bonar Saragih (Alm). Saya percaya walaupun Bapak sudah
tidak ada di dunia. tapi saya percaya Bapak selalu menjaga dan mendoakanku
dari surga.
6. Adikku Ratna Sofiana Saragih dan Melda Saragih yang telah memberikan
dukungan dan Doa buat kakak. Tetap menjadi adik terbaik dan saling
kompak.
iii
Rina Merdiwani
iv
ABSTRAK ...................................................................................................... i
PENGHARGAAN .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
1.3 Batasan Masalah ....................................................................................... 2
1.4 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 2
1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................... 3
vi
vii
viii
PENDAHULUAN
2.1. SINAR X
Sinar X adalah suatu gelombang elektromagnetik yang memiliki panjang
gelombang sangat pendek dengan energi yang sangat besar dan memiliki daya
tembus yang sangat tinggi.Sinar X juga mampu mengionisasi atom dari materi yang
dilaluinya, menjadikannya sebagai salah satu bentuk dari radiasi elektromagnetik.
Sinar X memiliki panjang mulai dari 0,01 sampai 10 nanometer dengan frekuensi
mulai dari 30 petaHertz sampai 30 exaHertz dan memiliki energi mulai dari 120
elektronVolt sampai 120 kilo elektronVolt. Kemampuan Sinar X dalam menembus
bahan dimanfaatkan dalam bidang medis dalam Radiografi Diagnostik.
Sinar X terbentuk pada saat elektron-elektron bebas melepaskan sebagian
energi saat terjalin interaksi dengan elektron lain yang mengorbit atau dengan inti
atom atau nukleus. Energi yang dilepaskan dari elektron ini berupa foto sinar X.
Kawat filamen yang dipanaskan trafo filamen dapat membangkitkan awa-awan
elektron. Awan elektron tersebut menggerus target pada saat diberikan beda potensial
yang tinggi. Pada saat awan elektron menggerus target, maka timbul enenrgi panas
dengan kisaran 99% dan sinar sebanyak 1%. Adapun syarat terjadinya sinar X adalah
adanya ruang hampa udara, beda potensial yang tinggi, sumber elektron, target
tumbukan, serta focusing.
2. Hamburan Compton
Dalam proses hamburan Compton, sinar X seolah-olah “menubruk” salah
satu elektron dan kemudian terhambur kea rah yang lain.
Faktor-faktor yang mempengaruhi efek Compton :
a. Nomor atom/ketebalan bahan yang dikenai jika nomor atom/ketebalan bahan
yang dikenai semakin tinggi sementara faktor yang lain tetap, maka
A. KUALITAS RADIOGRAFI
Kualitas radiografi adalah kemampuan radiografi dalam memberikan informasi
yang jelas mengenai objek atau organ yang diperiksa. Kualitas radiografi ditentukan
oleh beberapa komponen antara lain: densitas, kontras, ketajaman, dan detail
Kualitas radiografi meliputi, sebagai berikut :
1. Densitas
Gambaran hitam pada hasil radiografi ditetapkan sebagai densitas. Hasil densitas
yang semakin baik terdapat pada area yang dimana sinar-x ditangkap oleh film dan
dikonversikan ke warna hitam, silver metalik.
Karakteristik fisik bahan yang paling ditemui di x-ray imaging dibandingkan
dalam tabel berikut.
Tabel 2.1. Karakteristik Fisik Bahan Kontras
Material Nomor Atom Density
Efektif (Z) (gr/cm3)
Air 7,42 1,0
Otot 7,46 1,0
Lemak 5,92 0,91
Udara 7.64 0.00129
Kalsium 20,0 1,55
Iodine 53.0 4,94
10
2. Kontras
Yang dimaksud dengan kontras adalah perbedaan dalam densitas dibeberapa
tempat pada radiografi. Faktor-faktor yang mempengaruhi kontras adalah:
Relatifitas transparansi sinar-x terhadap beberapa struktur pada radiografi
Tipe film yang digunakan,
Pemerosesan film yang digunakan,
Intensfying screen,
Tegangan (kV) dan
Pemecahan sinar radiasi
Tegangan yang lebih rendah menghasilkan kontras yang tinggi dan tegangan yang
lebih tinggi menghasilkan kontras yang rendah.
11
4. Detail
Detail merupakan kualitas radiografi berdasarkan ketajaman dilihat dari garis luar
yang membentuk gambar dan kontras antara beberapa struktur yang terekam. Jika
garis luar yang membentuk gambar sangat jelas dilihat dan kejernihan detail ini dapat
dikatakan bagus.
Detail radiografi menggambarkan ketajaman dengan struktur-struktur terkecil
dari radiografi. Faktor-faktor yang berpengaruh pada detail adalah faktor geometri
antara lain ukuran focal spot, FFD (Focus Film Distance) dan FOD (film Object
Distance). (M` Obrian, 2009)
12
13
14
Grid dengan rasio yang lebih tinggi lebih effektif dibandingkan dengan rasio
yang lebih rendah karena sudut deviasi yang lebih kecil dan jarak antar Pb yang lebih
rapat.
15
16
17
18
Efek yang terjadi sehubungan dengan kenaikan tegangan listrik (kV) adalah
a. Energi radiasi sinar-x akan meningkat, sehingga densitas pada film akan
menigkat
b. Mengurangi kontras obye
c. Mengurangi dosis radiasi pada kulit sedangkan pada gonat meningkat
19
a) Penggunaan Teknik kV
Kv Tinggi
Batasan :>100kV, obyek >20 cm, mAs minimum.
Tujuan : Meminimalkan perbedaan Densitas antar jaringan
Indikator : Kontras rendah
20
kV Sedang
Batasan : Membedakan struktur tulang dan jaringan lunak secara tegas
Tujuan : Pemeriksaan radiografi tulang pada umumnya
Indikator : Kontras tinggi
kV Rendah
Batasan : < 50kV soft tissue technique
Tujuan : Teknik untuk memperlihatkan struktur jaringan lunak (soft tissue)
21
22
Gambar 3.4 Densito meter type X-Rite 301 yang digunakan pada penelitian
23
24
25
Mulai
Persiapan Pasien
Faktor Ekspose
120kV dan 30 mAs
Penentuan Nilai
Densitas
Hasil
Selesai
26
Pada bab ini peneliti akan membahas tentang pengambilan data hasil
radiografi dari pemeriksaan schedel lateral dengan menggunakan grid 6:1 dengan
grid 8:1
Dari gambar 4.1 menunjukkan secara umum bahwa hasil densitas pada hasil
radiografi variasi faktor eksposi dengan menggunakan grid 6:1 mempunyai
perbedaan dimana menggunakan grid lebih jelas. Hal ini disebabkan penggunaan
grid yang lebih tinggi lebih efektif dibandingkan dengan menggunakan grid yang
rendah.
27
Dari gambar 4.2 menunjukkan secara umum bahwa hasil densitas pada hasil
radiografi variasi faktor eksposi tanpa menggunakan grid 6:1 mempunyai perbedaan
dimana tanpa menggunakan grid tidak jelas hasil pemeriksaan. Hal ini disebabkan
penggunaan grid yang lebih efektif dibandingkan dengan tanpa menggunakan grid.
28
Dari gambar 4.3 menunjukkan secara umum bahwa densitas pada Phantom
hasil radiografi variasi faktor eksposi mempunyai persamaan dengan menggunakan
phantom dimana menggunakan phantom hampir sama hasil dengan menggunakan
objek manusia. Hal ini disebabkan penggunaan objek manusia lebih efektif
dibandingkan dengan menggunakan phantom.
29
Dari Tabel 4.1 didapatkan hasil dari stepwadge 1 sampai 11 yang diukur
menggunakan Densitometer dengan variasimenggunakan griddan tanpa
menggunakan grid mendapatkan hasil kadar kehitamannya. Pada Nilai densitas
menggunakangrid diperoleh nilai minimum sebesar 1.52 dan nilai maksimum sebesar
2.44, Pada Nilai densitas tanpa menggunakan grid diperoleh nilai minimum sebesar
0.4 dan nilai maksimum sebesar 1.98. Pada Nilai densitas menggunakan pantom
diperoleh nilai minimum sebesar 1.45 dan nilai maksimum sebesar 2.37.
30
Gambar 4.4 Hasil densitas terhadap stepwedge pada foto schedel lateral dengan
menggunakan grid, tanpa menggunakan grid dan menggunakan pantom dengan
variasi grid 6:1
Dari gambar didapatkan bahwa terjadi kenaikan densitas dari step pertama (yang
paling tipis) hingga ke step-step berikutnya, pada stepwadge nilai densitas tinggi
diperoleh menggunakan grid dengan nilai densitas 2.44 sedangkan nilai densitas
tertinggi tanpa menggunakan grid dengan nilai densitas 1.98, dan nilai densitas
tertinggi menggunakan pantom dengan nilai densitas 2.37.
31
Dari gambar 4.5 menunjukkan secara umum bahwa hasil densitas pada hasil
radiografi variasi faktor eksposi dengan menggunakan grid 8:1 dapat dilihat hasil
radiografi grid 8:1 kurang jelas. Hal ini disebabkan penggunaan grid yang lebih
tinggi lebih efektif dibandingkan dengan menggunakan grid yang rendah.
32
Dari gambar 4.6 menunjukkan secara umum bahwa hasil densitas pada hasil
radiografi variasi faktor eksposi tanpa menggunakan grid 8:1 mempunyai perbedaan
dimana tanpa menggunakan grid tidak jelas hasil pemeriksaan. Hal ini disebabkan
penggunaan grid yang lebih efektif dibandingkan dengan tanpa menggunakan grid.
33
34
35
Gambar 4.8 hasil densitas dan ketebalan stepwedge pada foto schedel lateral
menggunakan grid, tanpa menggunakan grid dan menggunakan Pantom 8:1
Dari gambar didapatkan bahwa terjadi kenaikan densitas dari step pertama (yang
paling tipis) hingga ke step-step berikutnya, pada stepwadge nilai densitas tinggi
diperoleh menggunakangrid dengan nilai densitas 2.25 sedangkan nilai densitas
tertinggi pada tanpa menggunakan grid dengan nilai densitas 1.67, dan nilai densitas
tertinggi pada tanpa menggunakan grid dengan nilai densitas 2.16.
36
5.1 Kesimpulan
1. Pada grid 6:1 mempunyai Nilai densitas menggunakangrid diperoleh nilai
minimum sebesar 1.52 dan nilai maksimum sebesar 2.44, Pada Nilai densitas
tanpa menggunakan grid diperoleh nilai minimum sebesar 0.4 dan nilai
maksimum sebesar 1.98. Pada Nilai densitas menggunakan pantom diperoleh
nilai minimum sebesar 1.45 dan nilai maksimum sebesar 2.37.
2. Pada grid 8:1 mempunyai Nilai densitas menggunakangrid diperoleh nilai
minimum sebesar 1.09 dan nilai maksimum sebesar 2.25, Pada Nilai densitas
tanpa menggunakan grid diperoleh nilai minimum sebesar 0.2 dan nilai
maksimum sebesar 1.67. Pada Nilai densitas menggunakan pantom diperoleh
nilai minimum sebesar 0.94 dan nilai maksimum sebesar 2.16.
3. Pada penggunaan grid ratio 6:1 mempunyai nilai densitas yang lebih besar
dari pada dengan grid ratio 8:1. Hal ini disebabkan penggunaan grid ratio
yang lebih besar 8:1 menyebabkan semakin banyak radiasi hambur dan
radiasi primer yang dapat terserap sehingga radiasi yang mengenai film
semakin kecil yang berakibat pada penurunan nilai densitas gambaran
radiograf.
5.2 Saran
Disarankan untuk penelitian selanjutnya menggunakan Grid ratio yang lebih besar
karena semakin besar grid ratio yang kita gunakan akan semakin bagus karena
radiasi hambur akan semakin kecil.
37
38
39
40
41