Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL PENELITIAN

FAKULTAS EKONOMI UKI TORAJA

I. IDENTITAS MAHASISWA

1.1. NAMA : MARIA BANNE SARRANG

1.2. STAMBUK : 216 411 059

1.3. FAKULTAS : Ekonomi

1.4. Program studi : Manajemen

II. JUDUL

ANALISIS PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN

BELANJA LEMBANG (APBL) TONGA RIU

III. PENDAHULUAN

3.1. Latar Belakang

Dalam undang-undang No. 9 Tahun 2015 tentang pemerintah daerah

menerapkan tentang desa. Pemerintah desa merupakan sistem dari penyelenggaraan

pemerintah baik pusat maupun daerah.

Anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) telah diatur dalam undang-

undang nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah yaitu sebagai rencana

keuangan daerah yang ditetapkan dengan peraturan daerah. Struktur dalam anggaran

1
2

pendapatan belanja daerah (APBD) terdiri dari pendapatan daerah,belanja daerah,dan

pembiayaan daerah.

Anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) adalah bagian penting

dalam melaksanakan penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah.

Dengan menganut asas otonomi daerah, pemerintah daerah telah memberikan

kewenangan kepada desa untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat

pendesaan dalam mewujudkan pembagunan dan pemberdayaan ditingkat desa yang

diakui oleh sistem pemerintah Indonesia. Kewenangan desa dalam melaksanakan

pembaguanan dan pemberdayaan telah diperkuat oleh undang-undang nomor 6 tahun

2014 tentang desa, tentang pemerintah desa, dan kepentigan masyarakat setempat

dalam sistem pemerintahan. pemerintahan desa memberikan pelayanan, peningkatan

partisipasi dan pemberdayaan masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteran

masyarakat desa.

Desa adalah pelopor sistem demokrasi yang otonom dan berdaulat penuh

serta memiliki norma sosial masing-masing. Desa sebagai kawasaan otonom

diberikan hak-hak istimewa, seperti pengelolaan anggaran desa (lqsan, 2016).

Menurut virgle,dkk (2013: 97) pengelolan keuangan desa diturunkan dalam bentuk

kebijakan desa berupa anggaran pendapatan dan belanja desa (APBDes).

Mardiasmo (2010:24) menjelaskan bahwa otonomi daerah ditetapkan oleh

MPR yaitu tap MPR nomor XV/MPR/1998 tentang “penyelenggaran otonomi daerah:

pengaturan,pembagian,dan pemanfaatan sumber daya nasional yang berkeadilan serta

berimbang keuangan pusat dan daerah dalam kerangka Negara kesatuan republic
3

inonesia “merupakan landasan hukum bagi dikeluarkannya UU No. 22 tahun 1999

tentang pemerintah daerah, dan UU No.25 tahun 1999 tentang perimbangan keuangan

antara pemerintah pusat dan daerah sebagai dasar penyelenggaran otonomi daerah .

misi utama bukan kedua undang-undang tersebut adalah desentralisasi.

Konsep desentralisasi dalam UU No.32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah

menunjukkan tiga pola otonomi yaitu otonomi provinsi sebagai otonomi terbatas,

otonomi kabupaten/kota sebagai otonomi luas, menurut solekhan 2012:328

menyatakan bahwa “otonomi desa merupakan otonomi yang asli dan utuh”.

Menurut sumpeno 2011: 25 menyatakan bahwa “otonomi desa merupakan

kewenangan desa untuk mengatur dan mengurus kepentingan desa menurut prakarsa”

Didalam penelitian ini akan lebih difokuskan pada sisi struktur anggaran

pendapatan desa karena belanja desa yang akan dipengaruhi oleh hasil pendapatan

desa.

Peneliti ini lebih memilih meneliti mengenai program karena jika dana

dikelolah secara jujur dan baik, maka hasil pembagunan juga terlihat dengan jelas

begitupun sebaliknya sehubungan dengan yang telah diuraikan diatas maka”Analisis

pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja lembang (APBL) Tonga Riu”


4

3.2. Rumusan Masalah dan Persoalan Penelitian

3.2.1. Rumusan masalah

Berdasarkan Rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas maka menjadi

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Analisis pengelolan anggaran

pendapatan dan belanja lembang (APBL)Tonga Riu

3.2.2. persoalan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan maka persoalan

penelitian adalah bagaimana pengaruh pengelolan anggaran pendapatan dan belanja

lembang (APBL)? Tonga Riu.

3.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dikemukakan

diatas maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh

pengelolan anggaran pendapatan dan belanja lembang (APBL) Tonga Riu

3.4. Kegunaan penelitian

Adapun kegunaan dalam penelitian ini adalah:

3.4.1. Kegunaan bagi penelitian adalah sebagai sarana prasarana untuk

mengaplikasikan ilmu dan teori yang telah dipelajari selama ini. Untuk

mengembangkan kemampuan dalam berfikir, selain itu menambah wawasan

keilmuan administrasi keuangan Negara khususnnya yang berkaitan dengan

penerapan pengelolan anggaran pendapatan dan belanja lembang Tonga Riu terhadap

penyelenggaran pembagunan di lembang Tonga Riu.


5

3.4.2. Dapat memberikan informasi kepada lembang/desa dalam menentukan

anggaran belanja lembang.

3.4.3. Mampu mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan sampai sejauh

mana teori-teori yang sudah ditetapkan shingga hal-hal yang masih kurang dapat

diperbaiki.

3.4. Sistematika Penulisan

Dalam penelitian ini, pembahasan dan penyajian hasil penelitian akan disusun

dengan materi sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

1.2. Rumusan Masalah dan Persoalan Penelitian

1.3. Tujuan Penelitian

1.4. Kegunaan Penelitian

1.5. Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERFIKIR

2.1. Tinjuan Pustaka

2.2. Kerangka Berfikir

2.3. Penelitian Terdahulu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis penelitian

3.2. Teknik pengumpulan data

3.3. Jenis data


6

3.4. Teknik analisis Data

BAB IV ANALISIS DATA BAHASAN ANALISIS DATA

4.1. Deskripsi objek penelitian

4.2. Analisis data dan pembahasan

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan

5.2. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

IV. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERFIKIR

4.1. Tinjaun Pustaka

4.1.1. Teori

Menurut UU No. 6 tahun 2014 tentang desa, yang di maksud dengan desa

adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang

untuk mengatur dan mengurus pemerintah, kepentingan masyarakat setempat

berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan hak tradisional yang diakui dan

dihormati dalam sistem pemerintah NKRI. Pemerintah desa adalah penyeleggaraan

urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintah

NKRI.
7

Pemerintah desa adalah kepala desa atau yang disebut dengan nama lain

dibantu perangkat desa sebagai unsur penyeleggaraan pemerintah desa. Badan

permusyawaratan desa (BPD) merupakan lembaga perwujudtan dalam demokrasi

penyelenggaran pemerintah desa. Anggota BPD adalah wakil dari penduduk desa

bersangkutan berdasarkan perwakilan wilayah.anggota BPD terdiri Dari ketua RW,

golonggan profesi,permukaan agama, atau tokoh masyarakat lainnya.

Pemerintah lembang/desa adalah adat atau yang disebut dengan nama lain,

selanjutnya desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batasan wilayah

yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintah, kepentingan

masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul atau hak

tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintah Negara kesatuan

republic Indonesia.

Pengelolaan Anggaran pendapatan dan belanja desa(APBDes) bertujuan untuk

memudahakan dalam pelaksanaan pengelolaan dana desa. Dengan demikian desa

dapat mewujudkan pengelolaan keuangan yang efektif dan efisien. Disampaikan dan

diharapkan dapat mewujudkan tata kelola pemerintah desa yang baik, yang memiliki

salah satu pilar utama yaitu akuntabilitas. Pengelolaan anggaran pendaptan dan

belanja desa (APBDes) diharapkan dapat menjadikan pedoman dalam pengelolaan

keuangan desa karena didalamnya telah mencakup berbagai prosedur pengelolaan

desa mulai dari perencanaan, pelaksaan, penatausahan, pelaporan sampai dengan

pertanggng jawaban. Banyaknnya kasus korupsi pengelolaan dana desa yang


8

dilakukan oleh kepala desa sehingga diperluhkan peran dari perangkat desa untuk

membantu kepala desa dalam mengelola dana desa.

Menurut (Machfud et,al,2002: 115) Desentralisasi sendiri mempunyai tujuan

untuk meningkatkan kesejahteraan dan pelayanan kepada masyarakat, pengembangan

kehidupan berkomendasi, keadilan, pemerataan, pemeliharan hubungan yang serasi

antara pusat daerah dan antar daerah.

4.2. Kerangka Pikir

Kerangka pikir menjelaskan argumentasi secara logis keterkaitan antara

variabel yang akan diteliti didasarkan pada teori-teori yang menjadi rujukan. Dalam

kerangka pemikiran ini akan menjelaskan mengenai keberadaan variabel yang akan

dijadikan sebagai dimensi penelitian yaitu pengelolaan anggaran pendapatan dan

belanja lembang/desa(APBLD). Kerangka pemikiran dapat dilihat pada gambar di

bawah ini:

Skema 4.1

Kerangka Pikir

Pengelolaan anggaran pendapatan Belanja lembang Tonga Riu

X Y
9

4.2.1. Definisi Operasional

Anggaran yang di peroleh dari kantor pusat dan kantor daerah

4.3. Penelitian Terdahulu

Berdasarkan hasil observasi dalam penelitian terdahulu adalah:

Tabel 4.2

Penelitian terdahulu

Nama, Tahun, dan Judul Variabel yang Hasil penelitian

digunakan

Liando Lambey dan Pengelolaan Hasil penelitian manujukkan bahwa

Wokas (2017) anggran prosedur pengelolaan keuangan yang

Analisis pengelolaan dan pendapatan ada di desa kolongan sudah cukup

pertanggung jawaban (X) baik telah sesuai dengan UU No 6

anggaran pendapatan dan tahun 2014

belanja desa di desa

kolongan kecamatan

kombi kabupaten

minahasa

Elsa DWI Wahyu Perencaan keuangan desa di desa

Dewanti (2015) Pendapatan dan boreng analisis kesesuaian antara

Analisis perencanaan belanja perencanaan keuangan desa dengan


10

pengelolaan keuangan (Y) pemendansgri nomor . 37 tahun

desa (studi kasus pada 2017 menunjukkan bahwa masih

desa boreng kecamatan banyak ketidak sesuaian antara

lumajang kabupaten perencanaan keuangan desa

lumajang)

Sumber:data diolah oleh 2019

V. METODE PENELITIAN

Metode penelitian memberikan pengetahuan yang diperluhkan untuk

mengatasi masalah dan meenghadapi tantangan didalam lingkungan dimana

pengambilan keputusan dengan cepat dan tepat.

5.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif, dimana penulisan

mengamati dan menganalisis mengenai pengelolan anggaran pendapatan dan belanja

lembang (APBL) Tonga Riu.

5.2. Satuan Analisis dan satuan pengamatan

5.2.1. Satuan analisis dalam penelitian ini pengelolaan anggaran pendapatan dan

belanja lembang Tonga Riu

5.2.2. Satuan pengamatan yaitu dari pendapatan dan belanja lembang Tonga Riu
11

5.3. Teknik dan prosedur pengumpulan data

5.3.1. Teknik pengumpulan data

Menurut faridah (2015), dalam penelitian kualitatif menggunakan tiga teknik

pengumpulan data, yaitu:

5.3.1.1. Observasi

Observasi diartikan sebagai pengamatan dan perencanan secara sistematik

terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian, menurut sutopo (2002), teknik

observasi digunakan untuk mengali data yang berupa peristiwa, tempat, lokasi, dan

bendah, serta rekaman gambar.

5.3.1.2. Dokumentasi

Dalam penelitian ini dokumentasi tertuju pada bagaian pemerintah desa dan

kelurahan desa. Dalam pnelitian ini dokumen yang digunakan adalah laporan dan

catatan penting yang dimiliki pemerintah desa dan keluraan desa. Pelaksanan

APBDes, upaya pengendalian dan upaya yang dilakukan guna meningkatkan manfaat

APBDes. Analisis dokumen tersebut digunakan sebagai sumber data yang dapat

mendukung dari wawancara dan observasi

5.3.1.3. wawancara

Wawancara adalah bentuk komunikasiantara dua orang, melibatkan seseorang

yang ingin memperoleh informasi dan seseorang lainnya memberikan informasi

(Noerdawan,2010:180).
12

5.4. Jenis Dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

5.4.1. Data primer

Menurut sanusi (2014:104), data primer adalah data yang pertama kali dicatat

dan dikumpul oleh peneliti. Peneliti dapat mengontrol tentang kalimat data,

mengatasi kesenjangan waktu antara saat dibutuhkan data tersebut dengan yang

tersedia, dan penelitian lebih leluasa dalam menghubungkan masalah penelitiannya

dengan kemungkinan ketersediaan data dilapangan. Dalam penelitian ini data primer

diperoleh dari wawancara langsung kepada pihak kompeten dalam pengelolaan

APBDes.

5.4.2. Data sekunder

Menurut sanusi (2014:104), data sekunder adalah data yang sudah tersedia

dan dikumpulkan oleh pihak lain. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari

dokumen-dokumen pemerintah yang ada dilembang/desa.

5.5. Teknik Analisis Data

Sugiyono (2010: 244), menjelaskan bahwa analisis data adalah proses mencari

dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil

observasi,wawancara,dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data sintesis,

menyusun kedalam pola.


13

5.6. Metode Analisis data

Metode yang digunakan adalah metode deskriptif (kuantitatif) yaitu suatu

metode pembahasan yang sifatnaya menguraikan, menggambarkan, membandingkan

dan menerangkan suatu data atau keadaan yang sedemikian rupa sehingga dapat

ditarik suatu kesimpulan yang relevan dengan teori.

Analisis data dimulai dengan:

1. Halim Abdul(2008) mengemukakan analisis perhitungan tingkat efektifitas

realisasi anggaran belanja lembang/desa. Rasio efektifitas menggambarkan

kemampuan pemerintah provinsi (pemprov) dalam merealisasikan anggaran belanja

yang direncanakan dibandingkan dengan target yang ditetapkan berdasarkan potensi

rill daerah.

Rumus pengukuran efektifitas adalah sebagai berikut:

Realisasi anggaran belanja langsung


Efektifitas = 𝑥 100%
Target anggaran belanja langsung

Dalam penelitian ini tingkat efektifitas dihitung dari tahun 2016-2018

perhitungan potensi anggaran belanja dengan cara pengkalian total anggaran belanja

dengan tarif anggaran belanja sehingga ditemukan jumlah anggaran belanja yang

dikeluarkannya.

2. Halim Abdul (2008) mengemukakan analisis tingkat efisiensi realisasi anggaran

belanja disuatu lembang/desa. Rasio efisiensi adalah rasio yang mengambarkan


14

perbandingan antara besarnya biaya yang dikeluarkan untuk diperoleh pengeluaran

dengan realisasi anggaran belanja yaitu diterima.

Rumus pengukuran efisiensi adalah:

Target anggaran belanja tidak langsung


Efisiensi = 𝑋 100%
Realisasi anggaran belanja tidak langsung

5.7. Metode pengumpulan data

Data merupakan sekumpulan informasi yang diperluhkan untuk mengambil

keputusan kuncono(2009:145) menyatakan jenis data dapat dibedakan menjadi.

1. Data kuantitatifi, adalah data yang diukur dalam suatu skala numeric(angka).

2. Data kualitatif, adalah data yang tidak dapat diukur dalam skala numeric.

Namun karena dalam statistic semua data harus dalam bentuk angka, maka

data kualitatif umumnnya dikuantitatifkan aga data dapat diproses lebih lanjut.
15

DAFTAR PUSTAKA

Elsa DWI Wahyu Dewanti.(2015). Analisis perencanaan pengelolaan keuangan desa


(studi kasus pada desa doreng kecamatan lumajang kabupaten lumajang).

Faridah & suryono bambang (2015). Transparansi dan akuntabiitas pemerintah desa
dalam pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja desa . jurnal ilmu &
riset A kuntansi, Vol. 4, No 5

Halim, Abdul, 2008, Akuntansi keuangan daerah, cetakan ketiga, salemba empat,
jakarta

Iqsan (2016). Transparasi pemerintah desa dala penyusutan anggaran pendapatan


dan belanja desa (APBDes) di desa long nah kecamatan muara Ancalong
kabupaten kutai Timur. Ejournal ilmu pemeritah ,4(1),230-240.

Leonanda yosua L., Linda L., Heince R. (2017). Analisis pengelolaan dan
pertanggungjawaban Anggaran pendapatan Belanja Desa di desa kolongan
kecamatan kombi kabupaten minahasa Jurnal EMBA. Vol 5 No. 2 Hal 1474-
1483

Machfud, S., Mahi, B.R., Simanjutak, R., dan Brojonegoro, B. (2002:115). Dana
alokasi umum konsep hambatan dan prospek di era otonomi daerah, Jakarta:
Salemba Empat.

Mardiasmo.(2010:24). Akuntansi sektor public . Yogyakarta: Andi offset.

Sanusi, A. (2014). Metodologi penelitian bisnis. Jakarta: Salemba Empat

Sanusi,D.P dan Djumlani, A. (2014). Implementasi kebijakan alokasi dana desa


(ADD) di Desa Balansiku Kecamatan Sebatik Kabupaten Nunukan. Volume 2
Nomor 3,2014

Solekhan, M. (2012:328). Peyelenggaraan pemerintah desa berbasis partisipasi


masyarakat dalam membangun mekanisme Akuntabilitas. Malang: Sentara
press.

Sugiyono.(2010). Metodologi penelitian bisnis (pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan


r&d). Bandung: Alfabeta.

Sumpeno, W. (2011:25). Perencanaan desa terpadu. Banda Aceh: Read


16

Sutopo , H.B. (2002). Metodologi penelitian kualitatif. Sukarta: Sebelas Maret


University press.

Undang-Undang nomor 25 tahun 1999 tentang perimbangan keuangan.

Undang-Undang nomor 23 tahun 2014 tentang daerah.

Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah menunjukkaan tiga


pola otonomi.

Undang-Undang nomor 6 tahun 2014 tentang Desa.

Undang-Undang nomor 9 tahun 2015 tentang pemerintah daerah menerapkan tentang


desa.

Anda mungkin juga menyukai