Anda di halaman 1dari 11

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK

PADA SISWA SMA PGRI 4 BANJARMASIN


TAHUN 2019

(Nama)
1
Fakultas Kesehatan Masyarakat
*E-mail: nuril.168bjb@gmail.com, Telepon: 081351100390

ABSTRAK
Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang mengalami
perkembangan aspek atau fungsi untuk masuk ke masa dewasa. Dalam masa dewasa akan mengalami berbagai
perubahan biologik, psikologis, dan perubahan social. Badan kesehatan dunia (WHO) memperlihatkan bahwa
jumlah pecandu rokok di Indonesia cenderung meningkat. Berdasarkan jumlah perokok, Indonesia adalah Negara
ketiga dengan jumlah prevalensi perokok terbesar di dunia yaitu (4,8%) setelah China (30%) dan India (11,2%).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan Pengetahuan, Sikap, Anggota keluarga yang merokok dan
Pengaruh Teman dengan Perilaku Merokok pada siswa SMA PGRI 4 Banjarmasin. Jenis penelitian ini
menggunakan metode penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional dan pengambilan sampel
dilakukan dengan cara Total Sampling yaitu total populasi yang berjumlah 69 orang. Penelitian ini dilaksanakan di
SMA PGRI 4 Banjarmasin pada bulan Juli 2019. Hasil uji chi square menunjukkan bahwa hubungan Pengetahuan
dengan Perilaku Merokok didapat nilai ρ value = 0,000 yang artinya memiliki hubungan. Sikap dengan Perilaku
Merokok di dapat nilai ρ value = 0,000 yang artinya memiliki hubungan. Anggota Keluarga yang merokok dengan
Perilaku Merokok didapat nilai ρ value = 0,426 yaitu nilai ρ > α yang artinya tidak memiliki hubungan. Pengaruh
Teman sebaya dengan Perilaku Merokok didapat nilai ρ value = 0,000 yang artinya memiliki hubungan. Saran yang
didapat adalah perlunya pengembangan karakter remaja dengan memberikan penyuluhan tentang dampak dan
bahaya rokok dan tembakau.
Kata Kunci : Perilaku Merokok, Pengetahuan, Sikap, Anggota Keluarga yang Merokok, Pengaruh Teman
Sebaya, SMA PGRI 4 Banjarmasin

ABSTRACT

Adolescence is a period of transition from childhood to adulthood which has developed aspects or functions to enter
adulthood. In adulthood will experience various biological changes, psychological, and social changes. The World
Health Organization (WHO) shows that the number of cigarette addicts in Indonesia tends to increase. Based on the
number of smokers, Indonesia is the third country with the largest prevalence of smokers in the world (4.8%) after
China (30%) and India (11.2%). This study aims to determine the relationship between Knowledge, Attitudes, family
members who smoke and the influnce of friends with smoking behavior on students SMA PGRI 4 Banjarmasin. This
type of research uses observational analytic research method with a cross sectional approach and sampling is done
by means of total Sampling, namely the total population of 69 people. This study was conducted in SMA PGRI 4
Banjarmasin in July 2019. The results of the chi square test showed that knowledge with smoking behavior was
obtained. value ρ value = 0,000 which means having a relationship. Attitudes with Smoking Behavior can get a
value of ρ value = 0,000 which means having a relationship. Family members who smoke with smoking behavior
obtained a value of ρ value = 0.426 which is the value of ρ> α, which means it has no relationship. The influence of
Peers with Smoking Behavior obtained a value of ρ value = 0,000 which means having a relationship. The advice
obtained were the need for the development of adolescent character by providing information about the effects and
dangers of cigarettes and tobacco.
Keywords : Smoking Behavior, Knowledge, Attitudes, Family Members who Smoked, Peer Influence, SMA PGRI
4 Banjarmasin
PENDAHULUAN
Pada era globalisasi ini banyak menuntut usia remaja untuk mengenal berbagai hal yang
baru. Perilaku remaja pada umumnya merupakan suatu pengembangan jati diri, dimana usia
remaja ingin diberikan kebebasan dalam melakukan sesuatu yang mereka inginkan. Remaja lebih
sering diistilahkan sebagai masa adolescence, yang banyak mencakupi arti luas, dalam hal ini
yang mempengaruhi yaitu, kematangan mental, emosional dan fisik (Durandt, 2015).
Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang
mengalami perkembangan aspek atau fungsi untuk masuk ke masa dewasa. Dalam
perkembangan masa dewasa akan mengalami berbagai perubahan biologik, psikologis, dan
perubahan sosial (Notoatmodjo, 2007).
Badan kesehatan dunia (WHO) memperlihatkan bahwa jumlah pecandu rokok di
Indonesia cenderung meningkat. Berdasarkan jumlah perokok, Indonesia adalah Negara ketiga
dengan jumlah prevalensi perokok terbesar di dunia yaitu (4,8%) setelah China (30%) dan India
(11,2%) (WHO, 2008).
Perokok di Indonesia ternyata tidak hanya di kalangan dewasa saja, namun sudah
merambat kekalangan remaja. Kita tahu remaja merupakan masa transisi antara masa kanak-
kanak dan masa dewasa. Masa transisi inilah yang kadang membuat remaja bingung dalam
mencari identitas dirinya (Purwanto, 2012).
Pada usia remaja sangatlah identik dengan masa pergaulan, pada masa ini biasanya
remaja mulai tidak tergantung pada keluarga sebaiknya lebih memilih melakukan apa yang
remaja inginkan (Durandt, 2015).
Dilihat dari sisi biologis perilaku yaitu suatu kegiatan atau aktifitas sebuah organisme
yang saling bersangkutan. Adanya perilaku dengan hidup sehat dengan tidak merokok, merokok
adalah kebiasaan buruk yang mengakibatkan berbagai macam penyakit (Notoadmojo, 2014).
Perilaku merokok adalah suatu kegiatan atau aktifitas yang membakar rokok atau
tembakau dan kemudian menghisap asapnya dan kemudian menghembuskannnya kembali dan
dilakukan berulang sampai rokok itu habis (Molina, 2017).
Jumlah perokok di dunia mencapai 2,8 milyar orang, dimana seetiap tahun ada 5 juta orang
meninggal akibat penyakit yang disebabkan oleh rokok (WHO, 2015).
Bertambahnya jumlah perokok mengakibatkan bertambah pula angka kematian yang
disebabkan oleh rokok. Di tahun 2030 diperkirakan angka kematian akibat rokok sebesar 10 juta
jiwa, dan sebagian besar dari Negara berkembang (70%) (Kemenkes RI, 2014). Temuan SKRRI
(2007) mengatakan sebelum remaja berusia < 13 tahun, ada 21% remaja pria dan 26% remaja
wanita yang sudah mulai merokok dan terjadi peningkatan kebiasaan merokok setelah pria
berusia 20-24 tahun.
Perilaku merokok juga berdampak serius terhadap kesehatan fisik. Dari semua obat
terlarang rokok mengandung zat yang paling banyak menimbulkan risiko kesehatan (Cobb,
2007).
Rokok mengandung nikotin yang menyebabkan perubahan di otak yang menimbulkan
adiksi yang bahkan lebih kuat daripada adiksi heroin dan kokain. Bersamaan dengan menghisap
nikotin perokok menghisap 4000 zat kimia lain yang terkandung dalam rokok. Dampak yang
lebih cepat timbul ialah berkurangnya udara masuk ke paru-paru, rentan terhadap batuk, flu, dan
penyakit-penyakit lain dan waktu pemulihan lebih lambat (Healey, 2011).
Merokok menyebabkan kanker paru-paru, taring, rongga mulut, kandung kemih,
pancreas, Rahim, leher Rahim, ginjal, lambung, dan kerongkongan, penyakit pernapasan
menyumbang 18% terhadap stroke yang menyebabkan kematian serta meningkatnya
aterosklerosis, mengurangi kesuburan dan menyebabkan impotensi pada laki-laki serta
meningkatkan risiko dan tingkat keparahan radang sendi. Pengggunaan rokok juga berhubungan
dengan migraine. Pertumbuhan tumor dan semakin pendeknya harapan hidup serta
meningkatnya risiko terkena serangan pada cardiovascular (Friemel, 2015).
Banyaknya dampak negatif merokok pada remaja berimplikasi negative terhadap
perkembangan. Akibat lanjutan yang ditimbulkan merokok yakni terbatasnya peluang remaja
untuk berkembang menjadi orang dewasa yang produktif dan menjadi sumber masalah seumur
hidup serta menjadi risiko berat terhadap kerusakan tubuh dan kematian remaja. Dampak lain
ialah timbulnya masalah sosial seperti kegagalan di sekolah dan keterlibatan dalam berbagai
perilaku berisko (Bjornlund, 2010).
Besarnya dampak interaksi teman sebaya dibuktikan oleh beberapa penelitian. El-Amin,
Nwaru, Ginawi, Pisani, dan Hakama (2011) menemukan bahwa orang tua, guru, dan teman
memengaruhi remaja untuk merokok namun pengaruh yang paling kuat diantaranya adalah
teman. Hasil penelitian Chotidjah (2012) juga konsisten dengan temuan tersebut. Chotidjah
melaporkan bahwa sebagian besar perokok remaja pertama-tama mengenal rokok dari teman
(63,63%). Sisanya dari orangtua (16,36%) dan keluarga (12,72%). Liem (2014), Hendricks,
Savahi, dan Florence (2016) menyatakan bahwa tekanan teman sebaya merupakan predictor
yang kuat terhadap penggunaan zat-zat berbahaya. Banyak perokok remaja (84%) juga setuju
bahwa kebiasaan merokok dimulai karena teman (Anjum et al, 2016).
Banyak alasan seseorang khususnya remaja memutuskan untuk merokok salah satunya
menurut Mu’tadin (2002) dalam Fuadah (2011) antara lain karena pengaruh orang tua, pengaruh
teman sebaya. Hal ini sejalan dengan pendapat Green yang menyatakan bahwa perilaku
seseorang termasuk perilaku merokok dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu, faktor pendorong
(predisposisi), faktor pemungkin (enabling), dan faktor penguat (reinforcing) (Notoatmodjo,
2010).
Mayoritas perokok adalah usia remaja 15-19 tahun dan 65% perokok di Kalsel adalah
berasal dari masyarakat miskin. Data yang dihimpun dari Riset Kesehatan Daerah menyebutkan,
jumlah perokok di Kalimantan Selatan mencapai kisaran 30,5% dari jumlah penduduk yang lebih
dari 3,6 juta jiwa. Angka ini hampir mendekati rata-rata Nasional yang mencapai 34,7%. Dari
30,5% tersebut, perokok terbesar pada kelompok umur 15-19 tahun yaitu 41,3%, 10-14 tahun
sebanyak 17,5% dan usia 5-9 tahun sebanyak 1,7%. Ini bearti sekitar 18.000 anak usia 5-9 tahun
adalah perokok (Dinas Kesehatan Prov. Kalsel 2013).
Hasil observasi awal di SMA PGRI 4 Banjarmasin, peniliti melihat bahwa ada siswa
yang merokok diluar kegiatan sekolah, misalnya saat sebelum masuk lingkungan sekolah, setelah
keluar sekolah, bahkan ada secara sembunyi-sembunyi merokok saat jam istirahat.
Hasil studi pendahuluan melalui wawancara dengan guru Bimbingan Konseling (BK)
pada SMA PGRI 4 Banjarmasin, menunjukkan bahwa ada beberapa siswa adalah perokok. Guru
BK tersebut menambahkan, beberapa siswa yang merokok cenderung mengalami penurunan
dalam hasil belajar dan terkadang juga membolos sekolah. Beberapa siswa mengutarakan bahwa
ia merokok sejak di Sekolah Menengah Pertama (SMP) karena ikut dengan pergaulan teman-
temannya. Siswa tersebut juga mengatakan terkadang merokok bersama teman-teman saat
berada di belakang atau di kantin sekolah atau pada jam mata pelajaran yang kosong, bahkan
terkadang juga ia merokok saat berada di toilet sekolah. Merek rokok yang mereka isap tidak
menentu, karena kadang minta sama teman atau mengambil punya orang tua yang ada dirumah,
atau beli rokok yang dijual secara perbatang.
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini menggunakan metode penelitian observasional analitik. Rancangan
penelitian yang digunakan yaitu sensus, dan menggunakan pendekatan cross sectional. Yaitu
suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek
cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat. Populasi penelitian
ini adalah siswa SMA PGRI 4 Banjarmasin berjumlah 69 orang. Pengambilan sampel disini
dilakukan dengan cara Total Sampling tepatnya populasi yang berjumlah 69 orang. Untuk
mengidentifikasi pengetahuan, sikap, Anggota keluarga yang merokok dan Teman sebaya
dengan Perilaku Merokok pada Siswa SMA PGRI 4 Banjarmasin. Pengumpulan data dilakukan
dengan menggunakan kuisioner yaitu kuesioner pengetahuan siswa, sikap, pengaruh keluarga
dan teman sebaya dengan cara wawancara. Variabel bebas dalam penelitan ini adalah
Pengetahuan, sikap, Anggota keluarga yang merokok, dan teman sebaya pada siswa SMA PGRI
4 Banjarmasin. sedangkan Varibel terikat adalah Perilaku Merokok.

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Analisis Univariat
a. Perilaku Merokok
Tabel 4.6
Distibusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perilaku Merokok pada siswa SMA PGRI 4
Banjarmasin tahun 2019
No. Perilaku Jumlah Persentase (%)
1. Tidak Merokok 29 42
2. Merokok 40 58
Total 69 100
Berdasarkan tabel 4.6 mayoritas responden adalah merokok yaitu berjumlah 40 siswa
(58%), sedangkan yang tidak merokok adalah 29 Siswa (42%).
a. Pengetahuan
Tabel 4.7
Distribusi frekuensi responden berdasarkan Pengetahuan pada siswa SMA PGRI 4
Banjarmasin tahun 2019
No. Pengetahuan Jumlah Persentase (%)
1. Baik 41 59,4
2. Cukup 28 40,6
Total 69 100

Berdasarkan tabel 4.7 mayoritas responden pengetahuan adalah dengan


pengetahuan baik sebanyak 41 (59,4%) yang artinya bahwa siswa SMA PGRI 4
Banjarmasin memiliki pengetahuan yang baik mengenai dampak dari merokok.
Sedangkan dengan pengetahuan cukup sebanyak 28 siswa (40,6%).
b. Sikap
Tabel 4.8
Distribusi frekuensi responden berdasarkan Sikap pada siswa SMA PGRI 4
Banjarmasin tahun 2019

No. Sikap Jumlah Persentase (%)


1. Positif 32 46,4
2. Negatif 37 53,6
Total 69 100

Berdasarkan tabel 4.8 mayoritas responden berdasarkan sikap Negatif sebanyak


37 siswa (53,6%) yang artinya siswa tersebut merokok karena berdasarkan kesadaran
dirinya sendiri. Sedangkan siswa dengan sikap positif sebanyak 32 siswa (46,4%).
c. Anggota Keluarga yang Merokok
Tabel 4.9
Distribusi frekuensi responden berdasarkan Anggota Keluarga yang Merokok
pada siswa SMA PGRI 4 Banjarmasin tahun 2019
No. Anggota keluarga yang Jumlah Persentase (%)
merokok
1. Tidak Ada 18 26,1
2. Ada 51 73,9
Total 69 100
Berdasarkan tabel 4.9 mayoritas responden Anggota Keluarga yang Merokok
sebanyak 51 siswa (73,9%) responden mengatakan anggota keluarga mereka merokok
dan survey terbanyak yaitu ayah. Sedangkan 18 siswa (26,1%) mengatakan bahwa
keluarga mereka tidak merokok.
d. Pengaruh Teman Sebaya
Tabel 4.10
Distribusi frekuensi responden berdasarkan Pengaruh Teman Sebaya pada siswa
SMA PGRI 4 Banjarmasin tahun 2019
No. Pengaruh Teman Sebaya Jumlah Persentase (%)
1. Tidak mempengaruhi 37 53,6
2. Mempengaruhi 32 46,4
Total 69 100
Berdasarkan tabel 4.10 mayoritas responden Pengaruh Teman Sebaya yang tidak
mempengaruhi sebanyak 37 (53,6%) siswa dengan sikap positif. Sedangkan yang
mempengaruhi ada 32 (46,4%) siswa dengan sikap negatif
2. Analisis Bivariat
a. Hubungan pengetahuan dengan perilaku merokok pada siswa SMA PGRI 4
Banjarmasin tahun 2019
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SMA PGRI 4 Banjarmasin pada 69
responden didapatkan hasil dari pengetahuan dengan perilaku merokok :
Tabel 4.11
Distribusi silang hubungan pengetahuan dengan perilaku merokok pada siswa SMA
PGRI 4 Banjarmasin tahun 2019
Perilaku Merokok
p-
Pengetahuan Tidak Total %
% Merokok % value
Merokok
Baik 27 65,9 14 34,1 41 100
0.000
Cukup 2 7,1 26 92,9 28 100
Total 29 42,0 40 58,0 69 100
(sumber : Data primer)
Berdasarkan tabel 4.11 diketahui bahwa Pengetahuan Perilaku merokok
responden dengan kategori Baik dan Cukup proporsinya yaitu dari 41 siswa (100 %)
dengan pengetahuan baik ada 27 siswa (65,9 %) dengan perilaku tidak merokok dan ada 14
siswa (34,1%) dengan perilaku merokok, kemudian dari 28 siswa (100 %) dengan
pengetahuan cukup ada 2 siswa (7,1%) dengan perilaku tidak merokok dan ada 26 siswa
(92,9%) dengan perilaku merokok.
Berdasarkan uji statistik dengan menggunakan chi-square diperoleh nilai ρ value
= 0,000 sedangkan nilai α = 0,05 . Dengan nilai ρ < α, dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan antara pengetahuan dengan perilaku merokok pada siswa SMA PGRI 4
Banjarmasin tahun 2019.

b. Hubungan sikap dengan perilaku merokok pada siswa SMA PGRI 4 Banjarmasin
tahun 2019
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SMA PGRI 4 Banjarmasin pada 69
responden didapatkan hasil dari sikap siswa dengan perilaku merokok :

Tabel 4.12
Distribusi silang berdasarkan hubungan sikap dengan perilaku merokok pada
siswa SMA PGRI 4 Banjarmasin tahun 2019
Perilaku Merokok
p-
Sikap Tidak Total %
% Merokok % value
Merokok
Positif 26 81,3 6 18,8 32 100
0.000
Negatif 3 8,1 34 91,9 37 100
Total 29 42,0 40 58,0 69 100
(sumber : data primer)
Berdasarkan tabel 4.12 diketahui bahwa Sikap siswa dengan Perilaku merokok responden
dengan kategori Positif dan Negatif proporsinya yaitu dari 32 siswa (100 %) dengan sikap
positif ada 26 siswa (81,3 %) dengan perilaku tidak merokok dan ada 6 siswa (18,8%) dengan
perilaku merokok, kemudian dari 37 siswa (100 %) dengan perlaku negatif ada 3 siswa (8,1%)
dengan perilaku tidak merokok dan ada 34 siswa (91,9%) dengan perilaku merokok.
Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan uji chi-square diperoleh ρ value=0,000
sedangkan nilai α < 0,05. Dengan demikian nilai ρ < α, dapat diartikan bahwa ada hubungan
antara sikap dengan perilaku merokok pada siswa SMA PGRI 4 Banjarmasin tahun 2019.

c. Hubungan Anggota Keluarga yang merokok dengan perilaku merokok pada siswa
SMA PGRI 4 Banjarmasin tahun 2019
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SMA PGRI 4 Banjarmasin pada 69
responden didapatkan hasil dari sikap siswa dengan perilaku merokok :

Tabel 4.13
Distribusi silang berdasarkan hubungan Anggota Keluarga yang merokok dengan perilaku
merokok pada siswa SMA PGRI 4 Banjarmasin Tahun 2019
Anggota Perilaku merokok
p-
Keluarga yang Tidak %
% Merokok % Total value
merokok merokok
Tidak ada 9 50,0 9 50,0 18 100
Ada 20 39,2 31 60,8 51 100 0,426
Total 29 42,0 40 58,0 69 100
(sumber : data primer)

Berdasarkan tabel 4.13 diketahui bahwa Anggota keluarga siswa yang merokok dengan
Perilaku merokok responden dengan kategori Tidak ada dan Ada proporsinya yaitu dari 18 siswa
(100 %) dengan anggota keluarga yang tidak merokok ada 9 siswa (50,0 %) dengan perilaku
tidak merokok dan ada 9 siswa (50,0%) dengan perilaku merokok, kemudian dari 51 siswa (100
%) dengan anggota keluarga yang merokok ada 20 siswa (39,2%) dengan perilaku tidak
merokok dan ada 31 siswa (60,8%) dengan perilaku merokok.
Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan uji chi-square diperoleh ρ value=0,426
sedangkan nilai α < 0,05. Dengan demikian nilai ρ > α, dapat diartikan bahwa tidak terdapat
hubungan antara Anggota Keluarga yang merokok dengan perilaku merokok pada siswa SMA
PGRI 4 Banjarmasin tahun 2019.
d. Hubungan Pengaruh teman sebaya dengan perilaku merokok pada siswa SMA PGRI
4 Banjarmasin tahun 2019
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SMA PGRI 4 Banjarmasin pada 69
responden didapatkan hasil dari sikap siswa dengan perilaku merokok :

Tabel 4.14
Distribusi silang berdasarkan hubungan Pengaruh teman sebaya dengan perilaku merokok
pada siswa SMA PGRI 4 Banjarmasin tahun 2019
Perilaku merokok
Pengaruh teman
Tidak % p- value
sebaya % Merokok % Total
merokok
Tidak
28 75,7 9 24,3 37 100
mempengaruhi
0,000
Mempengaruhi 1 31,1 31 96,9 32 100
Total 29 42 40 58 69 100
(sumber : data primer)

Berdasarkan tabel 4.14 diketahui bahwa Pengaruh Teman Sebaya dengan Perilaku
merokok responden dengan kategori Tidak Mempengaruhi dan Mempengaruhi proporsinya
yaitu dari 37 siswa (100 %) dengan tidak mempengaruhi ada 28 siswa (75,7 %) dengan
perilaku tidak merokok dan ada 9 siswa (24,3%) dengan perilaku merokok, kemudian dari
32 siswa (100 %) Mempengaruhi ada 1 siswa (31,1%) dengan perilaku tidak merokok dan
ada 31 siswa (96,9%) dengan perilaku merokok.
Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan uji chi-square diperoleh ρ value=0,000
sedangkan nilai α < 0,05. Dengan demikian nilai ρ < α, dapat diartikan bahwa terdapat
hubungan antara Pengaruh teman sebaya dengan perilaku merokok pada siswa SMA PGRI
4 Banjarmasin tahun 2019.

PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulan bahwa :
a. Mayoritas responden adalah merokok yaitu berjumlah 40 siswa (58%).
b. Mayoritas responden pengetahuan baik yaitu 41 (59,4%).
c. Mayoritas responden berdasarkan sikap adalah Negatif yaitu berjumlah 37 siswa (53,6%).
d. Sebagian besar Anggota Keluarga responden Merokok yaitu 51 siswa (73,9%).
e. Sebagian besar Teman Sebaya adalah tidak mempengaruhi yaitu 37 siswa (53,6%).
f. Berdasarkan uji chi-square diperoleh nilai ρ value = 0,000 sedangkan nilai α = 0,05 .
Dengan nilai ρ < α, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan
perilaku merokok pada siswa SMA PGRI 4 Banjarmasin tahun 2019.
g. Berdasarkan hasil uji chi-square diperoleh ρ value=0,000 sedangkan nilai α < 0,05.
Dengan demikian nilai ρ < α, dapat diartikan bahwa ada hubungan antara sikap dengan
perilaku merokok pada siswa SMA PGRI 4 Banjarmasin tahun 2019.
h. Berdasarkan hasil uji chi-square diperoleh ρ value=0,426 sedangkan nilai α < 0,05.
Dengan demikian nilai ρ > α, dapat diartikan bahwa tidak terdapat hubungan antara
Anggota Keluarga yang merokok dengan perilaku merokok pada siswa SMA PGRI 4
Banjarmasin tahun 2019.
i. Berdasarkan hasil uji chi-square diperoleh ρ value=0,000 sedangkan nilai α < 0,05.
Dengan demikian nilai ρ < α, dapat diartikan bahwa terdapat hubungan antara Pengaruh
teman sebaya dengan perilaku merokok pada siswa SMA PGRI 4 Banjarmasin tahun
2019.
2. Saran
a. Bagi Peneliti Selanjutnya
Disarankan kepada peneliti selanjutnya agar melakukan penelitian tentang tingkat stres,
iklan rokok, dan alasan psikologis dan dengan metode yang berbeda.
b. Bagi Sekolah
Merupakan bahan masukan bagi sekolah agar bisa bekerja sama dengan Puskesmas agar
dapat memberikan penyuluhan tentang dampak dan bahaya rokok dan tembakau.
c. Bagi Institusi
Merupakan bahan referensi bagi penelitian selanjutnya mengenai bidang terkait yaitu
tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok pada remaja ataupun
siswa sekolah.

REFERENSI
Aji, Kandi S. “Gambaran Perilaku Merokok dan Faktor-Faktor yang Berhubungan pada pelajar
SLTP Negri di Depok Tahun 2002”. Skripsi S1 Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Universitas Indonesia Depok, 2003.

Ali, M., Pengetahuan, Sikap, dan Faktor Psikologis Berhubungan dengan Perilaku Merokok pada
Pegawai Poltekes Kemenkes Jakarta III. Ilmu dan Teknologi kesehatan.

Ali, Mohammad. 2014. Pengetahuan, Sikap, Dan Faktor Psikologis Berhubungan Dengan
Perilaku Merokok Pada Pegawai Poltekes Kemenkes Jakarta III.

Baharuddin. (2017): Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Merokok pada Anak
Usia Remaja Madya (15-18 Tahun). Skripsi. Makasar: UIN Alauddin Makasar.

Dian Komasari dan A.F.Helmi (2000). Faktor-faktor Penyebab Perilaku Merokok pada Remaja.
Jurnal Psikologi Universitas Gadjah Mada 2000,

Edy Nurkamal, dkk (2014).Faktorfaktor yang mempengaruhi Kebiasaan dan Perilaku Merokok
Siswa Kelas XII SMA Negeri 2 Pare-pare.

Fikriyah, Samrotul & Febrijanto, Yoyok. 2012 . Faktor- faktor yang mempengaruhi perilaku
merokok pada mahasiswa laki-laki di asrama putra, (Online ), Volume 5, No. 1,
(http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/stikes/article/download/18472/18286.

Lindawati, dkk. 2012. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Merokok Siswa-Siswi SMP
Di Daerah Jakarta Selatan Tahun 2011.

Kementerian Kesehatan RI, (2011). Profil Kesehatan Indonesia 2010. http://www.depkes.go.id


Kustani A.K. (2014). Hubungan antara pengaruh keluarga, pengaruh teman dan pengaruh iklan
terhadap perilaku merokok pada remaja di SMPN 1 Slogohimo, Wonogiri. Skripsi.
Publikasi Ilmiah Universitas Muhammad Surakarta.

Khotijah, A. H (2015). Hubungan Antara Komformitas Teman Sebaya dan Pengetahuan Tentang
Rokok dengan Perilaku Merokok Remaja. Skripsi. Psikologi UIN.

Kuncoro (2007). Rokok dan bahayanya. Diunduh pada tanggal 21 April 2019 dari
http://www.kompas.com/read/artikel/rokok_dan_bahayanya.html.

Komasari, D. & Helmi, AF.(2000). Faktor-Faktor Penyebab Perilaku Merokok Pada Remaja.
Jurnal Psikologi Universitas Gadjah Mada, 2. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada
Press.

Kurnia agustina, 2008. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Merokok Siswa SLTP Di
Bekasi Tahun 2008.

Mu’tadin, Z. (2002). Remaja dan rokok. Artikel diakses pada tanggal 21 April 2019 dari:
www.e-psikolgi.com

Maseda DR, Suba B, Wongkar D. Hubungan pengetahuan dan sikap tentang bahaya merokok
dengan perilaku merokok pada remaja putra di SMA Negeri 1 Tompasobaru.

Nasution, I.K. Perilaku Merokok pada Remaja. Medan: Universitas Sumatera Utara, 2007.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta

Notoatmodjo, Soekidjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta,
2010.

Nugroho, C.A., Saparwati, M., Rosalina, S. (2014). Hubungan faktor keluarga dan teman dengan
perilaku merokok mahasiswa program studi ilmu keperawatan STIKES Ngudi Wahyo
Ungran. Skripsi STIKES Ngudi Waluyo Ungaran.

Pakaya S. Hubungan pengetahuan tentang bahaya merokok dengan perilaku merokok pada siswa
SMP Negri 1 Bulawa Gorontalo.
Pradana HT. Hubungan antara pengetahuan, sikap dan perilaku remaja tentang merokok di
program studi ilmu keperawatan semester 4 dan 6 Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta.

Riadinata, Eryan. ”Hubungan Lingkungan Keluarga dan Teman Sebaya dengan Perilaku
Merokok pada Remaja Usia 18-22 Tahun di Desa Gonilan Kartasura.” Skripsi S1
Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta,
2018.
Rahmadi, A., Lestari, Y. dkk, 2013. Artikel Penelitian Hubungan Pengetahuan dan Sikap
Terhadap Rokok Dengan Kebiasaan Merokok Siswa SMP di Kota Padang. Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas.

Sirait, M.A. dkk. Perilaku Merokok di Indonesia, Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat. Medan:
Universitas Sumatera Utara, 2001.

Soetjningsih. Tumbuh kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta: Sagung Seto, 2004.

Saputra, A., 2012. Perilaku Merokok Pada Siswa Laki-laki SMP. Jurnal Ilmu Keperawatan.

Sukma. 2013. Peran Orang Tua Dalam Mencegah Perilaku Merokok Dengan Perilaku Merokok
Pada Remaja Putra.

Santi, 2013. Hubungan Pengetahuan Tentang Rokok Dengan Sikap Terhadap Bahaya Merokok
Pada Siswa SMA Batik 1 Surakarta.

The Global Youth Tobacco Survei (GYTS) Collaborative Group. Tobacco Use among Youth: a
Cross Country Comparison, 2002. Artikel diakses pada tanggal 20 April 2019 dari:
http://tc.bmjjoumals.com/cgi/reprint/11/3/252.pdf

Widiansyah, M., 2014. Faktor-faktor Penyebab Perilaku Remaja Paser Utara.

Anda mungkin juga menyukai