Dosenpembimbing :
Syarifudin A, S.KM, MS
DisusunOleh :
Kelompok 4
TandaTangan
NamaPraktikan NIM TanggalKumpul
Praktikan Pembimbing
AULIA
P07133116008
RAHMI
EGA
P07133116010
OKTAVIA
GUSTI NIA A.
P07133116011
W
MAUDIA
P07133116018
RAHMAH
MONIDA
P07133116022
ASTIKA
M. WILDAN P07133116024
NOR
P07133116029
CAMELIA
NURUL
P07133116032
FITRIA
REZA
P07133116035
PRATAMA
RIZKY AULIA P07133116038
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat melaksanakan
praktikum dan menyelesaikannya dengan baik hingga menjadi sebuah laporan
resmi praktikum PenyehatanTanah. Laporan yang kami susun dengan sistematis
dan sebaik mungkin ini bertujuan untuk memenuhi tugas kuliah Penyehatan
Tanah.
Dengan terselesainya laporan resmi praktikum ini, maka tidak lupa kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam
penyusunan laporan ini, khususnya kepada :
1. Syarifudin A, S.KM, MS
2. Budiyanti Mulyaningsih, S.Si., M.Sc
3. Serta teman-teman yang saling membantu dalam menyelesaikan laporan
resmi praktikum ini.
Demikian laporan yang kami buat, mohon kritik dan sarannya atas
kekurangan dalam penyusunan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak dan bagi kami selaku penulis.
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Waktu dan Tempat Praktikum ..................................................... 14
iii
DAFTAR LAMPIRAN
Foto Kegiatan ...................................................................................................
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanah adalah suatu benda alami heterogen yang terdiri atas komponen-
komponen padat, cairan, dan gas, mempunyai sifat serta prilaku yang
dinamik. Sifat dinamik tanah tersebut karena tanah merupakan system yang
terbuka dengan terjadinya proses pertukaran bahan dan energy secara
berkesinambungan.
Komposisi tanah sangat bervariasi tergantung sifat-sifat tanah seperti
pH, tekstur tanah, komposisi mineral, aktivitas mikroorganisme di dalamnya
dan kelembaban. Mikroorganisme yang berada di tanah termasuk parasit
Nematodausus stadium telur seperti Enterobiusvermicularis, Trichuris
trichiura, Ancylostomaduodenale, Necatoramericanus dan
Strongyloidesstercoralis merupakan cacing Nematodausus yang hidup parasit
pada manusia, namun dalam siklus hidupnya terdapat fase hidup bebas di
tanah. Bentuk telurnya sulit dibedakan dengan telur cacing tambang.
Manusia dapat terinfeksi melalui 3 cara : yaitu langsung, tak langsung,
dan autoinfeksi. Cara pencegahan dan penyebaran cacing ini sama seperti
cacing tambang. Obat yang efektif untuk strongyloidiasis adalah
thiabendazol. Akibat utama yang ditimbulkan adalah peradangan pada usus,
disentriterus-menerus dan rasa sakit pada perut bagian kanan atas.Diagnosis
dengan menemukan larva dalam tinja atau dalam sputum penderita. Pada
cacing Nematodaususada beberapa spesies yang menginfeksi manusiam
aupun hewan.Nematoda usus terbesar adalah A.lumbricoides yang bersama-
sama dengan T.trichiura, serta cacing tambang sering menginfeksi manusia
karena telur cacing tersebut semuanya mengalami pemasakan di tanah dan
cara penularannya lewat tanah yang terkontaminasi sehingga cacing tersebut
termasuk dalam golongan soil-transmitted helminths. A.lumbricoides,
T.trichiura dan E.vermicularis mempunyai stadium infektif yaitu telur yang
mengandung larva. Siklus hidup A.lumbricoides lebih rumit karena melewati
siklus paru-paru, sedangkan T.trichiura dan E.vermicularis tidak. Gejala
1
2
klinis penyakit cacing ini bila infeksi ringan tidak jelas, biasanya hanya tidak
enak pada perut kadang-kadang mual. Infeksiaskariasis yang berat dapat
menyebabkan kurang gizi dan sering terjadi sumbatan pada usus. Trikhuriasis
berat biasanya dapat terjadi anemia, sedangkan pada enterobiasis gejala yang
khas adalah gatal-gatal di sekitar anus pada waktu malam hari saat cacing
betina keluar dari usus untuk meletakkan telunya di daerah perianal.
Diagnosis askariasis dan trikhuriasis dengan menemukan telur dalam tinja
penderita,sedangkan untuk enterobiasis dapat ditegakkan dengan anal swab
karena telur E.vermicularis tidak dikeluarkan bersama tinja penderita. Infeksi
cacing usus ini tersebar luas di seluruh dunia baik daerah tropis maupun sub
tropis. Anak-anak lebih sering terinfeksi dari pada orang dewasa karena
kebiasaan main tanah dan kurang/belum dapat menjaga kebersihan sendiri.
Semua infeksi cacing usus dapat dicegah dengan meningkatkan kebersihan
lingkungan, pembuangan tinja atau sanitasiyang baik, mengerti cara-cara
hidup sehat, tidak menggunakan tinja sebagai pupuk tanaman dan mencuci
bersih sayuran/buah yang akan di makan mentah.
B. Tujuan
Mahasiswa dapat mengetahui ada tidak nya parasit Nematode usus pada
sampel tanah.
C. Manfaat
Mahasiswa dapat mengetahui telur cacing apa yang terdapat pada
sampel tanah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Parasit
Parasit merupakan kelompok biota yang pertumbuhan dan hidupnya
bergantung pada makhluk lain yang dinamakan inang. Inang dapat berupa
binatang atau manusia. Menurut cara hidupnya, parasit dapat dibedakan
menjadi ektoparasit dan endoparasit. Ektoparasit adalah jenis parasit yang
hidup di permukaan luar tubuh, sedangkan endoparasit adalah parasit yang
hidup di dalam organ tubuh inangnya. Parasit yang hidup pada inangnya
dalam satu masa/tahapan pertumbuhannya seluruh masa hidupnya sesuai
masing-masing jenisnya (Oktavia, 2014).
B. Tanah
Tanah merupakan sumber penularan yang paling utama dan terpenting
untuk berbagai parasit. Sebagian besar stadium infektif parasit tedapat di
tanah. Telur yang mengandung larva infektif parasit seperti Ascaris semuanya
terdapat di tanah. Larva infektif berbagai cacing nematoda berbentuk
filariform (cacing strongyloides sp. Atau cacing tambang), bentuk ookista
protozoa parasit seperti Entamoeba, Jodamoeba, dan sebagainya. Semua
bentuk infektif tersebut ditemukan di tanah. Stadium parasit-parasit tersebut
tahan hidup selama berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan, asal keadaan
tanah serasi bagi kelangsungan hidupnya (Oktavia, 2014).
Manusia merupakan satu-satunya hospes Ascaris Lumbricoides.
Penyakit yang disebabkannya disebut askariasis. Cacing jantan berukuran 10-
30 cm, sedangkan cacing betina 22-35 cm. Stadium dewasa hidup di rongga
usus muda. Seekor cacing betina dapat betina dapat bertelur sebayak 100.000-
200.000 butir sehari, terdiri telur yang dibuahi dan yang tidak dibuahi. Dalam
lingkungan yang sesuai, telur yang dibuahi berkembang menjadi bentuk
infektif dalam waktu kurang lebih 3 minggu. Bentuk infektif ini, bila tertelan
oleh manusia, menetas di usus halus. Larvanya menembus dinding usus
3
4
a
Gambar 2.1 Cacing Ascaris lumbricoides dewasa. (a) betina, (b) jantan
6
(http://www.sodiycxacun.web.id/2010/01/ascaris-lumbricoides.html)
a b
Gambar 2.2 Telur cacing Bentuk infeksius ini bila tertelan manusia maka
akan menetas di usus halus menjadi Ascaris lumbricoides. (a) telur yang
tidak dibuahi,(b) telur yang dibuahi
b. Trichuris trichiura
Manusia merupakan hospes cacing ini. Penyebab yang disebabkan
oleh cacing ini disebut trikuriasis. Cacing ini sering ditemukan bersama
dengan Ascaris lumbricoides.
a b
Gambar 2.3 Cacing Trichuris trichiura dewasa. (a) betina, (b) jantan
(http://www.An.American.FamilyPhysician)
(http://i215.photobucket.com/albums/cc182/ovarelac_bucket_photo/Trichu
risova.
c. Hookworm
Terdapat dua spesies hookworm yang sangat sering menginfeksi
manusia yaitu: “The Old World Hookworm” yaitu Ancylostoma
duodenale dan “The New World Hookworm” yaitu Necator americanus
(Qadri,2008)
(http://www.An.American.FamilyPhysician.)
d. Strongyloides stercoralis
Manusia merupakan hospes utama cacing ini. Parasit ini dapat
menyebabkan penyakit strongilodiasis. Nematoda ini terutama terdapat di
daerah tropik dan subtropik sedangkan di daerah yang beriklim dingin
jarang ditemukan.
a b
(http://dpd.cdc.gov/dpdx/html/ImageLibrary/Strongyloidiasis_il.htm)
(http://www.wadsworth.org/testing/parasitologyD/Strongyloides.shtml)
E. Metode Pemeriksaan
Pemeriksaan telur cacing menggunakan metode tak langsung
denganteknik sedimentasi (pengendapan). Tanah direndam dengan larutan
NaOH0,2% dan kemudian larutan hasil rendaman disentrifugasi sehingga
didapatkanendapan. Hasil endapan selanjutnya diperiksa di bawah
mikroskop. Pada sampelkubis yang ditemukan adanya telur Soil Transmitted
Helminths (STH), ditentukan jumlah kontaminasi dan jenis telurnya.
14
15
Aquades
C. Uraian Kegiatan
1. Pengambilan sampel
Mempersiapkan alat dan bahan.
Memilih tanah yang tidak terkena sinar matahari langsung.
Memilih tanah yang lembab.
Menyiapkan atau mengukur tanah 40 x 40 cm.
Membersihkan tanah dari kerikil, daun-daun kering, rumput, dahan-
dahan ataupun benda-benda besar lainnya.
Mengkerok tanah yang sudah dibersihkan.
Mengumpulkan tanah ditengah-tengah.
Mengayak tanah yang telah dikumpulkan.
Memasukkan tanah kedalam plastik klip.
Menutup plastik klip yang rapat.
2. Pemeriksaan di laboratorium
Timbang tanah yang telah disaring sebanyak 5 gram tanah dan
dimasukkan kedalam tabung centrifuge
Tambahkan 20 ml larutan hipoklorit (larutan bayclin) kedalam tabung
centrifuge yang berisi tanah, aduk hingga tanah terasa halus dan diamkan
selama 1 jam
Putar pada kecepatan putar 2000 rpm selama 30 menit dan buang cairan
atas
Kemudian tambahkan aquadest kedalam tabung dan pusing kembali
pada kecepatan putar yang sama, lakukan sebanyak 2 x (pencucian
dengan air)
Buang cairan atas, dan tambahkan larutan MgSO4 sebanyak 5 ml
Putar kembali pada kecepatan putar 2.500 rpm selama 5 menit
16
A. Hasil
Dari hasil praktikum pemriksaan parasit usus pada sampel tanah yang
kami ambil di komplek kesehatan Poltekkes Kemenkes Banjarmasin tepatnya
di depan ruang sekre SBH dan didapat hasil yaitu dinyatakan negatif (-)
karena tidak ditemukan telur cacing.
B. Pembahasan
Pada praktikum pemeriksaan prasit pada tanah, jenis tanah yang kami
periksa adalah tanah yang berada di komplek kesehatan tepatnya di depan
halaman ruang Sekre SBH. Dalam praktikum ini tanah yang diperiksa di
rendam dengan larutan MgSO4. Dari hasil yang kami dapatkan setelah
melihat di mikroskop yaitu negatif mengandung telur cacing sehingga tanah
aman jika dilakukan manusia untuk bertani, bermain untuk anak-anak dll.
17
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil praktikum pemeriksaan parasit pada Tanah, dapat diketahui
bahwa pada tanah kering dan basah yang diperiksa tidak terdapat parasit, oleh
karena itu untuk mencegah terjadinya penyakit akibat kontaminasi bakteri
pada parasit tanah , makanya hendaknya mencuci tangan terlebih dahulu
setelah melakukan aktivitas di tanah dan sebelum makan.
B. Saran
Laporan ini mungkin masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan penulis , dan
semoga laporan ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembacanya.
18