Anda di halaman 1dari 6

Naskah ida jean orlando

Pemeran:

1. Pasien (pak abdul) :


2. Istri pasien :
3. Perawat 1 :
4. Perawat 2 :
5. Dokter :
6. Anak :

Masa ujian akhir semester telah tiba semua mahasiswa mengikuti ujian
tersebut. Namun, ada seorang mahasiswa yang tidak bisa mengikuti ujian itu
karena ia mengalami masalah di dalam keluarganya. Dia bernama Silvi, dia
sering melihat kedua orang tuanya bertengkar.

Di rumah

Ibu dan ayah silvi bertengkar hebat

Istri : “ pokonya ceraikan saya. Saya gak sudi laga sama kamu!!”

Suami : “ terus anak-anak, juga semua harta termasuk mobil, rumah dan
lain-lain gimana? “

Istri : “ anak-anak ikut kamu semua rumah, mobil, dan lain-lain dijual
saja, kasih aku setengahnya”

Suami : “ kalau anak-anak ikut saya, terus rumah dan mobil dijual kami
mau tinggal dimana?”

Istri : “ yaaaa.........aku gak peduli kamu tinggal dimana pokonya kita


ceraiiiiii!!!”

Silvi mendengar semua pembicaraan orang tuanya dia berpikir tidak tahu
harus bagaimana lagi. Adiknya yang paling kecil ia titipkan dirumah
pamanya karena dia tidak mau adiknya terlantar seperti dirinya.

Hari demi hari pikiran silvi semakin kacau dia tidak mau tinggal bersama
pamanya karena tidak ingin lebih merepotkan lagi. Dia sering merasa sendiri
dan terpuruk dan dia tidak memikirkan masa depannya
Salah satu dosennya menemukan ia sedang berbicara sendiri. Hari
selanjutnya semua temannya melihat sehingga merasa khawatir dengan
kondisinya. Lalu ia dibawa oleh tantenya ke rumah sakit jiwa.

Dokter : “ ada apa bu ? “

Tante : “ jadi dok anak ini sering menyendiri dan ketika diajak
komunikasi tidak nyambung “

Dokter : “ sepertinya anak ini jiwanya terganggu, kalau ibu bersedia anak
ini akan dirawat disini “

Tante : “ iya kalau ini yang terbaik untuk anak ini saya setuju “

Setelah tante silvi bersedia dirawat di rumah sakit tante silvi pun pulang
dan meninggalkan silvi di rumah sakit untuk dirawat. Silvi dirumah sakit
dirawat oleh perawat yang sangat baik dan mungkin bisa membantu silvi
untuk sembuh.

Dihari pertama

Perawat 1 : “ hai selamat pagi, perkenalkan nama saya suster susi. Nama
kamu silvi yaaa? Oh kamu sangat cantik orangnya”

Silvi : “ iya terima kasih sus”

Perawat 1 : “ silvi kenapa bisa masuk kesini ?”

Silvi : (silvi terdiam)

Perawat 1 : “ silvi.....silvi....denger gak? Silvi....silvi denger gak. Silvi


percaya gak sama suster kalo percaya coba ceritakan masalah yang di hadapi
silvi sekarang nanti kialo bisa suster bantu”

Silvi : “ jadi gini sus, saya melihat orang tua saya bertengkar setiap hari
sampai akhirnya mereka memutuskan untuk bercerai”

Perawat 1 : “ mungkin orang tua kamu tidak berjodoh sehingga mereka


memutuskan hidup berpisah, jadi silvi jangan sedih mau gak suster ajak
jalan-jalan nanti akan ditemani dengan suster lain dan teman-teman yang ada
disini. Silvi tunggu disini yaaa suster mau manggil suster yang lain”

Silvi : “iya sus”.


Hari Kedua

Datanglah perawat 1 dan 2

Perawat 1 : “Hai silvi “.

Silvi : “hai sus”.

Perawat 1 : “perkenalkan suster ini bernama suster rini”.

Perawat 2 : “salam kenal”.

Perawat 1 : “Mau belajar tentang masalah yang dihadapi?kalau mau


belajar sama suster rini. Saya tinggal dulu ya”.

Silvi : :”mengangguk”.

Perawat 1 pun meninggalkan ruangan tersebut.

Perawat 2 : “silvi apa keluhan yang dirasakan saat ini?silvi, silvi keluhan
apa yang dirasakan.

Silvi : (silvi hanya terdiam dengan muka lesu )

Perawat 2 :”silvi.. silvi percaya tidak kepada suster kalau percaya tolong
ceritakan apa yang dirasakan silvi saat ini”

Silvi terdiam dengan muka yang sangat sedih dan murung, silvi pun
mencoba menjelaskan apa yang di rasakan saat ini dengan nada suara yang
terbata-bata

Silvi :” Jadi gini sus saya sangat sedih dan gelisah karena kedua orang tua
saya setiap hari bertengkar tidak memikirkan anaknya sendiri mereka hanya
egois pada diri mereka sendiri mereka terus bertengkar hingga akhirnya
berpisah. Saya merasa menjadi anak yang tidak di butuhkan dan tidak
diinginkan setelah itu saya di bawa kesini tiba-tiba dan ternyata saya
menginap di tempat ini ”

Perawat 2: “ ohhh begitu, silvi apakah silvi mempunyai teman disini ?”

Silvi :” belum” (sambil menggelengkan kepala)

Perawat 2 :”apakah silvi tidur nyenyak ?”

Silvi :”Tidak nyenyak”


Perawat 2: “kenapa tidak nyenyak ?”
silvi :” saya tiba-tiba mengingat kedua orang tua saya “
Perawat 2 :” kenapa bisa mengingat kedua orang tua kamu?”

Silvi : “karena saya masih ingin berada dan dekat dengan kedua orang tua
saya”

Perawat 2: “ silvi kan tadi bilang bahwa tidak mempunyai teman kenapa
bisa seperti itu ?”

Silvi :”karena saya ingin sendir” (dengan menundukan kepala dan


mengeluarkan suara yang sangat kecil )

Perawat 2: “kalau silvi tidak mempunyai teman silvi akan seprti ini terus,
jadi silvi harus berteman dengan yang lain”

Silvi :”iya sus “

Perawat 2: “ Baik lah kalau begitu suster akan mengajarkan bagaimana


cara berkenalan dengan teman teman yang lain, begini caranya Hallo silvi
perkenalkan (sambil menyodorkan tangannya kepada silvi) namanya siapa”

Silvi :” (silvi pun menerima ajakan berjabatan tangan, tetapi tidak


membalas ajakan perkenalan yang diajukan suster tersebut)”

Perawat 2 :”Silvi ?”
Silvi :”Silvi “

Perawat 2 :”iya kalau sudah tau namanya silvi boleh ajak berteman dan
ngobrol ya “

Silvi :”Iya”

Perawat 2 : “Baiklah silvi kalau sudah paham saya antar keruangan


karantina, mari silvi (sambil menuntun tangan silvi)”

Merekapun berjalan menuju ruangan karantina

Sikap silvi pun hari demi hari berubah dia tidak lagi memikirkan masalah
yang dihadapinya, tetapi terkadang dia ingat dengan masalahnya itu dan silvi
pun di perbolehkan pulang oleh dokter, dan di jemput oleh kedua orang
tuanya
Dokter, perawat 1 dan 2 berada diruangan dan memberi selamat atas
kesebuhan silvi

Dokter : “selamat yah bu alhamdullilah anak ibu sudah sembuh (sambil


berjabatan tangan dan muka bahagia)

Istri :” Maaf sebelumnya dokter, suster maaf kalau anak saya banyak saya
di rumah sakit ini terutama di ruangan ini insyalallah saya akan
memperhatikan anak saya dan memberikan kasih sayang orantua “

Suami :”iya kami akan memberi perhatian dan kasih sayang orang tua
kepada anak kami dok terimakasih”

Perawat 1: “ silvi semangat jangan menyendiri lagi”

Perawat 2 : “ iya semangat silvi jalan kan hidup yang baik yah “

Silvi :”(mengangguk menyetujui apa yang di ucapkan suster tersebut)”

Istri dan suami : “ terimakasih dokter suster “ (sambil berjabat tangan


dengan dokter dan suseter)

silvi dan orang tuanya meninggalkan rumah sakit dengan keadaan yang
sangat gembira, orang tuanya memberikan kasih sayang dan memberi
perhatian kepadanya.

Anda mungkin juga menyukai