Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

ASURANSI SYARIAH

DISUSUN OLEH :

SUWANDI
173120106

NUR AISYAH
173120124

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PALU

2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perkembangan asuransi di Indonesia saat ini telah mengalami kemajuan


yang sangat pesat. Berbagai perusahaan asuransi Berlomba-lomba menawarkan
program asuransi baik bagi masyarakat maupun perusahaan. Indonesia merupakan
negara, dimana mayoritas penduduknya adala pemeluk agama Islam. Namun
demikian, perkembangan produk-produk dengan prinsip syariah baru berkembang
kurang lebih 3-4 tahun yang lalu,salah satunya adalah produk asuransi syariah.
Seiring dengan perkembangan berbagai program syariah ysng telah di susun oleh
lembaga keuangan laian, perusahaan asuransi yang saat ini juga menawarkan
program asuransi syariah.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah asuransi syariah itu?

2. Apa Manfaat dan Risiko Asuransi?

3. Bagaimana Prinsip-prinsip pengolaan syariah?

4. Apa Jenis- jenis Asuransi?

C. TUJUAN

1. Untuk Mengetahui definisi Asuransi Syariah

2. Untuk mengetahui Manfaat dan risiko asuransi

3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip pengolaan syariah

4. Untuk mengetahui jenis-jenis asuransi


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Asuransi

Istilah asuransi dalam perkembanganny di Indonesia berasal dari kata


Belanda assurantie yang kemudian menjadi “asuransi” dalam bahasa Indonesia.
Namun istilah assurantie itu sendiri sebenarnya bukanlah istilah asli bahasa
belanda akan tetapi berasal dari bahasa latin yaitu assecurare yang berarti
“meyakinkan orang”. Kata ini kemudian dikenal dalam bahasa prancis sebagai
asurance. Demikan pula istilah assuradeur yang berarti “penanggung” dan
geassureerde yang berarti “tertanggung” keduanya berasal dari pebendaharaan
bahas belanda. Sedangkan dalam bahasa belanda istilah “pertanggungan” dapat
diterjemahkan menjadi issurance dan assurance. Kedua istilah ini sebenarnya
memiliki pengertian yang berbeda, insurance mengandung arti menanggung
segala sesuatu yang mungkin terjadi. Istilah assurance lebih lanjut dikaitkan
dengan pertanggungan yang berkaitan dengan masalah jiwa seseorang.

Asuransi Syariah adalah usaha untuk saling melindungi dan tolong


menolong diantara sejumlah orang melalui investasi dalam bentuk aset dan atau
tabarru yang memberikan pola pengembalian untuk mengahadapi risiko/bahaya
tertentu melalui akad yang sesuai dengan syariah.

Banyak pendapat mengenai pengertian asuransi, antara lain:

1. Asuransi atau pertanggungan menurut Undang-undang No.2 tahun 1992


tentang usaha perasuransian adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan
mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima
premi asunrasi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena
kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung
jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan di derita tertanggung, yang
timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti atau untuk memberikan suat
pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seorang yang di
pertanggungkan.1

2. Sedangkan mengenai asuransi syariah, secara terminologi asuransi syariah


adalah tentang tolong-menolong dan secara umum asuransi adalah sebagai salah
satu cara untuk mengatasi terjadinya musibah dalam kehidupan, di mana manusia
senantiasa dihadapkan pada kemungkinan bencana yang dapat menyebabkan
hilangnya nilai ekonomi seseorang,baik terhadap diri, kelarga, atau perusahaan
yang diakibatkan oleh meninggal dunia, kecelakaan, sakit, dan usia tua.2

3. Asuransi syariah dalam fatwa DSN MUI adalah usaha saling melindungi dan
tolong menolong di antara sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam bentuk
aset dan/atautabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi
risiko tertentu melalui akad yang sesuai dengan syariah. Akad yang sesuai dengan
syariah adalah yang tidak mengandung gharar(penipuan), maysir (perjudian), riba,
zhulm (penganiayaan), riswah (suap), barang haram, dan maksiat.3

B.Manfaat dan Risiko Asuransi

1. Manfaat

 Rasa aman dan perlindungan.


 Pendistribuian biaya dan manfaat yang lebih adil.
 Berfungsi sebagai tabungan.
 Alat penyebaran risiko.
 Membantu meningkatkan kegiatan usaha karena perusahaan asuransi akan
melakukan investasi sesuai dengan syariah atas suatu bidang usah tertentu.

1
Radiks Purba, Memahami Asuransi di Indonesia, (jakarta: PPM, 1992), hlm. 40
2
Ade Arthesa dan Endila Handiman, Bank dan Lembaga Keuangan Bukan bank, (Jakarta: Indeks,
2006), hlm. 234
33
Himpunan takwa Dewan Syariah Nasional, (jakarta: PT intermasa, 2003), Edisi kedua, hlm 129-
140.
2. Risiko

 Risiko Murni
Risiko murni berarti bahwa ada ketidakpastian terjadinya suatu kerugian
atau dengan kata lain hanya ada peluang merugi dan bukan suatu peluang
keuntungan.
 Risiko investasi
Risiko investasi adalah risiko yang berkaitan dengan terjadinya dua
kemungkinan, yang peluang mengalami kerugian finansial atau peluang
memperoleh keuntungan.

 Risiko Individu
a. Risiko Pribadi
Adalah risiko yang memengaruhi kapasitas atau kemampuan sesorang
memperoleh keuntungan.
b. Risiko Harta
Adalah risiko yang terjadinya kerugian keuangan apabila kita memiliki
suatu benda atau harta, yaitu adanya peluang harta tersebut untuk hilang,
dicuri, atau rusak.
c. Risiko Tanggung gugat
Adalah risiko yang dialami sebagai tanggung jawab akibat merugikan
pihak lain.

3. Risiko yang Dapat Diasuransikan

a. Loss-Unexpected (kerugian tidak terduga)


Risiko yang dapat diasuransikan harus berkaitan dengan kemungkinan
terjadinya kerugian.
b.Reasonable(Beralasan)
Risiko yang dapat di asuransikan adalah benda yang memiliki Nilai.
c. Catastrophic (Kemungkinan bencana besar)
Risiko yang diasuransikan haruslah tidak akan menimbulkan suatu
kemungkinan rugi yang sangat besar, yaitu jika sebagian besar
pertanggungan kemungkinan akan mengalami kerugian pada waktu yang
bersaman yang disebabkan oleh suatu bencana.

C. Prinsip-prinsip Pengolaan Asuransi Syariah

Dalam sejarah, Islam senantiasa memberikan jaminan kepada umatnya dan


orang-orang yang bernaung dibawah naungan kekuasaan. Didalam syariat islam
kita didorong untuk membantu orang yang mengalami musibah.Oleh karena itu,
apabila seseorang tertimpa bencana besar (kelaparan), maka ia boleh meminta
kepada pemerintah sehingga terbebas dari penderitaannya itu atau di ringankan
sebagiannya.

Prinsip-Prinsip asuransi merupakan dasar pijakan setiap ada masalah yang timbul
dalam kontrak asuransi.

1. Kepentingan yang Dapat Diasuransikan

Kepentingan ayang dapat diasuransikan adalah hubungan kepentingan


antara peserta/tertanggung dengan objek pertanggungan / pihak yang di
pertanggungkan.

2. Iktikad Baik

Para pihak yang melakukan kontrak asuransi,baik penanggung maupun


tertanggung harus beritikad baik yang di wujudkan dengan kejujuran yang
mengedepankan keterbukaan.

3.Penggantian Kerugian

Prinsip ini merupakan mekanisme ganti rugi/santunan bila terjadi musibah


yang dijamin, yaitu penanggung akan mengembalikan posisi keuangan
tertanggung dalam keadaan semula seperti saat sebelum terjadi peristiwa musibah.
4. Sebab Aktif

Adalah efisien yang mengakibatkan terjadinya suatu peristiwa secara


berantai tanpa intervensi suatu kekuatan lain, di awali dan bekerja dengan aktif
dari suatu sumber baru dan independen.

5. Subrogasi-Pengalihan Hak

Bilamana penanggung telah membayar santunan ganti rugi kepada


tertanggung,padahal dalam peristiwa yang mengakibatkan kerugian tersebut
tertanggung tidak bermasalah,maka hak menuntut kepada pihak yang bertanggung
jawab/yang bersalah (pihak ketiga) beralih ke pihak penanggung.4

D. Jenis-jenis Asuransi

Secara garis besar asuransi Terdiri dari 3 kategori, yaitu:

1. Asuransi Kerugian

Terdiri dari asuransi untuk harta benda (Property, kendaraan), kepentingan


keuangan (pecuaniary), tanggung jawab hukum (liability) dan asuransi diri
(kecelakaan atau kesehatan).

2. Asuransi Jiwa

Hakikatnya merupakan suatu bentuk kerja sama antara orang-orang yang


menghindarkan atau minimal mengurangi risiko yang diakibatkan oleh risiko
kematian (yang pasti terjadi tetapi tidak pastikapan terjadinya), Risiko hari tua
(yang pasti terjadi dan dapat di perkirakan kapan terjadinya, tetapi tidak pasti
berapa lama) dan risiko kecelakaan (yang tidak pasti terjadi, tetapi tidak pasti
terjadi).

4
Gene A. Morton, Dasar-dasar Asuransi jiwa dan asuransi kesehatan, Terj principles of
3. Asuransi Sosial

Asuransi Sosial adalah program asuransi wajib diselanggarakan penerintah


berdasarkan undang-undang. Makasud dan tujuan asuransi sosial adalah
menyediakan jaminan dasar bagi masyarakat dan tidak bertujuan untuk mendapat
keuntungan komersial.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Asuransi sebagai suatu wujud usaha dalam pertabggungan yang


melibatkan antara sekelompok orang disuatu pihak perusahaan asuransi sebagai
lembaga pengelola dana di pihak lain. Pada dasarnya, asuransi dapat memberikan
manfaat bagi pihak tertanggung, antara lain dapat memberikan rasa aman dan
perlindungan, sebagai pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil, polis
asuransi dapat di jadikan jaminan untuk memperoleh kredit, sebagai tabungan dan
sumber pendapatan, sebagai alat penyebaran resiko, seperti dapat membantu
meningkatkan kegiatan usaha. Seiring perkembangan program syariah di berbagai
lembaga keuangan, dalam usaha perasuransian pun juga terdapat asuransi syariah.
Dilihat dari nilai yang tertera dalam Al-quran dan As sunnah maka nilai dasar
asuransi syariah adalah social oriented yakni sebuah nilai yang di dasarkan pada
semangat tolong menolong antar sesama peserta asuransi dalam menghadapi
musibah.
DAFTAR PUSTAKA

Soemitra, Andri, 2017, Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah Edisi Kedua,
Kencana, Depok

Anda mungkin juga menyukai