Anda di halaman 1dari 21

32

BAB IV
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E DENGAN P2 A0 POST OPERASI


SEKSIO SESAREA ATAS INDIKASI GAWAT JANIN
DI RUANG NIFAS RSUD CIBABAT
CIMAHI
A. TINJAUAN KASUS
I. Pengkajian
1. Pengumpulan Data
a. Identitas Klien
Nama : NY.D
Umur : 31 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Wirasuasta
Suku Bangsa : Indonesia
Alamat : jln. Bunga merampai
Tanggal Masuk : 31- 10-2019
Tanggal Dikaji : 02-11-2019
No. Reg : 1312046
Diagnosa Medis : seksio sesaria P2 A0 partus
matukus dengan indikasi gawat
janin

b. Biodata Penanggung Jawab


Nama : TN.A
Umur : 32 Thn
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : islam
Pendidikan : S1
Pekerjaan : wiraswasta
Alamat : jln. Bunga merampai

2. Status Kesehatan
a. Keluhan utama
Nyeri

32
33

b. Riwayat Kesehatan Sekarang


Pada saat dikaji klien mengeluh nyeri pada daerah bekas
operasi di perut bagian bawah, nyeri dirasakan apabila klien
membungkuk ke arah depan, mirng kanan miring kiri dan nyeri
dirasakan berkurang saat klien dirasakan seperti diiris-iris benda
tajam sampai dengan skala nyeri sedang (6) dari 0-10, nyeri
dirasakan hilang timbul kurang lebih 5 menit.
c. Riwayat Ginekologi
1) Riwayat Menstruasi
Klien mengalami menarche usia 13 tahun, siklus 28 hari
teratur lamanya 5–6 hari banyaknya + 2 – 3 x ganti pembalut,
dismenorhoe tidak ada, keputihan terjadi pada saat sebelum
haid dan sesudah haid.
2) Riwayat perkawinan
Klien pada saat dikaji mengatakan ia menikah pada usia 25
tahun, suami 26 tahun, klien sudah menikah selama 7 tahun.
d. Riwayat KB
Menurut klien sebelumnya klien tidak pernah menggunakan KB
dari pertama menikah, dan klien belum menentukan akan
menggunakan kb atau tidak setelah kehamilan ini.
e. Riwayat penyakit keluarga
Pasien mengatkan tidak memiliki riwayat penyakit turunan seperti
jantung, hipertensi dll, dengan tidak memiliki riwayat penyakit
menular seperti TB, Hepatitis dll, begitupun dengan keluarga
pasien.
f. Riwayat kehamilan ini
1) . kehamilan ini direncanakan/ tidak : direncanakan
2) HPHT : 11 februari 2019
3) Kehamilan ke : 2
4) HPL : 18-11-2019
5) Keluhan-keluhan :
trimester I : mual-mual
trimester II: pegal-pegal di punggung
trimester III:
34

g. Riwayat persalinan sekarang


1). Tempat melahirkan : di RS CIBABAT
2). Jenis persalinan : SC
3). Ditolong oleh : Bidan dan dokter
4). Komplikasi dalam
persainan : tidak ada
5). Lama partus : ± 1 jam
6). Plasenta : tidak terkaji
7). Perineum : utuh

h. Perdarahan
 Pendarahan : Tidak terjadi
 Tinggi Pundus Uteri : 1 Jari dibawah pusat
 Pengeluaran Lochea : Warna merah segar
 Jenis Rubra : Bau amis

Keadaan bayi baru lahir


1) Tanggal : 01/11/2019
2) Jam : 20:00
3) Bb : 2800
4) Nilai afgar : 1 menit (5), 5 menit (6), 10 menit (9)
5) Cacat : tidak ada
i. Riwayat Nifas
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Compos metis
3. TTV:
-TD: 110/80 mmHg
- nadi: 100x/menit
- respirasi: 22x/mnt
-suhu: 37,5
 kepala
- rambut: bersih, tidak ada edema atau lessi
- muka: muka simetris, tidak ada plasma gravidarum, warna
kuning langsat
- hidung: simetris, tidak ada kotoran, tidak ada nyeri tekan
35

- bibir: mukosa bibir lembab, mulut bersih, gigi masih utuh


- leher: tidak ada pembesarabn kelenjar tiroid, tidak ada
peningkatan vena jugolaris.
 payudara
- keadaan puting susu: menonjol
- areola: hitam & lebar
-luka: tidak ada
- pembengkakan: tidak ada
- laktasi: sdah keluar asi
- striae: ada
- kebersihan: bersih
- kelainan: tdak ada
 abdomen
-striae: terdapat striae dibagian perut bawah kiri dan kanan
- linea: terdapat lineanigra
-TFU: Sejajarnya dengan pusar
- konsistensi uterus: keras
- kandung kencing: tidak ada
- adanya luka post: terdapat luka SC
- keadaan luka: tidak terdapat tanda-tanda infeksi

 vagina
- lochea: rubra (merah muda)
- jumlah: 40 cc (pembalut sudah diganti 2x)
- bau: anyir/khas
- warna: merah muda
-rasa gatal: tidak ada
 vulva
- keadaan vulva: normal
- kebersihan: bersih
- perineum episiotomi: tidak ada
- rectum: baik
- hemoroid: tidak ada
 ekstreminitas atas
- oedema: tidak ada
36

-CRT: kembali dalam 2 detik


 ekstreminitas bawah
- trombofleoitis/hommans : tidak ada
- edema: tidak ada
- varises: tidak ada
- refleks patela: positif
 status emosiona
- pasien tampak kooperatif dan berinteraksi dengan keluarga.
- Pasien sangat bahagia atas kelahiran bayinya.
 Kemampuan perawatan diri
Pasien dengan bantuan perawat mampu merawat payudara,
mampu merawat perinuem dan pasien mengatakan sering
merawat bayi secara mandiri dan mengetahui teknik menyusui
yang benar ilmu ini di dapat oleh pasien pengalaman kehamilan
pertama dan anak pertamanya.

4. Pola Aktifitas Sehari-Hari

NO POLA SEHARI- SEBELUM HAMIL SAAT HAMIL POST PARTUM


HARI
1. Pola Nutrisi
a. Makan
 Maka 3x sehari 3x/hari 3x/hari
nan Nasi+sayur+lauk+buah nasi+sayur+lauk+buah Nasi+Sayur+lauk+buah
pantangan baik baik baik
 Nafs - - -
u makan 1 porsi habis 1 porsi habis 1 porsi habis
 Porsi
makan
5-6 gelas 6-7 gelas 7-8 gelas
2. b. Minum Air putih Air putih+teh+susu Air putih + teh
 Juml
ah
 Jenis
3. 1-xsehari 1xsehari Belum dapat BAB
Pola eliminasi Kuning tengguli kuning tengguli -
37

a. BAB - - konstisipasi
 Freku
ensi
 Warn 4-5x/hari 6-7xsehari 4-5xsehari (900cc)
a Kuning jernih kuning jernih Kuning jernih
 Keluh
an
- 1jam + 7-8 jam/hari
4. b. BAK +8 jam +8-9 jam/hari
 Freku
ensi
 warn Klien sehari-hari Klien bekerja sebagai klien hanya melakukan
a bekerja sebagai ibu ibu Rumah tangga aktifitas ringan
5. rumah tangga
Pola Istirahat
a. Tidur siang
b. Tidur malam 2xsehari 2xsehari Belum, tapi klien hanya
6. diseka di tempat tidur
2xsehari 2xsehari dengan alasan luka
Pola aktivitas dan 2xseminggu 2xseminggu takut kena air dan
latihan - Dilakukan basah
Setiap habis mandi Setiap habis mandi 2xsehari

Persinal hygiene
 Mand Tidak ada masalah Tidak ada masalah -
i

 Goso
k gigi
 Kera
mas
 Pera
watan payudara
 Pera
watan vulva
38

Pola sexualitas

5. Data Penunjang
NO TANGGAL JENIS HASIL NILAI INTERPREST
PEMERIKSAAN NORMAL ASI
1 01-11-2019 Hemoglobin 10.1 12.0-14.0
Jam 06:04

6. Therapy
 Cefotaksim 1x4 per oral
 Ketoprofen 1x2 per oral
7. Perawatan luka
 NaCL + Garamycin
 Bethadine
I. Analisa Data

NO DATA PENYEBAB MASALAH


1. Ds : Terdapat luka operasi seksio Gangguan rasa
 Klien mengeluh sesarea pada abdomen nyaman nyeri.
nyeri pada daerah 
operasi skala nyeri Terputusnya inkoitus jaringan
6, nyeri hilang 
timbul 5 menit Merangsang pengeluaran hormon
sekali. bradikinin, histanin dan serotinus.

Do : Diteruskan oleh meulla spinalis ke
 Terdapat luka batang otak
operasi pada 
daerah abdomen Diteruskan ke thalamus
sepanjang 10 cm 

tertutup perban. Merangsang nyeri dikorteks serebri



Gangguan rasa nyaman nyeri :
Berat
2. Ds : Klien Post seksio sesarea Kebutuhan
 Klien  pendidikan
39

mengatakan belum pendidikan terakhir SMP kesehatan


dapat menentukan  mengenai alat-
alat kontrasepsi kurangnya pengetahuan klien alat kontrasepsi
akan digunakan. mengenai alat kontrasepsi
Do : 
 Klien post SC klien belum dapat keputusan untuk
 Klien belum memilih alat kontrasepsi.
dapat menentukan
kontrasepsi yang
akan digunakan.

3. Ds : Terputusnya kontinuitas jaringan Potensial


 Pasien  terjadinya
mengatakan ada Terdapatnya bekas luka operasi infeksi.
luka jahitan post sc 
Do : Media masuknya mikroorganisme
 Terdapat luka 
jahitan di perut Potensial terjadinya infeksi

II. Diagnosa Keperawatan berdasarkan prioritas masalah


1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan terputusnya
inkontinuitas jaringan akibat operasi SC.
2. Kurangnya pengtahuan mengenai alat kontrasepsi berhubungan
dengan kurangnya informasi mengenai KB.
3. Potensial terjadinya infeksi berhubungan dengan prosedur
invasif
47

RENCANA PERAWATAN

Nama : Ny. D
Ruang Perawatan : Ruang Nifas

PERENCANAAN
NO DIAGNOSA PERAWATAN IMPLEMENTASI EVALUASI
TUJUAN INTERVENSI RASIONALISASI
1 2 3 4 5 6 7
1. Gangguan rasa nyaman Tujuan jangka 1. Kaji 1. Pengkajian yang 1. Mengkaji S:
nyeri berhubungan dengan pendek : karakteristik spesifik membantu karakteristik Klien mengatakan
terputusnya kontinuitas Segera setelah intensitas derajat memilih intervensi intensitas derajat nyeri berkurang
jaringan. dilakukan perawatan nyeri. yang tepat. nyeri.
selama 1x24 jam √ Respon O:
diharapkan nyeri 2. Untuk mengetahui Pasien mengatak Skala nyeri 4
hilang berkurang perubahan yang nyeri pada bagian
dengan kriteria : 2. Observasi terjadi akibat efek perut bawah A:
 Ttv dalam TTV setiap 6 jam samping dari bekas luka operasi Masalah belum
batas noemal. bila kondisi stabil. adanya luka seksio dengan skla nyeri teratasi
 Pasien sesarea. 6.
tampak rileks 3. Sentuhan pada 2. Mengobservasi P:
 Skala nyeri bayi akan TTV. Lanjutkan intervensi
berkurang mengalihkan √ Respon
3. Anjurkan perhatian klien TD:110/80mmHG
pada klien utnuk sehingga nyeri N : 80x/menit
melakukan teknik teralihkan. S : 36,5 0C
distraksi. 4. Mempercepat dan
mengurangi rasa
4. Kolaborasi nyeri. 3. menganjurkan pada
dengan dokter klien utnuk melakukan
dalam teknik
48

pembinaan. distraksi.
Therapy √ Respon
pengobatan. Pasien
mengalihkan nyeri
denga menyusui
bayinya dan
mengajak bayinya
berkomunikasi.

4. Mengkolaborasi
dengan dokter dalam
pembinaan therafy
pengobatan
√ Respon
Pemberian
ketopropen 1x2,
pasien juga
mengatakan skla
nyeri berkurang
menjadi

2. Kebutuhan penkes Tujuan Jangka 1. Berikan 1. Meningkatka 1. Memberikan S:


mengenai alat kontrasepsi Pendek : penjelasan n pengetahuan klien pendidikan kesehatan Klien belum dapat
b/d klien belum dapat Selalu dilakukan mengenai mengenai alat mengenai KB (macam- memutuskan alat
mengambil keputusan penjelasan pengertian KB, kontrasepsi serta macam alat kontrasepsi yang
mengenai alat kontrasepsi . pengetahuan klien macam-macam membantu kontrasepsi, indikasi akan digunakan dan
bertambah dengan alat kontrasepsi, mengambil dan kontrasepsi). mau
kriteria : indikasi, keputusan. merundingkannya
 Klien dapat kontraindikasi, √ Respon dengan suami.
mengemukakan keuntungan, Paien tampak
49

mengenai alat kerugian, macam- menyimak apa O:


kontrasepsi. macam yang dijelaskan Klien belum dapat
 Klien dapat kontrasepsi. oleh perawat mengambil
mengambil 2. Memberikan penkes keputusan, klien
keputusan yang 2. Menunjukan dengan alat bantu mengerti tentang
tepat dalam kepada klien 2. Melalui pamphlet. materi penyuluhan.
memilih alat contoh gambar gambar-gambar alat √ Respon
kontrasepsi. macam-macam kontrasepsi akan Paien tampak A:
alat kontrasepsi. memahami menyimak apa Masalah teratasi
Tujuan Jangka penjelasan yang yang dijelaskan sebagian.
Panjang : telah diberikan oleh oleh perawat da P:
 Pengetahua perawat dan mampu Lanjutkan intervensi
n klien dan membantu klien menyimpulkan apa
keluarga memilih alat yang di sampaikan
bertmbah kontrasepsi yang oleh perawat.
mengenai alat akan digunakan
kontrasepsi.

3. Potensial terjadinya infeksi Potensial terjadinya 1. Observasi tanda- 1. Untuk 1. observasi tanda-tanda S:
berhubungan dengan infeksi teratasi tanda peradangan megetahui proses peradangan dan infeksi Klien mengatakan
prosedur invasif. dengan kriteria : infeksi. penyembuhan pada abdomen. sudah tahu cara
Jangka pendek : luka. √ Respon mengganti balutan
 Dalam 2. Tehnik Tidak ada tanda tanda yang benar.
waktu 1x24 jam 2. Rawat luka aseptik dan infeksi.
luka dalam dengan tehnik antiseptik O:
keadaan bersih, aseptik dan membantu Klien dapat menjaga
tidak nampak antisepsik. mencegah infeksi kebersihan luka, dan
adanya infeksi. 3. Bantu dan masuknya kuman 2. Merawat luka dengan lingkungan
Jangka panjang : anjurankan klien ke dalam luka tehnik aseptik dan disekitarnya.
 Dalam untuk menjaga operasi. antiseptik (mengganti
waktu 5x24 jam kebersihan 3. Kebersiha balutan) A:
50

setelah tempat dan n tempat tidur dan √ Respon Masalah teratasi


mendapatkan lingkungannya lingkungan dapat Dilakukan 1x/ hari
perawatan luka menghindarkan P:
kering dan dari kuman Intervensi dihentikan
menutup infeksi sehingga dapat
tidak terjadi. terhindar dari
penyakit dan klien
akan merasa
nyaman.
96

B. Pembahasan

Asuhan keperawatan yang komprehensif merupakan hal yang penting

dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada Ny.D P2A0 post operasi seksio

sesarea atas indikasi gawat janin di ruang perawatan nifas RSUD Cibabat

Cimahi pada tanggal 02 November 2019. Asuhan keperawatan pada Ny.D

dilaksanakan melalui pendekatan proses keperawatan secara teoritis dimulai

dari tahap pengkajian, dignosa keperawatan, perencanaan, implementasi,

evaluasi serta pendokumentasian proses keperawatan.

Pada tahap ini penulis membahas beberapa kesenjangan ditemukan

dengan membandingkan antara teori dan kasus.

1. Tahap Pengkajian

Tahap ini merupakan tahap awal dari proses keperawatan yang

menggunakan pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data.

Pengumpulan data digunakan dengan cara wawancara, observasi dan

pemeriksaan fisik. Jenis data terbagi menjadi dua yaitu data objektif dan

subjektif. Data objektif adalah data yang diperoleh melalui suatu

pengukuran, pemeriksaan dan pengamatan. Sedangkan data subjektif

adalah data yang diperoleh dari keluhan yang dirasakan pasien.

Dalam melaksanakan tahap pengkajian beberapa hambatan dapat

ditemukan seperti pada tahap anamnesa karena klien kurang kooperatif.

Hal tersebut disebabkan karena pada saat itu klien berada pada fase taking

in, dimana pada fase ini klien belum mampu beradaptasi terhadap rasa

nyeri dan memerlukan waktu untuk istirahat. Untuk mengatasi hal tersebut
97

penulis berusaha melakukan pendekatan pada klien dan keluarga dengan

komunikasi terapeutik dan melengkapi data pengkajian dengan mencari

sumber data lain seperti dari keluarga atau status kesehatan di ruangan.

Adapun hambatan lain yang ditemukan penulis yaitu pada saat

pemeriksaan luka penulis belum mengetahui keadaan luka karena pada

protap rumah sakit luka pada hari pertama belum boleh dibuka.

Sedangkan kesenjangan yang didapatkan penulis adalah kurang

lengkapnya hasil pemeriksaan laboratorium setelah dilakukan tindakan

seksio sesarea. Di dalam teori ditekankan bahwa klien dengan post operasi

seksio sesarea harus dilakukan pemeriksaan laboratoium pre dan post

operasi. Namun pada klien Ny.D hanya diperiksa pada post operasi seksio

sesarea saja (akan tetapi hanya pemeriksaan Hb saja). Setelah penulis

mengklarifikasi dengan perawat ruangan didapatkan pernyataan bahwa

pemeriksaan pada pre operasi tidak terlalu diperlukan dan tidak terlalu

menunjang. Sedangkan menurut penulis pemeriksaan laboratorium pre

operasi sangat diperlukan karena sebagai bahan perbandingan antara hasil

pre dan post operasi dan untuk merumuskan suatu diagnosa dan untuk

mengetahui adanya kelainan setelah dilakukannya operasi.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa yang muncul pada klien tetapi tidak terdapat dalam teori

adalah :

a. Resiko tinggi infeksi saluran kencing berhubungan dengan akumulasi

lochea di vulva dan kateter.


98

b. Peningkatan suhu tubuh (hiperthermia) berhubungan dengan

terputusnya inkontinuitas jaringan.

c. Keterbatasan mobilitas fisik berhubungan dengan adanya rasa nyeri dan

takut dalam bergerak.

d. Resiko tinggi tidak efektifnya jalan napas berhubungan dengan efek

anestesi, prosedur operasi.

e. Resiko tinggi pengeluaran kolostrum tidak adekuat berhubungan dengan

isapan bayi kurang.

Ketidaksesuaian ini disebabkan karena diagnosa keperawatan akan

berbeda pada setiap individu sesuai dengan perubahan status kesehatan

klien dan kebutuhan klien akan perawatan pada saat itu baik bersifat aktual

maupun potensial.

Resiko tinggi terjadinya infeksi saluran kencing berhubungan dengan

akumulasi lochea di vulva dan kateter. Penulis mengangkat sebagai

diagnosa karena lochea merupakan media perkembangbiakan kuman dan

setiap individu memiliki pola kognitif yang berbeda-beda terhadap personal

hygiene sehingga dibutuhkan penanganan yang baik dengan memperhatikan

teknik septik dan aseptik.

Peningkatan suhu tubuh (hiperthermia) berhubungan dengan

terputusnya inkontinuitas jaringan diangkat sebagai diagnosa karena

didukung oleh data subjektif dimana pada saat pengkajian data objektif

menunjukan suhu tubuh klien 38,8 OC, kulit berkeringat, nadi 98 x/menit,
99

sehingga diperlukan penanganan yang cepat dan tepat agar tidak

menimbulkan komplikasi lebih lanjut.

Keterbatasan mobilitas fisik berhubungan dengan adanya rasa nyeri

berat diangkat sebagai diagnosa karena didukung oleh data subjektif dan

data objektif dimana data objektif klien ditemukan adanya luka post operasi

pada abdomen bagian bawah yang masih tertutup kasa, klien tampak

meringis saat melakukan gerakan, klien bedrest, klien mengatakan takut

melakukan aktivitas. Berdasarkan data-data tersebut penulis mengangkat

keterbatasan mobilitas fisik sebagai diagnosa.

Resiko tinggi tidak efektifnya jalan napas berhubungan dengan efek

anastesi diangkat sebagai diagnosa karena setelah dilakukan operasi klien

mengeluh batuk dimana batuk yang dirasakan klien dapat meningkatkan rasa

sakit pada lokal post operasi sehingga diperlukan penanganan lebih lanjut

agar jalan napas tetap efektif dan mengurangi rasa nyeri klien.

Resiko tinggi pengeluaran kolostrum tidak adekuat berhubungan

dengan isapan bayi kurang diangkat sebagai diagnosa karena perlunya

dipersiapkan hal-hal yang mendukung dalam proses laktasi. Sedangkan

isapan bayi merupakan salah satu pendukung dalam proses laktasi. Isapan

bayi yang kurang mengakibatkan reflek let down menurun sehingga

diperlukan penanganan lebih lanjut agar resiko tinggi pengeluaran kolostrum

tidak adekuat tidak terjadi.

Diagnosa yang ada dalam teori tapi tidak ditemukan pada klien

diantaranya :
100

a Proses perubahan keluarga berhubungan dengan perkembangan tradisi

keluarga, komplikasi fisik yang mempengaruhi pengenalan (interaksi,

pengenalan diri negatif).

b Ansietas berhubungan dengan krisis situasi, ancaman pada konsep diri,

transmisi/kontak inter personal, kebutuhan tidak terpenuhi.

c Harga diri rendah situasional berhubungan dengan merasa gagal dalam

peristiwa kehidupan.

d Konstipasi berhubungan dengan penurunan tonus otot, diare pra

persalinan, kurang masukan, nyeri perineal/rektal

Proses perubahan keluarga tidak diangkat sebagai diagnosa karena

pada Ny.D ini merupakan anak kedua yang sangat diharapkan oleh seluruh

anggota keluarga. Untuk diagnosa ansietas tidak diangkat sebagai diagnosa

karena Ny.D memiliki mekanisme koping yang positif dan mampu mengatasi

masalah yang sedang dihadapinya.

Harga diri rendah situasional tidak ditemukan pada Ny.D karena

menurut klien kelahiran dengan seksio sesarea tidak menjadikan harga

dirinya rendah dan klien tetap menjalankan kodratnya sebagai seorang

wanita yaitu hamil dan melahirkan anak.

Konstipasi berhubungan dengan penurunan tonus otot tidak diangkat

sebagai diagnosa karena Ny.D mampu melakukan mobilisasi dini pada hari

ketiga post operasi seksio sesarea sehingga mempercepat pemulihan bising

usus dan pemasukan oral.


101

2. Tahap Intervensi

Dalam tahap perencanaan dapat digunakan teori sebagai acuan,

namun yang paling penting adalah melibatkan klien dan keluarga dalam

menentukan perencanaan sehingga dapat mempermudah dalam

melaksanakan intervensi yang ditentukan.

Dari semua intervensi yang telah disusun diambil salah satu intervensi

yang dapat mewakili dari setiap diagnosa. Intervensi yang dapat mewakili

untuk diagnosa rasa nyeri berat, lakukan distraksi teknik massage punggung

dan distraksi.

Diagnosa kedua yaitu kebutuhan penkes mengenai alat kontrasepsi b/d

klien belum dapat mengambil keputusan mengenai alat kontrasepsi,

intervensi yang dapat mewakili Berikan penjelasan men genai pengertian KB,

macam-macam alat kontrasepsi, indikasi, kontraindikasi, keuntungan,

kerugian, macam-macam kontrasepsi. Menurut teori dapat meningkatkan

pengetahuan klien mengenai alat kontrasepsi serta membantu mengambil

keputusan.

Diagnosa ketiga yaitu potensial terjadinya infeksi berhubungan dengan

prosedur invasif. Intervensi yang dapat mewakili adalah Rawat luka dengan

tehnik aseptik dan antisepsik. Menurut teori tehnik aseptik dan antiseptik

membantu mencegah infeksi masuknya kuman ke dalam luka operasi.

3. Tahap Implementasi

Beberapa hal yang dapat mendukung dalam tahap

pengimplementasian diantaranya :
102

a. Sikap klien yang kooperatif untuk dilaksanakan tindakan.

b. Klien mau mengungkapkan perasaannya kepada perawat sehingga

terjalin hubungan yang baik dengan demikian perawat mudah

memberikan motivasi dan masukan kepada klien untuk mengurangi

masalah yang dihadapi klien.

c. Keluarga mau berpartisipasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan

dirumah sakit.

d. Keluarga dan klien terbuka saat perawat melakukan perawatan di rumah

sakit.

Penulis melaksanakan tindakan disesuaikan dengan intervensi yang

telah disusun, namun demikian ada beberapa tindakan yang direncanakan

sesuai dengan catatan perkembangan klien. Hal ini disebabkan karena

kebutuhan klien berubah sesuai dengan perubahan status kesehatan klien.

Diagnosa gangguan rasa nyeri berat penulis melaksanakan tindakan

seperti : mengobservasi TTV karena TTV merupakan salah satu karateristik

indikator untuk mengetahui keadaan umum klien, mengatur posisi klien dan

menganjurkan keluarga untuk melakukan tehnik distraksi (Bounding

Attachment) bertujuan agar membantu menurunkan fokus nyeri yang

dirasakan klien, merupakan penatalaksanaan nyeri non farmakologis serta

melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik untuk menurunkan rasa

nyeri secara farmakologis. Gangguan rasa nyeri berat disebabkan karena

adanya luka post operasi seksio sesarea, oleh karena itu penyembuhan luka

yang cepat akan menurunkan rasa nyeri klien, sedangkan salah satu faktor
103

yang dapat mempercepat penyembuhan luka adalah tidak adanya infeksi

pada daerah lokal operasi. Salah satu caranya yaitu dengan perawatan luka

yang memperhatikan teknik septik dan aseptik serta dilakukan secara

berkala.

Diagnosa Kedua penulis melaksanakan tindakan dengan memberikan

penjelasan mengenai pengertian KB, macam-macam alat kontrasepsi,

indikasi, kontraindikasi, keuntungan, kerugian, macam-macam kontrasepsi.

Menunjukan kepada klien contoh gambar macam-macam alat kontrasepsi.

Menurut teori hal tersebut dapat Meningkatkan pengetahuan klien mengenai

alat kontrasepsi serta membantu mengambil keputusan. Dengan melalui

gambar-gambar alat kontrasepsi akan memahami penjelasan yang telah

diberikan oleh perawat dan membantu klien memilih alat kontrasepsi yang

akan digunakan.

Diagnosa ketiga penulis melaksanakan tindakan mengobservasi tanda-

tanda peradangan infeksi. merawat luka dengan tehnik aseptik dan

antisepsik. membantu dan anjurankan klien untuk menjaga kebersihan

tempat dan lingkungannya Menurut teori tehnik aseptik dan antiseptik

membantu mencegah infeksi masuknya kuman ke dalam luka operasi.

Kebersihan tempat tidur dan lingkungan dapat menghindarkan dari kuman

sehingga dapat terhindar dari penyakit dan klien akan merasa nyaman.

4. Tahap Evaluasi

Tahap evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan. Tahap

ini dilakukan untuk menilai keberhasilan rencana dan pelaksanaan tindakan


104

yang telah dilakukan dalam memenuhi kebutuhan klien. Penulis

melaksanakan evaluasi dengan hasil masalah teratasi sesuai dengan kriteria

hasil yang ingin dicapai serta disesuaikan dengan teori. Evaluasi mengacu

kepada perubahan status klien pada saat itu apakah masalah teratasi,

teratasi sebagian atau belum teratasi sehingga memerlukan pengkajian

ulang.

Hasil yang didapatkan pada diagnosa pertama yaitu gangguan rasa

nyeri berat pada Ny.D masalah teratasi sebagian sesuai dengan tujuan yang

ingin dicapai. Dimana setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 hari

nyeri tidak berkurang yaitu skala 6. Berdasarkan teori yang penulis peroleh

bahwa nyeri hilang kurang lebih satu sampai 2 minggu pasca operasi.

Sedangkan cepatnya proses perbaikan pada Ny.D dikarenakan beberapa

faktor salah satunya motivasi klien dan keluarga agar cepat sembuh, terbukti

dengan setiap tindakan yang dilakukan pada Ny.D selalu kooperatif dan

menerima.

Hasil yang didapatkan di diagnosa kedua Ny. D mulai bertambah

pengetahuannya tentang KB. Ny. D berencana untuk mengkonsumsi Pil KB

yang tidak mengganggu produksi ASI.

Hasil yang didapatkan di diagnosa ketiga yaitu tidak terdapat tanda-

tanda infeksi. berdasarkan teori tanda-tanda infeksi yang bisa dilihat dari

adanya tanda kalor, dolor, tumor, fungsio laesa.

Anda mungkin juga menyukai