Anda di halaman 1dari 23

IPA SEKOLAH

Nama : Wan Rama Apri Wiranti

NIM : 1705110885

Kelas : 4A

Tanggal : 28 Februari 2019

Tugas : Ke-1

Resume Tugas 1 A. Klasifikasi Tumbuhan

Klasifikasi tumbuhan dibagi menjadi dua, yakni tumbuhan berpembuluh dan


tumbuhan tidak berpembuluh. ciri-ciri tumbuhan berpembuluh: memiliki xilem dan floem
sebagai alat pengangkutan. Selain itu juga sudah memiliki akar, batang, dan daun sejati
(kormus) sehingga sering disebut sebagai tumbuhan berkormus.

A. Tumbuhan berpembuluh
Berdasarkan alat perkembangbiakannya, tumbuhan berpembuluh dapat
dikelompokkan menjadi tumbuhan) tumbuhan berbiji (Spermatophyta) dan paku
(Pteridophyta.

1. Tumbuhan Berbiji (Spermatophyta).


Spermatophyta merupakan tumbuhan tingkat tinggi dimana organ tubuhnya
sudah lengkap dan sempurna, dapat di bedakan mana batang, akar dan daunnya.
Tumbuhan berbiji terbagi menjadi dua yakni, biji terbuka dan biji tertutup.
a. Tumbuhan biji terbuka (Gymnospermae)

Gambar 1. Contoh gambar tumbuhan berbiji

Ciri morfologi tumbuhan berbiji terbuka ialah, memiliki akar tunggang, daunnya
sempit, tebal dan kaku. Bijinya terdapat dalam daun buah (Makrosporafil) dan
serbuk sari terdapat di bagian lain (Mikrosporafil), serta daun buah penghasil dan
badan penghasil sebuk sari terpisah dan masing-masing disebut Strobillus.
Sedangkan ciri-ciri anatominya yakni memiliki akar dan batang yang berkambium,
akar mempunyai kaliptra, batang tua dan batang tua dan batang muda tidak
mempunyai Floeterma atau sarung tepung, yaitu endodermis yang mengandung
zat tepung.

1
b. Tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae)

Gambar 2. Contoh gambar tumbuhan berbiji tertutup

Ciri-ciri morfologi tumbuhan berbiji tertutup sebagai berikut mempunyai bunga


yang sesungguhnya, bentuk daun pipih dan lebar dengan susunan daun yang
bervariasi, bakal biji tidak tampak terlindung dalam daun buah atau putik, jika
terjadi pembuahan ganda, pembentukan dari embrio dan endosperm berlangsung
dalam waktu yang hampir bersamaan. Angiospermae ini sendiri dibagi lagi menjadi
dua yang pertama Tumbuhan berkeping biji satu (Monocotyledonae), Tumbuhan
berkeping biji dua (Dicotyledonae).

1) Tumbuhan berkeping biji satu (Monocotyledonae)


Ciri-ciri utama Tumbuhan Monokotil
• memiliki satu daun lembaga (satu kotiledon)
• umumnya berupa herba atau terma, namun ada yang berupa pohon
• batang bagian atas tidak bercabang atau bercabang sedikit, ruas-ruas
batang terlihat jelas
• daun biasanya berpelepah, berupa daun tunggal
• memiliki daun sejajar atau melengkung
• jaringan berpembuluh xylem dan floem tersebar dan tidak
berkambium
• Mahkota bunganya memiliki bagian-bagian dengan kelipatan tiga,
bentuk tidak beraturan dan warna tidak mencolok
• Memiliki system akar serabut

Adapun Suku-suku berikut jenis-jenis tumbuhan monokotil diantaranya:


 Suku rumput-rumputan (Graminae), misalnya: padi, jagung, bambu,
rumput, tebu, gandum

2
Gambar 3. Contoh gambar tumbuhan berbiji monokotil

 Suku pinang-pinangan (Palmae), misalnya: kelapa, rotan, kelapa


sawit, aren, salak

Gambar 4. Contoh gambar tumbuhan berbiji monokotil

 Suku jahe-jahean (Zingiberaceae), misalnya: kunyit, jahe, lengkuas

Gambar 5. Contoh gambar tumbuhan berbiji monokotil

 Suku nanas-nanasan (Bromeliaceae), misalnya: nanas

Gambar 6. Contoh gambar tumbuhan berbiji monokotil

 Suku pisang-pisangan (Musaseae), misalnya: pisang ambon, pisang


kipas, pisang hias

 Suku anggrek-anggrekan (Orcidaceae), misalnya: anggrek bulan,


anggrek macan, anggrek

3
Gambar 7. Contoh gambar tumbuhan berbiji monokotil

2) Tumbuhan berkeping biji dua (Dicotyledonae)


Ciri-ciri dikotil
• memiliki dua daun lembaga (dua kotiledon)
• batang pada umumya bercabang
• tulang daun menjari atau menyirip
• jaringan pembuluh xylem dan floem pada batang terusun dalam
lingkaran dan memiliki cambium, sehingga akar dan batang dapat
tumbuh membesar
• Bunga memiliki bagian-bagian dengan kelipatan 4 atau 5, bentuk
beraturan dengan warna mencolok
• Memiliki system akar tunggang

Suku-suku berikut jenis-jenis tumbuhan dikotil diantaranya:

 Suku getah-getahan (Euhorbiaceae), misalnya: singkong, jarak, karet,


puring

Gambar 8. Contoh gambar tumbuhan berbiji dikotil

 Suku polong-polongan (Leguminosae), misalnya: putri malu, petai,


flamboyan, kembang merak, kacang kedelai, kacang tanah

4
Gambar 9. Contoh gambar tumbuhan berbiji dikotil
 Suku terung-terungan (Solanaceae), misalnya: kentang, terong, tomat,
cabai, kecubung

Gambar 10. Contoh gambar tumbuhan berbiji dikotil

 Suku jeruk-jerukan (Rutaceae), misalnya: jeruk manis, jeruk bali

Gambar 11. Contoh gambar tumbuhan berbiji dikotil

 Suku kapas-kapasan (Malvaceae), misalnya: kembang sepatu, kapas

Gambar 12. Contoh gambar tumbuhan berbiji dikotil

5
 Suku jambu-jambuan (Mirtaceae), misalnya: cengkih, jambu biji,
jambu air, jambu monyet, jamblang

Gambar 13. Contoh gambar tumbuhan berbiji dikotil


 Suku komposit (Compositae), misalnya: bunga matahari, bunga dahlia,
bunga krisan

Gambar 14. Contoh gambar tumbuhan berbiji dikotil

1. Tumbuhan paku-pakuan (Pteridophyta)


Tumbuhan paku-pakuan sudah memiliki akar, batang dan daun, Pada batang
sudah terdapat jaringan pengangkut xilem dan floem yang teratur. Tumbuhan paku-
pakuan dapat tumbuh dengan baik pada lingkungan yang lembap dan ada beberapa
jenis paku-pakuan yang dapat hidup di dalam air. Seperti halnya lumut, tanaman ini
dalam reproduksinya mengalami metagenesis, turunan gametofit dan sporofitnya
bergantian.

Klasifikasi Tumbuhan Paku


Klasifikasi tumbuhan paku dapat dibedakan berdasarkan jenis sporanya. Selain itu,
tumbuhan paku juga dapat klasifikasikan berdasarkan perbedaan morfologinya.
Dibawah ini akan kita lihat masing-masing klasifikasi tumbuhan paku tersebut:

1) Klasifikasi Tumbuhan Paku Berdasarkan Spora


Berdasarkan jenis spora yang dihasilkan, tumbuhan paku diklasifikasikan menjadi
tiga macam, yaitu sebagai berikut:

6
 Paku Homospora: Paku homospora adalah jenis tumbuhan paku yang
menghasilkan satu jenis spora. Contoh paku homospora adalah paku kawat
(Lycopodium cernuum) dan suplir (Adiantum Cuneatum).

 Paku Heterospora: Paku heterospora adalah jenis tumbuhan paku yang


menghasilkan dua jenis spora yang berlainan, yaitu mikrospora yang berkelamin
jantan dan makrospora yang berkelamin betina. Contoh paku heterospora adalah
semanggi (Marsilea crenata) dan paku rane (Selaginella).

 Paku Peralihan: Paku peralihan adalah jenis tumbuhan paku yang menghasilkan
spora dengan bentuk dan ukuran sama, tetapi jenis kelaminnya berbeda. Jenis
tumbuhan paku tersebut merupakan peralihan antara tumbuhan paku homospora
dan heterospora. Contoh paku peralihan adalah paku ekor kuda (Equisetum
debile).

Klasifikasi Tumbuhan Paku Berdasarkan Morfologi


Berdasarkan morfologinya, tumbuhan paku dapat diklasifikasikan menjadi 4 macam,
yaitu:

Gambar 15. Contoh gambar klasifikasi tumbuhan paku

 Paku kawat (Lycophyta), memiliki struktur daun berbentuk mirip rambut sisik
dengan batang seperti kawat sehingga sering disebut paku kawat. Sporangium
terdapat pada sisi daun yang berkumpul membentuk kerucut yang disebut
strobilus. Contoh paku kawat: Lycopodium clavatum, paku tanduk
rusa (Lycopodium sp.)

 Paku ekor kuda (Sphenophyta), yaitu jenis paku yang berdaun kecil seperti selaput
dan tersusun melingkar. Batangnya mirip daun cemara, berongga, dan tumbuh

7
tegak. Umumnya jenis paku mi hidup di dataran tinggi. Contoh paku ekor kuda:
paku ekor kuda (Equisetum debile) dan Selaginela sp.

 Paku purba (Psilophyta), sebagian besar jenisnya telah punah. Tumbuhan paku ini
belum memiliki daun dan akar, batangnya bercabang menggarpu dengan
sporangium terdapat pada ujung cabangnya, dan telah memiliki berkas
pengangkut. Contoh paku purba: Psilotum nodum, Rhynia major.

 Paku sejati (Pterophyta), merupakan jenis paku yang banyak dijumpai, umumnya
disebut pakis. Tumbuhan ini berdaun lebar dan mudah menggulung. Sporangium
terdapat pada sporofil. Contoh paku sejati: Paku sampan (Azolla
pinnata), semanggi (Marsilea crenata),suplir (Adiantum cuneatum), dan paku
sarang burung (Asplenium nidus).

B. Tumbuhan tidak berpembuluh


Ciri-ciri Tumbuhan Tidak Berpembuluh adalah sebagai berikut;
o Memiliki akar, batang, dan daun tetapi bukan akar, batang, dan daun sejati.
o Akar yang disebut rizhoid belum memiliki berkas pembuluh
o Mempunyai rizoid yang berfungsi menempelkan tubuh
o Hidup di tempat yang lembab
o Berkembang biak dengan kawin atau tak kawin yang disebut dengan pergiliran
keturunan
o Menghasilkan sperma berflagel

1. Tumbuhan lumut (Bryophyta)


Tumbuhan lumut susunan tubuhnya lebih kompleks dibanding dengan
Thallophyta. Dalam daur hidupnya terdapat pergantian keturunan (metagenesis)
antara turunan vegetatif dengan turunan generatif. Gametofit lebih menonjol
dibanding sporofit. Gametofit merupakan turunan vegetatif yang melekat pada
substrat dengan menggunakan rizoid. Sporofit merupakan turunan vegetatif berupa
badan penghasil spora (sporangium). Sporofit itu tumbuh pada gametosit bersifat
parasit. Habitatnya di daratan yang lembab, ada pula yang hidup sebagai epifit.
Tubuhnya tidak memiliki berkas pembuluh (vaskular seperti pembuluh xilem dan
floem). Contoh lumut yaitu lumut hati, lumut daun, dan lumut tanduk.

Gambar 16. Contoh gambar klasifikasi tumbuhan lumut

8
1) Lumut Hati ( Hepaticophyta)

Gambar 17. Contoh gambar klasifikasi tumbuhan lumut hati

Lumut hati mencakup 6.000 spesies tumbuhan tak berpembuluh. Bentuk


tubuh gametofit lumut hati berbeda dengan gametofit lumut daun. Pada lumut hati,
tubuhnya tersusun atas struktur berbentuk hati pipih, disebut talus, yang tidak
terdiferensiasi menjadi akar, batang, dan daun. Tububnya terbagi menjadi dua lobus
sehingga tampak seperti lobus pada hati.

Tumbuhan Lumut memiliki cirri-ciri sebagai berikut :


 Tubuh berupa talus dan berakar rhizoid.
 Tidak mempunyai jaringan meristematik.
 Letak anteridium dan arkegonium terpisah.
 Pada umumnya lumut hati mudah ditemukan pada tebing-tebing yang basah.

2) Lumut Daun (Anthocerophyta)


Lumut daun merupakan lumut yang paling banyak dikenal. Hamparan lumut
sering terdapat di tempat-tempat yang lembap. Bryophyta rnempunyai struktur
seperti akar yang disebut rizoid, struktur seperti batang, dan struktur seperti daun.
Tubuh fase gametofit lumut daun memiliki gametangium di bagian atasnya
Kebanyakan spesies lumut menghasilkan gamet berbeda sehingga dapat dibedakan
antara tumbuhan jantan dan betina. Akan tetapi, ada juga yang menghasilkan
anteridium dan arkegonium pada satu tumbuhan.

Gambar 18. Contoh gambar klasifikasi tumbuhan lumut daun

Tumbuhan Lumut memiliki cirri-ciri sebagai berikut :


 Lumut ini dapat dengan mudah ditemukan di tempat yang basah atau lembap,
menempel pada permukaan batu bata, tembok dan tempat-tempat terbuka.

9
 Tubuhnya berukuran kecil, berbatang semu tegak dan lembaran daunnya tersusun
spiral.
 Pada pangkal batang terdapat rizoid yang bercabang dan bersepta berfungsi sebagai
akar.
 Sporofit terdiri dari bagian kaki, seta dan kapsul
 Telah memiliki batang, daun dan rhizoid.

3) Lumut tanduk (Anthocerotaceae)

Gambar 19. Contoh gambar klasifikasi tumbuhan lumut tanduk

Lumut tanduk mempunyai gametofit mirip dengan gametofit lumut hati,


perbedaannya hanya terletak pada sporofitnya. Sporofit lumut tanduk mempunyai
kapsul memanjang yang tumbuh seperti tanduk dan gametofit. Masing-masing
mempunyai kioroplas tunggal yang berukuran besar, lebih besar dan kebanyakan
lumut.

Tumbuhan Lumut memiliki cirri-ciri sebagai berikut :


 Lumut ini dikenal dengan nama lumut tanduk karena sporofitnya mempunyai kapsul
yang menyerupai tanduk.
 Rhizoid berada di bagian ventral.
 Talus yang lebar, tipis dengan tepi yang berlekuk.
 Hidup di tepi sungai, danau atau sepanjang selokan

2. Tumbuhan Ganggang atau Alga


Secara umum, Pengertian Ganggang (alga/algae) adalah protista yang bersifat
fotoautotrof yang dapat membuat makanannya sendiri dengan cara fotositentis.
Ganggang/Alga memiliki kloroplas dengan mengandung klorofil atau plastida yang
berisi pigmen fotosintetik lainnya. Ganggang (Alga) dapat dengan mudah ditemukan di
air tawar maupun air laut. Ada yang hidup dengan menempel di suatu tempat atau
melayang-layang di air. Ganggang (Alga) merupakan protista mirip tumbuhan.
Ganggang menimbulkan air sawah, air kolam, air danau, atau akuarium tampak
berwarna hijau.

Ganggang memiliki karakteristik/ciri-ciri umum antara lain sebagai berikut:


 Organisme eukariotik
 Bersifat fotoautotrof (berfotosintetis)
 Mempunyai klorofil dan pigmen fotosintetik lainnya,
 Mempunyai pirenoid
 Menyimpan cadangan makanan
 Bersifat uniseluler/multiseluler

10
 Memiliki dinding sel/tidak
 Soliter/berkoloni
 Bergerak/tidak bergerak
 Bereproduksi secara aseksual yaitu membelah diri/fragmentasi/spora
vegetatif, dan seksual yaitu konjugasi/singami/anisogami.
 Metagenesis atau tidak
 Hidup dengan bebas atau bersimbiosis dengan jamur membentuk lichen
 Tubuh Ganggang (Alga) tidak dapat dibedakan antara akar, batang, dan daun.
Tubuh berupa talus, sehingga termasuk dalam golongan thalophyta
 Habitat di perairan baik di air tawar maupun di air laut, tempat lembab.
Menempel di bebatuan (epilitik), tanah/lumpur/pasir (epipalik), menempel
pada tumbuhan sebagai (epifik), dan menempel tubuh hewan (epizoik).

Tumbuhan Ganggang atau Alga Klasifikasi nya di bagi menjadi 5:

1) Chlorophyta (Ganggang/Alga Hijau)

Gambar 20. Contoh gambar klasifikasi tumbuhan Alga Hijau


Chlorophyta berasal dari bahasa Yunani dari kata Chloros yaitu hijau.
Chlorophyta (Ganggang hijau) adalah ganggang yang berwarna hijau dengan
pigmen dominan klorofil a dan klorofil b, serta pigmen tambahan karoten
(kuning kemerahan) dan xantofil (kuning). Klorofil b adalah jenis klorofil yang
terdapat di tumbuhan dan tidak dimiliki oleh ganggang lain, kecuali
Chlorophyta dan Euglenophyta. Chlorophyta memiliki dinding sel dari selulosa.
Cadangan makanannya disimpan dalam bentuk amilum, minya, dan protein.

Ciri-Ciri Chlorophyta (Ganggang/Alga Hijau):

 Berwarna hijau karena memiliki pigmen dominan klorofil a dan klorofil b


serta pigmen tambahan karoten (kuning kemerahan) dan xantofil (kuning).
 Bersifat uniseluler atau berkoloni dan multiseluler.
 Chlorophyta Uniseluler memiliki flagela yang bergerak aktif
 Chlorophyta multiseluler berbentuk benang lembaran atau seperti
tumbuhan tingkat tinggi.
 Bereproduksi secara seksual atau aseksual. Secara seksual dengan
membelah diri, menghasilkan zoospora, dan fragmentasi, sedangkan
reproduksi secara seksual adalah dengan konjugasi dan peleburan gamet
jantan dengan gamet betina.

11
 Umumnya hidup secara fotoautotrof di air tawar.
 Sebagian jenis hidup di laut sebagai fitoplankton.
 Hidup di tanah yang lembab, salju, tembok basa atau menempel di tubuh
tumbuhan atau hewan.
 Hidup bersimbiosis mutualisme dengan organisme eukarotik.

2) Rhodophyta (Alga Merah)

Gambar 21. Contoh gambar klasifikasi tumbuhan Alga Merah

Ganggang merah (Rhodophyta) memiliki ciri atau karakteristik secara umum,


antara lain sebagai berikut:
 Inti sel bersifat eukariotik karena inti sel telah memiliki membran.
 Sebagian besar multiseluler (bersel banyak).
 Umumnya makroskopis (dapat dilihat dengan kasat mata) dengan panjang
dapat mencapai 1 meter.
 Satu-satunya alga yang tidak memiliki fase berflagel dalam siklus hidupnya.
 Bersifat autotorof, karena memiliki klorofil untuk melakukan fotosintesis.
 Kloroplas mengandung pirenoid untuk menyimpan hasil fotosintesis.
 Cadangan makanan disimpan dalam bentuk tepung fluoride (sejenis
karbohidrat), floridosid (senyawa gliserin dan galaktosa) dan tetes-tetes
minyak. Floridosid akan bewarna kemerah-merahan jika ditambah dengan
iodium.
 Bentuk talus berupa helaian atau berbentuk seperti pohon.
 Talus bewarna merah sampai ungu tetapi ada juga yang pirang atau
kemerah-merahan.
 Tubuhnya diselimuti kalsium karbonat (CaCO3).
 Dinding sel terdiri atas komponen yang berlapis-lapis. Dinding sel sebelah
dalam tersusun dari myofibril, sedangkan sel sebelah luar tersusun dari zat
lendir.
 Memiliki pigmen klorofil a dan b, karotenoid, fikosianin (biru) dan pigmen
dominan fikoeritrin (merah).

12
3) Phaeophyta (Alga Cokelat)

Gambar 22. Contoh gambar klasifikasi tumbuhan Alga Coklat

Ganggang coklat (Phaeophyta) memiliki ciri atau karakteristik secara umum,


yaitu sebagai berikut:
 Inti sel bersifat eukariotik karena inti sel telah memiliki membran.
 Multiseluler (bersel banyak).
 Berbentuk lembaran, bahkan ada yang menyerupai tumbuhan tinggi
(Plantae) karena memiliki bagian menyerupai akar, batang, dan daun.
 Memiliki gelembung-gelembung udara yang berfungsi sebagai pelampung.
 Memiliki ukuran talus mikroskopis sampai makroskopis.
 Memiliki pigmen klorofil a, klorofil c, violaxantin, b-karotin, diadinoxantin,
serta xantofil yang jumlahnya dominan.
 Berbentuk filamen bercabang, tidak bercabang dan ada juga yang tegak.
 Bersifat autotorof, karena memiliki klorofil untuk melakukan fotosintesis.
 Memiliki kloroplas tunggal berbentuk seperti benang ada pula yang
berbentuk cakram (discoid).
 Kloroplas mengandung pirenois untuk menyimpan cadangan makanan.
 Cadangan makanan yang disimpan berupa laminarin.
 Memiliki dinding sel.
 Pada dinding sel dan ruang intersel terdapat algi (asam alginate), bagian
dalam dinding sel tersusun oleh lapisan selulosa.
 Memiliki jaringan untuk transportasi seperti tumbuhan tingkat tinggi.
 Hampir semua jenis Phaeophyta memiliki habitat di laut terutama di
daerah yang dingin, yaitu hidup di batu-batuan di dasar perairan sedalam
1,5 – 5 meter dari permukaan air.
 Semua Phaeophyta hidup berkoloni dengan bentuk bervariasi dari yang
sederhana hingga yang berbentuk besar (lebih dari 30 meter) dengan
organisasi sel yang rumit.

13
4) Euglenophyta

Gambar 23. Contoh gambar klasifikasi tumbuhan Alga Euglenophyta

Euglenophyta atau Euglenoid memiliki ciri atau karakteristik secara umum,


yaitu sebagai berikut:
 Uniseluler (bersel tunggal)
 Dari mulutnya muncul satu sampai empat flagela (bulu cambuk) yang
berfungsi sebagai alat gerak.
 Pada umumnya memiliki flagela yang tidak sama panjang (Heterokontae)
 Bersifat motil (cenderung bergerak).
 Bewarna hijau karena mengandung klorofil.
 Sel berbentuk oval memanjang.
 Di salah satu ujungnya terdapat mulut sel.
 Umumnya hidup di air tawar yang kaya bahan organik.
 Autotrof dan atau heterotrof. Bersifat autotrof, karena memiliki klorofil a
dan b, beta karoten dan beberapa xantofil. Bersifat heterotrof karena
memakan partikel organik (ex. bakteri) yang tersedia. Beberapa jenis
Euglena yang autotrof dapat menjadi heterotrof ketika tingkat cahaya
rendah.
 Ada yang memiliki kloroplas (untuk berfotosintesis) dan ada juga yang
tidak.
 Bersifat fototrofik (membuat makanan sendiri), osmotrofik (makan dengan
cara difusi), dan fagotrofik (makan dengan cara menangkap makanan).
 Cadangan makanan berupa paramilum, yaitu bentuk lain dari polisakarida.
 Tidak memiliki dinding sel yang terbuat dari selulosa tetapi memiliki
membran sel tipis yang tersusun atas lapisan-lapisan protein berbentuk
spiral.
 Memiliki bintik mata yang disebut stigma. Stigma (eyespot) bewarna
merah terang yang sensitif terhadap cahaya. Warna merah pada stigma ini
merupakan pigmen astaxanthin. Bintik mata ini berfungsi untuk
melindungi detektor cahaya yang berada pada dekat dasar flagella.
Dengan detektor tersebut, Euglena dapat bergerak menuju arah cahaya
yang intensitasnya sesuai.
 Tubuh diselimuti pelikel.
 Memiliki vakuola kontraktil dan vakuola makanan.
 Ujung anterior dari sel berupa sitostom dan di bawahnya berupa
kerongkongan.

14
5) Chrysophyta (Alga Keemasan)

Gambar 24. Contoh gambar klasifikasi tumbuhan Alga Keemasaan

Alga Chrysophyta disebut juga ganggang keemasan (golden algae) atau


ganggang pirang. Chrysophyta kebanyakan hidup di air tawar, meskipun
beberapa jenis ada yang hidup di air laut. Alga kelompok ini mempunyai
makanan yang disimpan sebagai laminarin, yaitu suatu polisakarida sebagai
simpanan makanan pada alga ini. Alga keemasan memiliki variasi struktur dan
bentuk. Sebagian tidak memiliki dinding sel dan dapat merayap seperti
Amoeba. Sebagian lagi memiliki dinding sel yang terbuat dari selulosa.
Sebagian besar kelompok ganggang keemasan adalah uniseluler tetapi ada
pula yang membentuk koloni. Sel-sel alga pirang mempunyai dua flagella
sehingga disebut sebagai biflagellata, khususnya untuk alga yang struktur
dinding selnya tersusun atas pektin. Kedua flagellanya terpaut di dekat salah
satu ujung sel. Selain hidup di perairan, ada juga Chrysophyta yang hidup di
darat.

Ciri-Ciri Chrysophyta (Alga Keemasan)


Ganggang keemasan (Chrysophyta) mempunyai ciri atau karakteristik secara
umum sebagai berikut:
 Inti sel bersifat eukariotik karena inti sel telah memiliki membran.
 Ada yang uniseluler (bersel satu) dan adapula yang multiseluler (bersel
banyak). Ganggang yang uniseluler di perairan berperan sebagai
komponen fitoplankton.
 Bersifat autotorof, karena memiliki klorofil untuk melakukan fotosintesis.
Namu adapula yang bersifat heterotrof dengan menyerap makanan.
 Habitat di wilayah perairan seperti air tawar, air payau maupun air laut
dan ada juga yang hidup darat terutama di tempat-tempat yang basah.
 Ada yang memiliki dinding sel dan ada yang tidak.
 Dinding sel mengandung selulosa, pektin atau silika.
 Sebagian besar Chrysophyta mempunyai flagela untuk bergerak terutama
yang memiliki dinding sel. Namun ada juga yang bersifat amoeboid
(bergerak merayap seperti Amoeba) bagi Chrysophyta yang tidak
berdinding sel.
 Memiliki pigmen karoten, xantofil, klorofil a dan klorofil c.
 Sebagian besar bersifat mikroskopis (tidak dapat diamati dengan mata
telanjang).

15
 Hidup soliter atau berkoloni.

Resume Tugas 1 B. Klasifikasi Hewan

Secara morfologi klasifikasi hewan dibagi menjadi dua. Hewan invertebrata dan hewan
vertebrata. Berikut pengelompongan nya:

1. Klasifikasi invertebrata
Klasifikasi invertebrata adalah kelompok hewan yang tidak mempunyai ruas tulang
belakang. Ruas tulang belakang merupakan tulang yang biasa ada di punggung hewan.
Hewan-hewan avertebrata umumnya adalah makhluk hidup tingkat rendah dengan
mobilitas yang lebih rendah rendah dari hewan-hewan vertebrata. Kelompok
invertebrata terdiri dari beberapa kelompok, yaitu kelompok Porifera (Sponsa),
Coelenterata (Cnidaria), Mollusca, Echinodermata, Platyhelminthes (cacing pipih),
Nematelminthes (cacing giling), Annelida (cacing gelang), Arthropoda dan lainnya.

Dasar pengklasifikasian :
a. Simetri tubuhnya.

b. Lapisan Embryomal.

c. Srgmentasi tubuh

Hewan invertebrata dibagi menjadi beberapa fillum yang pertama:


1) Filum ctenophore

16
Nama lain dari Ctenophora adalah ubur ubur sisir (comb jelly) karena
memiliki 8 baris silia (rambut getar) yang terlihat seperti sisir. Perbedaan
Ctenophora dan Cnidaria adalah pada sistem pencernaannya. Ctenophora
memiliki mulut untuk masuknya makanan serta dua lubang anus untuk
mengeluarkan air dan kotoran di ujung yang lain. Ctenophora tidak
mempunyai knidosit, (organ sel yang memproduksi toksin). Ctenophora
mengandung zat zat pelekat pada tentakelnya untuk mengangkap mangsa.
Contoh spesies: Pleurobranchia, Beroe cucumis.

2) Filum annelid

Annelida adalah kelompok hewan dengan bentuk tubuh seperti


susunan cincin, gelang-gelang atau ruas-ruas. Istilah kata annelida berasal
dari bahasa yunani dari kata annulus yang berarti cincin, dan oidos yang
berarti bentuk. Annelida merupakan cacing dengan tubuh bersegmen,
trpiloblastik dengan rongga tubuh sejati (hewan selomata) dan bernapas
melalui kulitnya. Filum annelida hidup di air tawar, laut dan tanah.
Umumnya annelida hidup secara bebas, meskipun ada yang bersifat parasit.

3) Filum artopoda

Arthropoda mempunyai jumlah species dan individu paling besar.


Nama Arthropoda berasal dari kata arthros berarti sendi/ruas dan podos

17
berarti kaki. Jadi, Arthropoda berarti hewan yang mempunyai kaki beruas-
ruas; hidupnya di air, darat, tanah dan di lingkungan udara. Jenisjenis filum
ini setiap hari kita menemuinya, misalnya serangga, udang, kepiting dan
masih banyak lagi.

4) Filum mollusca

Secara bahasa Mollusca berasal dari bahasa yunani yang artinya lunak.
Jadi Mollusca merupakan kelompok hewan invertebrata yang bertubuh
lunak dan multiseluler. Tubuh lunak dari mollusca ini dilindungi oleh
cangkang, namun beberapa adapula yang tidak bercangkang. Tubuh
Mollusca memiliki 3 struktur utama, yaitu :
 Kaki, merupakan penjuluran bagian tubuh yang terdiri atas otot –
otot. Kaki ini berfungsi untuk bergerak, merayap, atau menggali.
Pada beberapa jenis mollusca kaki digantikan dengan tentakel yang
berfungsi untuk menangkap mangsa.
 Massa Viseral, merupakan bagian tubuh yang lunak tempat
terdapatnya organ-organ tubuh. Massa ini diselubungi jaringan
tebal yang disebut mantel.
 Mantel merupakan bagian yang menyelubungi dan melindungi
massa viseral. Pada mantel terdapat rongga cairan yang merupakan
tempat lubang insang, anus dan cairan hasil eksresi. Mantel ini juga
dapat mensekresikan komponen yang akan membentuk cangkang.
5) Filum protozoa

Protozoa Merupakan filum hewan bersel satu dari Kingdom Protista.


yang dapat melakukan reproduksi seksual (generatif) maupun aseksual
(vegetatif).Habitat hidupnya adalah tempat yang basah atau berair.
Ciri-ciri umum yang dimiliki Protozoa yaitu:
1. Organisme uniseluler (bersel tunggal)
2. Eukariotik (memiliki membran nukleus)
3. Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok)

18
4. Umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof)
5. Hidup bebas, saprofit atau parasite
6. Dapat membentuk sista untuk bertahan hidup
7. Alat gerak berupa pseudopodia, silia, atau flagella

6) Filum cnidaria

Filum ini disebut Cnidaria karena memiliki knidosit atau sel-sel


penyengat yang terdapat pada epidermisnya. Cnidaria juga disebut
Coelenterata karena mempunyai rongga besar di tengah-tengah tubuh.
Coelenterata berasal dari kata coilos (berongga) dan enteron (usus). Jadi,
semua hewan yang termasuk filum ini mempunyai rongga usus
(gastrovaskuler) yang berfungsi untuk pencernaan. Cnidaria memiliki tubuh
bersel banyak, simetri radial atau biradial, tidak mempunyai kepala atau
ruas-ruas tubuh. Dalam pergiliran keturunan, Cnidaria mempunyai dua tipe
hidup atau bentuk tubuh. Kedua bentuk tubuh tersebut adalah bentuk polip
dan bentuk medusa. Cnidaria disebut sebagai fase polip ketika hidup
melekat pada suatu substrat dan tidak dapat berpindah tempat (sessil).

7) Filum nematode

Nemathelminthes merupakan kelompok hewan cacing yang memiliki


tubuh bulat panjang dengan ujung yang runcing. Nemathelminthes sudah
memiliki rongga pada tubuhnya walaupun rongga tersebut bukan rongga
tubuh sejati. Rongga tubuh pada Nemathelminthes disebut
pseudoaselomata. Cacing ini memiliki tubuh meruncing pada kedua ujung
sehingga disebut cacing gilig. Ukuran tubuh Nemathelminthes umumnya

19
miksroskopis, namun adajuga yang mencapai ukuran 1 m. Cacing
Nemathelminthes kebanyakan hidup parasit pada tubuh manusia, hewan,
atau tumbuhan, namun adapula yang hidup bebas. Ukuran dari cacing
betina lebih besar dari cacing jantan.

8) Filum porifera

Porifera adalah hewan yang memiliki sel yang menduduki derajat yang
paling rendah diantara hewan-hewan lain. Habitat hewan yang satu ini di
laut, dapat dijumpai pada kedalaman 3,5 meter. Selain Porifera yang hidup
di laut, aku juga Porifera yang hidup di air tawar tapi hanya sebagian kecil
saja. Porifera memiliki berbagai warna sehingga menyerupai tumbuhan.
Warna tubuh porifera yang diketahui saat ini adalah abu-abu merah,
kuning, biru, violet dan masih banyak lagi. Porifera hidup menempel pada
batu-batuan, karang ataupun benda-benda yang berada di lautan.

2. Klasifikasi Hewan Vetebrata

Hewan Vertebrata adalah kelompok hewan yang memiliki tulang belakang. Mereka
umumnya memiliki tubuh simetri bilateral, rangka dalam, dan berbagai alat tubuh.
Ada lima kelompok hewan vertebrata, yaitu Pisces, Amphibia, Reptilia, Aves, dan
Mammalia.

1) Ikan (Pisces)

Pisces atau ikan adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin)


yang hidup di air dan bernapas dengan insang. Ikan merupakan kelompok
vertebrata yang paling beraneka ragamdengan jumlah spesies lebih dari 27,000 di
seluruh dunia. Berdasarkan bahan penyusun rangkanya Pisces dibagi menajdi 2
golongan :
1. ikan berangka tulang rawan (Chondrichthyes), contoh : ikan hiu, ikan pari,
ikan cucut

20
2. ikan berangka tulang sejati (Osteichthyes), contoh : ikan kakap, ikan mas,
ikan tongkol, ikan bandeng Ciri-ciri umum dari ikan.

2) Burung (AVES)

merupakan kelas tersendiri dalam kingdom animalia, aves atau burung


memiliki ciri umum yaitu berbulu dan kebanyakan diantara mereka bisa terbang.
Kelas aves adalah satu-satunya kelompok hewan yang memiliki bulu. Burung
adalah anggota kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata) yang memiliki
bulu dan sayap./Saluran pencernaan pada burung terdiri atas:
a. paruh: merupakan modifikasi dari gigi,
b. rongga mulut: terdiri atas rahang atas yang merupakan penghubung antara
rongga mulut dan tanduk,
c. faring: berupa saluran pendek, esofagus: pada burung terdapat pelebaran
pada bagian ini disebut tembolok, berperan sebagai tempat penyimpanan
makanan yang dapat diisi dengan cepat
d. intestinum: terdiri atas usus halus dan usus tebal yang bermuara pada
kloaka. Usus halus pada burung terdiri dari duodenum, jejunum dan ileum.
Kelenjar pencernaan burung meliputi: hati, kantung empedu, dan pankreas.
Pada burung merpati tidak terdapat kantung empedu.

3) MAMALIA

Binatang menyusui atau mamalia adalah kelas hewan vertebrata yang


terutama dicirikan oleh adanya kelenjar susu, yang pada betina menghasilkan
susu sebagai sumber makanan anaknya; adanya rambut; dan tubuh yang
endoterm atau "berdarah panas". Otak mengatur sistem peredaran darah,
termasuk jantung yang beruang empat. Mamalia terdiri lebih dari 5.000 genus,
yang tersebar dalam 425 keluarga dan hingga 46 ordo, meskipun hal ini
tergantung klasifikasi ilmiah yang dipakai. Sebagian besar mamalia melahirkan

21
keturunannya, tapi ada beberapa mamalia yang tergolong ke dalam monotremata
yang bertelur.

4) AMPHIBIA

Amfibi (Amphibia), umumnya didefinisikan sebagai hewan bertulang belakang


(vertebrata) yang hidup di dua alam; yakni di air dan di daratan. Amfibia bertelur
di air, atau menyimpan telurnya di tempat yang lembab dan basah. Amfibia
mempunyai ciri-ciri yaitu tubuh diselubungi kulit yang berlendir, merupakan
hewan berdarah dingin (poikiloterm), mempunyai jantung yang terdiri dari tiga
ruangan yaitu dua serambi dan satu bilik, mempunyai dua pasang kaki dan pada
setiap kakinya terdapat selaput renang yang terdapat di antara jari-jari kakinya
dan kakinya berfungsi untuk melompat dan berenang, matanya mempunyai
selaput tambahan yang disebut membrana niktitans yang sangat berfungsi waktu
menyelam, pernafasan pada saat masih kecebong berupa insang, setelah dewasa
alat pernafasannya berupa paru-paru dan kulit dan hidungnya mempunyai katup
yang mencegah air masuk ke dalam rongga mulut ketika menyelam, dan
berkembang biak dengan cara melepaskan telurnya dan dibuahi oleh yang jantan
di luar tubuh induknya (pembuahan eksternal). Contoh amfibia yang terdapat di
Indonesia adalah bangsa sesilia (Caecilia), serta bangsa kodok dan katak (Anura).
Sesilia adalah semacam amfibia tidak berkaki yang badannya serupa cacing besar
atau belut. Satu lagi bangsa amfibia, yang tidak terdapat secara alami di
Indonesia, adalah salamander. Amfibia dari daerah bermusim empat ini bertubuh
serupa kadal, namun berkulit licin tanpa sisik.

5) REPTILIA

Reptilia merupakan kelompok hewan darat pertama yang sepanjang hidupnya


bernafas dengan peru-paru. xcifikasi menjadi karapaks (perisai punggung dan
plastron (perisai perut) yag tersusun dari protein keratin dua. Anggota tubuh -
bergerak dengan cara melata - ular tidak mempunyai tungkai - buaya, kura-kura
dan cicak mempunyai dua pasang tungkai - tungkai cecak tersusun secara pararel
untuk memudahkan menempel dan merambat di dinding.
Kelas reptilia dibagai menjadi empat ordo, yaitu:

22
 Rhyncocephalia (contohnya: Tuatara)
 Testudinata / Chelonia (contohnya: Penyu, Kura-kura, dan Bulus)
 Squamata (Contohnya: Serpentes, Lacertilia, dan Amphisbaena)
 Crocodilia (contohnya: Buaya, Aligator, Senyulong, dan Caiman).

Daftar Pustaka

Hasan, Akhmad. 2012. Modul Pintar Biologi. Citra Pustaka, Jakarta.

Jasin, M. 1989. Sistematika Hewan (Avertebrata dan Vertebrata) untuk Universitas. Sinar Jaya,
Surabaya.
Kimball, John. 1983. Biologi I Jilid 3. Erlangga,Jakarta.

Kusnadi dan Didik Priyandoko. 2004. Biologi 1 A. Prianti Darma Kalokatama, Jakarta.

Pratiwi, D.A. 2006. Biologi SMA Jilid 1. Erlangga, Jakarta.

23

Anda mungkin juga menyukai