PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan guna menyusun Skripsi untuk memenuhi
sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
OLEH :
FARAH NUR AZIZAH
NPM : 15.07.0250
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
masalah kesehatan dan sudah menjadi perhatian terdapat tiga negara yang
terjadi peningkatan terus menerus kasus DBD yaitu Indonesia, Thailand, dan
Myanmar (WHO, 2015). Jumlah kasus DBD fluktuatif setiap tahunnya. Data
1.071 kematian sedangkan pada tahun 2016 sebanyak 202.314 penderita dan
1.593 kematian adapun pada tahun 2017 terhitung sejak bulan Januari hingga
kesakitan atau Incidence Rate (IR) di 34 provinsi di 2015 mencapai 50.75 per
100 ribu penduduk, dan Incidence Rate (IR) pada tahun 2016 mencapai 78.85
per 100 ribu penduduk. Angka ini masih lebih tinggi dari target Incidence
Rate (IR) nasional yaitu 49 per 100 ribu penduduk (Kemenkes RI, 2017).
berjumlah 68.407 kasus, dengan jumlah kematian sebanyak 493 orang. Angka
angka kesakitan DBD tertinggi yaitu Sulawesi Selatan sebesar 105,95 per
1
2
dan Bali sebesar 52,61 per 100.000 penduduk. Kematian CFR akibat DBD
lebih dari 1% dikategorikan tinggi. Walaupun secara umum CFR tahun 2017
satu indikator yang digunakan untuk upaya pengendalian penyakit DBD yaitu
angka bebas jentik (ABJ). Sampai dengan tahun 2017 ABJ secara nasional
belum mencapai target program yang sebesar ≥ 95%. ABJ tahun 2017
sebesar 46,7%, tahun 2016 sebesar 67,6%. ABJ merupakan output yang
2018 terdapat 269 kasus. Dan terjadi penurunan pada tahun 2019 yaitu 148
Banjarbaru, 2019 )
angka penularan DBD masih terbilang tinggi. Tingginya angka kejadian DBD
DBD.
3
dan Demam Dengue sebanyak 7 kasus, serta angka bebas jentik (ABJ) tahun
2018 jumlah diperiksa sebanyak 2088 positif jentik sebanyak 206 dan tidak
air serta adanya empat sel tipe virus yang bersirkulasi sepanjang tahun. faktor
faktor host, lingkungan, perilaku hidup bersih dan sehat serta faktor virusnya
sendiri. Faktor host yaitu kerentanan dan respon imun; faktor lingkungan
yaitu kondisi geografi (ketinggian dari permukaan laut, curah hujan, angin,
3
4
sikap dan perilaku, sedangkan lingkungan adalah kondisi atau factor yang
data dengan uji variabel Simple Random Sampling (SRS). Dengan didapatkan
Kabupaten Boyolali.
4
5
B. Rumusan Masalah
yaitu:
1. Pernyataan Masalah
Berdarah Dengue (DBD) pada tahun 2018 sebanyak 27 kasus, dan Demam
Dengue sebanyak 7 kasus, serta angka bebas jentik (ABJ) tahun 2018 jumlah
diperiksa sebanyak 2088 positif jentik sebanyak 206 dan tidak ada jentik
2. Pertanyaan Masalah
c. Apakah ada hubungan sikap tentang Angka Bebas Jentik (ABJ) Aedes
5
6
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
tahun 2019.
2. Tujuan Khusus
2019.
2019.
6
7
2019.
C. Manfaat Penelitian
2. Bagi Mahasiswa
7
8
plus.
D. Keaslian Penelitian
Besar tahun 2019. Akan tetapi ada beberapa penelitian yang serupa dengan
Dengue.
8
9
9
10
menggunakan kuesioner
dan observasi. Analisis
data dilakukan secara
univariat, bivariat dan
multivariat.
4. Mentary Putry Rendy Penelitian ini Hasil penelitian menunjukkan Terletak pada
(2013) Hubungan Faktor merupakan penelitian bahwa 55% rumah responden kedua variabel
Perilaku dan Faktor kuantitatif dengan ditemukan larva Aedes aegypti. serta tempat,
Lingkungan dengan pendekatan cross Faktor-faktor yang berhubungan waktu dan saran
Keberadaan Larva sectional, yang dengan keberadaan larva Aedes penelitian.
Nyamuk Aedes Aegypti dilakukan pada bulan aegyptidalam penelitian ini yaitu
di Kelurahan Sawah Juni-J uli di Kelurahan pengetahuan (p value 0,001),
Lama Tahun 2013 Sawah Lama Kota sikap (p value 0,004), praktek
Tangerang Selatantahun menguras tempat penampungan
2013. Tujuannya air (p value
untuk mengetahui 0,013),praktekmenyingkirkanbarang-
hubungan faktor barangbekas yang
perilaku dan faktor dapatmenjaditempatpenampungan
lingkungan dengan air(p value 0,032), jenis
keberadaan larva tempatpenampungan air(p value
Aedes aegypti di 0,007). Sedangkan faktor-faktor
Kelurahan Sawah yang tidak berhubungan dengan
Lama tahun 2013. keberadaan larva Aedes aegypti
Sampel pada dalam penelitian ini yaitu praktek
penelitian ini menutup tempat penampungan air
merupakan ibu-ibu (p value 0,099) dan
yang bertempat ketersediaan tutup pada tempat
tinggal di Kelurahan penampungan air (p value 0,621).
Sawah Lama Faktor yang paling dominan dengan
keberadaan larva Aedes aegypti
adalah pengetahuan
5. Fuka Priesley (2018) Penelitian analitik Hasil analisis univariat didapatkan Terletak pada
Hubungan Perilaku berjenis kasus kontrol distribusi frekuensi kategori perilaku kedua variabel
Pemberantasan Sarang ini telah dilakukan pada PSN 3M Plus pada kelompok kasus sampel penelitian
Nyamuk dengan November 2017 sampai terdapat 7 responden (16%) serta tempat,
Menutup, Menguras dan Desember 2017. berperilaku baik dan 21 responden waktu dan sasaran
Mendaur Ulang Plus Pengumpulan data (52,5%) berperilaku buruk. Pada penelitian.
(PSN 3M Plus) terhadap menggunakan kuesioner kelompok kontrol terdapat 37
Kejadian Demam tentang perilaku PSN 3 responden (84%) berperilaku baik
Berdarah Dengue (DBD) M Plus kepada 28 dan 19 responden (47,5%)
di Kelurahan Andalas responden kelompok berperilaku buruk. Hasil analisis
kasus dan 56 responden bivariat didapat RO =5,842 dengan
kelompok kontrol p = 0,001. Simpulan studi ini adalah
dengan teknik terdapat hubungan bermakna antara
pengambilan sampel perilaku PSN 3M Plus terhadap
secara purposive kejadian DBD di Kelurahan Andalas
sampling.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti,
penyebab yang jelas, lemah/lesu, gelisah, nyeri ulu hati, disertai tanda
menular yang dapat menyerang semua orang, bahkan kejadian DBD ini
ditemukan di sebagian besar wilayah tropis dan subtropis. Host alami DBD
10
12
nyeri otot dan atau nyeri sendi yang disertai leukopenia, ruam,
pada anak-anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot
dan sendi yang biasanya memburuk setelah dua hari pertama dan apabila
dapat menyebabkan kematian dan disebabkan oleh empat serotipe virus dari
terjadinya kekebalan yang lama terhadap serotipe virus tersebut. Pada waktu
terjadi epidemi di dalam darah seorang penderita dapat beredar lebih dari
satu serotipe virus dengue. Dengue ditularkan oleh genus Aedes, nyamuk
yang tersebar luas di daerah tropis dan subtropis di seluruh dunia. Virus
3. Etiologi
(DBD) disebabkan oleh Virus dengue. Virus dengue merupakan bagian dari
sepanjang hidup terhadap infeksi ulang oleh serotipe yang sama, tetapi
13
nukleokapsid atau protein inti (C), protein yang berkaitan dengan membrane
(M), dan protein pembungkus (E) dan tujuh gen protein nonstruktural (NS)
(WHO, 2009).
dan atau menjadi sumber penular DBD. Virus dengue ditularkan dari orang
yang paling utama, namun spesies lain seperti Aedes albopictus, Aedes
baik untuk virus dengue, biasanya mereka merupakan vektor epidemi yang
Bila penderita DBD digigit nyamuk penular maka virus akan ikut
ludahnya. Nyamuk Aedes aegypti yang telah menghisap virus dengue akan
14
panjang berpeluang menjadi vektor lebih besar, karena lebih sering kontak
2011).
waktu sekitar 8 hari. Nyamuk akan singgah ke semak, tanaman hias yang
Kebiasaan menggigit dari Aedes aegypti pada pagi hari hingga sore hari, yaitu
pada pukul 08.00 – 12.00 dan pukul 15.00 – 17.00. Lebih banyak menggigit
didalam rumah dari pada di luar rumah. Nyamuk ini sangat menyukai darah
manusia dan bisa menggigit beberapa kali. Hal ini disebabkan pada pagi
hingga sore hari manusia sedang aktif bergerak, sehingga nyamuk menggigit
(Bustan, 2010).
Host
Agent Environment
1. Agent
2. Host (Penjamu)
pengaruh agent. Dalam penelitian ini yang diteliti dari faktor penjamu
3. Environment (Lingkungan)
(Widodo, 2012).
5. Manifestasi Klinis
a. Demam 2-7 hari dapat disertai sakit kepala, nyeri otot dan persendian,
dari nilai baseline, efusi pleura, ascites, dan atau hypoproteinemia/ hipo
dengan demam, sakit kepala yang berat, nyeri otot (mialgia), dan nyeri
17
c. Pembesaran hati.
d. Syok yang ditandai oleh nadi lemah dan cepat disertai tekanan nadi
mmHg) disertai kulit teraba dingin dan lembab terutama pada ujung
hidung, jari dan kaki, pasien gelisah, dan timbul sianosis di sekitar mulut.
virus akan bermultiplikasi pada sel midgut (tetapi sel hostnya tidak lisis).
Kemudian virus mencari orga untuk bereplikasi. Dari sel organ virus
sekondari viraemi (pada fase ini timbul gejala demam). Pada tubuh manusia
tejadi masa inkubasi selama 3 – 14 hari (rata – rata 4 – 6 hari) dapat timbul
nyeri kepala dengan muka ruam kemerahan (flushed face) (Cecep, 2011).
makan, dan berbagai tanda atau gejala non spesifik seperti mual, muntah, dan
rash (ruam pada kulit) menyerupai urtikaria pada masa fase demam. Setelah
disebabkan aktivitas virus merusak sel trombosis serta sel endotel pembuluh
darah, sebab sel ini bersifat reseptor dan virus bermultiplikasi dan darah akan
a. Derajat I
b. Derajat II
c. Derajat III
d. Derajat IV
mencegah dan obat untuk membasmi virusnya belum tersedia (Depkes RI,
yang paling efisien dan efektif adalah dengan memutus rantai penularan
20
(PSN DBD) dalam bentuk kegiatan 3 M plus. Untuk mendapatkan hasil yang
populasi nyamuk Aedes aegypti, sehingga penularan DBD dapat dicegah atau
dan bacillus thuringensis. Temephos atau abate terbuat dari pasir yang dilapisi
dengan zat kimia yang dapat membunuh jentik nyamuk. Dosis penggunaan
temephos adalah 10 gram untuk 100 liter air. Bila tidak ada alat untuk
2013).
karena dengan pengasapan itu yang mati hanya nyamuk dewasa saja. Jentik
2. Perilaku sakit
dan sebagainya
sarang nyamuk Aedes aegypti yang dilakukan secara teratur oleh petugas
2010).
penyebab DBD, baik pemberantasan telur, jentik atau pupa untuk memutus
lokasi dapat dilakukan beberapa survei yang dipilih secara acak yang
meliputi:
b. Metode visual
demam berdarah dengue, survei jentik yang biasa digunakan adalah cara
DBD tidak bisa dilepaskan dengan kejadian DBD di suatu wilayah. Meskipun
antara keberadaan jentik Ae. aegypti dengan munculnya kasus DBD namun
DBD di suatu wilayah dipengaruhi oleh keberadaan jentik Ae. aegypti pada
2015)
Penelitian lain oleh Imawati dan Sukesi tahun 2015 menyebutkan bahwa
pengaruh sinar matahari, tutup, letak, kondisi air dan kebiasaan masyarakat
salah satu faktor penting yang berkaitan dengan terjadinya infeksi dengue.
Ristiyanto. 2009)
B. Konsep Pengetahuan
1. Pengertian
pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan non formal saja, akan
tentang sesuatu objek mengandung kedua aspek ini yang akan menentukan
(Wawan, 2010).
2. Tingkat Pengetahuan
ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari
a. Tahu (Know)
bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab
27
itu “tahu” ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari
sebagainya.
b. Memahami (Comprehention)
dipelajari.
c. Aplikasi (Application)
d. Analisis ( Analysis)
e. Sintesis (Syntesis)
f. Evaluasi (Evaluation)
sebagai berikut:
dipecahkan.
Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih popular atau
Van Daven. Akhirnya lahir suatu cara untuk melakukan penelitian yang
a. Faktor Internal
1) Pendidikan
2010).
2) Pekerjaan
3) Umur
seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi
31
jiwa.
b. Faktor Eksternal
1) Faktor Lingkungan
2) Sosial Budaya
5. Pengukuran Pengetahuan
𝑓
P = 𝑁 x100%
Keterangan:
yaitu :
C. Konsep Sikap
1. Pengertian
2. Komponen sikap
a. Komponen kognitif
yang berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap. Sekalipun
b. Komponen afektif
yang kita percayai sebagai benar dan berlaku bagi objek yang
c. Komponen perilaku
maka ketiga komponen itu harus mempolakan arah sikap yang seragam.
3. Tingkatan sikap
a. Menerima (receiving)
b. Merespon (responding)
c. Menghargai (valuing)
2010). Salah satu problem metodologi dasar dalam psikologi sosial adalah
masing-masing item dalam sikap yang terdiri dari 4 point (Sangat seuju,
berikut:
36
Klasifikasi Katagori
Positif Negatif
Sangat Setuju (SS) 4 1
Setuju (s) 3 2
Tidak Setuju (TS) 2 3
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4
1. Positif
(26-40)
2. Negative
(10-25)
(Hidayat, 2011)
(Notoatmodjo, 2007) :
muda.
optimum.
karakter), pikiran (intelek), dan tubuh anak; dalam taman siswa tidak
hidup.
1) Pendidikan formal
tinggi.
2) Pendidikan informal
a) Pendidikan Dasar
b) Pendidikan Menengah
luar biasa).
39
c) Pendidikan Tinggi
dan Universitas
E. Sanitasi Lingkungan
epidemic, masa hidup yang pendek, angka kematian bayi dan anak-anak
manusia
sangat pesat. Hal ini membuat seolah-olah lingkungan serta ruang gerak
parameter berikut :
kesehatan
kesehatan
kesehatan
a. Suhu
sampai suhu kritis. Pada suhu yang lebih tinggi dari 35ºC, juga
b. Kelembapan
c. Curah Hujan
2001)
yang pada musim kemarau tidak terisi air, mulai terisi air.
2005)
44
d. Musim
e. Angin
beberapa fraksi satu derajat lebih tinggi dari suhu ruangan, bila
ada angin evaporasi baik dan konveksi baik maka shu tubuh
f. Kondisi Lingkungan
(Seregeg, 1996)
E. Kerangka Teori
Faktor Predisposisi
- Pendidikan
- Pengetahuan
- Sikap
- Perilaku
- Nilai
- Keyakinan
-
Faktor Pemungkin
- Ketersediaan sarana
prasarana
ABJ DBD
- Lingkungan
AIDESAIGEPTY ( Demam Berdarah )
- Peraturan terkait
Faktor Penguat
- Tokoh masyarakat,
perilaku keluarga dan
teman sebaya.
Gambar 2.1
F. Kerangka Konsep
Pengetahuan
Pendidikan
Lingkungan
G. Hipotesis
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
pengukuran atau observasi data dalam satu kali pada satu waktu yang
1. Populasi penelitian
2. Sampel penelitian
41
42
𝑁
𝑛=
1+𝑁.𝑑2
Keterangan :
n : Besar sampel
N : Besar populasi
n = 200
1 + 200 (0,1²)
n= 200
1 + 200 (0,01)
n= 200
1+2
200
n= = 66,6 ( 67 Kepala Keluarga)
3
C. Instrumen Penelitian
D. Variabel Penelitian
E. Definisi Operasional
Definisi operasional dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel
3.1 berikut :
Tabel 3.1
Definisi Operasional
(Arikunto, 2010)
a. Jenis Data
1) Data Primer
a) Data Pengetahuan
b) Data Sikap
c) Data pendidikan
2) Data sekunder
1) Data Primer
2) Data Sekunder
b. Coding (pengkodean)
yaitu :
b. Pembuangan Sampah
P = f x 100
n
Keterangan :
n = jumlah soal
G. Analisis Data
1. Analisis univariat
𝑓
𝑃 = n x 100%
Keterangan :
P = Proporsi
F = Frekuensi Kategori
n = Jumlah sampel
49
Jumlah
2. Analisis Bivariat
< ɑ = 0,05 yaitu apabila hasil ρ < ɑ = 0,05 maka Ho ditolak yang
apabila hasil ρ > ɑ = 0,05 maka Ha diterima yang berarti tidak ada
X2 = Σ (O-E)2
E
50
Keterangan :
tidak memenuhi syarat seperti di atas, yaitu ada cell dengan frekuensi
1. Tempat Penelitian
Besar.
2. Waktu Penelitian
Tabel 3.3
Jadwal Pelaksanaan Tahapan Penelitian
Pelaksanaan
No Tahapan Kegiatan
Maret April Mei Juni
2019 2019 2019 2019
1 Penyusunan x x
Proposal Penelitian
Bimbingan
2 X x x
Penyusunan
Proposal Penelitian
3 Revisi Penyusunan x x
Proposal
4 Pendaftaran Ujian x x
Proposal Penelitian
5 Ujian Proposal x x
Penelitian
6 Pelaksanaan x x x x x
Penelitian
7 x x x x
Ujian Skripsi
52
I. Biaya Penelitian
perencanaan biaya untuk penelitian dapat dilihat pada tabel 3.4 sebagai
berikut :
Tabel 3.4
Rencana Biaya Penelitian
Total Rp.500.000,-