Anda di halaman 1dari 17

Dosen Pengampuh: MUH.YAHRIF S.

pd
Mata Kuliah : Pengantar Pendidikan

MAKALAH
PENGANTAR PENDIDIKAN
Tentang “KARAKTERISTIK SISTEM
PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA”

Disusun Oleh:
SEBASTIANUS THORINO SHANDRI

NUR ARNITA FEBRY

ENDANG NOVITA EFRUAN

PRODI S1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS


UNIVERSITAS MEGA REZKY
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan maklah ini dengan tepat waktu.Tanpa pertolongan-Nya tentu kami
tidak sanggup akan menyelesaikan makalah ini dengan baik.Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah swt atas limpahan nikmat sehat-Nya baik itu
sehat fisik maupun akal pikiran,sehinggga kami mampu menyelesaikan makalah ini dar mata
kuliah Pengantar Pendidikan dengan judul “Karakteristik Sistem Pendidikan Nasional di

Indonesia”.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca untuk makalah ini,supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi.Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makn,alah ini kami
mohon maaf yang sebesar besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat.Terima kasih

Makassar, 29 November 2019


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang …………………………………………………………………..1


B. Tujuan Penulisan Makalah ……..………………………………………………..1
C. Rumusan Masalah ……………………………………………………………….2

BAB II PEMBAHASAN

A. Nasionalisme dan Pendidikan Nasional ……………………………….…………2


B. Karakteristik Sistem Pendidikan Nasional Indonesia ……………………………4
C. Karakteristi Indonesia ……………………………………………………………5

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ……………………………………………………………………12

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan nasional memiliki peranan yang sangat penting bagi warga Negara.
Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan
manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan,
kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung
jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Oleh karena itu setiap warga Negara berhak untuk
mendapatkan pendidikan. Seperti yang tercantum dalam Undang Undang Dasar 1945 pasal
31 ayat 1 dan Undang Undang Nomer 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab
III ayat 5 dinyatakan bahwa setiap warga Negara mempunyai kesempatan yang sama
memperoleh pendidikan. Hal ini menunjukan bahwa anak berkelainan berhak pula
memperoleh kesempatan yang sama dengan anak lainnya ( anak normal ) dalam pendidikan.

Undang Undang Republik Indonesia Nomer 20 tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional memberikan warna lain dalam penyediaan bagi anak berkelainan. Pada
penjelasan pasal 15 tentang pendidikan khusus disebutkan bahwa pendidikan khusus
merupakan pendidikan untuk peserta didik yang berkelainan atau peserta didik yang memiliki
kecerdasan luar biasa yang diselenggarakan secara inklusif atau berupa satuan pendidikan
khusus pada tingkat pendidikan dasar dan menengah. Tujuan dari pendidikan luar biasa
adalah suatu pendidikan yang diberikan kepada warga Negara yang memiliki kelainan fisik
atau mental agar nantinya bisa kembali bersosialisasi ke masyarakat.

B. Tujuan Penulisan Makalah

Agar kita mengetahui karakteristik system pendidikan nasional Indonesia tentang adanya
nasionalisme sebagai landasan Pancasila?
BAB II
RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana karakteristik pendidikan dan system pendidikan nasional di Indonesia?

2. Apakah system pendidikan Nasional Indnonesia sudah berhasil?

BAB III
PEMBAHASAN

A. Nasionalisme Dan Pendidikan Nasional

1. Karakteristik Nasionalisme

a. Batasan

1) Bangsa

Ernes Renang dalam “Que’st qu une nation?”menegaskan bahwa bangsa adalah suatu
asas rohani yang timbul dari keadaan historis yang tersusun secara mendalam

Bangsa-bangsa didunia merupakan hasil tenaga hidup dalam sejarah. Karena itu
merupakan golongan-golongan yang beraneka ragam dan tidak dapat dirumuskan secara
pasti, karena bersifat dinamis, kebanyakan bangsa-bangsa didunia memiliki factor-faktor
objektif, yaitu krsamaan-kesamaan:

a) Keturunan atau ras

b) Bahasa

c) Daerah

d) Kesatuan

e) Adat Istiadat, atau

f) Perasaan Keagamaan

Tetapi tak ada satu factor objektif yang bersifat menentukan keberadaan bangsa.
2) Nasionalisme

Hans Kohn memandang kemauan hidup bersama sebagai nasionalisme yaitu suatu
paham yang member ilham kepada sebagian terbesar penduduk dan mewajibkan dirinya
untuk mengilhami anggota-anggotanya. Nasionalisme menyatakan bahwa Negara
kebangsaan adalah cita dan satu-satunya bentuk sah organisasi politik dan bahwa
bangsa adalah sumberdari tenaga kebudayaan kreatif dan kesejahteraan ekonomi.

3) Perkembangan Nasionalisme

Hans Kohn melukiskan garis besar sejarah perkembangan nasionalisme sebagai


berikut:

Nasionalisme adalah salah satu dari kekuatan yang menentukan dalam sejarah
modern. Ia berasal dari Eropa Barat abad 18; selama abad 19 ia telahtersebar diseluruh
Eropa dan abad 20 ia telah menjadi suatu pergerakan sedunia. Cirri-ciri nasionalisme
modern yang berkembang dibarat mempunyai 3 karakteristik, yaitu:

a) Cita sebagai bangsa terpilih

b) Penegasan bahwa mereka mempunyai kenangan yang sama mengenai masa lampau dan
harapan yang sama dimasa yang akan dating.

c) Mereka mempunyai tugas khusus didunia ini.

4) Tipe Nasionalisme

Hans Kohn membedakan Nasionalisme dalam tiga kelompok yaitu:

a) Nasionalisme Liberal, yaitu yang memperjuangkan kemerdekaan perseorangan.

b) Nasionalisme kerakyatan, nasionalisme persatuan, yang memperjuangkan kebebasan


kolektif yang berkembang menuju pada kesetiaan kepada perseorangan.

c) Nasionalisme Totaliter, nasionalisme Integral, yaitu mengedepankan kekuasan dan


keutamaan mutlak masyarakat nasional dari pada individu, dan menyatakan perlu
adanya aksi yang tegas oleh suatu barisan pelopor yang bersatu padu, berdisiplin dan
cukup persenjataannya terhadap suatu elit yang pada suatu saat menentukan akan
merebut kekuasaan.

b. Pendidikan Nasional Sebagai Perwujudan Nasionalisme

1) Hak menentukan nasib diri sendiri dari setiap bangsa. Kehendak untuk hidup bersama
yang terkandung dalam nasionalisme dinyatakan atau diwujudkan dalam bentuk hak
untuk menentukan nasib diri sendiri.
2) Hak menentukan nasib diri sendiri diperkenalkan oleh mancini, 1851, dan kemudian
dipertegas oleh Woodrow Wilson 1918 dan akhirnya menjadi dasar piagan PBB 1945.

3) Hak setiap warga Negara kebangsaan menentukan nasib diri sendiri dilaksanakan
dengan jalan menyusun dan melaksanakan system-system kehidupan bernegara
kebangsaan.

2. Karakteristik Nasionalisme Indonesia

a. Dokumen Resmi Pernyataan Kemerdekaan Indonesia.

1) Proklamasi 17 Agustus 1945, yang menyatakan kemerdekaan bangsa Indonesia.

2) Pembukaan Undang Undang Dasar 1945, yang merupakan perbaikan piagam Jakarta,
yang berisi:

a) Hak setiap bangsa memperoleh kemerdekaan (alenea 1)

b) Cara bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan.

c) Kekuatan yang mendorong tercapainya kemerdekaan Indonesia, yaitu rahmat Alah


Yang Maha Kuasa.

d) Cita-cita mengisi kemerdekaan dan dasarnya, yaitu Negara Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat berdasarkan Pancasila.

b. Ciri-ciri Nasionalisme indonesia

1) Nasionalisme kerakyatan atau persatuan yang anti penjajahan.

2) Nasionalisme kerakyatan atau persatuan yang patriotic yang religious. Nasionalisme


Indonesia lahir dari perjuangan gerakan kemerdekaan Indonesia dan bersumber dari
rahmat Allah Yang Maha Kuasa.

3) Nasionalisme kerakyatan atau persatuan yang berdasarkan pancasila. Nasionalisme


Indonesia adalah nasionalisme yang bersendikan kedaulatan rakyat yang berdasarkan
pancasila.

B. Karakteristik Sistem Pendidikan Nasional Indonesia

1. Karakteristik Sosial Budaya

a. System Pendidikan Nasional Indonesia berakal pada kebudayaan bangsa Indonesia (


Undang Undang Nomer 2 tahun 1989, pasal 1, ayat 2 ), yaitu kebudayaan yang timbul
sebagai usaha budinya rakyat indonesia yang berbentuk:
1) Kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagai puncak-puncak kebudayaan didaerah-
daerah seluruh Indonesia.

2) Kebudayaan baru yang dikembangkan menuju kearah kemajuan adab, budaya dan
persatuan.

b. System Pendidikan Nasional Indonesia berakal pada binekaan yang satu atau Bhineka
Tunggal Ika.

2. Karakteristik Dasar dan Fungsi

a. Dasar yuridis formal yang bersifat idil adalah pancasila sebagai dasar negara.

b. Fungsi Pendidikan Nasional adalah mengembangkan kemampuan serta meningkatkan


mutu kehidupan dan martabat bangsa indonesia. Hal ini mengandung arti bahwa fungsi
Pendidikan Nasional adalah:

1) Memerangi segala kekurangan.

2) Memantapkan ketahanan nasional.

3) Meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan berlandaskan kebudayaan bangsa dan Ke-
Bhineka-Tunggal-Ika-an.

3. Karakteristik Tujuan

Pendidikan nasional bertujuan:

a. Mencerdaskan kehidupan bangsa.

b. Mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang:Beriman dan


bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur.

1) Memiliki Pengetahuan dan Ketrampilan.

2) Memiliki kesehatan jasmani dan rohani

3) Memiliki keperibadian yang mantap

4. Karakteristik Kesisteman

a. Pendidikan Nasional adalah satu keseluruhan kegiatan satuan pendidikan yang dirancang,
dilaksanakan, dan dikembangkan untuk ikut berusaha mencapai tujuan nasional.

b. Pendidikan Nasional mempunyai tugas utama agar tiap-tiap warga negara berhak
mendapatkan penjagaan.
c. Pendidikan nasional mengatur bahwa jalur pendidikan sekolah terdiri atas tiga jenjang
utama ( Pendidikan dasar, Pendidikan menengah dan Pendidikan tinggi ).

d. Pendidikan nasional mengatur kurikulum peserta didik dan tenaga kependidikan.

e. Penyelenggarakan satuan dan kegiatan pendidikan dalam sistem pendidikan nasional


merupakan tanggungjawab keluarga, masyarakat dan pemerintah.

f. Pendidikan nasional mengatur bahwa satuan kegiatan pendidikan yang diselenggarakan


oleh pemerintah dan masyarakat berkedudukan sama.

g. Pendidikan nasional memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk memperoleh


endidikan yang sesuai dengan bakat, minat,dan tujuan.

C. Karakteristik Pendidikan

”Menurut Undang Undang Nomer 2 Tahun 1989 pasal 1 ayat 1,“ Pendidikan adalah usaha
sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan
bagi peranan dimasa yang akan datang”.

1. Karakteristik Usaha Sadar Pendidikan

Pendidikan sebagai usaha sadar merupakan kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan
seseorang atau sekelompok orang dengan cara menggerakkan kemampuan jiwa dan
raganya. Karakteristik usaha sadar yaitu:

a) Usaha dilakukan dengan sungguh-sungguh. Pekerjaan yang dilakukan dengan cara


bekerja keras mencurahkan tenaga, pikiran, dan kasih sayang dengan tulus demi
keberhasilan peserta didik.
b) Usaha dilakukan dengan sengaja, sekurang-kurangnya menunjukan adanya tujuan
yang jelas, dan yang terbaik adalah melalui kegiatan yang dilakukan secara
terprogam.
c) Usaha dilakukan secara terbimbing, sekurang-kurangnya berusaha mengetahui
berhasil tidaknya kegiatan yang telah dilaksanakan, dan yang terbaik adalah terus
mengikuti keseluruhan proses egiatan pendidikan sambil melakukan perbaikan
terhadap kesalahan-kesalahan yang terjadi selama berlangsungnya proses
pelaksanaan.

2. Karakteristik Bentuk Kegiatan Pendidikan

a. Karakteristik Bimbingan
1) Sehubungan dengan bimbingan, penjelasan umum Undang Undang Nomer 2 Tahun
1989 antara lain , menyatakan sebagai berikut,” Perluasan pengertian ini (dari satu
sistem pengajaran nasional menjadi satu sistem pendidikan nasional)
memungkinkan Undang Undang ini tidak membatasi perhatian pada pengajaran
saja, melainkan juga memperhatikan unsur-unsur pendidikan kepribadian manusia
Indonesia yang bersama sama merupakan perwujudan bangsa Indonesia, suatu
bangsa yang bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa memelihara budi pekerti
kemanusiaan dan memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur.

2) Menurut Arthur J.Jones, bimbingan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari
pendidikan, merupakan bantuan yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain
dalam menentukan pilihan-pilihan dan penyelarasan-penyelarasan diri serta dalam
memecahkan masalah-masalah hidup.

3) Tujuan bimbingan adalah membantu individu menemukan kebutuhan-kebutuhannya,


serta berangsur-angsur mengembangkan tujuan-tujuan hidup yang memberikan
kepuasan secara individual dan dapat diterima oleh masyarakat.

b. Karakteristik Pengajaran

1) Lindley J. Stiles menyatakan konsep pengajaran dalam Encyclopedia of Education


Research. Sebagai berikut : “Definisi lama tentang pengajaran dalam kaitannya
dengan pendidikan, ditekankan pada proses penyampaian pengetahuan atau
keterampilan pada siswa. Kata Instruction berasal dari dua kata latin yaitu in yang
berarti dalam dan stou berarti saya membangun. Membangun pengetahuan, informasi
sikap, ketrampilan, pemahaman, tingkah laku dalamdiri orang lain.

2) Pengertian pengajaran kemudian mengalami penyempitan makna dalam tujuannya,


yaitu terpusat pada pengembangan kemampuan intelektual dan pengembangan
keterampilan termasuk dalam kategori latihan.

3) Chauhan dalam “ Innovation in Teaching and Learning Proces “ mengemukakan


empat karakteristik mengajar yaitu:

a) Mengajar adalah komunikasi antara dua orang atau lebih yang saling memberi
pengaruh melalui gagasan-gagasan mereka dan belajar sesuai dalam proses
interaksi.

b) Mengajar adalah mengisi ikiran siswa dengan informasi dan pengetahuan tentang
fakta untuk dapat mereka gunakan dimasa yang akan datang.

c) Mengajar adalah suatu proses dimana pelajar, guru, diorganisasi dalam suatu cara
yang sistematis untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu.
d) Mengajar adalah menimbulkan motivasi untuk belejar.

4) Menurut Leo W Angkin, dan kawan-kawan dalam “Teaching : What It’s All About”,
berdasarkan pola hubungan guru dengan siswa , dibedakan menjadi dua macam yaitu:

a) Pengajaran klasikal, yang didasarkan pada asumsi bahwa semua siswa sama-sama
memperoleh pengajaran dan perbedaan yang ada diantara mereka tidaklah penting.

b) Pengjaran individual, yang didasarkan pada asumsi bahwa setiap siswa adalah
berbeda, dan harus mendapat perhatian dan perlakuan yang khusus.

5) Menurut Ivor K Davies dalam “ Instruction Techniques” langkah-langkah dasar


dalam pengjaran pengetahuan adalah:

a) Pendahuluan, dua hal yang perlu diperhatikan yaitu:

1. Mendapat perhatian dari siswa, dan

2. Menjelasakn tujuan pengajaran

b) Pengembangan, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:

1. Mengingatkan kembali apa yang perlu diperhatikan dan pernah diketahui yang
sesuai dengan bahan baru.

2. Menyajikan pengetahuan baru yang harus dipelajari.

3. Memberikan dorongan dan bimbingan untuk menguasai pengetahuan baru.

4. Menjelaskan kegunaan pengetahuan baru yang sedang dipelajari.

5. Menyatakan bagaimana mereka harus belajar.

c) Konsolidasi, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:

1. Mengkonsolidasikan apa yang baru saja dipelajari.

2. Menilai tingkat penguasaan bahan pelajaran yang baru diajarkan, dan

3. Membantu siswa menggunakan apa yang telah dipelajari dalam menghadapi


situasi baru.

c. Karakteristik Latihan

1) Menurut P J Hills dalam “ A Dictionary of Educatian “ latihan adalah pengajaran


keterampilan yang bertujuan mencapai kinerja atau penampilan kerja yang standar.

2) Bentuk pelatihan dapat dibedahan dalam dua macam, yaitu:


a) Latihan melalui pendidikan pra-jabatan yang biasanya diselenggarakan didalam
lembaga-lembaga pendidikan formal dalam bentuk sekoah-sekolah kejuruan dan
progran pendidikan profesional diperguruan-perguruan tinggi.

b) Latihan melalui pendidikan selama bekerja, biasanya dilakukan dalam 2 macam


yaitu:

1. Latihan selama bekerja yang dilaksanakan ditempat kerja yang bersangkutan.

2. Latihan selama bekerja, yang dilakukan diluar tempat bekerja mereka. Dapat dalam
bentuk pelatihan diluar tempat kerja.

3. Menurut Ivor K Davies, pengajaran keterampilan mencakup tiga langkah sebagai


berikut:

a) Penjelasan, berisi penjelasan tentang apa yang akan dilakukan dan hasil-hasilnya.

b) Demontrasi, disini guru memperagakan bagaimana melakukan tugas atau praktek


kerja, dari awal sampai akhir.

c) Imitasi, dalam langkah ini siswa mencoba dengan petunjuk dan contohyang
diperagakan oleh guru. Sedangkan tugas guru adalah memberikan bimbingan bagi
mereka yang mengalami kesulitan.

3. Karakteristik Fungsi

Pendidikan bertugas mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan-


peranannya dalam kehidupan dimasa yang akan datang. Peranan-peranan yang akan
dimainkan oleh setiap individu setelah menyelesaikan pendidikan adalah sebagai
berikut:

a. Pribadi yang mampu terus belajar untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan


dirinya seoptimal mungkin.

b. Anggota masyarakat

1) Anggota keluarga yang dapat hidup bahagia dalam keluarga dalam arti rumah tangga
atau keluarga dalam arti luas.

2) Tenaga kerja yang dapat melaksanakan tugas-tugas pekerjaannya secara produktif


dan memperoleh kepuasan kerja.
3) Anggota Organisasi atau kelompok khusus yang dapat berpartisipasi secara
harmonis dan memperoleh kepuasan hidup.

4) Warga negara yang bertanggungjawab dan dapat menikmati pelayanan umum yang
disediakan oleh pemerintah dan masyarakat.

5) Warga masyarakat yang dapat menikmati suasana kehidupan masyarakat pada


umumnya, sehingga memperoleh rasa aman dan damai dalam hidup.

c. Hamba Tuhan yang dapat menjalankan kehidupan beragama secara terang, tekun,
dan penuh keikhlasan.

D. Kelemahan Atau Kekurangan Dalam Sistem Pendidikan Nasional Selama Ini

1. Prinsip Prinsip

a. Pandangan pendidikan bersifat microscopis. Pendidikan dipandang sebagai dunia


tersendiri yang yang terpisah dan terpencil dari aspek-aspek.

b. Pendidikan kurang mempunyai sangkut paut dengan pembangunan sehingga


menghasilkan tamatan sekolah menengah yang serba canggung , sarjana-sarjana
menganggur dan sebagainya.

c. Lebih memenuhi keinginan subjektif masyarakat akan pendidikan.

d. Ada tembok pemisah antara sekolah dan masyarakat.

e. Fungsi pendidikan menurut Ketetapan MPRS No.II/MPRS/60 sebagai berikut:

1) Pendidikan sebagai pembina manusia Indonesia baru yang berakhlak tinggi.

2) Pendidikan sebagai produsen tenaga kerja dalam semua bidang dan tingkatan.

3) Pendidikan sebagai lembaga pengembangan Kebudayaan Nasional.

4) Pendidikan sebagai lembaga pengembangan ilmu pengetahuan, teknik dan


mental.

5) Pendidikan sebagailembaga penggerak seluruh kekuatan rakyat.

f. Program dan pelaksanaan pendidikan ternatas oleh usia.

2. Tujuan Pendidikan

a. Pembentukan manusia Pancasila sebagai tujuan Pendidikan Nasional kurang


dijabarkan secara terperinci.
b. Tujuan kurikulum hanya menitik beratkan kepada sasaran pendidikan , yaitu:
pengetahuan dan kecerdasan.

c. Tujuan instruksional berpusat kepada guru, sehingga bila guru telah mengajarkan
bahan aspek-aspek kepribadian yang lain.

d. Pembentukan jiwa yang intelektualitas, terlalu mengungkap ratie, melupakan aspek-


aspek kepribadian yang lain.

e. Pembentukan jiwa priyayi, bekerja dibelakang meja, teoritis, bekerja menurut


perintah.

f. Karena sejak awal anak didik bersifat individualistis, maka sistem pendidikan
konvensional menghasilkan anak didik yang berjiwa andividualistis pula.

3. Metode Mengajar

a. Metode mengajar lebih berpusat pada guru dan bahan pengajaran sehingga proses
mengajar terpisah dari proses belajar.

b. Metode mengajar verbalistis-intelektualistis mengutamakan pemberian ilmu


sebanyak-banyaknya, teoritis, steril dari dunia kerja dan jiwa mahakarya.

c. Metode mengajar yang digunakan sering tunggal. Guru menerangkan, murid


mendengarkan, mencatat, menghafalkan dan menjawab soal ulangan.

d. Anak kurang dilatih untuk bekerja sama.

e. Komunikasi pelajar dan pengajar bersifat menolong

4. Evaluasi

a. Sistim evaluasi hanya menitikberatkan kepada penilaian terhadap kemampuan


intelektual ( pengetahuan dan kecerdasan ), tidak meliputi sasaran-sasaran
pendidikan lainnya.

b. Sistim evaluasi sifatnya sering tidak kontinu, penilaian tentang kemajuan anak
didiknya.

5. Pendidikan

a. Guru lebih banyak hanya berfungsi dan bertugas sebagai pengajar di sekolah.

b. Guru cukup mengjar dengan texbooks, kebanyakan dengan menggunakan metode


ceramah.

c. Tenaga yang diperlukan ialah tenaga edukatif dibantu oleh beberapa administratif.
6. Pembiayaan

Pembiayaan mengharapkan sebagian besar disediakan oleh pemerintah pesat.


BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran dan latihan bagi peranan dimasa yang akan dating. Karakteristik
pendidikan dapat dilihat dari segi usaha sadar pendidikan, bentuk kegiatan pendidikan
dan fungsi pendidikan itu sendiri. Sedangkan system pendidikan Nasional dapat dilihat
dari karakteristik sosial budaya, karakteristik dasar dan fungsi pendidikan, karakteristik
tujuan pendidikan nasional, dan karakteristik kesisteman.

System pendidikan nasional di Negara Republik Indonesia belum sepenuhnya


berjalan dengan lancer, karena masih begitu banyak kekurangan atau kelemahan dari
system pendidikan nasional itu sendiri. Kelemahan atau kekuranan dari system
pendidikan nasional Indonesia dapat dilihat dari segi prinsip dan tujuan pendidikan,
metode mengajar, evaluasi, dan dalam segi pendidikan dan pembiayaan pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA

http://fajaroktawidarta.blogspot.com/2011/02/pendidikan-seks-masuk-di-kurikulum.html

http://www.pastibos.com/pendidikan-seks-perlu-dimasukkan-kurikulum-karena-bermanfaat-bagi-
pengetahuan-siswa.html
http://www.indomedia.com/bpost/012000/24/opini/resensi.htm

http://www.pesantrenvirtual.com/index.php?option=com_content&task=view&id=735&Itemid

http://shout.indonesianyouthconference.org/article/hadimaster/928-fenomena-seks-bebas-di-
kalangan-remaja-haruskah-di-biarkan/

Anda mungkin juga menyukai