Iskemia
As Laktat
Nyeri akut
DS: Disritmia Kontraktilitas jantung Penurunan Cardiac
menurun Output
DO: riwayat penyakit
jantung konginetal
Gagal jantung
Penurunan CO
DS: Pasien mengeluh Rupture dalam pembuluh Perubahan perfusi
lemah karena hipoksia darah jaringan
DO: Pasien terlihat
lemah dan pucat karena
Obstruksi pembuluh darah
O2 jaringan menurun.
DS: Klien mengeluh Perubahan perfusi jaringan Pola nafas tidak efektif
sesak, nafas pendek.
O2 dalam darah menurun
DO: dispnea, inspirasi
mengi, takipnea,
pernapasan dangkal. Kongesti pulmonalis
Sesak nafas
Hipoksia
Kelemahan
Intoleransi aktivitas
Intervensi :
Intervensi Rasional
Kolaboratif
Berikan obat-obatan sesuai
indikasi: 1. Dapat menghilangkan nyeri,
1. Agen non steroid, mis: menurunkan respon inflamasi.
indometasin(indocin);, 2. Untuk menurunkan demam
ASA(aspirin) dan meningkatkan kenyamanan.
2. Antipiretik mis: 3. Diberikan untuk gejala yang
ASA/asetaminofen (tylenol) lebih berat.
3. Steroid 4. Memaksimalkan
4. Oksigen 3-4 liter/menit ketersediaan oksigen untuk
menurunkan beban kerja
jantung dan menurunkan
ketidaknyamanan karena
iskemia.
Mandiri
1. Mengetahui lokasi dan
derajat nyeri. Pada iskemia
1. Selidiki keluhan nyeri dada, miokardium nyeri dapat
memperhatikan awitan, faktor memburuk dengan inspirasi
pemberat atau penurun dalam, gerakan atau berbaring
dan hilang dengan duduk tegak
atau membungkuk.
2. Memberikan lingkungan
yang tenang dan tidakan
kenyamanan. Mislanya merubah
posisi, menggunakan kompres
hangat, dan menggosok
punggung
1. Tindakan ini dapat
meningkatkan kenyamanan fisik
dan emosional pasien.
Intervensi :
Intervensi Rasional
Mandiri
1. Pantau irama dan frekuensi jantung 1. Takikardia dan disritmia dapat
terjadi saat jantung berupaya untuk
meningkatkan curahnya berespon
1. Auskultasi bunyi jantung. terhadap demam. Hipoksia, dan asidosis
Perhatikan jarak / tonus jantung, karena iskemia.
murmur, gallop S3 dan S4. 2. Memberikan deteksi dini dari
terjadinya komplikasi misalnya GJK,
1. Dorong tirah baring dalam posisi tamponade jantung.
semi fowler 3. Menurunkan beban kerja jantung,
2. Berikan tindakan kenyamanan memaksimalkan curah jantung
misalnya perubahan posisi dan gosokan 4. Meningkatkan relaksasi dan
punggung, dan aktivitas hiburan dalam mengarahkan kembali perhatian
toleransi jantung
3. Dorong penggunaan teknik 1. Perilaku ini dapat mengontrol
menejemen stress misalnya latihan ansietas, meningkatkan relaksasi dan
pernapasan dan bimbingan imajinasi menurunkan kerja jantung
4. Evaluasi keluhan lelah, dispnea,
palpitasi, nyeri dada kontinyu. 1. Manifestasi klinis dari GJK yang
Perhatikan adanya bunyi napas dapat menyertai endokarditis atau
adventisius, demam miokarditis
Kolaboratif
1. Berikan oksigen komplemen
1. Meningkatkan keseterdian oksigen
untuk fungsi miokard dan menurunkan
efek metabolism anaerob,yang terjadi
sebagai akibat dari hipoksia dan asidosis.
1. Berikan obat – obatan sesuai 2. Dapat diberikan untuk
dengan indikasi misalnya digitalis, meningkatkan kontraktilitas miokard dan
diuretik menurunkan beban kerja jantung pada
adanya GJK ( miocarditis)
3. Diberikan untuk mengatasi
1. Antibiotic/ anti microbial IV pathogen yang teridentifikasi, mencegah
kerusakan jantung lebih lanjut.
4. prosedur dapat dilakuan di tempat
1. Bantu dalam periokardiosintesis tidur untuk menurunkan tekanan cairan
darurat di sekitar jantung.
5. Penggantian katup mungkin
1. Siapkan pasien untuk pembedahan diperlukan untuk memperbaiki curah
bila diindikasikan jantung
3. Resiko tinggi terhadap perubahan perfusi jaringan b.d menurunya suplai oksegen ke
otot.
Intervensi:
Intervensi Rasional
Mandiri
1. Evaluasi status mental. Perhatikikan 1. Indicator yang menunjukkan
terjadinya hemiparalisis, afasia, kejang, embolisasi sistemik pada otak.
muntah, peningkatan TD.
2. Selidiki nyeri dada, dispnea tiba- 2. Emboli arteri, mempengaruhi jantung
tiba yang disertai dengan takipnea, nyeri dan / atau organ vital lain, dapat terjadi
pleuritik, sianosis, pucat sebagai akibat dari penyakit katup, dan/
atau disritmia kronis
1. Tingkatkan tirah baring dengan 3. Dapat mencegah pembentukan atau
tepat migrasi emboli pada pasien endokarditis.
Tirah baring lama, membawa resikonya
sendiri tentang terjadinya fenomena
tromboembolic.
Kriteria Hasil: mempertahankan pola nafas efektif bebas sianosis, dan tanda lain dari
hipoksia.
Intervensi:
Intervensi Rasional
Mandiri:
1. Evaluasi frekuensi pernafasan dan 1. Kecepatan dan upaya mungkin
kedalaman. Contoh adanya dispnea, meningkat karena nyeri, takut, demam,
penggunaan otot bantu nafas, penurunan volume sirkulasi, hipoksia atau
pelebaran nasal. diatensi gaster.
2. Sianosis bibir, kuku, atau daun
1. Lihat kulit dan membran mukosa telinga menunjukkan kondisi hipoksia
untuk adanya sianosis. atau komplikasi paru
3. Merangsang fungsi
1. Tinggikan kepala tempat tidur pernafasan/ekspansi paru. Efektif pada
letakkan pada posisi duduk tinggi atau pencegahan dan perbaikan kongesti paru.
semifowler.
Kolaborasi:
Berikan tambahan oksigen dengan Meningkatkan pengiriman oksigen ke
kanul atau masker, sesuai indikasi paru untuk kebutuhan sirkulasi khususnya
pada adanya gangguan ventilasi
Intervensi:
Intervensi Rasional
Mandiri
1. Kaji respon pasien terhadap 1. Miokarditis menyebabkan inflamasi
aktivitas. Perhatikan adanya dan dan kemungkinan kerusakan sel-sel
perubahan dalam keluhan kelemahan, miokardial, sebagai akibat GJK.
keletihan, dan dispnea berkenaan Penurunan pengisian dan curah jantung
dengan aktivitas dapat menyebabkan pengumpulan
cairan dalam kantung perikardial bila
ada perikarditis. Akhirnya endikarditis
dapat terjadi dengan disfungsi katup,
secara negatif mempengaruhi curah
jantung
2. Membantu derajad dekompensasi
1. Pantau frekuensi dan irama jantung, jantung and pulmonal penurunan TD,
tekanan darah, dan frekuensi pernapasan takikardia, disritmia, takipnea adalah
sebelum dan sesudah aktivitas dan selam indikasi intoleransi jantung terhadap
di perluka aktivitas.
2. Mempertahankan tirah baring 3. Demam meningkatkan kebutuhan
selama periode demam dan sesuai dan konsumsi oksigen, karenanya
indikasi. meningkatkan beban kerja jantung, dan
menurunkan toleransi aktivitas
1. Membantu klien dalam latihan 4. Pada saat terjadi inflamasi klien
progresif bertahap sesegera mungkin mungkin dapat melakukan aktivitas yang
untuk turun dari tempat tidur, mencatat diinginkan, kecuali kerusakan miokard
respon tanda vital dan toleransi pasien permanen.
pada peningkatan aktivitas 5. Ansietas akan terjadi karena proses
2. Evaluasi respon emosional inflamasi dan nyeri yang di timbulkan.
Dikungan diperlukan untuk mengatasi
frustasi terhadap hospitalisasi.
Kolaborasi
Berikan oksigen suplemen Peningkatan ketersediaan oksigen
mengimbangi peningkatan konsumsi
oksigen yang terjadi dengan aktivitas.
Intervensi
Intervensi Rasional
Mandiri
1. Jelaskan efek inflamasi pada 1. Untuk bertanggung jawab terhadap
jantung, ajarkan untuk memperhatikan kesehatan sendiri, pasien perlu
gejala sehubungan dengan memahami penyebab khusus,
komplikasi/berulangnya dan gejala yang pengobatan, dan efek jangka panjang
dilaporkan dengan segera pada pemberi yang diharapkan dari kondisi inflamasi,
perawatan misalny demam, nyeri, sesuai dengan tanda/gejala yang
peningkatan berat badan, peningkatan menunjukkan kekambuhan/komplikasi
toleransi terhadap aktifitas.
2. Anjurkan pasien/orang terdekat 1. Untuk bertanggung jawab terhadap
tentang dosis, tujuan dan efek samping kesehatan sendiri, pasien perlu
obat: kebutuhan diet/pertimbangan memahami penyebab khusus,
khusus: aktivitas yang diizinkan/dibatasi pengobatan, dan efek jangka panjang
yang diharapkan dari kondisi inflamasi,
sesuai dengan tanda/gejala yang
menunjukkan kekambuhan/komplikasi
1. Kaji ulang perlunya antibiotic jangka 2. Perawatan di rumah sakit
panjang/terapi antimikrobial lama/pemberian antibiotic
IV/antimicrobial perlu sampai kultur
darah negative/hasil darah lain
menunjukkan tak ada infeksi.
1. Tekankan pentingnya evaluasi 3. Pemahaman alasan untuk
perawatan medis teratur. Anjurkan pengawasan medis dan rencana
pasien membuat perjanjian. untuk/penerimaan tanggung jawab