I. Tujuan Pedoman
Sesuai dengan rekomendasi POGI Maret 2011, tentang perlunya perubahan format buku
panduan, maka perlu dilakukan revisi terhadap edisi yang lama dalam hal panduan
penatalaksanaan kehamilan dengan penyakit jantung. Panduan klinis praktis ini bertujuan untuk
membantu para klinisi dalam penanganan kehamilan dengan penyakit jantung dengan
mempertimbangkan keuntungan dan kerugian dari setiap prosedur diagnostik maupun
penatalaksanaan. Juga disertakan rekomendasi manajemen yang didasarkan pada evidence based
medicine.
Pedoman ini disusun dengan harapan dapat dipakai sebagai acuan didalam menangani
kasus-kasus kehamilan dengan penyakit jantung, sehingga diharapkan kematian oleh karena
penyakit jantung pada kehamilan akan menurun di masa yang akan datang.
Adapun ruang lingkup pedoman penatalaksanaan kehamilan dengan penyakit jantung ini
meliputi:
Kehamilan dengan penyakit jantung merupakan salah satu penyebab kematian maternal
non-obstetri yang cukup penting. Angka kejadian kehamilan dengan penyakit jantung bervariasi
antara 0,4-4,1%. Dengan berkurangnya kejadiaan rheumatic heart dissease dan semakin baiknya
penanganan penyakit jantung kongenital pada masa anak-anak atau remaja, maka kebanyakan
jenis penyakit jantung pada kehamilan adalah penyakit jantung kongenital maupun sekuele yang
ditinggalkannya.
Kehamilan dapat memperburuk keadaan penyakit jantungnya, oleh karena itu konseling
prakonsepsi yang baik sangat dibutuhkan dan selanjutnya pada saat hamil dibutuhkan
penanganan multidisiplin antara spesialis obstetri, spesialis kardiologi, spesialis anesthesi serta
spesialis perinatologi. Panduan klinis praktis ini bertujuan untuk membantu para klinisi dalam
penanganan kehamilan dengan penyakit jantung dengan mempertimbangkan keuntungan dan
kerugian dari setiap prosedur diagnostik maupun penatalaksanaan. Juga disertakan rekomendasi
manajemen yang didasarkan pada evidence based medicine.
Antepartum
• Tekanan darah:
• Cardiac output meningkat 30-50% (meningkat pada kehamilan 5-10 mgg) dan mencapai puncak
pada 20-24 mgg)
Intrapartum
Postpartum
Sedangkan berdasarkan resiko mortalitas maternal, maka penyakit jantung pada kehamilan dapat
dikelompokkan menjadi 3 kelompok (lihat tabel 2).
Adapted From The American Collage Of Obstetrician And Gynecologists Cardiac Disease in Pragnancy, Technical
Bulletin no. 168, June 1992
IV. DIAGNOSIS
Sebagian besar diagnosis penyakit jantung dapat ditegakkan dengan prosedur non-invasif
misalnya anamnesis, pemeriksaan fisik, ECG, foto thorax, maupun echocardiography. Jika
diperlukan dapat dilanjutkan dengan kateterisasi dan fluoroskopi.
Beberapa gejala yang menyerupai penyakit jantung dapat muncul pada wanita hamil
seperti mudah lelah, dyspnea, oedem ekstremitas bawah, dan murmur. Gejala dan tanda tersebut
dapat merupakan kondisi normal pada wanita hamil, namun demikian ada beberapa kondisi yang
memerlukan pemeriksaan lebih lanjut. Gejala dan tanda kardiovaskuler yang dapat muncul
selama kehamilan dapat dilihat pada tabel 3.
Murmur atau bising jantung dapat merupakan salah satu tanda adanya kelainan jantung,
walaupun tidak semua bising jantung merupakan tanda penyakit jantung. Murmur atau bising
jantung dapat timbul pada hampir semua wanita selama kehamilan. Murmur ini biasanya lemah,
midsistolik, dan terdengar pada sepanjang tepi tulang sternum kiri. Intensitasnya dapat
meningkat sejalan dengan peningkatan cardiac output selama kehamilan. Pemeriksaan dengan
echocardiography diperlukan jika didapatkan murmur distolic, murmur yang berhubungan
dengan gejala atau ECG yang abnormal.
Echocardiography lebih banyak digunakan untuk diagnosa penyakit jantung dalam kehamilan
karena bersifat non-invasif dan aman. Dengan kemampuan M mode, 2D dan Doppler pulsed,
continous wave dan colour flow) dapat ditentukan kelainan struktural termasuk ukuran jantung,
tekanan arteri pulmonal, kontraktilitas ventrikel, adanya thrombus, fungsi katup, maupun iskemia
miokard. Echocardiography transoesophegeal dapat bermanfaat pada beberapa kasus tertentu
seperti infective endocarditis, aortic dissection atau pada keadaan kesulitan dilakukan
echocardiography transthorax.
Normal Abnormal
- Lelah - Syncope
- Dyspnea - Paroksismal noctural dyspnea
- Kadang-kadang palpitasi - Takikardia >120 x/menit
- Murmur sistolik (1-2/6) - Arytmia yang terus mnerus
- Pulsasi vena leher - Nafas memendek saat istirahat
- Oedema ekstremitas bawah - Distensi vena leher
- Suara S1 wide split dan keras - Summation gallop
- Murmur sistolik (4-6/6)
- Murmur diastolik
- Nyeri dada
- Hemoptysis
- Cyanosis
Adanya kelainan anatomis pada jantung dapat menyebabkan gagal jantung yang akan
mempersulit penanganan selanjutnya. Menurut ACC/AHA Heart Failure Guideline 2001, Heart
Failure atau gagal jantung dibagi menjadi 4 stage (Ithat tabel 4).
Tabel 4: Stages of Heart Failure
STAGES EXAMPLES
Stages A: At high. risk for HF but Hipertension, Coronary arterial
without structural heart disease or disease, DM, cardiotoxins, Family
symptoms of HF history of cardiomyopathy
Sedangkan menurut New York Heart Association (NYHA), gagal jantung dapat dibagi menjadi 4
klas berdasarkan kemampuan fungsional jantung, yaitu:
NYHA class-I
Patients with cardiac disease but without resulting limitations of physical activity. Ordinary
physical activity does not cause undue fatigue, palpitation, dyspnea, or anginal pain.
NYHA class-II
Patients with cardiac ‘disease resulting in slight limitations of physical activity. They are
comfortable at rest. Ordinary physical activity result in fatigue, palpitation, dyspnea, or anginal
pain.
NYHA class-III
Patients with cardiac disease resulting in marked limitations of physical activity. They are
comfortable at rest. Less than ordinary physical activity causes fatigue, palpitation. dyspnea, or
anginal pain.
NYHA class-IV
Patients with cardiac disease resulting in inability to carry on any physical activity without
discomfort. Symptoms of cardiac insuficiency of the anginal syndrome may be present even at
rest. If any physical activity is undertaken, dicomfort is increased.
VI. Keterbatasan data dalam pedoman
........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
5.1 Prakonsepsi
Pada semua wanita dengan penyakit jantung sebaiknya dilakukan evaluasi menyeluruh tentang
status kardiologinya sebelum kehamilan. Evaluasi itu antara lain:
Rekomendasi manajemen:
5.2 Antepartum
- Multidiciplinary approach
- Konfirmasi usia kehamilan baik berdasarkan LMP maupun USG
- Pemeriksaan fetal echocardiography dilakukan pada. usia kehamilan 20-34 minggu
khususnya pada ibu dengan penyakit jantung kongenital
- Pemeriksaan kesejahteraan janin dilakukan untuk menilai pertumbuhan janin baik dengan
fetal biometry, Doppler velocimetry, maupun Biophysical profile
- Deteksi dini kelainan yang menyertai misalnya preeklampsia, anemia, hyperthyroid,
maupun infeksi.
- Perencanaan kapan terminasi kehamilan dan route of delivery-nya
Rekomendasi manajemen:
5.3 Intrapartum
Monitoring ketat
Posisi left lateral decubitus
Balance cairan
Bila memungkinkan pengukuran saturasi 02 dengan pulse-oxymetri
Pada kasus resiko tinggi pertimbangkan invasive monitoring. Pertimbangkan
penggunaan intrapartum analgesia
SC atas indikasi obstetri kecuali pada pasien yang dilarang meneran seperti aorta
dissection dan Marfan syndrome dengan dilatasi aorta
Pada persalinan pervaginam dilakukan percepat kala II
Profilaksis antibiotik diberikan pada kasus:
(d) Pasien yang menjalani persalinan pervaginam dengan resiko infeksi atau
penyakit jantung yang potensial terjadi endokarditis seperti penyakit jantung
rematik dengan kelainan katup
(e) Pasien penyakit jantung dengan immunocompromised
•Pada pasien yang menggunakan warfarin harus dihentikan minimal 2 minggu sebelum
persalinan dan diganti heparin
• Pada persalinan dengan SC, pilihan anastesinya adalah anestesi epidural dan anestesi umum.
Rekomendasi Manajemen:
1. Induksi persalinan elektif bisa dimungkinkan dengan indikasi maternal dan atau fetal (III
— B)
2. Profilaksis antibiotik pada kasus tertentu (IV — C)
3. Hindari stress fisik dan mental (III — B)
4. Persalinan dengan posisi miring kiri atau setengah duduk (III—B)
5. Monitor ECG, invasive monitoring pada kasus tertentu (q)
6. Berikan oksigen pada kasus tertentu (l) --/GPP
7. Fasilitas resusitasi yang Iengkap (I) --/GPP
8. Monitoring denyut jantung janin (I) --/GPP
9. Percepat kala II pada kondisi tertentu (I) --/GPP
10. Hindari ergomentin pada kala III (I) --/GPP
5.4 Postpartum
Monitoring ketat
Balance cairan
Bila ada ancaman terjadi oedem paru dapat diberikan diuretik
Komplikasi yang dapat timbul adalah anemia, perdarahan, infeksi, tromboemboli, dan
oedem paru.
Rekomendasi manajemen:
Prakonsepsi: periksa adanya aritmia dan atau hipertensi pulmonal, kemudian dikelola
sebelum dan selama kehamilan (III-B)
Antepartum : antenatal care rutin kecuali adanya aritmia atau hipertensi pulmonal (III
B)
Intrapartum - periksa kemungkinan adanya aritmia, monitor tekanan darah, hindari
kelebihan cairan (III -B)
Postpartum: mobilisasi dini (III — B)
Penanganan pada waktu persalinan secara umum sama dengan penyakit jantung pada
kehamilan pada umumnya
Beberapa hal yang perlu diperhatikan:
o Hindari hipertensi
Prakonsepsi :periksa dan terapi adanya hipertensi pulmonal, pertimbangkan repair lesi
yang ada, konseling tentang kemungkinan resiko CHD (III — B)
Antepartum: serial echocardiography (III — B)
Intrapartum : hindari hipertensi, antibiotik profilaksis kecuali pada persalinan normal (III-
B)
Postpartum : balance cairan, mobilisasi dini (III — B)
Penanganan pada waktu persalinan secara umum sama dengan penyakit jantung pada
kehamilan pada umumnya
Beherapa hal yang perlu diperhatikan:
o Hindari hipertensi
Prakonsepsi: periksa adanya hipertensi pulmonal, dan kelola sebelum dan selama
kehamilan (III — B)
Antepartum: periksa adanya hipertensi pulmonal (III — B)
Intrapartum dan postpartum : monitor tekanan darah, balance cairan, antibiotik profilaksis
kecuali pada persalinan normal (III — B)
Berapa hal yang perlu diperhatikan:
o Hindari hipertensi
Prakonsepsi: dianjurkan untuk tidak hamil. Jika diperlukan dilakukan sterilisasi (III-B)
Antepartum : pertimbangkan terminasi kehamilan, team approach, profilaksis
tromboemboli, pertimbangkan perawatan di RS, monitor ansuransi 02, fetal surveillance
(III-B)
Intrapartum : 02 5-6 Lt / mnt, monitor saturasi 02, monitor tekanan darah, epidural
analgesia, hentikan anticoagulant selama persalinan, perawatan di ICU untuk invasive
monitoring (III — B)
Postpartum : perawatan di ICU, terapi 02, profilaksis tromboemboli, pertimbangkan
sterilisasi (Ill — B)
Beberapa hal yang perlu diperhatikan:
o Hindari hipotensi karena akan memperparah right-to-left shunt yang akan menimbulkan
hipoksia berat
Prakonsepsi: periksa adanya aneurisma dan atau penyakit katup aorta, kelola sebelum
konsepsi termasuk koreksi secara bedah (IV — C)
Antepartum : pertimbangkan terminasi pada kasus berat yang tidak terkoreksi (IV — C)
Intrapartum/postpartum : hindari hipertensi, antibiotik profilaksis kecuali pada persalinan
normal, periksa bayi untuk kemungkinan CHD (IV — C)
o Hindari hipotensi karena dapat menyebabkan right-to-left shunt sehingga terjadi hipoksia
yang parah
o Hindari bradikardi
Prakonsepsi : koreksi bedah, evaluasi status kardiologi setelah koreksi (risiko tergantung
suksesnya koreksi bedah) (III-B)
Antepartum : pertimbangkan terminasi kehamilan pada kasus yang tidak terkoreksi,
monitor saturasi 02 dan toleransi pada exercise, pertimbangkan bed rest dan pemberian
02, fetal surveillance (III — B)
Intrapartum hati-hati pemberian cairan, monitor tekanan darah, ECG. Pada penggunaan
epidural dibutuhkan preloading secara hati-hati, kala II dipercepat, fetal monitoring (III-
B)
Prakonsepsi: konseling untuk tidak hamil karena mortalitas yang tinggi, jika
diperlukan dilakukan sterilisasi (III— B)
Antepartum : pertimbangkan terminasi, rawat bersama bagian obstetri dan kardiologi,
konsultasi anestesi sejak awal, profilaksis tromboemboli, pertimbangkan rawat di RS,
monitor saturasi 02, fetal surveillance (III — B)
Intrapartum: invasive monitoring, 02 5-6 L/mnt, monitor saturasi 02, monitor tekanan
darah, balance cairan, epidural analgesia, hentikan antikoagulan beberapa jam (III —
B)
Postpartum : monitor secara letat, 02 terapi, profilaksis tromboemboli, pertimbangkan
terilisasi (III — B)
Beberapa hal yang perlu diperhatikan:
o Hindari hipotensi karena akan memperparah right-to-left shunt yang akan
menimbulkan hipoksia berat
o Hindari kehilangan darah yang banyak yang akan menyebabkan hipotensi
o Hindari hal-hal yang dapat menyebabkan peningkatan pulmonary vascular
resistance
o Hindari obat-obat myocardial depressant
o Hindari hipertensi
o Hindari hipotensi
o Hindari penurunan venous return seperti kehilangan darah yang banyak dan
mengejan
o Hindari bradikardi
Prakonsepsi: konseling untuk tidak hamil bila ada riwayat kardiomiopati peripartum (III
— B)
Antepartum: terminasi kehamilan jika didapatkan echocardiography yang abnormal,
terapi medis jika ada gejala, antikoagulan (III - B)
Intrapartum: periksa adanya gagal jantung, hindari kelebihan cairan, invasive monitoring
(III — B)
Postpartum: hindari kelebihan cairan, diskusikan metode kontrasepsi (III — B)
Hal-hal yang harus perhatikan selama persalinan:
o bed rest
o restriksi cairan
o diet rendah garam
o pemberian obat golongan diuretik
o dapat ditambahkan obat golongan vasodilator dan digitalis
o pemberian antikoagulan profilaksis selama kehamilan dilanjutkan dengan dosis
penuh selama 7-10 hari postpartum untuk menurunkan resiko tromboemboli
o pada waktu kala II dilakukan percepat kala II
30 min p.r.n. to a
max dose 20mg
Nifedipine (C) 10 mg P0, repeat
every 6 h
Diltiazem (C) 20mg IV bolus
over 2 min, repeat
in 15 min
Vasoconstrictors
Ephedrine sulphate 10-25mg slow IV No effect Not teratogenic
bolus repeat q 15 70% of maternal
min p.r.n x 3 blood level in
the fetus
Meramnol Initiate with 0.1 Mild UBF No data
mg/min and titrate available
to 2 mg/mm
Adapted from Afshan BH, Michael R foley Obstertric Intensive Care Manual 2004
3. Lain – lain
VII KONTRASEPSI
Kontrasepsi ideal harus memenuhi kriteria : aman, efektif, dan acceptable. Untuk wanita dengan
penyakit jantung tidak ada kontrasepsi yang benar-benar ideal, karena sering resiko terjadinya
komplikasi seperti trombosis dan infeksi.
Jenis kontrasepsi:
o Barier / kondom : kurang ideal karena angka kegagalan cukup tinggi ±12%
o Pil oral kombinasi : angka keberhasilan sangat tinggi tetapi karena ada resiko
tromboemboli maka pemakaiannya harus dihindari pada kelainan jantung mitral
stenosis, riwayat tromboemboli, atrial fibrilasi, katup jantung prostetik,
kardiomiopati, dan Eisenmenger Syndrome
o Kontrasepsi bebas estrogen : walaupun efektifitasnya lebih rendah tapi terbukti
aman untuk wanita dengan penyakit jantung
o IUD : pemakaian harus hati-hati karena adanya resiko infeksi dan vagal reflex
yang dapat menimbulkan bradikardi pada saat pemasangan. Selain itu pada pasien
yang memakai antikoagulan ada resiko perdarahan menstruasi yang banyak.
o Tubektomi atau vasektomi dianjurkan pada pasien yang sudah tidak
menginginkan anak.
5. Informed Consent
Informed Consent harus dilakukan secara lengkap, benar dan jelas mengenai diagnosis,
pilihan-pilihan tindakan dan pengobatan yang bisa dipilih, serta efek samping dan
konsekwensi dari pilihan tersebut.
Pada saat dilakukan konseling ada beberapa hal yang harus dibicarakan dengan pasien yaitu:
- Underlying cardiac lesion (fungsi ventrikel, tekanan pumonal, besarnya lesi obstruktif,
shunt, adanya hipoksemia)
- Status fungsional jantung pasien
- Kemungkinan bedah korektif maupun paliatif
- Faktor resiko tambahan seperti pemakaian antikoagulan dan pemakaian prostetik.
- Harapan hidup dan kemampuan merawat anak
- Kemungkinan penyakit jantung kongenital
- Kemungkinan manajemen selama kehamilan
X. Isu-isu yang terkait dengan Pedoman
......................................................................................................................
......................................................................................................................
XI. Standar Audit
2. Medikolegal
Bila tindakan abortus provokatus medicinalis dipilih pada penyakit jantung yang terjadi
pada trimester awal, harus dilkukan informed consent yang jelas dan lengkap.
Perlu diinformasikan secara jelas saat-saat kritis yang dialami pada perjalanan
kehamilan dan persalinan.
XIII. Jadual revisi yang akan datang ( tiap tahun, atau tiap 3 tahun, atau tiap 5 tahun )
Pedoman ini direvisi setiap tiga tahun sesuai dengan pergantian masa kepengurusan HKFM
Kepustakaan
1. Tan, de Swiet M. Cardiac Disease In Pregnancy. 1998; PACE review no. 98/02. London:
Royal College of Obstetricians and Gynaecologist. Review if cardiac disease in pregnancy.
2. McCaffrey FM, Sherman FS. Pregnancy and congenital heart disease: the Mages Women’s
Hospital. J Matern Fetal Med 1995; 4: 152-159.
4. Yentis SM, Steer PJ. Plant F. Eisenmenger’s syndrome in pregnancy: maternal and fetal
mortality in the 1990s. Br J Obstet Gynaecol 1998; 105: 92 1-922.
5. Elkayam U, Tummala PP, Rao K et al. Maternal and fetal outcome of subsequent pregnancies
in women with peripartum cardiomyopathy. N Engl. J Med 2001; 344: 1567- 1571.
6. Avila, WS, Grinberg M. Snitcowsky R et al. Maternal and fetal outcome in pregnant women
wits Eisenmenger’s syndrome. Eur HeartJ 1996; 16: 460-464.
7. Lipscomb KJ, Smith JC, Clarke B et al. Outcome of pregnancy in women with Marfan’s
syndrome. Br J Obstet Gynaecol 1997; 104: 201-206.
8. Chan WS, Anand S, Ginsberg JS. Anticoagulation of pregnant women with mechanical heart
valse. Arch intern Med 2000; 160:19 1-196.
10. Tan J, de Swiet M. Prevalence of heart disease diagnosed de novo in pregnancy n a West
London population. Br J Obstet Gynaecol 1998; 105: 1185-1188.
11. McCaffiey FM, Sherman FS. Pregnancy and congenital heart disease: the Magee Women’s
Hospital. J Matern Fetal Med 1995; 4: 152-159.
12. Barash PG, Hobbins JC, Hook R et al. Manageçient of coarctation of the aorta during
pregnancy. J Thorac Carliovasc Surg1975; 69: 78 1-784.
13. Smedstad KG, Cramb R, Morison DH et al. Pulmonary hypertension and pregnancy: a series
of eight cases. Can JAnaesth 1994; 41:502-512.
14. Singh H, Bolton P, Oakley CM. Pregnancy after surgical correctibn of tetrlogy of Pallot. Br
MedJ Clin Res 1982; Ed 285: 168-170.
15. Al Kasab SM, Sabag T, al Zaibag M et al. Beta-adrenergic receptor blocade in the
management of pregnant women with mitral stenosis. Am Jobstet Gynecol 1990; 163: 37-40.
17. Sadler L, McCowan L, White H et al. Pregnancy outcome and cardiac complications in
women with mechanical, bioprosthetic and homograft valve. Br J Obstet Gynaecol 2000;
107:245-253.
18. Shore J, Berger KR, Murphy EA et al. Progression of aortic dilation and the benefit of long-
term beta-adrenergic blocade in Marfan’s syndrome. NEng!JMed 1994; 330: 1335-1341.
20. Felker GM, Thompson RE, Hare JM et al. Underlying causes and long term urvivaI ih
patients with initially unexplained cardiomyopathy. NEnglJMed 2000; 342: 1077-1084.
21. Shotan A, Ostrzega E, Mehra A et al. Incidence of arrhythmias in normal pregnancy and
relation to palpitations, dizziness and syncope.AmJCardiol 1997;79: 1061-1064.
22. Lee SH, Chen SA, Wu Ti et al. Effects of pregnancy on first onset and symptoms of
paroxysmal supraventricular tachycardia. AmiCardiol 1995; 76: 675-678.
23. Magee LA, Dowrar ES, Sermen M et al. Pregnancy outcome after gestational exposure to
amiodarone. Am J Obstet Gynecol 1995; 172: 1307-1311.
24. Roth A, Elkayam U. Acute myocardial infarction associated with pregnancy. Ann Intern Med
1995; 125: 751-757.
25. CL’SP Collaboratve Group. Low-dose aspirin in pregnancy and early childhood
development: follow-up of the collaborative low- dose aspirin study in pregnancy. Br J
Obstet Gynecol 1995; 102: 861-868.
26. Schumacher B, Belfort MA, Card RJ. Successful treatment of acute myocardial infarction
during pregnancy with tissue plasm activator. Am J Obstet Gynecol 1997; 176: 716- 719.
27. Ascarelli MH, Grider AR, Hsu HW. Acute myocardial infarction during pregnancy managed
with immediate percutaneous transluminal coronary angioplasty. Obstet Gynecol 1996; 88:
655-657.
28. Eickman FM. Acute coronary artery angioplasty during pregnancy. Cathet Cardiovasc Diagn
1996; 38: 369-372.
29. Webber MD, Halligan RE, Schumacher JA. Acute Infarction, intracoronary thrombolysis,
and primary PTCA in pregnancy. Cat her Cardiovasc Diagn 1997; 42: 38 43.
30. Silberman S, Fink D, Berko RS et al. Coronary artery bypass surgery during pregnancy. Eur
J Cardiothorac Srg 1996; 10: 925-926.
31. Garry D, Leikin E, Fleisher AG et al. Acute myocardial infarction in pregnancy with
subsequent medical and surgical management. Obstet Gynecol 1996; 87: 802-804.
32. Oakley GD, McGarry K, Limb DG et al. Management of pregnancy in patients with
hypertropic cardiomyopathy. Br MedJ 1979; 1: 749-750.
33. Afskan B. Hammed, M.R. Foley. Cardiac Disease in Pregnancy, In Obstetric Intensive Care
Manual, 2’ Ed. (th): 96-112.
34. Celia Oakley. Heart Disease in Pregnancy. BMJ Publishing Group 1997
35. Celia Oakley, Anne Chield, Bernard Jung et al. Expert Consensus Document on Management
of Cardiovascular Disease in Pregnancy, European Heart Journal 2003: 24:761-781
36. P Ray, GS Murphy, LE Shurt. Recognation and Management of Maternal Cardiac Disease in
Pregnancy. British Journal of Anaesthesia 2004; 93(3): 428-439
37. Ananth K Prasad, Hector 0. Ventura. Valvular Heart Disease in Pregnancy. Post Graduate
Medicine 2001; 110(2)
38. Bonow RO, Carabeio B, de leon AC Jr et al. Guidelines for the Management of Patient with
Valvular Heart Disease Executive Summary. A Report of the American College of
Cardiology/American Heart Association Task Force in Practice Guide!ines. Circulation
1998; 98(18): 1949-1984
39. Gul-e-irum, Syeda Batool Mazhar. Fetomaternal Outcome in Pregnancy with Cardiac
Disease. JCPSP 2005; 15(8): 476-48t)
40. Lorna Swan, Martin Lupton, John Anthony et al. Controversies in Pregnancy and Congenital
Heart Disease. Congenital Heart Disease 2006; 1: 27-34
42. Branko M-Weiss, Ludwig K. Von Segesser, Eli Alon et al. Out come of Cardiovascular
Surgery and Pregnancy: A Systematic Review of the Periode 1984-1996. Am J Obstel
Gynecol 1998; 179: 1643-1653
43. Lynnn L. Simpson, Karen Harvey-Wilkes, Mary E D’Alfan. Congenital Heart Disease: The
Impact of Deliveryin a Tertiary Care Center on SNAP Scores. A,RJ Obster Gynecol 2000;
182(1): 184-191
44. Julie Arafeh, Yasser Y Al Sayed. Cardiac Disease in Pregnancy. Neo Reviews 2004; 5(6):
232-247
45. Sui SC, Colman 3M. Congenital Heart Disease. Heart 2001;85: 710-715
46. Reimold SC, Rutherford SD. Valvular Heart Disease in Pregnancy. NEngl. JMed 2003; 349:
52-59
47. Sui SC, Serner M, Harrison DA et al. Risk and Predictors for Pregnancy-Related
Complications in Women with Heart Disease. Circulation 1997; 96: 2789-2794
48. Sui SC, Sermer M, Colmon SM et al. Prospective Multicenter Study of Pregnancy Outcome
in Women with Heart Disease. Circulation 2001; 104: 5 15-521
50. Gruschen R. Veldtman, Heidi M. Connonily, Martha Grogan et al. Cutcomes of Pregnancy in
Women with Tetralogy of Fallot .JAm Colt Cardiol, 2004; 44: 174-180
51. P Presbitero, J Somerville, S Stone et al. Pregnancy in Cyanotic Heart Disease. Outcome of
Mother and Fetus. Circulation, 1994; 89: 2673-2676
52. K Stout. Pregnancy in Women with Congenital Heart Disease: The Importance of Evaluation
and Counselling. Heart 2005; 91: 713-714
53. Paul Khairy, David W Ouyang, Susan M Fernandes et al. Pregnancy Outcomes in Women
with Congenital Heart Disease. Circulation 2006; 113: 5 17-524