Anda di halaman 1dari 4

ASUHAN POSTPARTUM DI RUMAH

A. DEFINISI
Masa nifas adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat
kandungan kembali seperti pra-hamil. Lama masa nifas ini 6-8 minggu. (Rustam
Mochtar,1998)
Masa nifas adalah (puerperim) adalah masa yang dimulai setelah plasentakeluar dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali sperti keadaan semula(sebelum hami). (Ari
Sulistyawati,2009).
Asuhan ibu postpartum adalah suatu bentuk manajemen kesehatan yang dilakukan pada ibu
nifas dimasyarakat. Pemberian asuhan secara menyeluruh, tidak hanya kepada ibu nifas, akan
tetapi pemberian asuhan melibatkan seluruh keluarga dan anggota masyarakat disekitaranya. (
Rita Yulifah dan Tri Yuswanto, 2009).
B. JADWAL KUNJUNGAN RUMAH
Kesehatan ibu merupakan komponen yang sangat penting dalam kesehatan reproduksi karena
seluruh komponen yang lain sangat dipengaruhi oleh kesehatan ibu. Apabila ibu sehat maka akan
menghasilkan bayi yang sehat yang akan menjadi generasi kuat. Ibu yang sehat juga
menciptakan keluarga sehat dan bahagia. Jadwal kunjungan rumah paling sedikit dilakukan 4x,
yaitu diantaranya :
1. Kunjungan 1 (6-8 jam setelah persalinan)
a.Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
b.Mendeteksi dan merawat penyebab pendaahan
c. Pemberi ASI awal
d. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi.
e. Membina hubungan antara ibu dan bayi baru lahir
2. Kunjungan 2 (6 hari setelah persalinan)
a. Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus dibawah umbikalis,
tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.
b. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit.
c. Memberikan konseling pada ibu mengenai seluruh asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi
tetap hangat, dan merawat bayi sehari-hari .
d. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal.
3. Kunjungan 3 ( 2-4 minggu setelah persalinan)
a. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal
b. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada tanda- tanda penyulit
c. Memberikan konseling pada ibu mengenai seluruh asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi
tetap hangat, dan merawat bayi sehari-hari .
4. Kunjungan 4 (4-6 minggu setelah persalinan)
a. Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ibu hadapi
b. Memberikan konseling mengenai KB secara dini .
(Runjanti, 2010)
C. MANAJEMEN POST PARTUM
1. Pengkajian/ Pengumpulan data
Didasarkan pada data subjektif daan juga Objektif. Data subjektif yaitu data yang didapatkan
langsung daari pasien atau Pasien atau keluarganya langsung yang berbicara. Sedangkan data
Objektif adalah data yang dihasilkan dari hasil pemeriksaan bidan atau tenaga kesehatan.
a. Melakukan pengkajian dgn mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk mengevaluasi
keadaan ibu.
b. Melakukan pemeriksaan awal post partum.
c. Meninjau catatan/ record pasien, seperti :
1) Catatan perkembangan antepartum dan intra partum
2) Berapa lama (jam/ hari) pasien post partum
3) Keadaan suhu, nadi, respirasi dan Tekanan Darah postpartum
4) Pemeriksaan laboratorium & laporan pemeriksaan tambahan
5) Catatan obat-obat
6) Catatan bidan/ perawat
d. Menanyakan riwayat kesehatan & keluhan ibu,seperti :
1) Mobilisasi
2) BAK dan BAB
3) Keadaan Nafsu makan
4) Ketidaknyamana/ rasa sakit
5) Kekhawatiran
6) Makanan bayi
7) Reaksi pada bayi
e. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik meliputi :
1). Tekanan Darah, Suhu, nadi
2). Kepala, wajah, mulut dan Tenggorokan, jika diperlukan
3). Payudara & putting susu
4). Auskultasi paru2, jika diperlukan
5). Abdomen yang di lihat adalah kandung kencing, keadaan uterus (perkembangannya)
6). Lochea yang dilihat adalah warna, jumlah dan bau
7). Perineum : edema, inflamasi, hematoma, pus, bekas luka episiotomi/robek, jahitan,
memar,hemorrhoid (wasir/ambeien).
8). Ekstremitas : varises, betis apakah lemah dan panas,edema, reflek.
2. Menginterpretasikan Data.
Melakukan identifikasi yang benar terhadap masalah adalah diagnosa berdasarkan
interpretasi yangg benar atas data yg telah dikumpulkan. Diagnosa, masalah dan kebutuhan ibu
postpartum tergantung dari hasil pengkajian terhadap ibu
3. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial yang mungkin akan terjadi berdasarkan
masalah atau diagnosa yang sudah diidentifikasi dan merencanakan antisipasi tindakan.
Contoh :
Diagnosa : Bendungan Payudara
Masalah potensial : Mastitis
Antisipasi Tindakan : kompres hangat payudara
4. Menetapkan Tindakan Segera
Mengidentifikasi dan menetapkan perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau
untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai
dengan kondisi pasien.
Contoh:
a. Ibu kejang, segera lakukan tindakan segera untuk mengatasi kejang dan segera berkolaborasi
merujuk ibu untuk perawatan selanjutnya.
b. Ibu tiba-tiba mengalami perdarahan, lakukan tindakan segera sesuai dengan keadaan pasien,
misalnya : bila kontraksi uterus kurang baik segera berikan uterotonika. Bila teridentifikasi
adanya tanda2 sisa plasenta, segera kolaborasi dgn dokter utk tindakan curettage.
5. Membuat Rencana Asuhan
Yaitu dengan Merencanakan asuhan menyeluruh yang rasional sesuai dengan temuan dari
langkah sebelumnya.
Contoh :
Manajemen asuhan awal postpartum :
a. Kontak dini dan sesering mungkin dengan bayi.
b. Mobilisasi/istirahat baring di tempat tidur
c. Gizi/ diet
d. Perawatan perineum
Asuhan lanjutan :
a. Tambahan vit atau zat besi atau keduanya jika diperlukan
b. Perawatan payudara
c. Pemeriksaan lab terhadap komplikasi jika diperlukan
d. Rencana KB
e. Kebiasaan rutin yang tidak bermanfaat bahkan membahayakan
6. Implementasi Asuhan

Mengarahkan atau melaksanakan rencana asuhan secara efisien dan aman daripada
rencana asuhan tadi.
7. Evaluasi
Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan, ulangi kembali proses
manajemen dengan benar terhadap setiap aspek asuhan yang sudah dilaksanakan tetapi belum
efektif atau merencanakan kembali asuhan yang belum terlaksana jika masih ada.
Bidan harus melakukan evaluasi secara terus menerus selama masa nifas. Evaluasi secara terus
menerus meliputi:
1. Meninjau ulang data
a. Catatan intrapartum dan antepartum
b. Jumlah jam atau hari PP
c. Catatan pengawasan dan perkembangan sebelumnya
d. Catatan hasil lab.
e. Catatan suhu, nadi, pernapasan dan TD
f. Catatan pengobatan
2. Mengkaji riwayat
a. Ambulansi : apakah ibu melakukan ambulansi seberapa sering
b. Berkemih : bagaimana frekuensinya, jumlah, apakah ada nyeri/ disuria
c. Defekasi : bagaimana frekuensinya, jumlah dan konsistennya
3. Pemeriksaan fisik
a. Mengukur TD suhu, nadi dan pernapasan
b. Memeriksa payudara dan putting
c. Memeriksa abdomen
d. Memeriksa lokhea
e. Memeriksa perineum dan kaki
D. POST PARTUM GROUP
Di dalam melaksanakan asuhan pada ibu post partum di komunitas salah satunya adalah
dalam bentuk kelompok. Ibu post partum dikelompokkan dengan mempertimbangkan jarak
antara satu orang ibu post partum dengan ibu post partum lainnya .
Kelompok post partum ini bertujuan agar ibu-ibu post partum bisa saling berbagi pendapat
dan saling menyemangati, sehingga bisa melalui masa postpartum dengan baik. Kegiatan dapat
dilaksanakan di salah satu rumah ibu post partum atau posyandu dan polindes. (Rita Yulifah dan
Tri Yuswanto, 2009).

Sumber :
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri : obstetri fisiologi dan obstetri patologi. Jakarta: EGC.
Runjati. 2010. Asuhan Kebdanan Komnitas. Jakarta: EGC.
Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta : ANDI
Syafrudin dan Hamidah. 2009. Kebidanan Komunitas. Jakarta: EGC
Yulifah, Rita dan Yuswanto,Tri.2009.Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai